"Sinta pun bergegas untuk kembali ke kampus dan menemui Dita sesampainya di lingkungan kampus Sinta tanpa basa-basi masuk ke kelas."Aduh cuacanya diluar sangat panas sampai gosong gini mukaku," ucap Sinta kepada Dita yang tengah duduk di bangku."Iya sih memang udara sekarang seperti panas sekali apalagi ini tengah hari bolong Sinta," ucap Dita kepada Sinta."Sebenarnya ini tuh tidak terlalu panas tapi tadi aku harus menunggu si Feri itu dia datang lambat gitu loh, padahal aku sama dia sudah bikin janji tadi jadi gosong gini kan mau ke aku," ucap Sinta dengan nada kesal."Yaelah berapa minggu atau berapa bulan atau berapa tahun sih kamu menunggu si Feri kan cuman berapa menit gitu aja ngeluh sin-sin," ucap Dita kepada Sinta."Iya sih tapi kan aku cewek secara gitu dia kan cowok nah abis itu dia naik mobil lagi ya harusnya tepat waktu lah masa iya aku duluan yang datang daripada dia kan jadi males," ucap Sinta kepada Dita.Di tengah-tengah percakapan mereka berdua tiba-tiba ada seoran
"Ih, Dimas kok kamu kasar sama aku, Kenapa sih, Kenapa harus narik tangan aku? sakit tau nggak coba lihat merah kan!!" ucap Sinta dengan nada marah kepada Dimas."Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu Sinta, aku cuman ingin memanggilmu, aku ingin berbicara denganmu sebelum kamu pulang itu saja kok," ucap Dimas kepada Lisa."Kamu merasa aku mengganggu kamu ya?" tanya Dimas kepada Lisa."Sebenarnya aku tidak menganggap kamu mengganggu aku tapi kan ada waktunya sekarang mau pulang, tapi kenapa harus ditahan sih sakit pergelangan tanganku sampai merah gini gimana sih kamu Dimas," ucap Sinta kepada Dimas."Ya sudah aku minta maaf gitu aja marah, baru saja kenal kamu sudah marah-marah terus," ucap Dimas kepada Sinta."Aku sudah aku mau pulang dulu aku sudah ditungguin sama Bapak sama Ibuku Aku ingin membantu mereka buat tahu sama tempe bye," ucap Sinta kepada Dimas.Sinta pun beranjak pulang ke rumahnya, dan setelah menempuh perjalanan beberapa menit dari kampus ke rumahnya akhirnya dia sam
"Iya mantap juga itu boleh sih apalagi ditambah lagi sama makanan iya kan, bercanda bercanda hehe," ucap Pak Heri kepada Bapaknya Sinta itu."Ya tunggu dulu ya, aku panggil istriku dulu," ucap Bapaknya Sinta itu.Setelah beberapa menit Bapak Sinta memanggil Ibunya Sinta justru yang datang malah Sinta."Iya ada apa Pak, Ibu lagi sibuk, jadi aku yang ke sini," ucap Sinta kepada Bapaknya itu."Oh iya nak jadi begini Ini kan Pak Heri datang terus mau ngobrol sama Bapak jadi kamu bikinkan kopi ya supaya Pak Heri betah di sini kan jarang-jarang juga Pak Heri datang ke sini," ucap Bapaknya Sinta kepada Sinta."Oh iya Pak dengan senang hati ya Pak," ucap Sinta kepada Bapaknya itu.Sinta pun bergegas untuk pergi ke dapur untuk membuatkan kopi dan membuatkan makanan untuk Bapaknya dan Pak Heri yang tengah asyik ngobrol."Eh ngomong-ngomong anak kamu sudah tumbuh dewasa ya masih sekolah atau sudah kuliah," tanya Bapak Heri kepada Bapaknya Sinta itu."Ya ampun yang sudah kuliah lah kan kayaknya s
Bapak Sinta memutuskan untuk menghubungi Pak Heri karena mungkin Pak Heri bisa membantu dalam situasi seperti ini, setelah Bapak Sinta itu menghubungi Pak Heri dan dua hari kemudian Pak Heri datang ke rumah Sinta untuk membicarakan apa penyebab kerugian dari usaha mereka itu.Pada pagi hari tiba-tiba terdengar suara klakson Pak Heri yang datang ke rumah Sinta."Assalamualaikum," ucap Pak Heri ketika masuk ke dalam rumah Sinta."Waalaikumsalam Pak Silakan duduk pak," ucap Sinta."Gimana kabar Bapak kamu katanya Bapak kamu lagi sakit dan tidak bisa berdiri kenapa sebenarnya ada apa?" tanya Pak Heri kepada Sinta.Sinta pun menyuruh Pak Heri untuk masuk ke kamar untuk melihat kondisi Bapaknya itu."Ya ampun kenapa bisa seperti ini sih jadi bagaimana ceritanya? Coba kamu cerita sama aku, kenapa bisa sampai seperti itu," ucap Pak Heri."Jadi omset sekarang tuh turun drastis sedangkan dua minggu lalu itu masih aman-aman saja dan masih banyak pelanggan yang jujur tetapi sekarang semuanya beru
"Sinta memang belum mempunyai pacar dan masih jomblo karena memang masih memikirkan kuliahnya tetapi bukan berarti Ibu akan menjodohkannya ataupun menikahkannya dengan pilihan orang lain ataupun bukan pilihan Sinta sendiri," ucap Ibunya Sinta kepada Feri."Ya kan aku hanya mengajukan persyaratan kenapa harus marah kan aku inginnya seperti itu kalau memang tidak boleh ya tidak apa-apa," ucap Feri kepada keluarga Sinta."Iya nanti dilihat saja bagaimana kelanjutannya karena sekarang usaha Bapak Sinta lagi di bawah jadi nanti bagaimana-bagaimana nya dibicarakan," ucap Bapaknya Sinta.Sinta pun terkaget ketika mendengarkan perkataan Bapaknya seperti itu mengapa seorang Bapak berbicara seperti itu kepada seseorang yang sangat lancang berbicara mengenai putrinya.Sinta merasa kecewa dengan perkataan Bapaknya yang telah dilontarkan itu."Kenapa Bapak berbicara seperti itu apakah aku seperti barang yang bisa diperjual belikan? kenapa Bapak tidak mengembalikan uang dari Pak Heri kenapa malah s
Sinta merasa dunianya hancur dan dia tidak berdaya lagi karena semenjak perjanjian itu usaha keluarganya tidak menjadi lebih baik tetapi malah semakin buruk, Sinta merasa depresi ketika itu karena paksaan dari orang tuanya untuk menikah dengan Feri karena perjanjian yang telah dibuat jika, uang yang diberikan oleh Pak Heri tidak segera dikembalikan Sinta harus menikah dengan Feri.Sinta berpikir keras untuk pergi dari rumahnya dan dia berpikir untuk mengakhiri hidupnya, tetapi selalu gagal dan kedua orangtuanya pun sama sekali tidak menghiraukan dia, dan pada suatu malam ketika Sinta hendak lari dari rumah itu, tapi gagal karena Bapaknya itu mengetahui apa yang ingin dia perbuat malam itu."Aku tidak bisa tinggal diam aku diperlakukan seperti ini dengan orang tuaku sendiri, aku harus dipaksa menikah dengan orang yang tidak aku cintai, apakah ini benar? Apakah ini Adil bagiku? aku sangat menyayangi orang tuaku tapi kenapa seperti ini," gumam Sinta dengan kondisi yang sangat kacau.keti
Tiba-tiba Feri mendekati Sinta yang tengah duduk di ranjang kamarnya itu, sontak Sinta pun berteriak minta tolong kepada kedua orang tuanya."Ibu Bapak tolong aku, aku tidak mau dijadikan istri olehnya," ucap Sinta dengan menunjuk Feri."Aku hanya membujukmu disini aku hanya ingin kamu baik-baik saja dan tidak seperti ini," ucap Feri kepada Sinta."Tidak aku tidak mau, Ibu Bapak tolong aku aku mohon tolong aku, aku tidak mau dijadikan istri tolong Ibu tolong Bapak teriak Sinta meminta pertolongan kepada keluarganya.Tapi sama sekali tidak ada respon dari Bapak dan Ibu Sinta mereka hanya melihat Sinta berteriak tetapi tidak menolongnya atau tidak melindunginya."Kenapa kalian diam saja Pak aku sudah tidak berharga lagi menurut kalian aku tidak mau jadi seperti ini aku tidak mau menikah dengan Feri Aku tidak kenal Feri dan aku tidak mengetahui bagaimana sifatnya tolong Bu Sinta dengan memohon kepada Ibu dan Bapaknya."Sudahlah kamu tenang saja ayo kita makan kamu belum makan kan, kamu p
Kesedihan Sinta tidak hanya sampai disitu saja, tetapi kedua orang tuanya terus memaksa dan terus meyakinkan Sinta bahwa Feri adalah seorang pemuda yang baik.Pagi itu Ibu dan Bapak Sinta menemui Sinta di dalam kamarnya dan berbicara kepada Sinta tentang Feri."Sinta jadi kemarin itu kan kamu tidak bisa menemui Bapak dan Ibu sebenarnya Bapak dan Ibu mau berbicara sama kamu tentang Feri dan bagaimana Feri itu jadi menurut Ibu, kamu menikah lah sama dia ya," ucap Ibunya itu kepada Sinta.Sinta pun diam ketika mendengarkan perkataan Ibunya dan dia tidak menjawab sepatah kata pun iya kamu harus menikah dengan dia."Dia adalah pemuda kaya raya dan Bapaknya juga kan temannya Bapak jadi tidak ada keraguan kalau kamu menikah dengan dia pasti kamu akan menjadi orang yang bahagia, karena sekarang bahagia di lihat dari harta," ucap Bapaknya kepada Sinta."Apakah semua harus diukur dengan harta Pak? apakah semua harus dibeli menggunakan uang? kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang Pak karena k
"Ya mbak aku juga tidak tahu kenapa dia sampai berbicara kasar seperti itu kepada aku padahal aku sama sekali tidak mempunyai masalah dengannya, tapi kenapa ya mbak dia kok seperti itu kepadaku," ujar Sari kepada Sinta."Ya aku juga tidak tahu sedangkan aku saja baru tahu kalau dia itu mantan kekasih suami aku dan kamu kan yang sering bilang sama aku siapa tentang Lita, jadi aku tidak tahu kalau dia sampai kasar seperti itu bicara sama kamu," ujar Sinta."Ya mbak bicaranya itu bikin sakit hati mbak karena memang aku tahu kok kalau aku ini hanya seorang pembantu tapi setidaknya jangan berbicara seperti itulah aku juga mempunyai hati ya kan mbak," ujar Sari kepada Sinta."Kamu jangan berkecil hati siapapun yang berbicara jelek kepadamu tuh buang jauh-jauh kalau memang dia tidak suka kepadamu, ya sudah toh, sebenarnya kamu ke dunia ini bukan hanya untuk dia terkesan kamu kan berjalan dengan sendiri tidak menyuruh dia untuk memegang kamu ya kan," ujar Sunta kepada Sari."Aku hanya takut m
"Masa sih membicarakan pekerjaan sambil ketawa-ketawa begitu," ujar Sinta kepada Lita dan juga Feri."Iya mbak tadi ini kita berbicara tentang pekerjaan karena ini kan hari libur dan membicarakan pekerjaan untuk besok kalau sudah masuk kantor lagi," ujar Lita kepada Sinta."Oh seperti itu ya saranku sih kalau liburan begini tidak usah memikirkan pekerjaan dulu harus memikirkan waktu bersama-sama dengan istri dan juga keluarga gitu, soal pekerjaan sih menurut aku tidak perlu dibahas dulu soalnya ini kan waktu untuk bersama-sama dan keluarga iya kan mas," ujar Sinta kepada Feri."Iya sayang kamu bener banget jadi nanti kita akan bersenang-senang dulu ya dengan keluarga dan juga melupakan sejenak tentang pekerjaan," ujar Feri kepada istrinya itu."Ya begitulah harusnya pikirannya mas soalnya kalau selalu saja memikirkan tentang pekerjaan nanti otaknya tidak bisa berkembang dan juga kita kan harus mempunyai waktu untuk merefresh otak," ujar Sinta kepada Feri."Benar kata kamu ya sudah sin
"Kamu harus banyak-banyak olahraga mas kalau di saat libur bekerja seperti ini, jadi kamu selalu bugar dan juga selalu mempunyai kesempatan untuk berdua dengan aku," ucap Sinta kepada Feri."Ya maunya juga seperti itu Sinta aku juga ingin nya olahraga terus kalau olahraga kan kita jadi bugar dan juga sehat ya kan," ujar Feri kepada Sinta."Iya aku juga selalu memikirkan kesehatan kamu juga mas sedangkan kemarin itu waktu kamu lembur sampai kamu kecapean itu aku selalu memikirkanmu aku takut kesehatan kamu terganggu," ujar Sinta kepada suaminya itu."Oh iya kamu tadi sebelum olahraga mandi atau tidak?" tanya Feri kepada Sinta."Ya tidaklah mas, nanti kan kalau sudah habis olahraga baru kita mandikan ya rasanya enak mas, tapi kalau belum olahraga terus kita mandi masa iya kita mandi dua kali," ujar Sinta kepada suaminya itu."Ya ampun Sinta pantas saja kamu belum mandi ternyata dari tadi aku mencari apa bau yang sangat menyengat ternyata kamu belum mandi hahaha," ujar Feri kepada Sinta
Akhirnya Sari pun dapat bergabung dengan keluarga Feri yang sedang makan bersama.Sari melihat adanya Lita pun kaget mengapa Lita sekarang ada di rumah Feri, Sari hanya terdiam ketika melihat Lita sedang berada di dekatnya dan ikut makan bersama keluarga dari Feri."Ini maksudnya apa ya? kok tiba-tiba perempuan ini datang lagi ke sini kenapa dia datang lagi ke kehidupan mas Feri ya," batin Sari.Tiba-tiba Lita pun melirik ke arah Sari seakan-akan dia mengatakan bahwa dia adalah orang yang sangat licik.Tetapi ketika Lita melirik kearah Sari, sari pun tidak menghiraukannya karena Sari tahu apa maksud dan tujuan perempuan itu datang ke keluarga Feri."Aku tahu dia datang ke sini hanya untuk menjadi perebut suami orang lihat saja nanti," batin Sari.Keesokan harinya Sari sedang membersihkan ruangan tamu, tetapi ketika Sari membersihkan ruang tamu itu tiba-tiba Lita datang menghampiri Sari."Yang bersih ya pembantu!" ucap Lita kepada Sari."Maksud kamu apa mbak ya, iya aku tahu kok di sin
"Iya Bu Feri minta maaf ya Bu atas kejadian tadi malam, Feri itu sangat capek kelelahan Ibu bisa tanya kok dengan Sinta tadi malam juga aku langsung istirahat kok Bu karena kecapean ya kan sayang," ucap Feri kepada Sinta."Iya Bu tadi malam mas Feri sangat kecapean jadi dia tidak bisa juga makan mungkin yang makan hanya Lita, iya kan Lita," ucap Sinta kepada Lita."Iya mbak tadi malam aku makan jadi dari kemarin belum ada yang makan?" tanya Lita."Ya tidak ada lah sebenarnya aku mau makan khusus keluarga saja tapi ada kamu di rumah ini jadi malas mau makan bersama kamu!" celoteh Ibu mertua dari Sinta."Tidak boleh loh ngomong seperti itu Bu, Sinta juga masak dengan ikhlas kok nanti kita belajar masak lagi ya Bu jika Mas Feri sudah mau berangkat ke kantor," ucap Sinta."Iya aku sudah mau berangkat ke kantor ini kamu hati-hati ya jaga Ibu juga oh iya tadi sore sudah menelpon aku, katanya dia sedikit lagi sudah mau sampai di rumah dia kembali ke rumah sini," ujar Feri kepada Sinta."Alha
"Kenapa kamu berdiam diri seperti itu mas, kamu tidak bisa menjawab perkataanku ya? atau memang kamu masih menginginkan hidup bersama Lita?" ucap Sinta dengan lembut kepada suaminya itu.Tetapi Feri sama sekali tidak memberikan jawaban atas pertanyaan dari istrinya dia lebih memilih diam dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh istrinya itu."Mas aku bertanya kepadamu tolonglah kamu jawab mas, aku butuh jawaban ini aku dulu memang membantah dengan kedua orang tuaku dan aku lebih memilih untuk belum bisa menikah dengan kamu tapi kedua orang tuaku memaksaku untuk menikah dengan kamu tidak ada dasar cinta sedikitpun," ujar Sinta kepada suaminya itu."Kenapa kamu membahas itu lagi apakah kamu tidak bisa menerima aku sebagai suamimu?" tanya Feri kepada Sinta."Aku tidak mengatakan hal yang seperti itu mas karena aku tahu Allah sangat membenci yang namanya perceraian jadi aku tidak pernah yang namanya menyesal menikah dengan kamu ataupun kenal dengan kamu!" ucap Sinta kepada Feri."terus ke
"Sadar kamu mas kamu bicara kasar begitu seperti aku bukan siapa-siapa kamu ingat mas sadar! aku ini istri kamu! kamu harus bersikap lembut kepadaku, kamu jangan seperti itulah!" tegas Sinta kepada suaminya itu.Sinta tidak bisa mengontrol emosinya ketika melihat Feri bertingkah tidak wajar di depan orang tuanya dan juga istrinya.Sinta merasa ada yang aneh dengan Feri."Kenapa kamu mau marah juga seperti Ibu marah saja aku tidak apa-apa kok kalau memang semuanya mau marah kepadaku aku juga boleh dong untuk melakukan apa yang aku inginkan," ujar Feri kepada Sinta."Terserah kamu mas kamu mau bicara apa saja aku sudah tidak mengerti dengan bagaimana cara berpikir kamu aku hanya menyampaikan apa yang harus aku sampaikan sebagai istri," ujar Sinta kepada Feri."Kamu sebenarnya harus dengan suami menjadi istri yang baik itu adalah istri yang sholehah dan menurut dengan suami tidak membantah kepada suami seperti ini itu namanya kamu durhaka kepada suami," ujar Feri."Bisanya kamu bicara se
"Aduh ya ampun kamu ini bisa-bisa saja ya nak nak tidak-tidak kalau memang jodoh tidak bakalan kemana dan aku tahu kok Feri orangnya bagaimana jadi kamu tidak perlu khawatir seperti itu," ujar Ibu dari Feri itu kepada anak menantunya.Pada saat Sinta dan juga Ibu Tina sedang memasak di rumah sementara itu Feri dan juga asisten nya itu selalu bersama-sama dan selalu meluangkan waktu untuk bersama terus-menerus hingga akhirnya Feri lebih memilih asistennya daripada istrinya sendiri yang telah tulus menyayangi dirinya."Mas, kita habis ini makan di luar ya," ucap Lita kepada Feri."Kenapa memangnya harus makan di luar sayang? kan pasti di rumah Sinta memasak iya kan kita makan di rumah saja kamu tidak perlu tidak enak kamu itu adalah ratu bagiku jadi tidak ada yang melarang aku untuk membawa kamu ke manapun aku mau," ujar Feri kepada Lita."Beneran kamu tidak bakalan membiarkan aku kenapa-kenapa?" ujar Lita kepada Feri."Iyalah, aku tidak mungkin membiarkan kamu disakiti ataupun dicuekin
"Iya Bu kalau memang Ibu mau menjelaskan semuanya, Ibu silahkan menjelaskan dengan aku Bu, aku akan mendengarkan semuanya kok Bu," ujar Sinta kepada Ibu mertuanya itu."Ya nak, jadi begini dulu Lita dan juga Feri itu mempunyai hubungan di masa lalu dan mereka berpacaran sangatlah mana sepertinya kurang lebih 2 tahun seperti itulah kalau Ibu tidak salah ingat," ujar Ibu mertuanya itu kepada Sinta."Ya Bu terus memangnya ada apa Bu mereka sampai berpisah atau mereka sampai tidak jadi menikah padahal kan sudah berpacaran selama itu," ujar Sinta kepada Ibu mertuanya itu"Ibu juga tidak tahu persis tetapi wanita yang bernama Lita itu sangat licik Ibu tidak terlalu menyukai dia Ibu selalu bilang dengan saya jangan pernah berhubungan dengan wanita ular itu karena Ibu tidak etikanya dia juga ke Ibu sama sekali tidak baik tidak mempunyai etika dan tidak mempunyai sopan santun berbicara pun dia sangat kasar kepada Ibu waktu itu," ujar Ibu Tina kepada Sinta."Ya ampun masa sih dia melakukan hal