Bab 26 Malam Pengantin
'Aku tidak menyangka, status istri sudah tersemat di balik namaku.'
(Hana Aulia)
*****
Yori mengambil minuman di dapur selagi membiarkan Hana membersihkan diri di kamar mandi. Meski makanan di tempatnya menyelenggarakan ulang tahun tumpah-ruah, tetapi Yori yakin kalau Hana belum makan apa pun sejak sampai di lokasi.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Yori mengecek beberapa makanan yang berada di kulkas. Mendapati ayam betutu masih utuh berada di dalam Tupperware ia pun bergegas memindahkan ke dalam wadah kemudian memanaskan ke dalam microwave. Selagi menunggu istrinya menyusul ke dapur, ia berinisiatif untuk menyiapkan makan malam bersama dengan
Bab 27 Pagi Yang Mendebarkan'Meskipun badai menerjang hidupmu, kupastikan bahwa aku akan menjadi pelangi setelahnya.'(Yori K. Hirata)*****Semalaman Hana terus bergerak gelisah. Berada di samping Yori yang tertidur pulas seperti bayi malah membuatnya sukar memejamkan mata. Pemandangan indah itu sulit untuk diabaikan. Beberapa kali pula gadis itu mencuri gambar suaminya dan betapa iri saat mendapati bahwa wajah pria itu masih saja terlihat sangat tampan.Hana terus saja berpikir, kenapa juga dirinya bisa terjebak dalam pernikahan aneh ini. Tidak seperti dalam beberapa novel yang sering dibacanya, Yori bukan sosok dingin dan kejam meski mereka menikah
Bab 28 Di Rumah Mertua'Aku bingung mengatasi perasaanku, bagaimana mungkin semua orang menyambutku dengan senyuman hangat bagai anak yang telah lama hilang lalu kembali pulang?'(Hana A. Divandra)****Yori membantu Hana mengepak barang bawaan. Istrinya bersikeras menyiapkan semuanya meski Yori sudah berupaya untuk menyelesaikannya sendiri. Beberapa pakaian Yori kini sudah berpindah ke dalam koper besar di kasur.Setelah melewati sarapan dengan perasaan terharu sekaligus suka cita, kini Hana malah berubah menjadi canggung di hadapan Yori. Perhatian keluarga suaminya itu memukul rasa malu hingga ke puncak hati nurani. Wanita itu memilih mana pakaian yang akan dibawa Yori dengan bibir membisu.
Bab 29. Rumah Baru, Status Baru'Rasa syukur kini kupanjatkan kepada Tuhan, karena sungguh bertemu denganmu adalah hal yang tidak pernah kubayangkan, Yori.'(Hana A. Divandra)*****Hana mengikuti langkah Yori ke lantai atas. Rumah yang kini mereka tinggali merupakan rumah tiga lantai yang mana bagian atas digunakan untuk ruang keluarga dan rooftop. Sengaja Harry membangun desain seperti itu karena merasa bahwa cucu2nya kelak membutuhkan ruang terbuka yang aman nantinya selama tinggal di kompleks perumahan kota besar.Hana berjalan dengan mata masih memindai ruangan yang masih kosong. Yori bahkan sesekali melirik raut wajah sang istri yang menurutnya menyukai rumah tinggal mereka. Awalnya ia m
Bab 30. Sebatas Sahabat'Biarlah semua berjalan apa adanya, karena bagiku yang terjadi setiap waktu merupakan sebuah anugerah.'(Yori. K. Hirata)*****Yori melepaskan sepatu di depan pintu luar rumah. Bertukar dengan memakai sandal yang berada di rak teras, ia pun meletakkan benda berwarna gelap mengkilap itu di sana.Pria itu mendapati rumahnya tampak sepi, meski lampu sudah menyala terang tetap saja tanpa sambutan dari sang istri rasanya ada yang kurang. Senyuman Hana selalu terbayang dalam pelupuk mata.“Hana?” panggil Yori saat memasuki rumah.
Bab 31 Kebersamaan Yori dan Hana'Kebahagiaan ini janganlah sampai berakhir.'(Yori K. Hirata)*****Yori dan Hana kini tengah berada di toko yang menyediakan aneka furniture lengkap dan terbesar di kotanya.Hana sibuk memilih dengan beberapa kali berpindah tempat setelah mengetahui harganya. Yori hanya diam mengamati tingkah Hana dengan hati geli."Bagus, ya?" tanya Hana memandang wajah Yori yang mengangguk berulang. Salah satu sofa dengan warna cokelat muda menjadi pilihan Hana. Bila dirasakan sejak tadi, Yori menyadari bahwa favorit Hana merupakan warna yang kalem. Entah itu bagian dari suramnya masa lalunya atau karena memang dirinya tipe wanita yang tidak suka hal yang mencolok. Yori hanya bisa menduga-duga.
Bab 32 Setitik Rasa'Pertemuan ini memberikan fakta bahwa sepertinya aku berada di tempat yang salah.'(Hana Aulia)****Tawa riuh terdengar. Sangat asyik memang bagi yang bisa masuk ke dalam pembahasan. Namun, tidak bagi Hana. Gadis cantik itu lebih banyak menyimak. Sesekali hanya memberikan balasan senyuman kepada Yori yang berupaya untuk mengajaknya mengobrol juga.Hana sadar, tanpa pendidikan yang mumpuni ia tidak layak masuk ke dalam lingkaran pertemanan Yori dan kawan-kawannya. Ia hanyalah wanita gagal dalam bidang apa pun termasuk hidup, karir, dan cinta.Setelah meminta izin kepada Yori, akhirnya Hana bisa bernapas lega setelah masuk ke dalam kamar mandi. Ia bukan perempuan
Bab 32 Canggung'Rasanya gila, tak kusangka kamu pun merasakan apa yang kurasa.'(Yori K. Hirata)****Usapan lembut berkabut asmara. Yori merasakan sensasi ingin lebih dan lebih. Memagut lembut dengan mengecap rasa manis sungguh memabukkan untuk bergerak lebih liar dari yang ia rencanakan.Sejatinya ia hanya akan mengeluarkan apa yang ada di hatinya dengan bahasa fisik. Namun, mendapatkan balasan dari Hana malah semakin membuatnya bergolak untuk terus dan terus tidak terkendali.Tanpa disadari kini tubuh Yori mulai merangkak naik, menindih tubuh Hana yang mulai kehilangan akal juga akibat kemarahan yang me
Bab 34 Bersama Sahabat 'Bila jatuh cinta sesakit ini, aku berjanji akan menyingkirkan perasaan itu dari kamus hidup hingga aku menutup lembaran kehidupan.' (Hana Aulia) **** Lusi terus saja memasukkan beberapa sayur ke dalam troli yang didorong Hana tanpa minat. Semua draft bahan masakan yang sejatinya akan dibelinya, kini seolah lenyap terbawa oleh pikiran buruk yang tiba-tiba menyergap. Hana menghela napas. Membaurkan diri bersama beberapa pengunjung supermarket yang juga sedang belanja dengan pura-pura memilih beberapa jenis buah. Menimbang berapa beratnya kemudian memasukkan ke dalam troli agar Lusi tidak mencurigai sikapnya yang mendadak