Share

Takjub

Mataku menyipit. Ucapan Sonia terlalu ambigu bagiku. Dia seperti bermain petak umpet denganku.

“Bisa jelaskan lebih detail, Son? Daya tangkap otakku lambat, jadi aku kurang paham maksud ucapanmu,” tuturku berterus terang.

Lebih baik dia ceritakan saja yang sebenarnya, dari pada sarkas begini.

“Sudahlah, abaikan saja. Masih banyak waktu untuk kita bercerita, setelah ini kita akan sering berjumpa. Aku harap kita bisa akur, ya.” Sonia mengerlingkan sebelah matanya.

Bukannya membuat aku mengerti, ucapannya justru menambah kebingunganku.

“Masih ada sesi makeup selanjutnya?” tanyaku penasaran. Sepertinya ada yang mereka sembunyikan di belakangku.

“Kita lihat saja nanti. Sekarang ayo ke depan. Pasti Salman sudah tak sabar menunggu,” jawab Sonia mulai melangkah. Terpaksa aku pun mengikut dari belakang.

Langkahku terasa kikuk ketika jarakku dengan Salman semakin dekat. Entah kenapa ucapan Sonia tadi kembali terngiang ketika netra Salman menatap lamat ke arahku. Terasa ada yang menjalar hanga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status