Bab 29. Rumah Baru, Status Baru
'Rasa syukur kini kupanjatkan kepada Tuhan, karena sungguh bertemu denganmu adalah hal yang tidak pernah kubayangkan, Yori.'
(Hana A. Divandra)
*****
Hana mengikuti langkah Yori ke lantai atas. Rumah yang kini mereka tinggali merupakan rumah tiga lantai yang mana bagian atas digunakan untuk ruang keluarga dan rooftop. Sengaja Harry membangun desain seperti itu karena merasa bahwa cucu2nya kelak membutuhkan ruang terbuka yang aman nantinya selama tinggal di kompleks perumahan kota besar.
Hana berjalan dengan mata masih memindai ruangan yang masih kosong. Yori bahkan sesekali melirik raut wajah sang istri yang menurutnya menyukai rumah tinggal mereka. Awalnya ia m
Bab 30. Sebatas Sahabat'Biarlah semua berjalan apa adanya, karena bagiku yang terjadi setiap waktu merupakan sebuah anugerah.'(Yori. K. Hirata)*****Yori melepaskan sepatu di depan pintu luar rumah. Bertukar dengan memakai sandal yang berada di rak teras, ia pun meletakkan benda berwarna gelap mengkilap itu di sana.Pria itu mendapati rumahnya tampak sepi, meski lampu sudah menyala terang tetap saja tanpa sambutan dari sang istri rasanya ada yang kurang. Senyuman Hana selalu terbayang dalam pelupuk mata.“Hana?” panggil Yori saat memasuki rumah.
Bab 31 Kebersamaan Yori dan Hana'Kebahagiaan ini janganlah sampai berakhir.'(Yori K. Hirata)*****Yori dan Hana kini tengah berada di toko yang menyediakan aneka furniture lengkap dan terbesar di kotanya.Hana sibuk memilih dengan beberapa kali berpindah tempat setelah mengetahui harganya. Yori hanya diam mengamati tingkah Hana dengan hati geli."Bagus, ya?" tanya Hana memandang wajah Yori yang mengangguk berulang. Salah satu sofa dengan warna cokelat muda menjadi pilihan Hana. Bila dirasakan sejak tadi, Yori menyadari bahwa favorit Hana merupakan warna yang kalem. Entah itu bagian dari suramnya masa lalunya atau karena memang dirinya tipe wanita yang tidak suka hal yang mencolok. Yori hanya bisa menduga-duga.
Bab 32 Setitik Rasa'Pertemuan ini memberikan fakta bahwa sepertinya aku berada di tempat yang salah.'(Hana Aulia)****Tawa riuh terdengar. Sangat asyik memang bagi yang bisa masuk ke dalam pembahasan. Namun, tidak bagi Hana. Gadis cantik itu lebih banyak menyimak. Sesekali hanya memberikan balasan senyuman kepada Yori yang berupaya untuk mengajaknya mengobrol juga.Hana sadar, tanpa pendidikan yang mumpuni ia tidak layak masuk ke dalam lingkaran pertemanan Yori dan kawan-kawannya. Ia hanyalah wanita gagal dalam bidang apa pun termasuk hidup, karir, dan cinta.Setelah meminta izin kepada Yori, akhirnya Hana bisa bernapas lega setelah masuk ke dalam kamar mandi. Ia bukan perempuan
Bab 32 Canggung'Rasanya gila, tak kusangka kamu pun merasakan apa yang kurasa.'(Yori K. Hirata)****Usapan lembut berkabut asmara. Yori merasakan sensasi ingin lebih dan lebih. Memagut lembut dengan mengecap rasa manis sungguh memabukkan untuk bergerak lebih liar dari yang ia rencanakan.Sejatinya ia hanya akan mengeluarkan apa yang ada di hatinya dengan bahasa fisik. Namun, mendapatkan balasan dari Hana malah semakin membuatnya bergolak untuk terus dan terus tidak terkendali.Tanpa disadari kini tubuh Yori mulai merangkak naik, menindih tubuh Hana yang mulai kehilangan akal juga akibat kemarahan yang me
Bab 34 Bersama Sahabat 'Bila jatuh cinta sesakit ini, aku berjanji akan menyingkirkan perasaan itu dari kamus hidup hingga aku menutup lembaran kehidupan.' (Hana Aulia) **** Lusi terus saja memasukkan beberapa sayur ke dalam troli yang didorong Hana tanpa minat. Semua draft bahan masakan yang sejatinya akan dibelinya, kini seolah lenyap terbawa oleh pikiran buruk yang tiba-tiba menyergap. Hana menghela napas. Membaurkan diri bersama beberapa pengunjung supermarket yang juga sedang belanja dengan pura-pura memilih beberapa jenis buah. Menimbang berapa beratnya kemudian memasukkan ke dalam troli agar Lusi tidak mencurigai sikapnya yang mendadak
Bab 35 Celah Untuk Menghianati Cinta'Ketika ada celah, kumohon jangan pernah menggunakannya untuk membuatku kecewa.'(Hana Aulia)****Hening, Yori tidak segera menyahut pertanyaan Hana. Perempuan itu pun segera melanjutkan makan bersama rasa kecewa. Apa asumsinya kini benar? Yori memang tengah bersama Adelia dan sebagai bukti bahwa foto hari ini adalah nyata bukan merupakan memori mereka? Hana menelan rasa penasaran dalam dirinya.“Aku tadi sebenarnya sudah pulang jam empat, cuma ....”Hana melirik sekilas, kemudian meneguk minumannya tanpa menyela ucapan Yori yang tampak ragu. Ia tidak mau apa yang ia terka keluar dari mulutnya sendir
Bab 36 Kekecewaan Mendalam'Semakin aku kecewa, semakin pula aku menjauh.'(Hana Aulia)*****Hari sudah malam ketika Hana selesai memindahkan barangnya ke dalam kamar yang nanti rencananya akan ia tempati. Ia memilih ruangan yang memperlihatkan view bagian taman samping. Menurutnya itu sangat sempurna. Ia juga berharap Yori tetap setuju karena belum meminta pendapatnya terlebih dulu.Furniture yang dibeli sudah datang tepat pukul sepuluh pagi tadi. Hana segera menyiapkan diri untuk pindah seandainya kamarnya sudah siap.“Kamu yakin pak Yori sudah pulang?” tanya Hana ketika menghubungi pihak kantor suaminya setelah pukul
Bab 37 Pagi Yang Menyesakkan Dada 'Aku diam, itulah yang akan kulakukan selama perasaan ini belum membaik.' (Hana Aulia Divandra) **** Yori menarik kursi di ruang meja makan. Tampak Hana sedang mencuci piring, sedangkan sarapan sudah siap di bawah tudung saji. Hana sengaja masak lebih awal karena hari ini ia akan pergi ke butik Lusi setelah menerima penawaran sahabatnya itu untuk mulai belajar beberapa desain. Dulu saat dirinya masih SMP sering kali membuat aneka macam kerajinan tangan dibantu sang mama. Ia sangat berbakat menggambar dan berhitung saat itu. Semua orang tidak menyangka kalau Hana yang dulu begitu cerdas dan ceria bisa berubah urakan di masa remaja.