Share

Menunggu Bukti di Depan Mata

“Me–me ....” Aku bahkan tidak sanggup mengucapkan kata sakral itu. Lidahku terasa kelu.

“Mbak Atik yakin mereka mau me ... nikah?” ringisku ketika bersusah payah untuk mengucapkannya.

“Dari yang aku dengar sih begitu. Tapi, Mbak Selvi jangan marah sama aku, ya. Aku cuma menyampaikannya aja,” ujar Mbak Atik menatap takut ke arahku.

Seharusnya aku tidak terkejut lagi mendengar hal ini karena aku sudah menduga Mas Agus akan bersama Yuni. Tapi, aku tidak mengira jika Mas Agus akan mengambil langkah sejauh ini. Bahkan sampai menikah.

“Yuni sendiri yang bilang ke ibu-ibu di sekitar sini. Dari sejak seminggu ini malah dia bilang akan menikah. Awalnya kami tidak mengira jika calon suaminya itu suamimu, Mbak. Tapi malam tadi, sebelum pergi dia sempat berpamitan pada tetangga di sebelahnya kalau dia akan pulang kampung bersama suamimu untuk menikah.” Mbak Atik kembali bercerita tanpa kuminta.

Penuturannya bagai sambaran petir di siang bolong. Tanpa merasakan firasat yang berarti, aku justru men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status