Share

Bab 0002

last update Last Updated: 2022-03-05 13:47:03

Hanya suara tangis Nadia yang terdengar di ruang tamu keluarga Permadi. Rama, Nabila, Permadi dan Yunita hanya diam menyaksikan Nadia menangis. Satu hal yang mereka sadari saat ini adalah bahwa Nadia telah mengetahui apa yang selama ini mereka rahasiakan, pernikahan siri Rama dan Nabila.

"Kau sudah tahu semuanya?" Yunita bertanya dengan nada sinis.

Nadia yang masih menunduk hanya mengangguk pelan. Rasanya sudah tak sanggup lagi untuk bicara. Bibirnya terasa kelu, bahkan mungkin seluruh tubuhnya sudah mati rasa. Dia hanya bisa tergugu meratapi nasib.

"Dia, kami sudah menikah, hubungan kami halal. Dan saat ini aku sedang mengandung, kami akan memiliki anak," ucap Nabila dengan lembut, lalu melangkah mendekati Nadia dan duduk di sampingnya. "Aku harap kau bisa menerima ini semua, dan memberi ijin pada Mas Rama untuk menikahiku secara resmi, agar saat anak ini lahir nanti dia bisa mendapat akta lahir dengan nama ayahnya."

Nadia menggelengkan kepalanya dengan perlahan, dia tidak percaya kakaknya mampu berbicara sedemikian rupa dengan tenangnya. Seolah-olah pengkhianatan yang mereka lakukan tidak menyebabkan luka menganga di hati Nadia.

"Halal?" Lirih Nadia bertanya

"Jangan egois Dia!"

Hati Nadia bertanya, benarkah wanita yang baru saja bicara adalah ibunya. Mengapa saat dia terluka karena pengkhianatan justru dia yang dihakimi dan dianggap egois.

"Aku harap pengertianmu Dia, kami saling mencintai. Dan buah cinta kami sedang tumbuh di rahimku." Nabila memang seorang yang lemah lembut bahasanya, bahkan saat mengucapkan kata-kata yang menyakitkan pun dia tetap bertutur dengan kelemahlembutanya.

Nadia memberanikan diri mengangkat kepalanya dan menatap dua lelaki di depannya. Sang suami, lelaki yang menikahinya dan sang ayah, lelaki yang menjadi wali nikahnya. Dua lelaki itu justru memalingkan muka saat Nadia menatapnya bergantian. Pengecut, batin Nadia mengumpat untuk kedua lelaki tersebut.

"Tolong jelaskan semua ini Mas!" pinta Nadia sambil menatap ke arah Rama.

Nabila meraih tangan Nadia dan mengenggamnya dengan lembut. "Semua sudah jelas Dia, ijinka kami ..."

"Tolong jelaskan semua ini Mas!" Nadia berucap dengan meninggikan suaranya meskipun sambil menangis. Otak Nadia seakan buntu, hingga dia hanya bisa mengulang kalimat yang sama memotong perkataan Nabila untuk memohon penjelasan dari Rama sang suami.

"Maafkan aku, Dia! Dua minggu setelah pernikahan kita, aku menikahi Bila kakakmu secara siri." Rama menjeda kalimatnya sambil menarik nafas dalam-dalam. "Di rumah ini, dan Pak Permadi, ayah kalian sebagai walinya Bila."

Hancur hati Nadia sehancur-hancurnya, suami yang dia cintai dan keluarga yang dia sayangi mengkhianatinya dengan keji. Nadia merasa dia memang bukan ahli agama, tetapi yang dia ketahui bahwa tidak diperbolehkan dua saudari sekandung, satu nasab dan satu wali dipoligami, menikah dengan satu lelaki yang sama. Bagaimana mungkin Permadi sang ayah melakukan kelalaian tersebut.

"Kami saling mencintai Dia." Kembali tutur kata lembut Nabila seakan menyayat hati Nadia, haruskah sang kakak terus mengulangi kata cinta untuk menghancurkan hatinya.

"Mas, jika kau dan Kak Bila saling mencintai, apakah kau juga mencintaiku? Apakah kita juga saling mencintai? Ataukah cintaku yang hanya bertepuk sebelah tangan?"

Rama memalingkan mukanya, dengan kasar ia menyugar rambutnya. Rama bingung menjawab pertanyaan Nadia, karena Rama tahu apapun jawaban yang akan diberikan hati Nadia telah terluka.

"Dia, kita bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik-baik," tutur Nabila dengan lembut berusaha menenangkan Nadia.

"Jalan keluar apa yang kau miliki untuk menyelesaikan masalah ini Mas?" Nadia menatap tajam ke arah Rama suaminya.

"Aku hanya ingin Rama segera menikahiku secara resmi, ini semua demi anak yang sedang kukandung. Aku harap pengertianmu, Dia."

Nadia berusaha keras mengabaikan semua perkataan Nabila yang terasa sangat menyakitkan. Nadia berharap Rama akan memberi jalan keluar yang terbaik untuk masalah yang sedang mereka hadapi. Tetapi sepertinya harapa Nadia tinggal hanyalah harapa semu, karena sejak tadi Rama hanya banyak diam, dan seakan Nabila yang memegang kendali keadaan.

"Aku masih menganggapmu sebagai imamku, apapun keputusan yang kau ambil akan aku terima."

"Dia ...."

"Kak Bila, ijinkan aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku." Dengan tegas Nadia memotong pembicaraan Nabila.

"Mas Rama, apakah aku memang tidak berarti bagimu? Hingga aku menghianatiku sedemikian rupa?" Nadia menatap tajam ke arah Rama, tak lama kemudian tatapan mata penuh luka itu beralih ke Permadi sang ayah. "Pak! Apakah aku juga tidak berarti bagimu? Hingga setelah menjalankan kewajibanmu menjadi wali nikahku, kau juga menjadi wali nikah putrimu yang lain tetapi dengan laki-laki yang sama." Nadia tak bisa menahan tangisnya lagi. "Mengapa kau membiarkan mereka mengkhianatiku, mengapa kau membiarkan mereka menyakitiku, Pak?" Nadia semakin tergugu, "Apa salahku Mas? Apa salahku Pak?"

"Tidak usah banyak drama Dia! Kami sedang ada urusan, kita bicarakan lagi nanti setelah kami pulang dari dokter memeriksakan kandungan Bila." Yunita tampak jengah, situasi seperti ini tidak akan cepat selesai, apalagi kedua pria di depannya hanya diam tidak mengambil tindakan.

"Bu! Ijinkan aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku," pinta Nadia dengan lembut.

"Sampai kapan?" Balas Yunita dengan ketus.

"Sampai Mas Rama mengambil keputusan, memberi solusi atas masalah ini."

"Dia ..." Nabila berusaha menenangkan Nadia.

"Mas!" Nadia kembali memotong pembicaraan Nabila. "Aku akan menerima apapun keputusanmu, tapi aku tidak mau dimadu dengan cara seperti ini. Apalagi memadu dua saudara sekandung adalah sesuatu yang haram, Mas."

Rama dan Permadi seketika itu juga menatap Nadia, mereka baru menyadari kesalahan besar yang mereka lakukan. Melakukan dan mengijinkan terjadinya poligami tanpa mencari tahu ilmu dan hukumnya.

"Talak Dia, Rama!" Yunita memerintah Rama denga tegas sambil menunjuk ka arah Nadia. "Kau tidak mungkin meninggalkan Bila, karena Bila sekarang sedang mengandung anakmu."

Nadia menunduk menghapus air matanya, lalu tangannya menyelinap ke balik jilbab meremas perutnya. Kram di perutnya terasa semakin menyiksa raga, disaat bersamaan jiwanya terasa hancur berkeping-keping.

Nabila segera berdiri menghampiri Rama, diraihnya lengan pria yang telah menikahinya secara siri tersebut.

"Rama! Jangan tinggalkan aku!" Nabila memohon, bahkan air matanya pun mulai menetes, hingga Rama yang melihatnya menjadi tidak tega. "Aku sedang mengandung anakmu Rama, ini anak kita." Nabila meraih tangan Rama dan mengusapkanya ke perutnya yang masih rata. "Kita akan bahagia bersama, jangan tinggalkan aku Rama! Aku mohon!"

Nadia menatap tajam ke arah Rama, ia menunggu keputusan yang akan dibuat oleh lelaki yang telah menikahi tersebut. Rama justru memalingkan mukanya tak berani menatap Nadia, penyesalan dan rasa bersalah menyelimutinya. Rama tak tahu bagaimana cara memperbaiki keadaan, kesalahan yang dia lakukan sangatlah besar. Bukan hanya menyakiti hati Nadia, wanita yang saat ini masih berstatus sebagai istrinya yang sah, tetapi apa yang dia lakukan telah merusak hubungan silaturahim sebuah keluarga, hubungan orang tua dengan anaknya, kakak dan adiknya. Tetapi seburuk apapun keadaannya, sebagai lelaki yang dianggap imam oleh istri-istrinya Rama tetap harus mengambil keputusan.

"Maafkan aku, Dia!" Rama menunduk tak berani menatap Nadia, tangannya menggenggam erat jari-jari Nabila, bahkan Nabila terlihat meringis kesakitan. "Nadia Putri Permadi ..." Rama menarik nafas dalam-dalam, dia merasakan sesak di dadanya hingga sulit untuk berucap. "Disaksikan keluargamu, kutajuhkan talak padamu, mulai hari ini kau bukan istriku lagi."

Nadia memejamkan mata, air matanya menetes perlahan membasahi pipi. Beberapa kali Nadia menarik nafas dalam-dalam, sesakit apapun hatinya, serapuh apapun dirinya, Nadia berusaha terlihat tegar.

"Untukmu Noordiansyah Ramadhan, saya terima talakmu dengan ikhlas ... mulai detik ini kamu ... MANTAN SUAMIKU."

Nadia bergegas pergi meninggalkan rumah orang tuanya.

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Bu Iim
gila bener ni kluarga,gak ngerti hukum agama apa?
goodnovel comment avatar
Gondronk Muhtadin
tegas pas dan ancur
goodnovel comment avatar
Julietta Julin
tahniah Author...saya turut berasa sedih bagi pihak Nadia....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dia yang Terluka    Bab 0003

    Nadia mengendarai motor maticnya meninggalkan rumah orang tuanya. Rumah yang penuh kenangan dalam hidupnya. Rumah tempat ia tumbuh dari kecil hingga dewasa. Kebersamaannya dengan kedua orang tua dan Nabila kakaknya. Mereka dulu menghabiskan waktu bersama penuh suka cita dan saling menyanyangi. Tetap

    Last Updated : 2022-03-05
  • Dia yang Terluka    Bab 0004

    Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Nadia diperbolehkan untuk pulang meskipun kakinya belum sembuh sepenuhnya, bahkan untuk berjalan pun dia masih membutuhkan alat bantu jalan. Nadia duduk di tepi brankar, pandangannya kosong menerawang jauh. Nadia bingung akan pulang kemana, jika

    Last Updated : 2022-03-05
  • Dia yang Terluka    Bab 0005

    Tetangga adalah saudara jauh yang dekat jaraknya. Keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja, karena saat berada dalam kesulitan, tetangga akan datang lebih dulu dari pada saudara kita yang tinggal jauh. Hal lain yang tidak bisa diabaikan adalah suara mereka, suara yang mungkin akan membuat teli

    Last Updated : 2022-03-05
  • Dia yang Terluka    Bab 0006

    Bermesraan dengan suami sendiri adalah hal yang lumrah dan halal. Setelah melangsungkan pernikahannya dengan Rama, Nabila tidak sungkan untuk menunjukkan kemesraannya. Ritual mengantar dan menyambut Rama kerja bukan hanya cium tangan, pipi kanan kiri dan kening, tetapi mereka tak sungkan untuk cium

    Last Updated : 2022-04-07
  • Dia yang Terluka    Bab 0007

    *** Motor matic yang dikendarai Hanna memasuki pekarangan rumah keluarga Permadi. Nadia segera turun dari motor Hanna. Nadia dan Hanna saling pandang saat melihat sebuah mobil mewah terparkir di halaman rumah, sebuah mobil mewah yang hampir tak pernah mereka lihat di jalanan. Hanna memajukan daguny

    Last Updated : 2022-04-07
  • Dia yang Terluka    Bab 0008

    Nadia bergegas keluar dari kamarnya lalu mengendarai motor maticnya. Ini adalah untuk pertama kalinya Nadia keluar dengan mengendarai motor sendiri setelah kecelakaan yang menimpanya beberapa waktu yang lalu. Entah hal penting apa yang membuatnya nekad keluar sendiri tanpa menunggu Hanna seperti bia

    Last Updated : 2022-04-08
  • Dia yang Terluka    Bab 0009

    Semangkok bakso dengan uap panas yang mengebul, tangan dengan jari-jari lentik menambahkan tiga sendok sambal yang berwarna jingga tampak menggugah selera, ditambahkan lagi saos sambal dan sedikit kecap manis. Setelah diaduk sebentar, Nadia menyantap bakso di depannya. Baru beberapa suap, keringat m

    Last Updated : 2022-04-08
  • Dia yang Terluka    Bab 0010

    Menjalani pagi hari bersama Gio sungguh berhasil menghancurkan mood Nadia, hingga semua yang telah dia rencanakan menjadi berantakan. Seharusnya hari ini dia mulai membersihkan rumah yang dia kontrak dan sudah bisa menempatinya. Jika sesuai rencana seharusnya kepulangannya ke rumah orang tuanya hari

    Last Updated : 2022-04-08

Latest chapter

  • Dia yang Terluka    Bab 0380

    Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil

  • Dia yang Terluka    Bab 0379

    Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa

  • Dia yang Terluka    Bab 0378

    Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang

  • Dia yang Terluka    Bab 0377

    Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala

  • Dia yang Terluka    Bab 0376

    "Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m

  • Dia yang Terluka    Bab 0375

    "Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang

  • Dia yang Terluka    Bab 0374

    "Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang

  • Dia yang Terluka    Bab 0373

    Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k

  • Dia yang Terluka    Bab 0372

    Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status