Bab 24 Fitting Baju Pengantin.
'Hari ini akan menjadi awal kisah hidup kita. Mari kita buktikan bahwa kamu juga layak bahagia.'
(Yori Kristian Hirata)
*****
Hana lebih banyak diam. Ia hanya mengikuti dan menuruti pilihan keluarga Yori dalam menentukan warna dan model busana yang akan ia kenakan nanti. Kekompakan Ayu dan Harry begitu menghibur di tengah rasa penasaran akan sosok wanita yang sempat dilontarkan pemilik butik kepada Yori.
Dilihat dari sudut pandang manapun, Yori tetap sangat tenang. Seolah tidak ada hal yang mengganggu pikirannya. Siang ini malah Hana yang banyak berpikir. Benarkah Yori tidak memiliki wanita?
"Mustahil," batin Hana yakin.
Meskipun Yori cuek dan bersikap sangat tenang. Namun, ia tidak menampik bahwa Y
Bab 25 Menikah'Rasa sayangku semakin mendalam, semoga kamu pun akan segera merasakannya.'(Yori Kristian Hirata)*****Malam yang menjadi awal perubahan hidup Hana dan Yori akan segera dimulai.Yori tampak gagah dengan balutan tuxedo berwarna gelap dengan dasi kupu-kupu. Kini ia sibuk menyalami sebagian besar tamu yang hadir. Ayah dan ibunya tampak menemaninya seraya sesekali saling berbisik untuk mengatur jalannya puncak acara. Apa lagi kalau bukan pernikahan Yori yang sudah mereka rencanakan beberapa bulan terakhir.Hana tampak gugup di dalam ruang tata rias. Ia hanya mendengarkan susunan acara melalui pengeras suara yang terdengar dari tempatnya berada. Sudah satu jam sejak acara dimulai. Ia yakin inilah saat
Bab 26 Malam Pengantin'Aku tidak menyangka, status istri sudah tersemat di balik namaku.'(Hana Aulia)*****Yori mengambil minuman di dapur selagi membiarkan Hana membersihkan diri di kamar mandi. Meski makanan di tempatnya menyelenggarakan ulang tahun tumpah-ruah, tetapi Yori yakin kalau Hana belum makan apa pun sejak sampai di lokasi.Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Yori mengecek beberapa makanan yang berada di kulkas. Mendapati ayam betutu masih utuh berada di dalam Tupperware ia pun bergegas memindahkan ke dalam wadah kemudian memanaskan ke dalam microwave. Selagi menunggu istrinya menyusul ke dapur, ia berinisiatif untuk menyiapkan makan malam bersama dengan
Bab 27 Pagi Yang Mendebarkan'Meskipun badai menerjang hidupmu, kupastikan bahwa aku akan menjadi pelangi setelahnya.'(Yori K. Hirata)*****Semalaman Hana terus bergerak gelisah. Berada di samping Yori yang tertidur pulas seperti bayi malah membuatnya sukar memejamkan mata. Pemandangan indah itu sulit untuk diabaikan. Beberapa kali pula gadis itu mencuri gambar suaminya dan betapa iri saat mendapati bahwa wajah pria itu masih saja terlihat sangat tampan.Hana terus saja berpikir, kenapa juga dirinya bisa terjebak dalam pernikahan aneh ini. Tidak seperti dalam beberapa novel yang sering dibacanya, Yori bukan sosok dingin dan kejam meski mereka menikah
Bab 28 Di Rumah Mertua'Aku bingung mengatasi perasaanku, bagaimana mungkin semua orang menyambutku dengan senyuman hangat bagai anak yang telah lama hilang lalu kembali pulang?'(Hana A. Divandra)****Yori membantu Hana mengepak barang bawaan. Istrinya bersikeras menyiapkan semuanya meski Yori sudah berupaya untuk menyelesaikannya sendiri. Beberapa pakaian Yori kini sudah berpindah ke dalam koper besar di kasur.Setelah melewati sarapan dengan perasaan terharu sekaligus suka cita, kini Hana malah berubah menjadi canggung di hadapan Yori. Perhatian keluarga suaminya itu memukul rasa malu hingga ke puncak hati nurani. Wanita itu memilih mana pakaian yang akan dibawa Yori dengan bibir membisu.
Bab 29. Rumah Baru, Status Baru'Rasa syukur kini kupanjatkan kepada Tuhan, karena sungguh bertemu denganmu adalah hal yang tidak pernah kubayangkan, Yori.'(Hana A. Divandra)*****Hana mengikuti langkah Yori ke lantai atas. Rumah yang kini mereka tinggali merupakan rumah tiga lantai yang mana bagian atas digunakan untuk ruang keluarga dan rooftop. Sengaja Harry membangun desain seperti itu karena merasa bahwa cucu2nya kelak membutuhkan ruang terbuka yang aman nantinya selama tinggal di kompleks perumahan kota besar.Hana berjalan dengan mata masih memindai ruangan yang masih kosong. Yori bahkan sesekali melirik raut wajah sang istri yang menurutnya menyukai rumah tinggal mereka. Awalnya ia m
Bab 30. Sebatas Sahabat'Biarlah semua berjalan apa adanya, karena bagiku yang terjadi setiap waktu merupakan sebuah anugerah.'(Yori. K. Hirata)*****Yori melepaskan sepatu di depan pintu luar rumah. Bertukar dengan memakai sandal yang berada di rak teras, ia pun meletakkan benda berwarna gelap mengkilap itu di sana.Pria itu mendapati rumahnya tampak sepi, meski lampu sudah menyala terang tetap saja tanpa sambutan dari sang istri rasanya ada yang kurang. Senyuman Hana selalu terbayang dalam pelupuk mata.“Hana?” panggil Yori saat memasuki rumah.
Bab 31 Kebersamaan Yori dan Hana'Kebahagiaan ini janganlah sampai berakhir.'(Yori K. Hirata)*****Yori dan Hana kini tengah berada di toko yang menyediakan aneka furniture lengkap dan terbesar di kotanya.Hana sibuk memilih dengan beberapa kali berpindah tempat setelah mengetahui harganya. Yori hanya diam mengamati tingkah Hana dengan hati geli."Bagus, ya?" tanya Hana memandang wajah Yori yang mengangguk berulang. Salah satu sofa dengan warna cokelat muda menjadi pilihan Hana. Bila dirasakan sejak tadi, Yori menyadari bahwa favorit Hana merupakan warna yang kalem. Entah itu bagian dari suramnya masa lalunya atau karena memang dirinya tipe wanita yang tidak suka hal yang mencolok. Yori hanya bisa menduga-duga.
Bab 32 Setitik Rasa'Pertemuan ini memberikan fakta bahwa sepertinya aku berada di tempat yang salah.'(Hana Aulia)****Tawa riuh terdengar. Sangat asyik memang bagi yang bisa masuk ke dalam pembahasan. Namun, tidak bagi Hana. Gadis cantik itu lebih banyak menyimak. Sesekali hanya memberikan balasan senyuman kepada Yori yang berupaya untuk mengajaknya mengobrol juga.Hana sadar, tanpa pendidikan yang mumpuni ia tidak layak masuk ke dalam lingkaran pertemanan Yori dan kawan-kawannya. Ia hanyalah wanita gagal dalam bidang apa pun termasuk hidup, karir, dan cinta.Setelah meminta izin kepada Yori, akhirnya Hana bisa bernapas lega setelah masuk ke dalam kamar mandi. Ia bukan perempuan