Hanna sedang asyik bermain bersama Alta anaknya, dipandanginya ranjang yang sudah ditata sedemikian rupa indahnya dengan taburan bunga berbentuk hati, ranjang itulah yang telah disiapkan untuk malam pertamanya nanti bersama Gio. Awalnya Helena menginginkan kamar utama yang biasanya ditempati oleh Na
"Kita hadapi ini bersama, Dia." Nadia menganggukkan kepalanya tanda sepakat dengan sang suami. Gio mendekatkan kepalanya ke telinga Nadia, lalu membisikkan sesuatu. "Terima kasih semalam sudah merecharge semangatku." Gio tersenyum menggoda dihadapan istrinya tersebut.Nadia tersipu malu, hingga rona
Gio membuka pintu kamar tamu, dilihatnya Hanna yang terlihat cantik dan anggun dengan dandanannya, di sisi lain kamar itu dilihatnya Alta yang sedang bermain bola. Senyum merekah di bibir Gio, membuat Hanna merasakan adanya getaran di dadanya yang tak bisa dia bendung. Gio memandang lekat wajah Alt
Gio tersenyum menyeringai dan menatap dingin kepada Hanna. "Kemarin aku memberimu kesempatan untuk berpikir, jadi gunakan setiap waktu yang ada untuk berpikir, karena dalam hal ini bisa jadi pada akhirnya kau yang mundur, bukan aku." Hanna memalingkan mukanya, dia menyadari kesalahannya, tetapi di
Di kamar tamu, yang tadinya dipersiapkan untuk kamar pengantin Hanna dan Gio, dua orang sahabat masih saling diam, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hanna sudah berganti dengan pakaian harian, meskipun sudah lebih tenang, tetapi sesekali suara dia menyusut hidung karena menangis masih terde
Hidup Hanna yang kacau karena masalah keuangan, ditambah lagi ketenangannya terusik karena dia merasa ada orang yang selalu menguntit dirinya. Hingga suatu saat Hanna menangkap basah orang yang selalu mengikutinya tersebut. Dia adalah Leo, sebenarnya Leo tidak menguntit Hanna, tetapi Nadia yang seri
Sejak melihat foto Nadia bersama Rama sikap Leo terhadap Hanna berubah drastis. Bahkan saat beberapa kali Leo melihat Rama yang datang ke kampus untuk menjemput Nadia. Leo merasa rugi besar telah membayar Hanna, informasi yang dia berikan sangat tidak berguna. Karena saat ini Nadia sedang dekat deng
Leo menemui Hanna di kafe tempatnya bekerja. Mereka berdua duduk berhadapan tetapi hanya saling diam. Hanna memalingkan mukanya tak ingin melihat Leo, sedangkan Leo menatap tajam ke arah Hanna, dengan tatapan penuh penyesalan."Maafkan aku! Mungkin ini bisa menebus kesalahanku." Leo menyerahkan sebu