Nadia bergegas keluar dari kamarnya lalu mengendarai motor maticnya. Ini adalah untuk pertama kalinya Nadia keluar dengan mengendarai motor sendiri setelah kecelakaan yang menimpanya beberapa waktu yang lalu. Entah hal penting apa yang membuatnya nekad keluar sendiri tanpa menunggu Hanna seperti bia
Semangkok bakso dengan uap panas yang mengebul, tangan dengan jari-jari lentik menambahkan tiga sendok sambal yang berwarna jingga tampak menggugah selera, ditambahkan lagi saos sambal dan sedikit kecap manis. Setelah diaduk sebentar, Nadia menyantap bakso di depannya. Baru beberapa suap, keringat m
Menjalani pagi hari bersama Gio sungguh berhasil menghancurkan mood Nadia, hingga semua yang telah dia rencanakan menjadi berantakan. Seharusnya hari ini dia mulai membersihkan rumah yang dia kontrak dan sudah bisa menempatinya. Jika sesuai rencana seharusnya kepulangannya ke rumah orang tuanya hari
Suara tamparan menggema membuat suasana pagi hari di keluarga Permadi menjadi terasa semakin kelam. Sinar matahari yang masuk melalui jendela pun tak mampu membuat cerah suasana, bahkan suara kicau burung yang bersahutan pun seakan-akan menertawakan keluarga Permadi yang selalu dirundung masalah dan
Berbeda dengan Nadia, baru saja dinyatakan lulus Rama sudah melamarnya, dan mereka menikah seminggu setelah Nadia diwisuda. Nadia belum sempat bekerja dan membahagiakan orang tuanya seperti yang dilakukan Nabila. Tetapi Nadia pun juga telah berjasa membuat usaha Permadi berkembang pesat seperti seka
Nadia memarkirkan motor matiknya di dekat taman. Dengan perlahan diayunkan kakinya melangkah menuju ke kursi taman yang ia duduki bersama dengan Gio kemarin. Dipandanginya kursi taman di depannya yang masih kosong, dengan berat hati akhirnya Nadia duduk di posisi yang tidak berbeda dengan kemarin sa
"Benar-benar tidak punya hati, kamu tega merayu suami saudaramu sendiri?" ucap Yunita seakan tak kehabisan tenaga dan kata-kata. Nadia yang dari tadi hanya menunduk tiba-tiba mengangkat wajahnya menatap Nabila, seolah-olah mengejek. Apa yang baru saja diucapkan Yunita bagaikan bagaikan tamparan bag
Layar laptop menampilkan sebuah foto keluarga, sepasang suami istri dan dua anak laki-laki yang menginjak remaja. Gambaran keluarga bahagia, terlihat jelas dari senyum yang merekah di bibir mereka. Slide demi slide foto terus berganti hingga foto terakhir. Tak lama kemudian laptop pun dimatikan. Gio