Malam itu hujan deras mengguyur suatu desa membuat jalan jalan tergenang air di mana mana.
Krek krek krek
Suara pintu yang dibuka.
"Wah hujannya deras banget sih bikin takut aja dan hawanya dingin banget," ucap seorang gadis yang berdiri di depan pintu rumahnya.
Dia bernama Sinta dia berumur 20 tahun dia adalah anak seorang pengusaha tempe dan tahu di desanya.
"Hujan deras ini sana masuk lah dulu kok malah hujannya di liatin," ucap Bapak Sinta yang tak sengaja melihat Sinta berdiri di depan pintu.
"Iya Pak ini juga mau masuk kok, aku cuman melihat keadaan luar banjir atau tidak" ucap Sinta kepada Bapaknya itu.
Bapak Sinta pun bergegas untuk kemar karena cuaca yang sangat dingin dan hujan yang deras Bapak Sinta memilih untuk tidur.
"Ah masuk takutnya ada petir, mana aku di depan pintu sendirian lagi ya ampun," gumam Sinta dari dalam hati.
Sinta pun menutup pintu dan mengunci pintu rumahnya dan bergegas ke kamar nya untuk berbaring dan menunggu hujan reda.
Sinta menunggu hujan reda sambil membaca buku, dia membaca buku karena dia sangat senang jika menghabiskan waktu luang dengan membaca buku.
Tok tok tok
"Sin sudah tidur belum?" tanya Ibunya dari luar kamarnya.
"Eh belum Bu kenapa Bu?" ucap Sinta kepada Ibunya.
"Ini lo Ibu bikin teh hangat sama pisang goreng kamu mau gak, enak banget loh mana ada sambelnya juga ini sin," ujar Ibunya kepada sinta.
Sinta pun membuka pintu kamarnya dan menemui Ibunya.
"Wah enak banget ini Bu mana masi hangat lagi di makan di cuaca yang dingin memang mantap Bu," ucap Sinta kepada Ibunya.
"Mau makan di kamar atau makan di luar bareng Ibu, soalnya Bapakmu sudah tidur kecapekan karena tadi banyak pesanan tahu sama tempe jadi kewalahan," ucap Ibunya kepada Sinta.
"Ya sudah makannya baremg Ibu aja di ruang tamu ayok Bu" ucap Sinta.
"Iyaa ayok," ucap Ibunya.
"Lah Bu Bapak kok bisa kecapekan lah buruh-buruhnya pada kemana Bu kan ada 8 orang buruhnya Bapak Bu" tanya Sinta kepada Ibunya yang sedang memakan pisang goreng.
"Iya ada buruhnya tapi buruhnya yang 2 orang lagi izin cuti jadi Bapak mu yang ikut ngurusin itu belum lagi ngantar tahu tempenya," ucap Ibunya Sinta
"Oalah Bu kasian Bapak ya Bu pasti capek banget karena kerjanya kan nonstop lo Bu," ucap Sinta kepada Ibunya itu.
Sinta melanjutkan makan pisang goreng dan minum teh hangat sembari menunggu hujan reda karena takutnya hujan deras mengakibatkan banjir.
"Ya mau gimana lagi Sin kan ini ya memang usaha Ibu sama Bapak Sin ini aja alhamdulillah bisa ada usaha begini cukup buat biaya kita dan bisa nabung juga buat masa depan kamu," ujar Ibunya kepada Sinta.
Sinta tersenyum dan memeluk Ibunya.
"Semoga sehat sehat terus ya bu sampai Sinta bisa banggain Ibu sama Bapak juga nantinya, Amin", ucap Sinta kepada ibunya yang tersayang.
Sinta Adalah anak satu-satunya dari orang tuanya dan Sinta tidak ingin membuat kedua Orang tuanya merasa terbebani akan adanya dia.
Setelah makan pisang goreng dan teh hangat Sinta merasa kenyang dan ibunya menyuruhnya untuk tidur ke kamar dan tidur
"Sin sana kamu pergi ke kamar dan tidir ini juga sudah malam loh Sin," ucap Ibunya kepada sinta.
"Iya Bu Sinta ke kamar dulu ya Bu udah ngantuk juga ini aku Bu," kata Sinta dengan nada lemas karena mengantuk.
Sinta pun pergi ke kamar dan hujan pun belum juga berhenti dan hujan malah semakin deras saja.
Ibunya pun juga tidur karena memang sudah sangat malam dan waktunya untuk beristirahat dan besok harus membungkus tempe karena banyak pesanan.
Ke esokan harinya Sinta bangun lebih pagi dari sebelumnya karena Sinta merasa ingin ke kamar mandi dan Ibu dan Bapaknya belum bangun.
"Duh mau ke kamar mandi kok masi gelap ya mana Ibu sama Bapak belum bangun lagi," gumam Sinta dengan pelan dan menuju ke kamar mandi.
Beberapa menit ke kamar mandi setelah itu Sinta kembali ke kamarnya tak lama kemudian Bapaknya pun bangun dari tidurnya.
"Eh sudah bangun kamu Sin jam begini la kok tumben banget ya biasanya aja siang bangunnya," ucap Bapaknya kepada Sinta yang barusan keluar dari kamar mandi.
"Terbangun karena pengen buang air kecil Pak jadi terpaksa bangun deh jam begini Pak hehe, " jawab sinta yang langsung masuk lagi ke kamar nya.
"Masuk ke kamar jangan tidur lagi Sin sini ikutan bungkus tempe dikit lagi, ini sama Ibu juga," ujar Bapaknya kepada Sinta.
"Iya Bapak dikit lagi Sinta ikutan bungkus tempe," ucap Sinta dari dalam kamar.
Akhirnya Sinta pun keluar dan berjalan ke arah tempat Bapaknya dan duduk untuk membantu membungkus tempe yang banyak itu.
"Lah Ibu mana Pak kok belum ada," tanya Sinta kepada Bapaknya.
"Ada itu masih di dapur masih ambil bungkusannya untuk ini membungkus tempe nya dikit lagi juga ikut gabung, ini di bungkus Sin karena pesanannya orang di antar jam 10 siang nanti," ucap Bapaknya itu kepada Sinta.
"Bapak banget ya Pak, ini semuanya Pak di bungkusinnya?" tanya Sinta.
"Iya semuanya tapi kan dikit lagi juga buruh-buruh nya Bapak kan pada datang mungkin sedikit lagi," ucap Bapaknya.
Tak lama kemudian pun Ibunya datang dengan membawa plastik untuk membungkus tempe.
"Ini plastiknya, lah ini anak gadis Ibu tumben jam segini baru bangun sudah bantuin bungkusin tempe lagi," ucap Ibunya dengan tersenyum kepada Sinta.
"Iya lah Bu menjadi anak yang berbakti Bu kepada Orang tua hehe," jawab Sinta kepada Ibunya.
Sinta pun ikut membungkus tempe bersama Bapak dan Ibunya dan tak lama kemudian datanglah buruh-buruh pabrik Bapaknya.
Mereka juga langsung ikut membungkus tempe agar cepat selesai dan yang lainnya mengurus tahu yang juga banyak orang pesan.
Bapak sinta adalah pengusaha pabrik tahu tempe yang besar dan banyak di kenal oleh orang-orang karena mengawali usahanya dari nol bersama Ibunya.
"Pak Bu nanti Sinta ke kampus jam 8 loh jadi sampai jam setengah 8 aja ya Sinta bantuinnya," ucap Sinta kepada Bapak Ibunya.
"Iya nak tidak apa-apa buruh-buruh juga sudah pada datang kok jadi nanti gampang banyak yang bantuin," jawab Ibunya kepada Sinta.
"Sin tolong ambilin tempat itu buat menaruh ini nak," kata Ibunya sambil menunjuk suatu wadah besar untuk di gunakan menata tempe.
"Iya Bu Sinta ambilin," jawab Sinta.
Sinta mengambilkan wadah yang mau di gunakan untuk tempat tempe.
"Ini bu wadahnya," ucap Sinta sambil menaruhkan wadah yang di bawanya ke samping Ibunya.
"Ya sudah kamu siap siap saja ke kampus takutnya nanti malah terlambat nak," ujar Ibunya kepada Sinta.
"Iya Bu, Sinta mandi dulu deh kalau begitu," ucap Sinta kepada Ibunya.
Sinta pun bergegas ke kamarnya untuk mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
Bersambung
Sinta pun bergegas mandi, setelah 20 menit Sinta keluar dari kamar mandi dan bersiap siap untuk berangkat kuliah dengan membawa motor metic nya."Bu, Pak Sinta pergi berangkat dulu le kampus ya," ucap Sinta dengan nada lembut dan mencium tangan Bapak dan Ibunya."Iya nak, hati-hati ya Sin di jalan jangan lupa juga sarapannya jangan lambat-lambat," ucap Ibunya kepada Sinta."Iya Bu siap," kata Sinta.Sinta langsung berangkat ke kampus karena ada tugas yang harus di kumpulkan pagi itu.Sesampainya di kampus dan masuk kelas tugas di kumpul di meja dosen."Sin tugas kamu sudah kan?" tanya salah seorang dari temannya."Iya sudah kok, Alhamdulillah sudah aku kerjakan jauh-jauh hari karena biar tidak bertabrakan dengan tugas-tugas dari mata kuliah lain hehe," ucap Sinta kepada temannya."Halo teman baikku," panggil seorang gadis yang datang dari belakang.Gadis itu bernama Fitri, dia adalah teman baik dari Sinta."Halo, eh tumben aku lebih cepat datangnya daripada kamu ya Fit," ucap Sinta ke
Setelah Sinta menyicipi kue buatan Ibunya dia sangat bahagia dan berkali-kali memuji kue buatan Ibunya itu."Kan Sinta sudah bilang kalau kurme buatan Ibu itu enak dan tidak ada yang bisa menandingi rasanya, eh sampai aku ingin nambah terus kan jadinya hehe," kata Sinta dengan memakan kue buatan Ibunya itu."Lah tuh kan anak Ibu suka banget ya bikin Ibunya tuh senyum-senyum dan suka banget kalau muji Ibunya padahal kue buatan Ibu tuh gak seberapa lo," ucap Ibunya sambil tersenyum ke arah Sinta.Hari itu cuaca sangat cerah Sinta ingin mengunjungi temannya yang bernama Dita karena beberapa hari yang lalu Dita kecelakaan dan kaki nya terkilir pada bagian kanannya dan susah untuk berjalan.Sinta menelepon Dita karena Sinta ingin mengunjunginya dan Sinta tidak tahu keberadaan Dita di mana."Halo Assalamualaikum Dit," ucap Sinta."Walaikumsalam, eh nih tumben ya ini anak nelpon biasanya mah ngechat doang, ada apa sih temanku yang cantik ini menelpon siang siang gini hayoo ada apa?" ucap Dit
Sinta tiba-tiba terdiam dan memikirkan apa perkataan Dita dan siapakah sebenarnya yang di maksud oleh Dita, mengapa Dita berbicara seperti itu."Siapa sih yang kamu maksud Dit, yang berteman hanya membutuhkan uang saja tanpa ketulusan, huh aku jadi penasaran dan makin bertanya-tanya itu siapa," ucap Sinta kepada Dita."Ya ampun aku tuh hanya mengambil kata besarnya dan yang sering terjadi saja sih Sin kalau di kehidupanku yang sekarang ya belum ada yang seperti itu," ujar Dita."Yah kamu tau lah aku Dit, aku takut kalau aku pernah bikin kamu tersinggung atau semacamnya," ucap Sinta.Sinta sangat takut jika yang di katakan atau yang di ucapkan Dita itu adalah Sinta, maka karena itulah Sinta selalu bertanya ketika Dita mengucapkan hal itu."Sudah-sudah kamu kok malah bengong dan itu sih yang aku maksud bukan kamu, jadi kamu jangan merasa bersalah atau pun merasa tidak enak ya," ucap Dita kepada Sinta."Iya jadi kalau ada apa-apa yang kamu tidak sukai dari aku lebih baik kamu ngomong ya
Sinta pun memberikan tali yang baru dia ambilnya itu kepada Bapaknya yang telah menunggunya di teras depan rumahnya."Bapak ini tali nya, mau di bantu tidak Pak? soalnya itu kalau tidak di bantu pegangin bisa jatuh semua tempenya," kata Sinta kepada Bapaknya."Ya kalau begitu di bantuin supaya aman dan barang pesanannya orang tidak jatuh dan rusak, ayo bantuin Bapak dulu biar cepet ini," kata Bapak sinta sambil memegangi tali yang Sinta berikan.Sinta membantu Bapaknya menata dan mengikat tempat tempe di atas motornya sampai semuanya selesai.Setelah selesai Sinta pergi masuk ke dalam rumah karena ingin mencari peralatan untuk mencuci motornya."Bapak pergi dulu antar pesanan ini ya Sinta jangan lupa mencuci motornya supaya bersih dan enggak kotor ya," ucap Bapaknya kepasa sinta."Iya Bapak siap, nanti Sinta cuci yang bersih sampai mengkilap hehe," jawab gadis cantik itu.Sinta mencari peralatan untuk cuci motor tapi tidak ketemu juga."Bu Ibu lihat peralatan untuk mencuci motor gak?
"Ini teh nya dan kue nya ayo di cobain dulu Pak Heri, pasti haus ya ini ada teg silahkan ayo di minum, Feri jangan sungkan-sungkan ayo di cicipi kue nya ya," ucap Ibunya Sinta itu."Iya Bu, waduh terimakasih banyak ini wah jadi merepotkan ya saya jadi enggak enak nih kalau begini hehe," ucap Pak Heri."Alah alah kayak lagi dengan siapa saja Pak Heri ini hehe biasanya juga kalau saya kerumah Pak Heri malah di sungguhi banyak sekali makanan kan ya, ya itung-itungkan ya balas budi lah Pak hehe," ucap Bapak Sinta kepada Pak Heri.Mereka berdua asik ngobrol tentang pekerjaan dan menikmati hidangan yang di sajikan oleh Ibu tercinta Sinta itu, sedangkan Feri masih tetap saja memandangi Sinta yang sedang mencuci motor itu."Ih kok dia melihat aku kayak melihat hantu sih pasti di dalam hatinya dia bilang kalau aku jelek dan kumuh, ya pun kenapa datang di saat yang tidak tepat sih, kenapa harus datang pas aku lagi jelek gini ya ampun," gumam Sinta dengan pelan.Tak lama kemudian Sinta selesai m
"Ini teh nya dan kue nya ayo di cobain dulu Pak Heri, pasti haus ya ini ada teg silahkan ayo di minum, Feri jangan sungkan-sungkan ayo di cicipi kue nya ya," ucap Ibunya Sinta itu."Iya Bu, waduh terimakasih banyak ini wah jadi merepotkan ya saya jadi enggak enak nih kalau begini hehe," ucap Pak Heri."Alah alah kayak lagi dengan siapa saja Pak Heri ini hehe biasanya juga kalau saya kerumah Pak Heri malah di sungguhi banyak sekali makanan kan ya, ya itung-itungkan ya balas budi lah Pak hehe," ucap Bapak Sinta kepada Pak Heri.Mereka berdua asik ngobrol tentang pekerjaan dan menikmati hidangan yang di sajikan oleh Ibu tercinta Sinta itu, sedangkan Feri masih tetap saja memandangi Sinta yang sedang mencuci motor itu."Ih kok dia melihat aku kayak melihat hantu sih pasti di dalam hatinya dia bilang kalau aku jelek dan kumuh, ya pun kenapa datang di saat yang tidak tepat sih, kenapa harus datang pas aku lagi jelek gini ya ampun," gumam Sinta dengan pelan.Tak lama kemudian Sinta selesai m
Sinta pun memberikan tali yang baru dia ambilnya itu kepada Bapaknya yang telah menunggunya di teras depan rumahnya."Bapak ini tali nya, mau di bantu tidak Pak? soalnya itu kalau tidak di bantu pegangin bisa jatuh semua tempenya," kata Sinta kepada Bapaknya."Ya kalau begitu di bantuin supaya aman dan barang pesanannya orang tidak jatuh dan rusak, ayo bantuin Bapak dulu biar cepet ini," kata Bapak sinta sambil memegangi tali yang Sinta berikan.Sinta membantu Bapaknya menata dan mengikat tempat tempe di atas motornya sampai semuanya selesai.Setelah selesai Sinta pergi masuk ke dalam rumah karena ingin mencari peralatan untuk mencuci motornya."Bapak pergi dulu antar pesanan ini ya Sinta jangan lupa mencuci motornya supaya bersih dan enggak kotor ya," ucap Bapaknya kepasa sinta."Iya Bapak siap, nanti Sinta cuci yang bersih sampai mengkilap hehe," jawab gadis cantik itu.Sinta mencari peralatan untuk cuci motor tapi tidak ketemu juga."Bu Ibu lihat peralatan untuk mencuci motor gak?
Sinta tiba-tiba terdiam dan memikirkan apa perkataan Dita dan siapakah sebenarnya yang di maksud oleh Dita, mengapa Dita berbicara seperti itu."Siapa sih yang kamu maksud Dit, yang berteman hanya membutuhkan uang saja tanpa ketulusan, huh aku jadi penasaran dan makin bertanya-tanya itu siapa," ucap Sinta kepada Dita."Ya ampun aku tuh hanya mengambil kata besarnya dan yang sering terjadi saja sih Sin kalau di kehidupanku yang sekarang ya belum ada yang seperti itu," ujar Dita."Yah kamu tau lah aku Dit, aku takut kalau aku pernah bikin kamu tersinggung atau semacamnya," ucap Sinta.Sinta sangat takut jika yang di katakan atau yang di ucapkan Dita itu adalah Sinta, maka karena itulah Sinta selalu bertanya ketika Dita mengucapkan hal itu."Sudah-sudah kamu kok malah bengong dan itu sih yang aku maksud bukan kamu, jadi kamu jangan merasa bersalah atau pun merasa tidak enak ya," ucap Dita kepada Sinta."Iya jadi kalau ada apa-apa yang kamu tidak sukai dari aku lebih baik kamu ngomong ya
Setelah Sinta menyicipi kue buatan Ibunya dia sangat bahagia dan berkali-kali memuji kue buatan Ibunya itu."Kan Sinta sudah bilang kalau kurme buatan Ibu itu enak dan tidak ada yang bisa menandingi rasanya, eh sampai aku ingin nambah terus kan jadinya hehe," kata Sinta dengan memakan kue buatan Ibunya itu."Lah tuh kan anak Ibu suka banget ya bikin Ibunya tuh senyum-senyum dan suka banget kalau muji Ibunya padahal kue buatan Ibu tuh gak seberapa lo," ucap Ibunya sambil tersenyum ke arah Sinta.Hari itu cuaca sangat cerah Sinta ingin mengunjungi temannya yang bernama Dita karena beberapa hari yang lalu Dita kecelakaan dan kaki nya terkilir pada bagian kanannya dan susah untuk berjalan.Sinta menelepon Dita karena Sinta ingin mengunjunginya dan Sinta tidak tahu keberadaan Dita di mana."Halo Assalamualaikum Dit," ucap Sinta."Walaikumsalam, eh nih tumben ya ini anak nelpon biasanya mah ngechat doang, ada apa sih temanku yang cantik ini menelpon siang siang gini hayoo ada apa?" ucap Dit
Sinta pun bergegas mandi, setelah 20 menit Sinta keluar dari kamar mandi dan bersiap siap untuk berangkat kuliah dengan membawa motor metic nya."Bu, Pak Sinta pergi berangkat dulu le kampus ya," ucap Sinta dengan nada lembut dan mencium tangan Bapak dan Ibunya."Iya nak, hati-hati ya Sin di jalan jangan lupa juga sarapannya jangan lambat-lambat," ucap Ibunya kepada Sinta."Iya Bu siap," kata Sinta.Sinta langsung berangkat ke kampus karena ada tugas yang harus di kumpulkan pagi itu.Sesampainya di kampus dan masuk kelas tugas di kumpul di meja dosen."Sin tugas kamu sudah kan?" tanya salah seorang dari temannya."Iya sudah kok, Alhamdulillah sudah aku kerjakan jauh-jauh hari karena biar tidak bertabrakan dengan tugas-tugas dari mata kuliah lain hehe," ucap Sinta kepada temannya."Halo teman baikku," panggil seorang gadis yang datang dari belakang.Gadis itu bernama Fitri, dia adalah teman baik dari Sinta."Halo, eh tumben aku lebih cepat datangnya daripada kamu ya Fit," ucap Sinta ke
Malam itu hujan deras mengguyur suatu desa membuat jalan jalan tergenang air di mana mana.Krek krek krekSuara pintu yang dibuka."Wah hujannya deras banget sih bikin takut aja dan hawanya dingin banget," ucap seorang gadis yang berdiri di depan pintu rumahnya.Dia bernama Sinta dia berumur 20 tahun dia adalah anak seorang pengusaha tempe dan tahu di desanya."Hujan deras ini sana masuk lah dulu kok malah hujannya di liatin," ucap Bapak Sinta yang tak sengaja melihat Sinta berdiri di depan pintu."Iya Pak ini juga mau masuk kok, aku cuman melihat keadaan luar banjir atau tidak" ucap Sinta kepada Bapaknya itu.Bapak Sinta pun bergegas untuk kemar karena cuaca yang sangat dingin dan hujan yang deras Bapak Sinta memilih untuk tidur."Ah masuk takutnya ada petir, mana aku di depan pintu sendirian lagi ya ampun," gumam Sinta dari dalam hati.Sinta pun menutup pintu dan mengunci pintu rumahnya dan bergegas ke kamar nya untuk berbaring dan menunggu hujan reda.Sinta menunggu hujan reda samb