Share

Dia yang Terluka
Dia yang Terluka
Author: Henny Djayadi

Bab 0001

last update Last Updated: 2022-03-05 13:35:21

Sudah tiga bulan Nadia dan Rama menjalani kehidupan berumah tangga. Sederhana, itulah gambaran yang pas bagi pasangan muda ini. Diawali dengan pernikahan yang sederhana, hanya ijab qobul di KUA dilanjutkan dengan jamuan sederhana yang dihadiri oleh keluarga dan tetangga dekat saja. Selain sebagai syukuran juga pegumuman bahwa Nadia dan Rama telah sah sebagai pasangan suami istri. Setelah rangkaian acara telah selesai, Nadia dan Rama dilepas untuk hidup mandiri. Disinilah mereka sekarang, tinggal mengontrak di sebuah rumah petak sederhana.

Meskipun berbalut kesederhanaan tetapi Nadia bahagia. Merangkai rencana untuk masa depan mereka, mulai menyisihkan rejeki untuk uang muka KPR, agar tidak hidup mengontrak selamanya, hingga rencana untuk memiliki momongan.

Binar bahagia terpancar dari sorot mata Nadia, sudut bibirnya tertarik ke atas hingga membentuk lukisan senyum yang indah. Dipandanginya sebuah benda pipih yang berada di tangannya, sebuah testpack yang dengan jelas terpampang dua garis biru. Nadia tak bisa membendung rasa bahagia yang seakan bah membanjiri dirinya.

Dia segera meraih ponsel dan menghubungi Rama suaminya, ayah dari jabang bayi yang sedang tumbuh di rahimnya. Mungkin suaminya sedang sibuk bekerja atau sedang dalam perjalanan, sehingga dari tadi panggilannya tidak diangkat. Meskipun tersirat kekecewaan di wajah Nadia tetapi dia berpikir mungkin akan lebih baik nanti menyampaikan kabar bahagia ini langsung kepada Rama, dan dia ingin melihat ekspresi bahagia sang suami.

Berbagi kebahagiaan, Nadia segera mengendarai motor maticnya menuju rumah kedua orang tuanya. Pada saat pernikahannya dengan Rama, saat itu kedua orang tuanya mengatakan sudah tidak sabar lagi untuk menimang cucu. Harapan Nadia kedatangannya untuk mengabarkan perihal kehamilannya akan membuat kedua orang tuanya bahagia seperti dirinya saat ini.

Nadia memasuki pekarangan rumah dengan pelan-pelan, dia sangat berhati-hati menjaga buah hatinya yang sedang ia kandung. Sebuah kebetulan yang membuat Nadia semakin bahagia, motor Rama terpakir di halaman rumah, itu pertanda bahwa Rama juga berada di rumah tersebut.

Pintu depan terbuka lebar, terdengar suara obrolan yang diselingi tawa bahagia dari ruang keluarga, hingga salam yang diucapkan Nadia pun tak dibalas. Nadia melangkah pelan-pelan, tersungging senyuman di bibir dan tangannya terus mengelus pelan perutnya yang masih rata.

"Tadi pagi aku melakukan test sendiri dan hasilnya positif, lihatlah dua garis biru ini! Aku hamil." Nadia menghentikan langkahnya, ia sangat terkejut mendengar suara Nabila sang kakak yang mengatakan bahwa ia sedang mengandung, sedangkan sepengetahuan Nadia kakaknya tersebut belum menikah. Dan lebih terkejutnya lagi mengapa suara yang dia dengar penuh dengan kebahagiaan.

"Sebentar lagi kita akan mempunyai cucu Pak, kita akan dipanggil kakek dan nenek." Suara Yunita ibunya menimpali dengan tawa bahagia.

Nadia berdiri mematung mendengarkan pembicaraan keluarganya, dia tak habis pikir kakaknya hamil di luar nikah tetapi semua anggota keluarga bahagia, bahkan Nabila terdengar sangat antusias mengabarkannya.

"Rama! Sebaiknya kau ajak istrimu segera ke dokter untuk memastikan dan juga biar segera mendapat vitamin yang dibutuhkan untuk perkembangannya." Perintah Yunita kepada Rama.

Nadia sungguh terkejut, mendengar apa yang diucapkan ibunya. Rama disuruh membawa istrinya ke dokter padahal ibu tidak sedang berbicara dengannya, apalagi mengenai kehamilannya, ia bahkan belum memberitahukan pada siapa pun. Siapakah yang dimaksud ibu dengan istrinya Rama

"Ya Bu, Rama akan segera membawa Bila ke dokter." Nadia sungguh tidak percaya saat mendengar kata Rama akan membawa sang kakak ke dokter.

Tubuh Nadia terasa lemas, hingga ia harus berjalan dengan merambat menghampiri sofa di ruang tamu dan menjatuhkan dirinya dengan perlahan. Nadia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Nabila sang kakak ternyata juga merupaka istri dari lelaki yang selama ini telah menikahinya. Bahkan sang kakak juga sedang hamil seperti dirinya.

Seingat Nadia, dia dinikahi di KUA dan pernikahannya sah di mata agama dan negara, lalu di manakah posisi kakaknya Nabila? Siapakah istri pertama dan siapakah yang menjadi istri kedua dari Rama? Itulah pertanyaan yang mengganggunya saat ini.

"Aku akan bersiap-siap dulu Mas." Terdengar suara manja dan mesra Nabila mengiringi tetesan air mata Nadia.

"Kita juga ikut ya Pak, ini adalah cucu pertama kita, jadi harus kita rayakan, nanti kita langsung makan malam di luar." Suara Yunita sang ibu menggema tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Tentu Bu." Suara Permadi sang ayah terdengar diiringi tawa bahagia oleh semua anggota keluarga. "Ayo Rama! Calon ayah harus semangat!"

"Ya Pak!" Jawab Rama dengan tegas dan terdengar tanpa keraguan sedikitpun.

Nadia mulai tergugu, ia hanya bisa membekap mulutnya agar suara tangisnya tak keluar hingga terdengar oleh mereka yang berada di ruang keluarga. Nadia memejamkan mata berusaha menenangkan dirinya, beberapa kali ia menarik nafas dalam-dalam untuk meredam segala gejolak amarah dalam dirinya. Tetapi apa yang akan dia lakukan, sedangkan yang dia hadapi adalah keluarganya sendiri, orang-orang yang seharusnya ia sayangi dan juga menyanyanginya. Tapi yang dia rasakan saat ini adalah sebuah pengkhianatan.

"Maaf Pak, boleh pinjam mobilnya?"

"Sudah pasti kita bawa mobil Rama, biar Bila nyaman dan pastinya lebih aman juga. Jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada calon cucu ibu," jawab Yunita.

"Rama, Rama, kita mau periksa kandungan, masak iring-iringan naik motor, kaya mau kampanye," sahut Permadi yang diikuti suara gelak tawa penuh bahagia.

"Bila sudah siap."

"Anak ibu cantiknya, jangan-jangan cucu pertama ibu nanti perempuan."

"Laki-laki perempuan sama saja Bu, yang penting sehat."

"Amiiiin!" Seolah paduan suara, semua menyahut perkataan Rama.

"Kita berangkat sekarang Mas, keburu antriannya banyak."

"Digandeng Ram! Belajar jadi suami siaga, Bila sedang mengandung anakmu, jadi menjaga Bila juga berarti menjaga anakmu."

Rama berjalan sambil mengandeng erat tangan Nabila, diikuti bapak dan ibu dibelakangnya. Langkah Rama menjadi pelan saat ia melihat sepasang sandal di depan pintu dan motor Nadia terparkir di halaman rumah. Rama mengenali sandal itu, sandal Nadia istri sahnya. Memasuki ruang tamu Rama langsung mendapati Nadia yang duduk tertunduk di sofa. Rama, Nabila, Permadi dan Yunita menghentikan langkah menatap ke arah Nadia.

"Dia," lirih suara Permadi menyapa anaknya, tetapi masih terdengar oleh semua yang ada di ruangan tersebut. Tatapan mata Permadi penuh luka dan penyesalan bahkan dengan perlahan ayah dua putri itu memalingkan muka untuk menyeka air mata yang menetes.

Nadia yang masih duduk di sofa menengadahkan wajahnya, dia paksakan untuk tersenyum hingga bibirnya bergetar, dan air matanya tak terbendung lagi membasahi pipinya.

"Selamat buat Bapak dan Ibu yang akan menjadi kakek dan nenek." Nadia mengucapkannya dengan terbata-bata dan tangannya yang tersembunyi di balik jilbabnya meremas perutnya yang merasakan kram. Dalam hati dia berdoa agar anaknya tenang di dalam perutnya meski sang ibu sedang terluka.

"Dan selamat buat Mas Rama yang akan menjadi seorang ayah." Setelah mengucapkan kata tersebut Nadia tak bisa lagi menahan tangisnya, hingga ia tergugu di depan keluarganya.

Comments (11)
goodnovel comment avatar
Kak MungiL
jahara si Rama ............
goodnovel comment avatar
rozi yana
betul..aku juga bingung
goodnovel comment avatar
GithaZhra
Bukanya dalam syariat islam gak diperbolehkan menikahi dua saudara kandung sekaligus? tulisan seperti ini sangat rancu takutnya jadi motivasi di dunia nyata jika tidak merujuk pada hukum dan Fatwa ulama.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dia yang Terluka    Bab 0002

    Hanya suara tangis Nadia yang terdengar di ruang tamu keluarga Permadi. Rama, Nabila, Permadi dan Yunita hanya diam menyaksikan Nadia menangis. Satu hal yang mereka sadari saat ini adalah bahwa Nadia telah mengetahui apa yang selama ini mereka rahasiakan, pernikahan siri Rama dan Nabila. "Kau sudah

    Last Updated : 2022-03-05
  • Dia yang Terluka    Bab 0003

    Nadia mengendarai motor maticnya meninggalkan rumah orang tuanya. Rumah yang penuh kenangan dalam hidupnya. Rumah tempat ia tumbuh dari kecil hingga dewasa. Kebersamaannya dengan kedua orang tua dan Nabila kakaknya. Mereka dulu menghabiskan waktu bersama penuh suka cita dan saling menyanyangi. Tetap

    Last Updated : 2022-03-05
  • Dia yang Terluka    Bab 0004

    Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Nadia diperbolehkan untuk pulang meskipun kakinya belum sembuh sepenuhnya, bahkan untuk berjalan pun dia masih membutuhkan alat bantu jalan. Nadia duduk di tepi brankar, pandangannya kosong menerawang jauh. Nadia bingung akan pulang kemana, jika

    Last Updated : 2022-03-05
  • Dia yang Terluka    Bab 0005

    Tetangga adalah saudara jauh yang dekat jaraknya. Keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja, karena saat berada dalam kesulitan, tetangga akan datang lebih dulu dari pada saudara kita yang tinggal jauh. Hal lain yang tidak bisa diabaikan adalah suara mereka, suara yang mungkin akan membuat teli

    Last Updated : 2022-03-05
  • Dia yang Terluka    Bab 0006

    Bermesraan dengan suami sendiri adalah hal yang lumrah dan halal. Setelah melangsungkan pernikahannya dengan Rama, Nabila tidak sungkan untuk menunjukkan kemesraannya. Ritual mengantar dan menyambut Rama kerja bukan hanya cium tangan, pipi kanan kiri dan kening, tetapi mereka tak sungkan untuk cium

    Last Updated : 2022-04-07
  • Dia yang Terluka    Bab 0007

    *** Motor matic yang dikendarai Hanna memasuki pekarangan rumah keluarga Permadi. Nadia segera turun dari motor Hanna. Nadia dan Hanna saling pandang saat melihat sebuah mobil mewah terparkir di halaman rumah, sebuah mobil mewah yang hampir tak pernah mereka lihat di jalanan. Hanna memajukan daguny

    Last Updated : 2022-04-07
  • Dia yang Terluka    Bab 0008

    Nadia bergegas keluar dari kamarnya lalu mengendarai motor maticnya. Ini adalah untuk pertama kalinya Nadia keluar dengan mengendarai motor sendiri setelah kecelakaan yang menimpanya beberapa waktu yang lalu. Entah hal penting apa yang membuatnya nekad keluar sendiri tanpa menunggu Hanna seperti bia

    Last Updated : 2022-04-08
  • Dia yang Terluka    Bab 0009

    Semangkok bakso dengan uap panas yang mengebul, tangan dengan jari-jari lentik menambahkan tiga sendok sambal yang berwarna jingga tampak menggugah selera, ditambahkan lagi saos sambal dan sedikit kecap manis. Setelah diaduk sebentar, Nadia menyantap bakso di depannya. Baru beberapa suap, keringat m

    Last Updated : 2022-04-08

Latest chapter

  • Dia yang Terluka    Bab 0380

    Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil

  • Dia yang Terluka    Bab 0379

    Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa

  • Dia yang Terluka    Bab 0378

    Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang

  • Dia yang Terluka    Bab 0377

    Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala

  • Dia yang Terluka    Bab 0376

    "Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m

  • Dia yang Terluka    Bab 0375

    "Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang

  • Dia yang Terluka    Bab 0374

    "Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang

  • Dia yang Terluka    Bab 0373

    Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k

  • Dia yang Terluka    Bab 0372

    Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status