Ingin rasanya Gio mencecar Rama untuk mengatakan kebenaran itu, tetapi melihat Rama yang sepertinya sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja membuat Gio mengurungkan niatnya. Saat Nadia mengatakan ingin berpisah dengannya saja, Gio sudah merasa hidupnya menjadi kacau, terus bagaimana dengan dirinya
Rumah itu mulai dipadati oleh para pelayat yang datang. Tampak Gio turun dari seat belakang mobil yang biasanya digunakan oleh Nadia, setelah Pak Selamet membukakan pintu untuknya. Nadia memegang erat lengan Gio, bukan bergelayut manja untuk menunjukkan kemesraan, tetapi membantu Gio untuk tetap teg
Dalam perjalanan pulang dari pemakaman Surya, mobil yang ditumpangi Nadia dan Gio melaju dengan kecepatan sedang melintasi jalan raya yang mulai padat saat jam pulang kerja. Gio masih saja terdiam dengan pandangan keluar menerawang jauh entah kemana, tetapi tangan Gio terus mengenggam tangan Nadia i
Karena masih dalam suasana duka, Gio belum ke kantor untuk bekerja. Dia menyerahkan urusan pekerjaan pada orang kepercayaannya. Meskipun hari sudah menjelang siang dan matahari pun sudah tinggi tetapi Gio tampak masih terlelap di atas ranjangnya. Hingga suara pintu yang terbuka mengganggu tidurnya,
"Ibu ada urusan sebentar." Jawab Noorma keadanya sambil tersenyum. Nadia terlihat begitu suka dengan suasana taman tersebut, suasana hijau dilengkapi dengan warna-warni bunga, dan kicauan burung serta kupu-kupu yang berterbangan. "Kau ingin ada taman seperti ini di rumah kita?" Tawar Gio yang meng
Nadia memandang anak laki-laki yang dipanggilnya Alta tersebut. Dia hanya diam, entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini. Sedangkan Gio tak bisa menutupi rasa kecewanya, dia bisa menerima kehadiran anak Leo di tengah-tengah mereka, dan dia pun bersedia menganggap anak Leo sebagai anaknya sendiri
"Akak." Pelan Alta bocah kecil itu berucap, dia memberontak meminta lepas dari pangkuan Nadia. Setelah Nadia melepaskannya bocah itu, Alta berjalan sedikit berlari menghambur pada Hanna. Dua perempuan yang selama ini bersahabat, saling berpandangan dengan pandangan yang sulit diartikan. Keduanya s
Mobil yang membawa Nadia dan Gio melaju dengan kencang membelah jalan raya yang sedikit lengang. Melihat istrinya sedang menangis dan juga suasana hatinya yang sedang tidak baik membuat Gio tidak fokus dalam mengemudikan mobil. Alasan keamanan, akhirnya Gio memilih untuk menepi ke pinggir jalan. Pas