Share

Part 1

Author: enka_29
last update Last Updated: 2021-07-29 16:30:55

Suasana yang ricuh layaknya pasar yang sangat ramai, mungkin begitulah suasana kelas X IPS 2 saat jam kosong. Para siswa duduk di pojok belakang memainkan HP dengan posisi miring, ada juga yang selonjoran di lantai, atau asyik membicarakan orang ala ibu-ibu kompleks bagi yang siswi.

Namun, itu tak berlaku untuk gadis yang satu ini. Gadis yang sibuk dengan novel yang dibacanya.

"Eriska!"

Mendengar namanya dipanggil, sontak gadis yang memiliki mata hazel itu mendongak menatap seseorang yang memanggilnya dengan teriakan tadi.

"Ck, balikin novel gue!" decak Eriska saat novel yang dia baca direbut paksa oleh seseorang yang tak lain adalah temannya.

Gadis pemilik nama lengkap Eriska Anindya, cewek dengan rambut hitam legam sebahu dan iris mata hazel yang terkenal cantik dan juga pintar itu hanya bisa menahan kekesalannya karena ada yang mengganggunya saat membaca novel.

"Dari tadi lo baca novel mulu," dumel temannya yang bernama Nanda Maulida, si gadis tomboi.

Eriska yang mendengar gerutuan temannya hanya bisa menghela napas pasrah, bukan sekali-dua kali dia mendapati gerutuan teman-temannya.

"Emang pada bahas apaan?" tanya Eriska akhirnya.

"Ini nih. Makanya dengerin kita ngomong!" sarkas teman Eriska lainnya yang bernama Erna Cahyani, gadis yang dari awal masa perkenalan sekolah sudah mengikutinya.

"Tinggal ulang lagi," ucap Eriska santai.

"Eriska! Lo, itu ... Ah, taulah, kesel gue!" decak gadis bernama Sasa yang tak lain teman Eriska di tempat kostnya, yang saat ini sudah memasang wajah ingin memakan orang.

"Untung lo pinter, kalo nggak, udah gue lempar lo dari lantai tiga," ucap Sasa.

Saat ini, Eriska bersekolah di salah satu SMA favorit yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya, yang tak lain adalah SMA Nusa Pertiwi, salah satu SMA terbaik yang selalu diidam-idamkan oleh banyak pelajar. Bangunan yang mempunyai desain huruf L dengan bagian tengah lapangan basket outdoor yang di kelilingi pepohonan di setiap sudutnya. Sekolah ini memiliki tiga lantai, dengan lantai dasar terdiri dari ruangan-ruangan penting, seperti ruang kepala sekolah, ruang guru, aula dan ruangan lainnya, sedangkan untuk lantai dua khusus kelas IPA. Sama halnya dengan lantai tiga, yang dihuni para manusia yang terkenal akan slogan Solidaritas Tanpa Batas, siapa lagi kalau bukan anak-anak IPS.

Mari kita kembali lagi ke Eriska dan teman-temannya.

"Jadi nggak sih?" dumel Eriska dengan malas.

"Weits, sabar," jawab Erna, "Gini, gue punya berita hot, aktual dan terpercaya." Erna berbicara dengan sedikit mendramatisir.

"Apaan?" tanya Sasa.

"Kalian pada tau kagak?" tanya Erna balik.

Beberapa orang yang sudah malas dengan kelakuan Erna hanya memutar bola mata malas dan berdecak sebal.

"Oke-oke, dengerin baik-baik ...." Erna terlebih dahulu mengatur napasnya sebelum mulai bercerita.

Namun, berbeda dengan Eriska, dia justru kembali berkutat dengan novel yang sudah berhasil dia ambil dari temannya tadi. Dia sudah tak lagi menghiraukan panggilan ataupun teriakan teman-temannya yang memanggil namanya karena tak jadi ikut membicarakan orang. Sekarang dia lebih asyik dengan dunianya sendiri yaitu membaca novel dan mendengarkan lagu dari earphone yang tersambung di handphone miliknya.

***

Kring!

Suara bel istirahat yang berbunyi bagaikan air di tengah gurun pasir, membuat semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas menuju kantin. Sama halnya dengan Eriska dan ketiga temannya yang sekarang tengah berjalan santai menuju arah kantin yang terletak di lantai bawah. Sungguh, keadaan yang membuat para penghuni sekolah berdecak malas karena harus melewati banyak anak tangga hanya untuk sampai ke kantin, karena memang lantai dua dan tiga hanya dikhususkan untuk kelas saja.

"Nanda, mau malam mingguan sama gue nggak?"

"Gebetan gue subhanallah."

"Eriska senyum dong biar tambah cantik."

"Erna, liat sini dong."

"Sasa, manis banget sih"

"Eriska mau jadi pacar gue nggak?"

"Minta id line-nya dong, Cantik."

Itu hanyalah sebagian kecil ucapan yang sering Eriska dan ketiga temannya dengar jika sedang berada di luar kelas. Bukan hanya itu saja, lontaran hujatan juga sering kali mereka dapatkan, bahkan ada yang dengan terang-terangan menghujat mereka.

Apalagi jika menilik lebih dalam, keempat gadis tersebut merupakan siswi populer sejak pertama kali menginjakkan kaki di SMA Nusa Pertiwi karena kecantikannya. Tak hanya itu saja, mereka juga terkenal karena segudang prestasi yang telah mereka torehkan untuk membanggakan SMA tercinta walaupun belum genap satu semester mereka bersekolah.

Nanda Maulida, si gadis tomboi yang tak lain adalah atlet pencak silat, sudah banyak sekali memborong medali dan piala dari berbagai kejuaraan sejak masih duduk di bangku SMP.

Erna Cahyani, gadis yang terkenal dengan julukan playgirl, bahkan belum genap satu semester sudah mempunyai banyak sekali mantan yang tersebar dari berbagai kelas, tetapi jangan lupakan fakta bahwa dia adalah anak emas dari ekstrakurikuler teater.

Salsabila, gadis yang kerap disapa Sasa itu populer karena predikatnya sebagai seorang badgirl. Bahkan sudah tak bisa dihitung lagi berapa kali dia keluar masuk ruang BK.

Jangan lupakan satu gadis lagi yang tak lain adalah gadis pemilik iris mata hazel yang kerap kali dipanggil Eriska. Sang pemeran utama kita yang merupakan anak emas dari SMA Nusa Pertiwi karena prestasinya di bidang akademik, sang anak olimpiade Sosiologi.

Mereka berempat tak pernah ambil pusing berbagai macam hujatan yang selalu terarah kepada keempatnya. Apalagi Eriska, dia orang paling cuek diantara keempatnya. Tak pernah mau mengurusi segala hal yang menurutnya tak penting, karena hidupnya hanya seputar olimpiade. Toh, mereka tidak tahu seperti apa kita yang sebenarnya, sekalipun dia orang yang paling sering dapat hujatan dan cibiran yang menyakitkan.

Saat memasuki area kantin, hal pertama yang menjadi pemandangan adalah para siswa-siswi yang mengantre ke para penjual makanan.

"Rame bener," cibir Sasa yang mendapati suasana kantin yang begitu ramai.

"Dalem atau luar, nih?" tanya Erna pada ketiga temannya. Kantin ini sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu indoor dan outdoor.

"Gimana, Er?" tanya Nanda pada Eriska.

Gadis yang saat ini masih menyumpal telinganya dengan earphone itu hanya diam memperhatikan suasana kantin yang sangat riuh sebelum akhirnya dia bersuara, " Dalem aja."

"Biar gue yang pesen makan," tawar Erna diangguki teman-temannya kecuali Eriska yang kini sudah menatap Erna.

"Sendiri?" tanya Eriska singkat.

"Lo kayak nggak tau temen lo satu itu," jawab Nanda, dan Eriska hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

"Oke, jadi pada mau pesen apa?" tanya Erna pada ketiga temannya.

"Gue batagor sama jus alpukat," ucap Sasa.

"Siomay sama lemon tea," imbuh Eriska.

"Cuma siomay?" tanya Nanda balik pada sahabatnya itu.

Eriska hanya menganggukkan kepala singkat dengan gumaman tak jelas. Nanda yang mendapati respons Eriska yang sebatas itu saja hanya menghela napas panjang.

"Gue nasi goreng, minumnya samain sama lo, aja," tambah Nanda yang dibalas anggukan kepala oleh Erna.

Setelah mengetahui pesanan teman-temannya, Erna segera berlalu pergi menuju stand penjual makanan pesanan ketiga temannya itu, sedang Eriska mulai melangkah untuk ke dalam kantin dan mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang masih kosong.

***

Tidak butuh waktu lama. Kini, Erna sudah datang dengan diikuti dua siswa di belakangnya.

"Nih guys, silahkan dimakan," ujar Erna begitu sampai di meja tempat teman-temannya duduk.

"Thank's," balas ketiganya.

"Kali ini, apalagi yang lo janjiin?"

Erna hanya tersenyum miring menanggapi pertanyaan Sasa.

Related chapters

  • DiaLangit   Part 2

    "Kali ini, apalagi yang lo janjiin?" tanya Sasa pada Erna saat kedua siswa yang membawakan makanan mereka telah pergi.Erna hanya tersenyum miring menanggapi pertanyaan Sasa. Sudah tak jadi rahasia lagi diantara keempatnya bahwa dia sering kali menggunakan parasnya untuk meminta bantuan para siswa yang ada disekitarnya. Apalagi jika dia mengetahui bahwa orang itu tertarik padanya. Emang predikat playgirl sangat cocok sekali dengannya."Malam mingguan, kalo yang satunya nomor Eriska," jawab Erna santai."Gila! Lo, emang ...." takjub Sasa.Eriska sendiri hanya berdecak malas dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut Erna, sedang Nanda, dia menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan jalan pikiran Erna yang selalu saja memanfaatkan orang lain untuk kesenangannya. Namun, bukan untuk hal yang merujuk pada kejahatan.***Bel masuk setelah i

    Last Updated : 2021-07-30
  • DiaLangit   Part 3

    Suasana sore yang sangat mendukung untuk digunakan jalan-jalan, dengan semburat senja yang nampaknya malu-malu untuk menunjukkan sinarnya.Seperti yang dilakukan oleh gadis dengan rambut hitam panjang yang dikucir kuda yang masih mengenakan seragam sekolah anak SMA itu, Eriska. Ya, Eriska saat ini tengah melangkahkan kaki di sepanjang trotoar jalan kompleks perumahan elit, lebih tepatnya, dia baru saja selesai mengajar les anak-anak SD sepulangnya dari sekolah.Jika kalian berpikir bahwa dia sudah tidak mempunyai orang tua? Maka jawabannya, salah, dan jika kalian juga berpikir bahwa setiap bulan dia tidak mendapat kiriman uang? Jawabannya tidak, setiap bulan dia mendapatkan kiriman uang. Namun, tidak pernah sekalipun dirinya menggunakan uang kiriman itu. Dia lebih memilih bekerja di sebuah toko buku yang tidak jauh dari tempat kost-nya setiap akhir pekan dan menjadi pengajar les anak-anak SD setiap hari jum'at setelah pulang se

    Last Updated : 2021-07-31
  • DiaLangit   Part 4

    Suasana koridor SMA Nusa Pertiwi, tepatnya koridor kelas IPS pagi ini seperti pasar. Bahkan riuhnya pasar, tak sebanding dengan keadaan koridor tersebut.Bukan hal tabu lagi jika suasana seperti itu terjadi saat keempat cowok dengan wajah tampan yang menamai geng mereka dengan sebutan White Wolf, berjalan melewati koridor sekolah untuk sampai ke kelas mereka, bahkan saat mereka baru saja sampai di gerbang, suasana sudah sangat riuh layaknya kedatangan seorang artis terkenal.Siapa yang tak kenal dengan geng White Wolf? Geng motor yang sudah sangat terkenal baik dari dalam sekolah maupun luar sekolah, dengan anggota yang tersebar dari berbagai sekolah dan tingkatan. Geng yang sudah berdiri sejak beberapa tahun yang lalu. Geng yang sangat disegani dan ditakuti banyak orang jika sudah terjun di jalanan, seperti namanya, Wolf, yang memiliki arti serigala. Namun, beda lagi jika mereka berada di lingkungan sekolah, maka yang ada hanya kelakuan k

    Last Updated : 2021-08-01
  • DiaLangit   Part 5

    Suasana kantin yang riuh dengan berbagai ucapan para siswa-siswi yang membeli makanan seketika berganti dengan pekikan heboh kala tujuh siswa most wanted boy berjalan memasuki area kantin. Walaupun posisi ketujuhnya masih berada di luar. Namun,pekikan histeris para siswi sampai di kantin indoor.Tujuh siswa most wanted yang menjadi biang rusuh kantin saat ini tak lain dan tak bukan adalah; Langit, Zizi, Bara, Dafa, Nathan, Alex dan Aldi. Ketujuhnya merupakan the most wanted boy dari kelas X IPS, yang terkenal karena wajah tampan mereka yang di atas rata-rata. Apalagi Nathan, Alex, Aldi dan Langit memiliki darah campuran luar. Maka tak akan ada yang bisa menolak pesonanya. Ditambah lagi mereka semua merupakan anggota dari White Wolf. Lengkap sudah kriteria yang diidam-idamkan para kaum perempuan, karena semuanya ada pada diri mereka."Langit.""Langit, nanti ki

    Last Updated : 2021-08-02
  • DiaLangit   Part 6

    Langit berusaha kembali fokus. Namun tak bisa. Memejamkan mata sejenak, kemudian mengambil napas panjang. Ingatannya berputar pada kejadian kemarin sore saat di taman dengan gadis itu, yang saat ini terlihat murung dari hari-hari biasanya.***Semburat senja sudah mulai menampakkan wujudnya. Suasana jalanan yang sedikit lenggang dimanfaatkan oleh dua pemuda yang sepertinya masih duduk di bangku SMA untuk melakukan balap liar.Satu pemuda mengendarai motor sport warna hitam dan yang satunya motor sport warna merah, nampak saling menatap dengan tatapan kebencian."Gimana?" tanya cowok yang mengendarai motor sport warna merah dengan seringainya."Bangs*t," umpat pemuda yang mengendarai motor sport warna hitam."Kenapa, Lang? Lo, takut?" pancing pengendara motor merah pada cowok di hadapannya yang tak lain adalah Langit."Lo, jangan p

    Last Updated : 2021-08-04
  • DiaLangit   Part 7

    Gadis itu segera berdiri dan berlalu pergi. Tak ingin berlama-lama lagi. Menyisakan Langit dengan tatapan yang sulit diartikan.***Memejamkan mata sejenak, kemudian mengambil napas panjang. Langit berusaha mengembalikan fokusnya. Namun semua itu ternyata tak mudah. Nyatanya kejadian kemarin sore masih terus berputar diingatkannya.Langit terus berusaha mengembalikan fokusnya, dan berhasil walaupun butuh beberapa kali percobaan. Untungnya juga guru mata pelajaran Sejarah sudah memasuki kelas dan langsung memulai pelajaran.***Kringg!!Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi juga. Membuat seluruh penghuni SMA Nusa Pertiwi seketika langsung berbinar, tanpa terkecuali kelas X IPS 2. Bahkan sang ketua kelas pun dengan semangatnya merapikan seluruh peralatan sekolah dan memasukannya ke tas."Woahh, akhirnya pulang

    Last Updated : 2021-08-06
  • DiaLangit   Part 8

    Perbedaan Antarindividu atau Perbedaan Antar aku dan kamu?______________________________________________Saat ini, Irma, Eriska, Langit, Alex dan cowok yang memakai kacamata yang tak lain adalah Ari sedang berada di rumah Lisa untuk mengerjakan tugas."Anj*r," umpat cowok dengan kacamata yang menggantung di hidungnya."Banyak banget. Woy!" Alex ikutan menggerutu dengan tugas yang harus dikerjakannya."Berisik banget, sih, lo," cibir Lisa.Semenjak tiba di rumah Lisa lima belas menit yang lalu, gadis pemilik rumah itu langsung meminta Eriska untuk meringkas materi apa saja yang akan mereka tulis ulang. Supaya lebih mudah memahami apa yang akan mereka jadikan makalah."Kenapa nggak nyari di google aja?" Langit ber

    Last Updated : 2021-08-09
  • DiaLangit   Part 9

    Akhirnya setelah memakan waktu beberapa jam, tugas yang sedang Eriska dan teman-temannya kerjakan selesai juga. Mereka memutuskan langsung pamit pulang karena jam sudah menunjukkan pukul tujuh belas lewat dua puluh menit."Eriska, lo, bareng siapa?" tanya Lisa khawatir ketika mereka sudah berada di halaman rumahnya. Gadis itu tak terlalu khawatir pada Irma, karena dia tahu bahwa temannya satu itu pasti bareng Ari yang notabenenya satu kompleks dengan gadis itu."Bareng gue aja," ujar Alex menawarkan diri.Langit yang akan menaiki motor sport milik Arvan seketika berhenti kala mendengar Alex menawarkan untuk mengantar pulang Eriska. Membalikkan badannya, dia menatap tajam cowok blasteran Indonesia-Belanda itu. Namun, cowok yang ditatap tajam olehnya sama sekali tak sadar."Dia bareng gue." Langit berkata dengan intonasi yang tak ingin dibantah.Eriska mengerutkan keningnya bingung jug

    Last Updated : 2021-08-11

Latest chapter

  • DiaLangit   Part 13

    Suasana semakin hening kala Langit membuka suara tetapi tak kunjung dilanjutkan. Deg-degan. Mungkin itu yang saat ini tengah menggambarkan bagaimana kondisi penghuni kelas X IPS 2. Mereka semua deg-degan dan menerka-nerka apa yang akan disampaikan oleh Langit kepada Eriska. Saking deg-degannya, mereka semua tak sadar jika sedari tadi ada suara lagu yang mengalun indah menjadi backsound momen antara Langit dan Eriska.Ku cintai kau setulus hatiKu sayangi kau sepenuh hatiAku mohon kau tetap disiniMenemani aku sampai akhir nantiKan ku jaga kau ..."Gu---"Lo ngomongin gueGue bodo amatLo nge-hina gueGue bodo amatSeketika semua penghuni kelas X IPS 2 tanpa terkecuali, menoleh ke arah pintu, menatap seseorang yang berdi

  • DiaLangit   Part 12

    Jam terakhir yang seharusnya diisi mata pelajaran Fisika peminatan, kini berganti dengan sebuah konser musik dadakan yang diadakan kelas X IPS 2. Guru mata pelajaran hanya memberikan tugas lewat sekretaris kelas, dan yang terjadi, bukannya mengerjakan tugas, justru mereka kompak untuk tidak mengerjakan karena ulah ketua kelas mereka.Ketua kelas mereka sendiri saat ini tengah berdiri di depan kelas dengan sebuah sapu yang digunakan sebagai gitar bersama Nathan yang menjadi vokalisnya."Tarik, Sist!" teriak Nathan keras."Semongko!"Seluruh murid kelas X IPS dengan segera menyahut teriakan dari Nathan. Seketika suasana dalam kelas benar-benar layaknya sebuah konser besar. Mereka berharap, semoga saja suara gaduh yang ditimbulkan dari dalam kelas tak mengganggu kelas lain. Mereka melakukan itu semua karena ucapan yang dilontarkan ketua kelas mereka."Daripada bolos, mending kita ng

  • DiaLangit   Part 12

    Jam terakhir yang seharusnya diisi mata pelajaran Fisika peminatan, kini berganti dengan sebuah konser musik dadakan yang diadakan kelas X IPS 2. Guru mata pelajaran hanya memberikan tugas lewat sekretaris kelas, dan yang terjadi, bukannya mengerjakan tugas, justru mereka kompak untuk tidak mengerjakan karena ulah ketua kelas mereka.Ketua kelas mereka sendiri saat ini tengah berdiri di depan kelas dengan sebuah sapu yang digunakan sebagai gitar bersama Nathan yang menjadi vokalisnya."Tarik, Sist!" teriak Nathan keras."Semongko!"Seluruh murid kelas X IPS dengan segera menyahut teriakan dari Nathan. Seketika suasana dalam kelas benar-benar layaknya sebuah konser besar. Mereka berharap, semoga saja suara gaduh yang ditimbulkan dari dalam kelas tak mengganggu kelas lain. Mereka melakukan itu semua karena ucapan yang dilontarkan ketua kelas mereka."Daripada bolos, mending kita ng

  • DiaLangit   Part 11

    "Eriska," panggil Langit lembut. Ya, gadis itu adalah Eriska.Eriska yang mendengar namanya dipanggil hanya menatap cowok di hadapannya sekilas kemudian kembali menatap ragu ke arah sekumpulan anak geng motor itu. Bukan tanpa alasan mengapa dia merasa ragu untuk melewati sekumpulan geng motor tersebut, walaupun dia tahu, bahwa mungkin semua atau bahkan beberapa orang yang ada di sana merupakan anak buah cowok yang berdiri di depannya."Gue temenin," ujar Langit lagi.Eriska memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan semua perasaan resah yang menghinggapinya sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya merespons ucapan Langit, dan semua itu tak lepas dari tatapan cowok itu.Mereka berdua berjalan berdampingan menuju penjual nasi goreng yang tak jauh di depan sana. Saat tepat berada di depan sekumpulan geng motor tersebut, Eriska kembali merasa ragu, bahkan untuk beberapa detik, dia menghentikan langka

  • DiaLangit   Part 10

    Setelah mengantar Eriska sampai di tempat kos-nya, Langit segera melajukan motor yang ditumpanginya menuju rumah. Dia tak perduli jika motor yang dikendarainya bukan motornya.Sesampainya di rumah, dia segera melangkah menuju lantai dua, dimana kamarnya berada. Begitu tiba di dalam kamar, dia langsung saja melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Tak butuh waktu lama, kini dia sudah terlihat fresh dengan kaos putih polos yang dipadukan dengan celana Levis warna hitam. Keluar dari kamar mandi dengan sebuah handuk kecil yang dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya yang basah. Berjalan menuju sebuah meja kecil yang berada di sudut kamar dengan dominan warna putih yang dipadukan dengan warna abu-abu itu.Mengambil jam tangan, serta handphone, tak lupa menyemprotkan parfum ke tubuhnya, Langit segera melangkah keluar kamar. Tak ketinggalan pula jaket kebanggaannya. Jaket parasut warna hitam dengan simbol kepala serig

  • DiaLangit   Part 9

    Akhirnya setelah memakan waktu beberapa jam, tugas yang sedang Eriska dan teman-temannya kerjakan selesai juga. Mereka memutuskan langsung pamit pulang karena jam sudah menunjukkan pukul tujuh belas lewat dua puluh menit."Eriska, lo, bareng siapa?" tanya Lisa khawatir ketika mereka sudah berada di halaman rumahnya. Gadis itu tak terlalu khawatir pada Irma, karena dia tahu bahwa temannya satu itu pasti bareng Ari yang notabenenya satu kompleks dengan gadis itu."Bareng gue aja," ujar Alex menawarkan diri.Langit yang akan menaiki motor sport milik Arvan seketika berhenti kala mendengar Alex menawarkan untuk mengantar pulang Eriska. Membalikkan badannya, dia menatap tajam cowok blasteran Indonesia-Belanda itu. Namun, cowok yang ditatap tajam olehnya sama sekali tak sadar."Dia bareng gue." Langit berkata dengan intonasi yang tak ingin dibantah.Eriska mengerutkan keningnya bingung jug

  • DiaLangit   Part 8

    Perbedaan Antarindividu atau Perbedaan Antar aku dan kamu?______________________________________________Saat ini, Irma, Eriska, Langit, Alex dan cowok yang memakai kacamata yang tak lain adalah Ari sedang berada di rumah Lisa untuk mengerjakan tugas."Anj*r," umpat cowok dengan kacamata yang menggantung di hidungnya."Banyak banget. Woy!" Alex ikutan menggerutu dengan tugas yang harus dikerjakannya."Berisik banget, sih, lo," cibir Lisa.Semenjak tiba di rumah Lisa lima belas menit yang lalu, gadis pemilik rumah itu langsung meminta Eriska untuk meringkas materi apa saja yang akan mereka tulis ulang. Supaya lebih mudah memahami apa yang akan mereka jadikan makalah."Kenapa nggak nyari di google aja?" Langit ber

  • DiaLangit   Part 7

    Gadis itu segera berdiri dan berlalu pergi. Tak ingin berlama-lama lagi. Menyisakan Langit dengan tatapan yang sulit diartikan.***Memejamkan mata sejenak, kemudian mengambil napas panjang. Langit berusaha mengembalikan fokusnya. Namun semua itu ternyata tak mudah. Nyatanya kejadian kemarin sore masih terus berputar diingatkannya.Langit terus berusaha mengembalikan fokusnya, dan berhasil walaupun butuh beberapa kali percobaan. Untungnya juga guru mata pelajaran Sejarah sudah memasuki kelas dan langsung memulai pelajaran.***Kringg!!Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi juga. Membuat seluruh penghuni SMA Nusa Pertiwi seketika langsung berbinar, tanpa terkecuali kelas X IPS 2. Bahkan sang ketua kelas pun dengan semangatnya merapikan seluruh peralatan sekolah dan memasukannya ke tas."Woahh, akhirnya pulang

  • DiaLangit   Part 6

    Langit berusaha kembali fokus. Namun tak bisa. Memejamkan mata sejenak, kemudian mengambil napas panjang. Ingatannya berputar pada kejadian kemarin sore saat di taman dengan gadis itu, yang saat ini terlihat murung dari hari-hari biasanya.***Semburat senja sudah mulai menampakkan wujudnya. Suasana jalanan yang sedikit lenggang dimanfaatkan oleh dua pemuda yang sepertinya masih duduk di bangku SMA untuk melakukan balap liar.Satu pemuda mengendarai motor sport warna hitam dan yang satunya motor sport warna merah, nampak saling menatap dengan tatapan kebencian."Gimana?" tanya cowok yang mengendarai motor sport warna merah dengan seringainya."Bangs*t," umpat pemuda yang mengendarai motor sport warna hitam."Kenapa, Lang? Lo, takut?" pancing pengendara motor merah pada cowok di hadapannya yang tak lain adalah Langit."Lo, jangan p

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status