Beranda / Romansa / Dia Milikku / Persahabatan istimewa

Share

Persahabatan istimewa

Penulis: Inlut
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 14:36:09

Setelah Sinta menyicipi kue buatan Ibunya dia sangat bahagia dan berkali-kali memuji kue buatan Ibunya itu.

"Kan Sinta sudah bilang kalau kurme buatan Ibu itu enak dan tidak ada yang bisa menandingi rasanya, eh sampai aku ingin nambah terus kan jadinya hehe," kata Sinta dengan memakan kue buatan Ibunya itu.

"Lah tuh kan anak Ibu suka banget ya bikin Ibunya tuh senyum-senyum dan suka banget kalau muji Ibunya padahal kue buatan Ibu tuh gak seberapa lo," ucap Ibunya sambil tersenyum ke arah Sinta.

Hari itu cuaca sangat cerah Sinta ingin mengunjungi temannya yang bernama Dita karena beberapa hari yang lalu Dita kecelakaan dan kaki nya terkilir pada bagian kanannya dan susah untuk berjalan.

Sinta menelepon Dita karena Sinta ingin mengunjunginya dan Sinta tidak tahu keberadaan Dita di mana.

"Halo Assalamualaikum Dit," ucap Sinta.

"Walaikumsalam, eh nih tumben ya ini anak nelpon biasanya mah ngechat doang, ada apa sih temanku yang cantik ini menelpon siang siang gini hayoo ada apa?" ucap Dita dengan tertawa seakan akan dia menunjukan sikap bahwa dia sudah membaik.

"Ihh kok suaranya sudah kayak orang sehat gitu sih ya Dit, niat nya sih menghubungi kamu tuh memastikan gitu lo kamu ada di mana, ya karena aku pengen main aja kerumahmu?" kata Sinta kepada Dita.

"Yaelah main doang? Pakek acara nelpon dulu ya huh biasanya juga langsung oteweh aja kamu," ketus Dita kepada Sinta.

"Ya enggak main doang sih ya kan kamu belum lama ini kan habis kecelakaan ya aku pengen nge jenguk kamu juga gitu pengen tahu keadaan kamu gimana gitu," ucap Sinta kepada Dita lewat telepon.

"Kalau aku sih ya setiap saat di rumah kok sudah jarang keluar juga, hehe iya sih aku barusan kecelakaan tapi gak papa kok sudah aman ini sudah bisa tertawa berarti kan aman ya hehe," ujar Dita kepada Sinta dengan tertawa.

"Ya sudah, jadi di bolehin ndak ini aku mau jenguk kamu ntar aku bawain buah deh ya supaya temanku ini cepet sembuh dan cepet bisa kumpul-kumpul bareng teman-teman lagi supaya asik dan seru oke," ucap Sinta kepada Dita.

"Iya deh iya boleh bangetlah masak iya sih mau di tengokin teman tapi di larang kan ya gak mungkin, eh tapi kalau kesini jangan cuman bawain buah lah ya, bawain tahu sama tempe juga kek biar enak hehe," ucap Dita sambil tertawa.

"Yaelah iya deh iya pokoknya gampang kalau soal itu nanti aku bawain yang banyak deh buat stok di kulkas kmu ya, hehehe" ujar Sinta.

"Nah kan gitu jadi enak ya bawain banyak biar aku juga ngirit hahaha soalnya lagi krisis duit ini," ujar Dita sambil tertawa.

"Ya sudah aku mau siap-siap dulu sedikit lagi aku cus berangkat ke tempat kamu ya," kata Sinta kepada Dita.

"Oke deh aku tunggu ya," kata Dita.

"Oke pokoknya siap deh, oke daa Assalamualaikum," ucap Sinta dengan menutup teleponnya.

Sinta pun bersiap-siap dan mengganti baju karena dia ingin kerumah Dita.

Ketika Sinta keluar dari kamar dan menyapa Bapak dan Ibunya dia di panggil dan di tanya.

"Eh mau kemana ini kok cantik banget rapi juga terus kok bawa plastik ini mau ke mana sih sebenarnya ini kok beda ya biasanya saja tidak pernah dandan kok sekarang dandan dan bersiap-siap sepertinya mau pergi," ucap Ibunya kepada Sinta yang terlihat rapi.

"Hehehe iya Bu Sinta lagi mau nengokin si Dita kan beberapa hari lalu dia kecelakaan dan memang Sinta belum pernah nengokin dia Bu, ini mumpung ada Waktu luang ya nengokin dia Bu," kata Sinta kepada Ibunya.

"Oh seperti itu ternyata ya tapu keadaan Dita tidak apa-apa kan nak, oh iya itu plastik lo buat apa kok di bawa seperti itu," ujar Ibunya.

"Oh iya jadi Dita tidak apa-apa kok Bu sudah mulai membaik dan sudah bisa bercanda gitu, hehe ini plastiknya untuk ambil tahu dan tempe buat Sinta kasih ke Dita Bu," ucap Sinta kepada Ibu tercinta nya.

"Ya ampun jadi mau bawa tahu dan tempe ini ya, ya sudah sini biar Ibu yang ngambilin sini ya, Ibu ambilkan banyak ya supaya dia cepat sembuh nya," ucap Ibunya itu.

Sinta pun tersenyum melihat Ibunya sangat semangat untuk memberikan tahu dan tempe nya kepada teman Sinta dan Sinta juga tahu kalau Ibunya adalah seseorang yang suka berbagi.

"Sin kalau datang menjenguk orang sakit jangan hanya di bawakan tahu dan tempe ya ini harus di belikan buah juga agar Dita cepat sembuh dan bisa berkumpul lagi denga teman-teman juga," ujar Ibunya kepada Sinta.

"Iya Bu ini juga nanti mau berhenti lagi untuk beli buah pasti Dita seneng kalau di kasih buah Bu biar sehat juga hehe," kata Sinta," ujar Sinta terhadap Ibunya.

Sinta pun berpamitan untuk pergi menuju ke rumah Dita.

Akhirnya Sinta pun pergi ke rumah Dita yang rumahnya di tempuh sekitar 20 menitan dari rumah Sinta.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan akhirnya sampailah Sinta di rumah Dita dan langsung mengetuk rumah temannya itu.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu yang di ketuk oleh Sinta, tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu.

"Assalamualaikum mba, si Dita nya ada enggak yah?" tanya Sinta kepada seorang yang membuka pintu itu.

"Walaikumsalam, eh pasti temannya Dita ya langsung masuk saja Dita ada di kamarnya kok, oh ya kenalin ya aku kakak nya Dita," ujar seorang perempuan yang membuka pintu itu.

"Iya, terimakasih banyak ya hehe," ucap Sinta.

Akhirnya Sinta pun masuk kerumah temannya itu dan langsung masuk ke dalam kamarnya Dita, terlihat sangat jelas Dita masih terbaring dengan perban menempel di tangan dan kakinya.

"Eh eh eh katanya sudah sembuh padahal masih di perban kayak begini, makannya kalau sakit itu jangan banyak tingkah dulu lah ya supaya ceet sembuhnya Dita sayang," ucap Sinta dengan menutup pintu kamar Dita.

"Hehe kan selagi masih bisa tertawa ya tertawa dan sedikit lagi aku yakin aku sembuh sih Sin, makannya kamu tuh tiap solat doain ku supaya cepet sembuh dan bisa ngumpul lagi gitu," ucap Dita kepada Sinta.

"Kalau soal mendoakan itu ya sudah pasti lah Dit," ujar Sinta.

"Nah gitu dong sebagai teman yang baik dan tidak pelit untuk mendoakan temannya yang sedang terbaring sakit ini heheh," ucap Dita.

"Iya lah, oh iya ini buah untuk di makan supaya cepat sembuh dan langsung sehat sih biasanya kalau makan buah buah yang begini, terus ini juga aku sudah bawakan nih buat kamu yaitu tahu dan tempe untuk persiapan di kulkas," ucap Sinta dengan menaruh bawaannya di meja dekat ranjang Dita.

Dita pun tersenyum dan berkata "memang sih ya kalau teman tuh pada baik banget tuh enak, tapi kalau teman datang pas kita bahagia doang tuh rasanya sakit banget," ujar Dita.

"Eh memangnya ada ya yang seperti itu?" tanya Sinta kepada Dita.

Sinta bertanya dengan rasa penasaran siapa yang sebenarnya Dita maksud.

"Iya ada lah Sin kan banyak tuh ya yang sekarang begitu kan terlalu melihat pertemanan dari uang juga banyak huh," ujar Dita.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dia Milikku   Ketulusan hati

    Sinta tiba-tiba terdiam dan memikirkan apa perkataan Dita dan siapakah sebenarnya yang di maksud oleh Dita, mengapa Dita berbicara seperti itu."Siapa sih yang kamu maksud Dit, yang berteman hanya membutuhkan uang saja tanpa ketulusan, huh aku jadi penasaran dan makin bertanya-tanya itu siapa," ucap Sinta kepada Dita."Ya ampun aku tuh hanya mengambil kata besarnya dan yang sering terjadi saja sih Sin kalau di kehidupanku yang sekarang ya belum ada yang seperti itu," ujar Dita."Yah kamu tau lah aku Dit, aku takut kalau aku pernah bikin kamu tersinggung atau semacamnya," ucap Sinta.Sinta sangat takut jika yang di katakan atau yang di ucapkan Dita itu adalah Sinta, maka karena itulah Sinta selalu bertanya ketika Dita mengucapkan hal itu."Sudah-sudah kamu kok malah bengong dan itu sih yang aku maksud bukan kamu, jadi kamu jangan merasa bersalah atau pun merasa tidak enak ya," ucap Dita kepada Sinta."Iya jadi kalau ada apa-apa yang kamu tidak sukai dari aku lebih baik kamu ngomong ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Dia Milikku   Siapa pemuda tampan itu?

    Sinta pun memberikan tali yang baru dia ambilnya itu kepada Bapaknya yang telah menunggunya di teras depan rumahnya."Bapak ini tali nya, mau di bantu tidak Pak? soalnya itu kalau tidak di bantu pegangin bisa jatuh semua tempenya," kata Sinta kepada Bapaknya."Ya kalau begitu di bantuin supaya aman dan barang pesanannya orang tidak jatuh dan rusak, ayo bantuin Bapak dulu biar cepet ini," kata Bapak sinta sambil memegangi tali yang Sinta berikan.Sinta membantu Bapaknya menata dan mengikat tempat tempe di atas motornya sampai semuanya selesai.Setelah selesai Sinta pergi masuk ke dalam rumah karena ingin mencari peralatan untuk mencuci motornya."Bapak pergi dulu antar pesanan ini ya Sinta jangan lupa mencuci motornya supaya bersih dan enggak kotor ya," ucap Bapaknya kepasa sinta."Iya Bapak siap, nanti Sinta cuci yang bersih sampai mengkilap hehe," jawab gadis cantik itu.Sinta mencari peralatan untuk cuci motor tapi tidak ketemu juga."Bu Ibu lihat peralatan untuk mencuci motor gak?

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Dia Milikku   Dering telepon

    "Ini teh nya dan kue nya ayo di cobain dulu Pak Heri, pasti haus ya ini ada teg silahkan ayo di minum, Feri jangan sungkan-sungkan ayo di cicipi kue nya ya," ucap Ibunya Sinta itu."Iya Bu, waduh terimakasih banyak ini wah jadi merepotkan ya saya jadi enggak enak nih kalau begini hehe," ucap Pak Heri."Alah alah kayak lagi dengan siapa saja Pak Heri ini hehe biasanya juga kalau saya kerumah Pak Heri malah di sungguhi banyak sekali makanan kan ya, ya itung-itungkan ya balas budi lah Pak hehe," ucap Bapak Sinta kepada Pak Heri.Mereka berdua asik ngobrol tentang pekerjaan dan menikmati hidangan yang di sajikan oleh Ibu tercinta Sinta itu, sedangkan Feri masih tetap saja memandangi Sinta yang sedang mencuci motor itu."Ih kok dia melihat aku kayak melihat hantu sih pasti di dalam hatinya dia bilang kalau aku jelek dan kumuh, ya pun kenapa datang di saat yang tidak tepat sih, kenapa harus datang pas aku lagi jelek gini ya ampun," gumam Sinta dengan pelan.Tak lama kemudian Sinta selesai m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Dia Milikku   Sederhana

    Sebenarnya Sinta penasaran dengan yang menelpon tadi tapi dia menghiraukannya lagi karena Ibunya telah memanggilnya."Iya Bu ada apa kok manggil Sinta," ucap Sinta kepada Ibunya."Hehe Ibu kira kamu belum bangun tadi, jadi Ibu panggil kamu deh hehe," kata ibunya kepada Sinta."Sudah dari tadi Sinta bangun Bu kan mau bantu Bapak dan Ibu bungkusin tempe hehe," ucap Sinta kepada Ibu tercinta nya itu."Ya sudah ayo sini bantuin Ibu yang lain buruhnya Bapak lagi kerja yang lain dan alhamdulillah kamu sudah bangun kan jadi agak ringan," ujar Ibunya kepadanya.Sinta pun duduk dan membantu pekerjaan Bapak dan Ibunya hingga berjam-jam dan tiba-tiba waktu menunjukkan sudah jam Sinta pergi ke kampus."Bu Sinta tidak bisa membantu ibu lama ya karena harus ke kampus" ucap Sinta."Iya nak tidak apa-apa ya sudah kamu siap-siap pergi ke kampus saja karena Ibu tidak mau sampai kamu terlambat ya," ujar Ibunya kepada Sinta."Ohh iya Bu, Ibu bilang kan kemarin itu kalau mau nitipin sesuatu itu buat Bapak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Dia Milikku   Permintaan maaf

    "Aduh Kan kita malah bicara banyak di sini dan tidak jadi masuk ke kelas nih jadinya," ucap Sinta."Ya sudah ayo kita masuk nah kan kamu tadi yang ngajak ngobrol tentang si Feri itu ya kan, eh tapi kayaknya aku kenal deh sama dia nama Bapaknya kan Heri terus kayaknya aku pernah dengar gitu deh kayaknya teman aku waktu SMA deh tapi ya aku juga lupa sih sin," ucap Dita kepada Sinta."Iya mungkin kamu kenal sih sama dia, tapi kalau aku sih belum kenal baru tahu kemarin waktu dia datang kerumah sama bapaknya itu," kata Sinta."Ayolah kita masuk" ucap Sinta kepada Dita, Sinta membantu Dita untuk berjalan masuk ke kelas.Susah yah sin berjalan menggunakan tongkat seperti ini kayaknya kamu kesusahan dan kesakitan, kan aku udah bilang sama kamu Kalau belum sembuh jangan dulu ke kampus, tapi kamu malah ngeyel terus gini kan jadinya," ucap cinta kepada Dita."Bukannya ngeyel tapi aku juga butuh kuliah jadi aku masuk deh bawain aku minum yah kalau kamu ke kantin, nanti soalnya aku susah mau jala

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Dia Milikku   Terik matahari

    "Sinta pun bergegas untuk kembali ke kampus dan menemui Dita sesampainya di lingkungan kampus Sinta tanpa basa-basi masuk ke kelas."Aduh cuacanya diluar sangat panas sampai gosong gini mukaku," ucap Sinta kepada Dita yang tengah duduk di bangku."Iya sih memang udara sekarang seperti panas sekali apalagi ini tengah hari bolong Sinta," ucap Dita kepada Sinta."Sebenarnya ini tuh tidak terlalu panas tapi tadi aku harus menunggu si Feri itu dia datang lambat gitu loh, padahal aku sama dia sudah bikin janji tadi jadi gosong gini kan mau ke aku," ucap Sinta dengan nada kesal."Yaelah berapa minggu atau berapa bulan atau berapa tahun sih kamu menunggu si Feri kan cuman berapa menit gitu aja ngeluh sin-sin," ucap Dita kepada Sinta."Iya sih tapi kan aku cewek secara gitu dia kan cowok nah abis itu dia naik mobil lagi ya harusnya tepat waktu lah masa iya aku duluan yang datang daripada dia kan jadi males," ucap Sinta kepada Dita.Di tengah-tengah percakapan mereka berdua tiba-tiba ada seoran

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Dia Milikku   Terganggu

    "Ih, Dimas kok kamu kasar sama aku, Kenapa sih, Kenapa harus narik tangan aku? sakit tau nggak coba lihat merah kan!!" ucap Sinta dengan nada marah kepada Dimas."Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu Sinta, aku cuman ingin memanggilmu, aku ingin berbicara denganmu sebelum kamu pulang itu saja kok," ucap Dimas kepada Lisa."Kamu merasa aku mengganggu kamu ya?" tanya Dimas kepada Lisa."Sebenarnya aku tidak menganggap kamu mengganggu aku tapi kan ada waktunya sekarang mau pulang, tapi kenapa harus ditahan sih sakit pergelangan tanganku sampai merah gini gimana sih kamu Dimas," ucap Sinta kepada Dimas."Ya sudah aku minta maaf gitu aja marah, baru saja kenal kamu sudah marah-marah terus," ucap Dimas kepada Sinta."Aku sudah aku mau pulang dulu aku sudah ditungguin sama Bapak sama Ibuku Aku ingin membantu mereka buat tahu sama tempe bye," ucap Sinta kepada Dimas.Sinta pun beranjak pulang ke rumahnya, dan setelah menempuh perjalanan beberapa menit dari kampus ke rumahnya akhirnya dia sam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Dia Milikku   Bimbang ragu

    "Iya mantap juga itu boleh sih apalagi ditambah lagi sama makanan iya kan, bercanda bercanda hehe," ucap Pak Heri kepada Bapaknya Sinta itu."Ya tunggu dulu ya, aku panggil istriku dulu," ucap Bapaknya Sinta itu.Setelah beberapa menit Bapak Sinta memanggil Ibunya Sinta justru yang datang malah Sinta."Iya ada apa Pak, Ibu lagi sibuk, jadi aku yang ke sini," ucap Sinta kepada Bapaknya itu."Oh iya nak jadi begini Ini kan Pak Heri datang terus mau ngobrol sama Bapak jadi kamu bikinkan kopi ya supaya Pak Heri betah di sini kan jarang-jarang juga Pak Heri datang ke sini," ucap Bapaknya Sinta kepada Sinta."Oh iya Pak dengan senang hati ya Pak," ucap Sinta kepada Bapaknya itu.Sinta pun bergegas untuk pergi ke dapur untuk membuatkan kopi dan membuatkan makanan untuk Bapaknya dan Pak Heri yang tengah asyik ngobrol."Eh ngomong-ngomong anak kamu sudah tumbuh dewasa ya masih sekolah atau sudah kuliah," tanya Bapak Heri kepada Bapaknya Sinta itu."Ya ampun yang sudah kuliah lah kan kayaknya s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27

Bab terbaru

  • Dia Milikku   Kesabaran seorang istri

    Entah apa yang ada dipikiran Dafa tetapi Dafa ketika melihat Sinta diperlakukan seperti itu dengan adiknya.Selalu saja Dafa apa tidak terima karena dia merasa dia masih menyayangi Sinta, maka itu selalu saja Dafa memantau ketika Feri dan juga Sinta berbicara.Sementara itu setelah berbicara dengan Sinta akhirnya Feri meninggalkan Sinta.Dan Sinta pun pergi ke kamar dan duduk, dia tidak ingin banyak pikiran Sinta berusaha sabar untuk mengatasi kelakuan Feri terhadapnya dan dia selalu saja terlihat baik-baik saja karena dia harus mengurus ibu mertuanya yang sedang sakit.Sinta harus mengurus Ibu mertuanya itu karena Feri sedang bekerja di kantor dan sedangkan yang berada di rumah hanya Sinta.Sinta sering kali di anggap remeh dengan Feri padahal Sinta yang selalu saja mengurus Ibu mertuanya.Tetapi adik dari Dafa tetap saja masih mencintai mantannya."Aku salah tidak sih mempunyai rasa seperti ini," batin Dafa ketika melihat Sinta.Sinta yang sedang mengurus Ibu mertuanya itu Dafa tida

  • Dia Milikku   Mencintai

    "Maaf ya mbak kalau aku lancang berbicara seperti itu kepadamu tapi memang aku baru kali ini mendapatkan seorang Istri yang sangat sabar seperti mbak Sinta," ucap Sari."Halah Sari sudahlah jangan berbicara itu ngapain sih aku juga masih memikirkan Ibu mertua aku bagaimana supaya dia cepat sembuh dan aku bisa kok untuk selalu saja mengurus dia," ujar Sinta kepada Sari.Beberapa hari kemudian Ibu mertuanya pun sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit dan menggunakan kursi roda.Ibu Tina sudah tidak bisa berdiri dengan tegak dan juga tidak bisa berbicara dengan lancar Sinta harus selalu mengurus Ibu mertuanya itu karena anak-anaknya sibuk untuk bekerja dan hanya dia yang bisa membantu mengurus Ibu mertuanya itu."Alhamdulillah sekarang Ibu sudah boleh pulang ke rumah," ujar Dafa."Iya, Alhamdulillah Ini Ibu kalian sudah bisa pulang ke rumah dan Bapak meminta kepada kalian harus bisa menjaga Ibu kalian ya," ucap bapak Heri kepada anak-anaknya itu."Tenang Pak selama masih ada Si

  • Dia Milikku   Tipu daya

    "Aku kasihan lihat Sinta seperti itu dia sama sekali tidak dihargai dengan Feri padahal dia adalah wanita yang sangat baik dan sangat Setia menurutku," batin Dafa.Ketika melihat Sinta yang sedang duduk di taman bersama Sari Dafa pun tidak tega melihat istri dari adiknya itu ditelantarkan seperti itu drmgan adik dari Dafa yang menikahi mantan kekasih Dafa itu.Tetapi Daffa selalu saja memikirkan kebahagiaan Sinta bersama Feri karena yang sering dilihat Dafa Feri sama sekali tidak ada perjuangan yang diberikan kepada Sinta.Akhirnya Dafa pun pergi untuk pulang ke rumah sementara itu Sari dan juga Sinta yang sedang duduk berdua di taman depan rumah sakit itu pun bercerita dan menenangkan diri."Kamu kenapa sih mbak kok seperti banyak sekali yang dipikirkan," ujar Sari bertanya kepada Sinta."Tidak aku hanya ingin tenang saja masih memikirkan Ibu mertuaku," ucap Sinta."Sebenarnya aku tahu kalau mbak masih memikirkan tentang yang terjadi tadi kan di depan ruangan Ibu Tina," ucap Sari kep

  • Dia Milikku   Terdiam

    Feri pun terdiam ketika mendengarkan perkataan dari istrinya itu sementara itu Lita yang sangat takut ketika keluarga dari Feri mengetahui jika jus yang diminum oleh Ibunya itu adalah buatan dia dan dia memang sengaja untuk mencelakai Ibu Tina."Waduh gawat ini kalau mereka sampai mencari tahu sebenarnya apa yang ada di dalam kandungan jus yang aku buat itu, untung saja Ibu tidak bisa berbicara jadi aku aman," batin Lita."Nanti kita lihat sebenarnya siapa dari dalang semua ini aku juga penasaran kenapa Ibu meminum jus pagi-pagi sedang biasanya tidak pernah meminum jus sebelumnya," ujar Dafa."Sudahlah mungkin dibahas nanti saja sekarang kan Ibu harus beristirahat kita tidak boleh ribut dan tidak boleh mengganggu istirahat Ibu," ujar Sinta."Sudah kalau begitu Ibu istirahat dulu ya Bu kami semua ada di luar kalau Ibu membutuhkan apa-apa dan Bapak juga Istirahat di dalam sini," ucap Feri.Akhirnya mereka pun keluar dari ruangan di mana Ibu tidak dirawat, sedangkan di dalam ruangan itu

  • Dia Milikku   Suatu kesedihan yang mendalam

    Tidak lama kemudian dokter pun keluar dan memberitahukan hasil pemeriksaan dari Ibu Tina.Akhirnya Bapak Heri pun ikutdengan dokter dan dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan Ibu Tina.Akhirnya dokter pun menjelaskan semuanya dan pada akhirnya Ibu Tina pun terkena stroke Bapak Heri sangat terpukul ketika mendengar kabar istrinya itu terkena penyakit stroke.Dia tidak menyangka jika Kejadian ini bakalan serius ini."Maaf ya Pak aku mau mengabarkan kalau bisa ke rumah sakit sudah mengusahakan dengan semaksimal mungkin tapi Ibu Tina terkena stroke," ujar dokter yang merawat atau yang memeriksa Ibu Tina.Bapak Heri pun kaget ketika mendengar kabar dari dokter itu."Ya ampun aku saja tidak tahu doa kalau dia mempunyai sakit itu," ucap Bapak Heri."Penyakit itu datangnya dari Allah dan kalau sudah seperti ini kita hanya bisa berdoa Pak," ucap dokter itu kepada Bapak Heri.Bapak Heri sampai lemas ketika mendengar berita dan informasi tentang istrinya itu Bapak Heri terduduk dan lemah ti

  • Dia Milikku   Ibu sedang dirawat

    "Mas kamu kenapa?" tanya Sinta dengan lembut kepada suaminya itu tetapi tetap saja Feri melamun dan memandangi istrinya itu dengan sangat tajam."Mas kamu memikirkan apa sih kok bengong seperti itu mas kamu sekarang lagi nyetir lah kamu harusnya fokus kedepan dan jangan sampai kamu bengong seperti ini," ujar Sinta kepada Feri."Ya Allah maafin aku ya aku tadi malah bengong memikirkan sesuatu ya sudah kalau begitu aku fokus bawa mobil dulu," ucap Feri.Feri tidak menyadari bahwa dia melamun dan memandang wajah istrinya itu.Sinta pun heran ketika melihat tingkah suaminya seperti orang yang baru saja membuat kesalahan tetapi Sinta sama sekali tidak memikirkan hal itu karena dia sekarang memikirkan keadaan dari Ibu mertuanya.Akhirnya Feri pun bergegas dan fokus untuk menyetir dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ibunya.Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Feri memarkirkan mobilnya di parkiran di Rumah Sakit Cemara."Mas tarik nafas dulu ya, jangan sampai kamu khawat

  • Dia Milikku   Memandangi

    "Terimakasih banyak ya mas, kamu sudah mempercayai aku buat pegang ATM kamu," ucap Lita kepada Feri."Kenapa sih kamu berterima kasih kepadaku itu juga hak kamu kan aku mencintai kamu dan menyayangi kamu, jadi apa salahnya kalau aku berbagi juga denganmu," ujar Feri kepada Lita.Lita tersenyum bahagia ketika melihat Feri yang bisa dibodohi seperti anak kecil dan Feri tampak bahagia ketika di dekat Lita.Dia merasa beban pikirannya hilang ketika bersama Lita dia sama sekali tidak memikirkan istrinya yang sedang di rumah dan tidak pernah memikirkan perasaannya."Untuk pin nya nanti kamu bisa chat aku saja ya biar aku tidak lupa," ujar Lita."Apa sih yang tidak buat kamu sayang," ucap Feri.Lita pun berhasil untuk mengambil hati Feri yang sempat dingin karena dia telah meninggalkan Feri pada masa lalu."Kamu ini semakin hari semakin cantik ya," ucap Feri sambil menatap Lita dan memegang rambutnya."Lah tumben kamu berbicara seperti itu kepadaku coba saja kamu berani berbicara seperti itu

  • Dia Milikku   Berhasilnya rencana lita

    Akhirnya Feri dan juga Lita pun bergegas untuk pergi ke kantor bersama-sama.Sementara itu Dafa yang melihat Lita dan juga Feri satu mobil pun Dafa bertanya kepada Sinta."Sudah berapa lama Lita tinggal di sini?" tanya Dafa kepada istri dari adiknya itu."Ya cukup lama sih mas memangnya ada apa ya?" tanya Lita."Ya aku hanya mau bertanya saja kenapa sih Lita ada disini siapa yang menyuruh dia datang ke rumah ini?" ucap Dafa."Aku mas yang suruh dia tinggal di sini karena aku merasa kasihan dengan dia, dia terlantarkan dan tidak mempunyai tempat tinggal waktu itu," ujar Sinta.Sinta menjelaskan semua apa yang terjadi ketika pertama kali dirinya bertemu dengan Lita dan sampai membawanya ke rumah Feri."Aku hanya mengingatkan dengan kamu mungkin kamu sudah tahu siapa Lita tanpa aku kasih tahu, kamu kan mengerti apa yang ada du pikiranku iya kan," tanya Dafa kepada Sinta."Ya aku tahu mas kamu pasti mau memberitahu aku kan kalau Lita adalah mantan kekasih dari Mas Feri, tapi aku juga tida

  • Dia Milikku   Suatu perasaan

    Tetapi ketika Feri keluar dari kamarnya Feri pun teringat Sinta berbicara seperti orang yang benar-benar sakit dan dia tiba-tiba takut jika istrinya itu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."Apa benar ya sinta sakit aku Makin khawatir dengan dia, kalau dia berbicara tentang penyakit seperti ini yang belum pernah sakit dan dia juga jauh dari orang tuanya tidak mungkin aku tidak mengurusinya," ujar Feri.Akhirnya Feri pun kembali ke kamarnya untuk mengecek suhu badan istrinya itu."Kamu beneran sakit?" tanya Feri kepada Sinta."Untuk apa aku berbohong dengan kamu mas aku sangat pusing dan lemas sekali sepertinya aku demam," ujar Sinta dengan lirih."Sudah lah kamu istirahat dulu aku mau tidur dulu maaf ya aku pegang," ucap Feri.Akhirnya Feri pun mengecek suhu badan Sinta dan berharap kalau Sinta tidak sakit, tetapi ternyata Sinta demam dan sangat lemah keadaannya."Kamu tadi malam makan banyak?" tanya Feri lepada Sari."Aku makan bersama Sari kenapa memangnya?" ucap Sinta."Aku hanya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status