Gio tersenyum menyeringai dan menatap dingin kepada Hanna. "Kemarin aku memberimu kesempatan untuk berpikir, jadi gunakan setiap waktu yang ada untuk berpikir, karena dalam hal ini bisa jadi pada akhirnya kau yang mundur, bukan aku." Hanna memalingkan mukanya, dia menyadari kesalahannya, tetapi di
Di kamar tamu, yang tadinya dipersiapkan untuk kamar pengantin Hanna dan Gio, dua orang sahabat masih saling diam, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hanna sudah berganti dengan pakaian harian, meskipun sudah lebih tenang, tetapi sesekali suara dia menyusut hidung karena menangis masih terde
Hidup Hanna yang kacau karena masalah keuangan, ditambah lagi ketenangannya terusik karena dia merasa ada orang yang selalu menguntit dirinya. Hingga suatu saat Hanna menangkap basah orang yang selalu mengikutinya tersebut. Dia adalah Leo, sebenarnya Leo tidak menguntit Hanna, tetapi Nadia yang seri
Sejak melihat foto Nadia bersama Rama sikap Leo terhadap Hanna berubah drastis. Bahkan saat beberapa kali Leo melihat Rama yang datang ke kampus untuk menjemput Nadia. Leo merasa rugi besar telah membayar Hanna, informasi yang dia berikan sangat tidak berguna. Karena saat ini Nadia sedang dekat deng
Leo menemui Hanna di kafe tempatnya bekerja. Mereka berdua duduk berhadapan tetapi hanya saling diam. Hanna memalingkan mukanya tak ingin melihat Leo, sedangkan Leo menatap tajam ke arah Hanna, dengan tatapan penuh penyesalan."Maafkan aku! Mungkin ini bisa menebus kesalahanku." Leo menyerahkan sebu
Berhari-hari Leo mencari Hanna, tetapi tak juga dia temui. Leo mendatangi tempat kost Hanna, informasi yang dia dapat dari teman kost Hanna adalah Hanna sakit dan pulang ke rumahnya yang berada di luar kota. Dadanya terasa sesak saat membayangkan ada segumpal darah yang direnggut kesempatannya untuk
"Kita harus menikah, Han." Ucap Leo sambil mencium tangan Hanna."Kita mau kemana?" Hanna merasa risih dengan perlakuan Leo, tetapi dia tidak bisa melepaskan tangannya dari genggaman Leo."Bumil harus banyak istirahat, aku bantu kerjain tugasnya."Leo membawa Hanna ke rumahnya, keadaan rumah yang se
"Aku masih suamimu, Dia. Tolong hargai keputusanku!" Gio menatap tajam ke arah Nadia. Rahang Gio yang terlihat mengeras cukup menggambarkan betapa amarah sudah menguasainya."Tapi Gio ..." Mata sembab Nadia menandakan bahwa sudah cukup lama dia menangis."Cukup!" Sergah Gio dengan tegas. "Pikirkan l
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak