Karena masih dalam suasana duka, Gio belum ke kantor untuk bekerja. Dia menyerahkan urusan pekerjaan pada orang kepercayaannya. Meskipun hari sudah menjelang siang dan matahari pun sudah tinggi tetapi Gio tampak masih terlelap di atas ranjangnya. Hingga suara pintu yang terbuka mengganggu tidurnya,
"Ibu ada urusan sebentar." Jawab Noorma keadanya sambil tersenyum. Nadia terlihat begitu suka dengan suasana taman tersebut, suasana hijau dilengkapi dengan warna-warni bunga, dan kicauan burung serta kupu-kupu yang berterbangan. "Kau ingin ada taman seperti ini di rumah kita?" Tawar Gio yang meng
Nadia memandang anak laki-laki yang dipanggilnya Alta tersebut. Dia hanya diam, entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini. Sedangkan Gio tak bisa menutupi rasa kecewanya, dia bisa menerima kehadiran anak Leo di tengah-tengah mereka, dan dia pun bersedia menganggap anak Leo sebagai anaknya sendiri
"Akak." Pelan Alta bocah kecil itu berucap, dia memberontak meminta lepas dari pangkuan Nadia. Setelah Nadia melepaskannya bocah itu, Alta berjalan sedikit berlari menghambur pada Hanna. Dua perempuan yang selama ini bersahabat, saling berpandangan dengan pandangan yang sulit diartikan. Keduanya s
Mobil yang membawa Nadia dan Gio melaju dengan kencang membelah jalan raya yang sedikit lengang. Melihat istrinya sedang menangis dan juga suasana hatinya yang sedang tidak baik membuat Gio tidak fokus dalam mengemudikan mobil. Alasan keamanan, akhirnya Gio memilih untuk menepi ke pinggir jalan. Pas
Hanna sedang asyik bermain bersama Alta anaknya, dipandanginya ranjang yang sudah ditata sedemikian rupa indahnya dengan taburan bunga berbentuk hati, ranjang itulah yang telah disiapkan untuk malam pertamanya nanti bersama Gio. Awalnya Helena menginginkan kamar utama yang biasanya ditempati oleh Na
"Kita hadapi ini bersama, Dia." Nadia menganggukkan kepalanya tanda sepakat dengan sang suami. Gio mendekatkan kepalanya ke telinga Nadia, lalu membisikkan sesuatu. "Terima kasih semalam sudah merecharge semangatku." Gio tersenyum menggoda dihadapan istrinya tersebut.Nadia tersipu malu, hingga rona
Gio membuka pintu kamar tamu, dilihatnya Hanna yang terlihat cantik dan anggun dengan dandanannya, di sisi lain kamar itu dilihatnya Alta yang sedang bermain bola. Senyum merekah di bibir Gio, membuat Hanna merasakan adanya getaran di dadanya yang tak bisa dia bendung. Gio memandang lekat wajah Alt
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak