Beranda / Romansa / Dia Milikku / Ketulusan hati

Share

Ketulusan hati

Penulis: Inlut
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 14:39:13

Sinta tiba-tiba terdiam dan memikirkan apa perkataan Dita dan siapakah sebenarnya yang di maksud oleh Dita, mengapa Dita berbicara seperti itu.

"Siapa sih yang kamu maksud Dit, yang berteman hanya membutuhkan uang saja tanpa ketulusan, huh aku jadi penasaran dan makin bertanya-tanya itu siapa," ucap Sinta kepada Dita.

"Ya ampun aku tuh hanya mengambil kata besarnya dan yang sering terjadi saja sih Sin kalau di kehidupanku yang sekarang ya belum ada yang seperti itu," ujar Dita.

"Yah kamu tau lah aku Dit, aku takut kalau aku pernah bikin kamu tersinggung atau semacamnya," ucap Sinta.

Sinta sangat takut jika yang di katakan atau yang di ucapkan Dita itu adalah Sinta, maka karena itulah Sinta selalu bertanya ketika Dita mengucapkan hal itu.

"Sudah-sudah kamu kok malah bengong dan itu sih yang aku maksud bukan kamu, jadi kamu jangan merasa bersalah atau pun merasa tidak enak ya," ucap Dita kepada Sinta.

"Iya jadi kalau ada apa-apa yang kamu tidak sukai dari aku lebih baik kamu ngomong ya Dit," ujar Sinta kepada Dita.

"Ya ampun ngomong apa sih, sudahlah kok malah jadi gini sih ah," ucap Dita kepada sinta.

"Hehe maksud aku kedepannya aku berbicara yang tidak kamu suka atau yang membuat mu sakit hati atau semacamnya ya aku mohon kamu bisa berbicara langsung kepadaku," kata Sinta kepada Dita.

"Tenang saja aku tahu kok gimana cara menegur teman dan cara menjadi teman yang baik," ucap Dita.

"Nah gitu kan aku dengarnya enak hehe, kamu cepet sembuh ya terus buah yang aku bawain jangan lupa di makan supaya kamu cepat pulih," ucap Sinta kepada Dita.

Sinta sangat sedih ketika Dita mengalami kecelakaan beberapa hari lalu dan luka Dita cukup serius itupun sakit dan luka nya ia tutupi dengan senyuman agar Sinta tidak melihat kesedihannya.

"Ibu kamu lagi sibuk ya Dit, kok enggak menemani kamu istirahat di kamar sini," ucap Sinta.

"Sebenarnya gak sibuk sih Sin, hanya saja masih ada pekerjaan yang harus dia selesaikan jadi harus di selesaikan dulu makannya Ibuku belum ada waktu," ucap Dita menjelaskan semuanya kepada Sinta.

"Ya ampun sibuk banget ya Ibu mu Dit, tapi tenang saja kan ada aku yang nemenin kamu di sini," ucap Sinta.

Dita merasa senang karena Sinta menjenguk dan membawakan buah kesukaannya dan Dita tidak pernah menampakkan wajah sedih nya di depan Sinta karena memang Dita tidak ingin melihat Sinta merasa sedih karena melihat kesedihan Dita.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Tok tok tok

"Iya masuk saja tidak di kunci kok," ucap Dita.

Ternyata yang mengetuk pintu dari luar adalah Ibu dari Dita.

"Gimana keadaannya sudah mulai membaik atau belum," kata Ibunya sambil membawakan teh hangat untuk anaknya itu.

"Sudah alhamdulillah Bu sudah lumayan enakan apalagi ada Sinta datang membawa makanan ini Bu hehe," ucap Dita kepada Ibunya.

"Oh iya terimakasih banyak ya nak Sinta sudah menjenguk Dita, sudah membawakan makanan dan buah-buahan juga hehe jadi merepotkan ya," ucap Ibunya Dita sambil tersenyum.

"Iya Bu sama-sama, oh iya Bu Sinta mau pamit untuk pulang ya Bu hehe karena sudah lumayan lama Sinta di sini dan harus pulang kerumah untuk mengerjakan tugas Bu," kata Sinta kepada Ibunya Dita itu.

"Lah kok cepet banget ya padahal Ibu baru saja datang lo nak Sinta, tapi kalau memang keburu-buru ya udah, sekali lagi terimakasih ya nak ya,"ucap Ibunya Dita.

"Iya kamu yang hati-hati ya di jalan jangan sampai teledor naik motornya kayak aku hehe," ucap Dita.

"Iya hehe siap, Assalamualaikum," ucap Sinta.

Sinta pun bergegas keluar dari rumah Dita dan menuju pulang kerumahnya.

Selang beberapa waktu Sinta menempuh perjalanan dari rumah Dita ke rumahnya dia pun sampai di rumahnya dan memarkirkan motornya di teras depan rumahnya.

"Assalamualaikum Sinta pulang nih Bu Bapak," ucap Sinta di teras depan rumahnya itu.

"Walaikusalam," sahut Bapak Sinta yang kebetulan keluar dari dalam rumahnya.

"Lah Bapak mau kemana pak kok bawa tempe banyak banget memang nya siapa yang pesan sih Pak, kok ya tumben Bapak yang mau ngantarin tempenya sendiri," kata Sinta kepada Bapaknya.

"Iya ada pesanan, enggak jauh kok nganterin nya cuman di gang depan situ," ucap Bapaknya.

"Ohh iya Bapak, hati-hati ya Pak," ucap Sinta.

"Iya, eh ya ampun Sinta masak iya motornya anak gadis cantik kok kotornya begitu sih, cepat di cuci sana lo nak, kotor banget loh itu," kata Bapaknya.

"Hehehe iya sih Pak kotor banget tapu masalahnya aku males buat nyuci nya lo Pak hehe," ucap Sinta sambil tersenyum kepada Bapaknya.

"Yaa apa si Sinta anak gadis malah males buat nyuci motor gitu aja, gak malu memangnya kalau di bilang jorok masak iya cewek cantik motornya kotor sih," ucap Bapaknya yang sambil menata tempe-tempe pesanan orang.

"Ya ampun Bapak, siapa juga sih yang mau ngatain Sinta seperti itu, haha palingan juga mereka pada bodoamat sama Sinta hahaha," ucap Sinta kepada Bapaknya.

"Zaman sekarang ini Sin perempuan harus rajin, harus bersih dan harus pintar segala-galanya kalau hanya pintar main tapi gak bisa bersihin motor kan malu-maluin," ucap Bapaknya.

"Pasti Bapak nyindir aku, fiks pokoknya Bapak nyindir aku, ihh Bapak padahal aku lagi males banget loh buat ngurusin motor begini," ucap Sinta.

"Ho anak gadis di kasih tau malah gitu, sana cepet ah di cuci dulu biar glowing kayak wajah kamu gitu lo," ucap Bapaknya sambil tersenyum.

"Hehehehe nanti dulu ya Pak ya ngumpulin niat dulu lah ya, bentar aja ya Pak ya hehe," ucap Sinta kepada Bapaknya.

"Ya sudah sini biar Bapak saja yang nyuci motor, Sinta yang kerja cari uang, nganterin tempe gimana?" ketus Bapaknya kepada dirinya.

Bapak Sinta sangat suka bercanda dan selalu membuat Sinta tersenyum dan tertawa dan tidak pernah marah kepada sinta.

"Hi ya ampun Bapak hehe, iya-iya Sinta ke dapur dulu minum dan ambil perlengkapan nyuci motor dulu deh kalau begitu ya Pak," ucap Sinta kepada Bapaknya.

"Iya-iya, Eh iya Sinta Bapak ambilin tali di dapur untuk mengikat tempat tempe ya supaya gak jatuh ini dan aman sampek di tangan pelanggan,"ucap Bapak Sinta.

"Iya Bapak, sebentar ya Sinta ambil dulu tunggu sebentar," ucap Sinta dengan berjalan ke arah dapur.

Bapak Sinta menata tempe-tempe untuk di stor kan ke pelanggan setianya dengan jumlah yang lumayan banyak.

"Bapak naroh talinya di mana sih kok gak nemu juga waduh, huh dimana ya," gumam Sinta sambil mencari tali yang Bapaknya minta dia untuk mengambilnya.

"Sinta cepat sedikit keburu hujan ini Bapak mau mengantarkan pesanan nya orang ini, talinya di atas meja dekat kompor gas," ujar Bapaknya yang berteriak dari teras depan rumahnya itu.

"Ya ampun ternyata di meja sini humm," gumam Sinta dengan pelan.

"Iya Pak sini sudah ketemu nih," kata Sinta kepada Bapaknya.

Sinta pun membawa tali yang di butuhkan Bapaknya itu kepada Bapaknya yang berada di depan teras rumahnya dan memberikan nya kepada Bapaknya untuk mengikat tempat yang untuk menaruhkan tempe-tempe pesanan pelanggannya.

bersambung..

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dia Milikku   Siapa pemuda tampan itu?

    Sinta pun memberikan tali yang baru dia ambilnya itu kepada Bapaknya yang telah menunggunya di teras depan rumahnya."Bapak ini tali nya, mau di bantu tidak Pak? soalnya itu kalau tidak di bantu pegangin bisa jatuh semua tempenya," kata Sinta kepada Bapaknya."Ya kalau begitu di bantuin supaya aman dan barang pesanannya orang tidak jatuh dan rusak, ayo bantuin Bapak dulu biar cepet ini," kata Bapak sinta sambil memegangi tali yang Sinta berikan.Sinta membantu Bapaknya menata dan mengikat tempat tempe di atas motornya sampai semuanya selesai.Setelah selesai Sinta pergi masuk ke dalam rumah karena ingin mencari peralatan untuk mencuci motornya."Bapak pergi dulu antar pesanan ini ya Sinta jangan lupa mencuci motornya supaya bersih dan enggak kotor ya," ucap Bapaknya kepasa sinta."Iya Bapak siap, nanti Sinta cuci yang bersih sampai mengkilap hehe," jawab gadis cantik itu.Sinta mencari peralatan untuk cuci motor tapi tidak ketemu juga."Bu Ibu lihat peralatan untuk mencuci motor gak?

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Dia Milikku   Dering telepon

    "Ini teh nya dan kue nya ayo di cobain dulu Pak Heri, pasti haus ya ini ada teg silahkan ayo di minum, Feri jangan sungkan-sungkan ayo di cicipi kue nya ya," ucap Ibunya Sinta itu."Iya Bu, waduh terimakasih banyak ini wah jadi merepotkan ya saya jadi enggak enak nih kalau begini hehe," ucap Pak Heri."Alah alah kayak lagi dengan siapa saja Pak Heri ini hehe biasanya juga kalau saya kerumah Pak Heri malah di sungguhi banyak sekali makanan kan ya, ya itung-itungkan ya balas budi lah Pak hehe," ucap Bapak Sinta kepada Pak Heri.Mereka berdua asik ngobrol tentang pekerjaan dan menikmati hidangan yang di sajikan oleh Ibu tercinta Sinta itu, sedangkan Feri masih tetap saja memandangi Sinta yang sedang mencuci motor itu."Ih kok dia melihat aku kayak melihat hantu sih pasti di dalam hatinya dia bilang kalau aku jelek dan kumuh, ya pun kenapa datang di saat yang tidak tepat sih, kenapa harus datang pas aku lagi jelek gini ya ampun," gumam Sinta dengan pelan.Tak lama kemudian Sinta selesai m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Dia Milikku   Sederhana

    Sebenarnya Sinta penasaran dengan yang menelpon tadi tapi dia menghiraukannya lagi karena Ibunya telah memanggilnya."Iya Bu ada apa kok manggil Sinta," ucap Sinta kepada Ibunya."Hehe Ibu kira kamu belum bangun tadi, jadi Ibu panggil kamu deh hehe," kata ibunya kepada Sinta."Sudah dari tadi Sinta bangun Bu kan mau bantu Bapak dan Ibu bungkusin tempe hehe," ucap Sinta kepada Ibu tercinta nya itu."Ya sudah ayo sini bantuin Ibu yang lain buruhnya Bapak lagi kerja yang lain dan alhamdulillah kamu sudah bangun kan jadi agak ringan," ujar Ibunya kepadanya.Sinta pun duduk dan membantu pekerjaan Bapak dan Ibunya hingga berjam-jam dan tiba-tiba waktu menunjukkan sudah jam Sinta pergi ke kampus."Bu Sinta tidak bisa membantu ibu lama ya karena harus ke kampus" ucap Sinta."Iya nak tidak apa-apa ya sudah kamu siap-siap pergi ke kampus saja karena Ibu tidak mau sampai kamu terlambat ya," ujar Ibunya kepada Sinta."Ohh iya Bu, Ibu bilang kan kemarin itu kalau mau nitipin sesuatu itu buat Bapak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Dia Milikku   Permintaan maaf

    "Aduh Kan kita malah bicara banyak di sini dan tidak jadi masuk ke kelas nih jadinya," ucap Sinta."Ya sudah ayo kita masuk nah kan kamu tadi yang ngajak ngobrol tentang si Feri itu ya kan, eh tapi kayaknya aku kenal deh sama dia nama Bapaknya kan Heri terus kayaknya aku pernah dengar gitu deh kayaknya teman aku waktu SMA deh tapi ya aku juga lupa sih sin," ucap Dita kepada Sinta."Iya mungkin kamu kenal sih sama dia, tapi kalau aku sih belum kenal baru tahu kemarin waktu dia datang kerumah sama bapaknya itu," kata Sinta."Ayolah kita masuk" ucap Sinta kepada Dita, Sinta membantu Dita untuk berjalan masuk ke kelas.Susah yah sin berjalan menggunakan tongkat seperti ini kayaknya kamu kesusahan dan kesakitan, kan aku udah bilang sama kamu Kalau belum sembuh jangan dulu ke kampus, tapi kamu malah ngeyel terus gini kan jadinya," ucap cinta kepada Dita."Bukannya ngeyel tapi aku juga butuh kuliah jadi aku masuk deh bawain aku minum yah kalau kamu ke kantin, nanti soalnya aku susah mau jala

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Dia Milikku   Terik matahari

    "Sinta pun bergegas untuk kembali ke kampus dan menemui Dita sesampainya di lingkungan kampus Sinta tanpa basa-basi masuk ke kelas."Aduh cuacanya diluar sangat panas sampai gosong gini mukaku," ucap Sinta kepada Dita yang tengah duduk di bangku."Iya sih memang udara sekarang seperti panas sekali apalagi ini tengah hari bolong Sinta," ucap Dita kepada Sinta."Sebenarnya ini tuh tidak terlalu panas tapi tadi aku harus menunggu si Feri itu dia datang lambat gitu loh, padahal aku sama dia sudah bikin janji tadi jadi gosong gini kan mau ke aku," ucap Sinta dengan nada kesal."Yaelah berapa minggu atau berapa bulan atau berapa tahun sih kamu menunggu si Feri kan cuman berapa menit gitu aja ngeluh sin-sin," ucap Dita kepada Sinta."Iya sih tapi kan aku cewek secara gitu dia kan cowok nah abis itu dia naik mobil lagi ya harusnya tepat waktu lah masa iya aku duluan yang datang daripada dia kan jadi males," ucap Sinta kepada Dita.Di tengah-tengah percakapan mereka berdua tiba-tiba ada seoran

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Dia Milikku   Terganggu

    "Ih, Dimas kok kamu kasar sama aku, Kenapa sih, Kenapa harus narik tangan aku? sakit tau nggak coba lihat merah kan!!" ucap Sinta dengan nada marah kepada Dimas."Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu Sinta, aku cuman ingin memanggilmu, aku ingin berbicara denganmu sebelum kamu pulang itu saja kok," ucap Dimas kepada Lisa."Kamu merasa aku mengganggu kamu ya?" tanya Dimas kepada Lisa."Sebenarnya aku tidak menganggap kamu mengganggu aku tapi kan ada waktunya sekarang mau pulang, tapi kenapa harus ditahan sih sakit pergelangan tanganku sampai merah gini gimana sih kamu Dimas," ucap Sinta kepada Dimas."Ya sudah aku minta maaf gitu aja marah, baru saja kenal kamu sudah marah-marah terus," ucap Dimas kepada Sinta."Aku sudah aku mau pulang dulu aku sudah ditungguin sama Bapak sama Ibuku Aku ingin membantu mereka buat tahu sama tempe bye," ucap Sinta kepada Dimas.Sinta pun beranjak pulang ke rumahnya, dan setelah menempuh perjalanan beberapa menit dari kampus ke rumahnya akhirnya dia sam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Dia Milikku   Bimbang ragu

    "Iya mantap juga itu boleh sih apalagi ditambah lagi sama makanan iya kan, bercanda bercanda hehe," ucap Pak Heri kepada Bapaknya Sinta itu."Ya tunggu dulu ya, aku panggil istriku dulu," ucap Bapaknya Sinta itu.Setelah beberapa menit Bapak Sinta memanggil Ibunya Sinta justru yang datang malah Sinta."Iya ada apa Pak, Ibu lagi sibuk, jadi aku yang ke sini," ucap Sinta kepada Bapaknya itu."Oh iya nak jadi begini Ini kan Pak Heri datang terus mau ngobrol sama Bapak jadi kamu bikinkan kopi ya supaya Pak Heri betah di sini kan jarang-jarang juga Pak Heri datang ke sini," ucap Bapaknya Sinta kepada Sinta."Oh iya Pak dengan senang hati ya Pak," ucap Sinta kepada Bapaknya itu.Sinta pun bergegas untuk pergi ke dapur untuk membuatkan kopi dan membuatkan makanan untuk Bapaknya dan Pak Heri yang tengah asyik ngobrol."Eh ngomong-ngomong anak kamu sudah tumbuh dewasa ya masih sekolah atau sudah kuliah," tanya Bapak Heri kepada Bapaknya Sinta itu."Ya ampun yang sudah kuliah lah kan kayaknya s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Dia Milikku   Lancang

    Bapak Sinta memutuskan untuk menghubungi Pak Heri karena mungkin Pak Heri bisa membantu dalam situasi seperti ini, setelah Bapak Sinta itu menghubungi Pak Heri dan dua hari kemudian Pak Heri datang ke rumah Sinta untuk membicarakan apa penyebab kerugian dari usaha mereka itu.Pada pagi hari tiba-tiba terdengar suara klakson Pak Heri yang datang ke rumah Sinta."Assalamualaikum," ucap Pak Heri ketika masuk ke dalam rumah Sinta."Waalaikumsalam Pak Silakan duduk pak," ucap Sinta."Gimana kabar Bapak kamu katanya Bapak kamu lagi sakit dan tidak bisa berdiri kenapa sebenarnya ada apa?" tanya Pak Heri kepada Sinta.Sinta pun menyuruh Pak Heri untuk masuk ke kamar untuk melihat kondisi Bapaknya itu."Ya ampun kenapa bisa seperti ini sih jadi bagaimana ceritanya? Coba kamu cerita sama aku, kenapa bisa sampai seperti itu," ucap Pak Heri."Jadi omset sekarang tuh turun drastis sedangkan dua minggu lalu itu masih aman-aman saja dan masih banyak pelanggan yang jujur tetapi sekarang semuanya beru

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27

Bab terbaru

  • Dia Milikku   Kesabaran seorang istri

    Entah apa yang ada dipikiran Dafa tetapi Dafa ketika melihat Sinta diperlakukan seperti itu dengan adiknya.Selalu saja Dafa apa tidak terima karena dia merasa dia masih menyayangi Sinta, maka itu selalu saja Dafa memantau ketika Feri dan juga Sinta berbicara.Sementara itu setelah berbicara dengan Sinta akhirnya Feri meninggalkan Sinta.Dan Sinta pun pergi ke kamar dan duduk, dia tidak ingin banyak pikiran Sinta berusaha sabar untuk mengatasi kelakuan Feri terhadapnya dan dia selalu saja terlihat baik-baik saja karena dia harus mengurus ibu mertuanya yang sedang sakit.Sinta harus mengurus Ibu mertuanya itu karena Feri sedang bekerja di kantor dan sedangkan yang berada di rumah hanya Sinta.Sinta sering kali di anggap remeh dengan Feri padahal Sinta yang selalu saja mengurus Ibu mertuanya.Tetapi adik dari Dafa tetap saja masih mencintai mantannya."Aku salah tidak sih mempunyai rasa seperti ini," batin Dafa ketika melihat Sinta.Sinta yang sedang mengurus Ibu mertuanya itu Dafa tida

  • Dia Milikku   Mencintai

    "Maaf ya mbak kalau aku lancang berbicara seperti itu kepadamu tapi memang aku baru kali ini mendapatkan seorang Istri yang sangat sabar seperti mbak Sinta," ucap Sari."Halah Sari sudahlah jangan berbicara itu ngapain sih aku juga masih memikirkan Ibu mertua aku bagaimana supaya dia cepat sembuh dan aku bisa kok untuk selalu saja mengurus dia," ujar Sinta kepada Sari.Beberapa hari kemudian Ibu mertuanya pun sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit dan menggunakan kursi roda.Ibu Tina sudah tidak bisa berdiri dengan tegak dan juga tidak bisa berbicara dengan lancar Sinta harus selalu mengurus Ibu mertuanya itu karena anak-anaknya sibuk untuk bekerja dan hanya dia yang bisa membantu mengurus Ibu mertuanya itu."Alhamdulillah sekarang Ibu sudah boleh pulang ke rumah," ujar Dafa."Iya, Alhamdulillah Ini Ibu kalian sudah bisa pulang ke rumah dan Bapak meminta kepada kalian harus bisa menjaga Ibu kalian ya," ucap bapak Heri kepada anak-anaknya itu."Tenang Pak selama masih ada Si

  • Dia Milikku   Tipu daya

    "Aku kasihan lihat Sinta seperti itu dia sama sekali tidak dihargai dengan Feri padahal dia adalah wanita yang sangat baik dan sangat Setia menurutku," batin Dafa.Ketika melihat Sinta yang sedang duduk di taman bersama Sari Dafa pun tidak tega melihat istri dari adiknya itu ditelantarkan seperti itu drmgan adik dari Dafa yang menikahi mantan kekasih Dafa itu.Tetapi Daffa selalu saja memikirkan kebahagiaan Sinta bersama Feri karena yang sering dilihat Dafa Feri sama sekali tidak ada perjuangan yang diberikan kepada Sinta.Akhirnya Dafa pun pergi untuk pulang ke rumah sementara itu Sari dan juga Sinta yang sedang duduk berdua di taman depan rumah sakit itu pun bercerita dan menenangkan diri."Kamu kenapa sih mbak kok seperti banyak sekali yang dipikirkan," ujar Sari bertanya kepada Sinta."Tidak aku hanya ingin tenang saja masih memikirkan Ibu mertuaku," ucap Sinta."Sebenarnya aku tahu kalau mbak masih memikirkan tentang yang terjadi tadi kan di depan ruangan Ibu Tina," ucap Sari kep

  • Dia Milikku   Terdiam

    Feri pun terdiam ketika mendengarkan perkataan dari istrinya itu sementara itu Lita yang sangat takut ketika keluarga dari Feri mengetahui jika jus yang diminum oleh Ibunya itu adalah buatan dia dan dia memang sengaja untuk mencelakai Ibu Tina."Waduh gawat ini kalau mereka sampai mencari tahu sebenarnya apa yang ada di dalam kandungan jus yang aku buat itu, untung saja Ibu tidak bisa berbicara jadi aku aman," batin Lita."Nanti kita lihat sebenarnya siapa dari dalang semua ini aku juga penasaran kenapa Ibu meminum jus pagi-pagi sedang biasanya tidak pernah meminum jus sebelumnya," ujar Dafa."Sudahlah mungkin dibahas nanti saja sekarang kan Ibu harus beristirahat kita tidak boleh ribut dan tidak boleh mengganggu istirahat Ibu," ujar Sinta."Sudah kalau begitu Ibu istirahat dulu ya Bu kami semua ada di luar kalau Ibu membutuhkan apa-apa dan Bapak juga Istirahat di dalam sini," ucap Feri.Akhirnya mereka pun keluar dari ruangan di mana Ibu tidak dirawat, sedangkan di dalam ruangan itu

  • Dia Milikku   Suatu kesedihan yang mendalam

    Tidak lama kemudian dokter pun keluar dan memberitahukan hasil pemeriksaan dari Ibu Tina.Akhirnya Bapak Heri pun ikutdengan dokter dan dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan Ibu Tina.Akhirnya dokter pun menjelaskan semuanya dan pada akhirnya Ibu Tina pun terkena stroke Bapak Heri sangat terpukul ketika mendengar kabar istrinya itu terkena penyakit stroke.Dia tidak menyangka jika Kejadian ini bakalan serius ini."Maaf ya Pak aku mau mengabarkan kalau bisa ke rumah sakit sudah mengusahakan dengan semaksimal mungkin tapi Ibu Tina terkena stroke," ujar dokter yang merawat atau yang memeriksa Ibu Tina.Bapak Heri pun kaget ketika mendengar kabar dari dokter itu."Ya ampun aku saja tidak tahu doa kalau dia mempunyai sakit itu," ucap Bapak Heri."Penyakit itu datangnya dari Allah dan kalau sudah seperti ini kita hanya bisa berdoa Pak," ucap dokter itu kepada Bapak Heri.Bapak Heri sampai lemas ketika mendengar berita dan informasi tentang istrinya itu Bapak Heri terduduk dan lemah ti

  • Dia Milikku   Ibu sedang dirawat

    "Mas kamu kenapa?" tanya Sinta dengan lembut kepada suaminya itu tetapi tetap saja Feri melamun dan memandangi istrinya itu dengan sangat tajam."Mas kamu memikirkan apa sih kok bengong seperti itu mas kamu sekarang lagi nyetir lah kamu harusnya fokus kedepan dan jangan sampai kamu bengong seperti ini," ujar Sinta kepada Feri."Ya Allah maafin aku ya aku tadi malah bengong memikirkan sesuatu ya sudah kalau begitu aku fokus bawa mobil dulu," ucap Feri.Feri tidak menyadari bahwa dia melamun dan memandang wajah istrinya itu.Sinta pun heran ketika melihat tingkah suaminya seperti orang yang baru saja membuat kesalahan tetapi Sinta sama sekali tidak memikirkan hal itu karena dia sekarang memikirkan keadaan dari Ibu mertuanya.Akhirnya Feri pun bergegas dan fokus untuk menyetir dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Ibunya.Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Feri memarkirkan mobilnya di parkiran di Rumah Sakit Cemara."Mas tarik nafas dulu ya, jangan sampai kamu khawat

  • Dia Milikku   Memandangi

    "Terimakasih banyak ya mas, kamu sudah mempercayai aku buat pegang ATM kamu," ucap Lita kepada Feri."Kenapa sih kamu berterima kasih kepadaku itu juga hak kamu kan aku mencintai kamu dan menyayangi kamu, jadi apa salahnya kalau aku berbagi juga denganmu," ujar Feri kepada Lita.Lita tersenyum bahagia ketika melihat Feri yang bisa dibodohi seperti anak kecil dan Feri tampak bahagia ketika di dekat Lita.Dia merasa beban pikirannya hilang ketika bersama Lita dia sama sekali tidak memikirkan istrinya yang sedang di rumah dan tidak pernah memikirkan perasaannya."Untuk pin nya nanti kamu bisa chat aku saja ya biar aku tidak lupa," ujar Lita."Apa sih yang tidak buat kamu sayang," ucap Feri.Lita pun berhasil untuk mengambil hati Feri yang sempat dingin karena dia telah meninggalkan Feri pada masa lalu."Kamu ini semakin hari semakin cantik ya," ucap Feri sambil menatap Lita dan memegang rambutnya."Lah tumben kamu berbicara seperti itu kepadaku coba saja kamu berani berbicara seperti itu

  • Dia Milikku   Berhasilnya rencana lita

    Akhirnya Feri dan juga Lita pun bergegas untuk pergi ke kantor bersama-sama.Sementara itu Dafa yang melihat Lita dan juga Feri satu mobil pun Dafa bertanya kepada Sinta."Sudah berapa lama Lita tinggal di sini?" tanya Dafa kepada istri dari adiknya itu."Ya cukup lama sih mas memangnya ada apa ya?" tanya Lita."Ya aku hanya mau bertanya saja kenapa sih Lita ada disini siapa yang menyuruh dia datang ke rumah ini?" ucap Dafa."Aku mas yang suruh dia tinggal di sini karena aku merasa kasihan dengan dia, dia terlantarkan dan tidak mempunyai tempat tinggal waktu itu," ujar Sinta.Sinta menjelaskan semua apa yang terjadi ketika pertama kali dirinya bertemu dengan Lita dan sampai membawanya ke rumah Feri."Aku hanya mengingatkan dengan kamu mungkin kamu sudah tahu siapa Lita tanpa aku kasih tahu, kamu kan mengerti apa yang ada du pikiranku iya kan," tanya Dafa kepada Sinta."Ya aku tahu mas kamu pasti mau memberitahu aku kan kalau Lita adalah mantan kekasih dari Mas Feri, tapi aku juga tida

  • Dia Milikku   Suatu perasaan

    Tetapi ketika Feri keluar dari kamarnya Feri pun teringat Sinta berbicara seperti orang yang benar-benar sakit dan dia tiba-tiba takut jika istrinya itu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."Apa benar ya sinta sakit aku Makin khawatir dengan dia, kalau dia berbicara tentang penyakit seperti ini yang belum pernah sakit dan dia juga jauh dari orang tuanya tidak mungkin aku tidak mengurusinya," ujar Feri.Akhirnya Feri pun kembali ke kamarnya untuk mengecek suhu badan istrinya itu."Kamu beneran sakit?" tanya Feri kepada Sinta."Untuk apa aku berbohong dengan kamu mas aku sangat pusing dan lemas sekali sepertinya aku demam," ujar Sinta dengan lirih."Sudah lah kamu istirahat dulu aku mau tidur dulu maaf ya aku pegang," ucap Feri.Akhirnya Feri pun mengecek suhu badan Sinta dan berharap kalau Sinta tidak sakit, tetapi ternyata Sinta demam dan sangat lemah keadaannya."Kamu tadi malam makan banyak?" tanya Feri lepada Sari."Aku makan bersama Sari kenapa memangnya?" ucap Sinta."Aku hanya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status