Kesedihan Sinta tidak hanya sampai disitu saja, tetapi kedua orang tuanya terus memaksa dan terus meyakinkan Sinta bahwa Feri adalah seorang pemuda yang baik.Pagi itu Ibu dan Bapak Sinta menemui Sinta di dalam kamarnya dan berbicara kepada Sinta tentang Feri."Sinta jadi kemarin itu kan kamu tidak bisa menemui Bapak dan Ibu sebenarnya Bapak dan Ibu mau berbicara sama kamu tentang Feri dan bagaimana Feri itu jadi menurut Ibu, kamu menikah lah sama dia ya," ucap Ibunya itu kepada Sinta.Sinta pun diam ketika mendengarkan perkataan Ibunya dan dia tidak menjawab sepatah kata pun iya kamu harus menikah dengan dia."Dia adalah pemuda kaya raya dan Bapaknya juga kan temannya Bapak jadi tidak ada keraguan kalau kamu menikah dengan dia pasti kamu akan menjadi orang yang bahagia, karena sekarang bahagia di lihat dari harta," ucap Bapaknya kepada Sinta."Apakah semua harus diukur dengan harta Pak? apakah semua harus dibeli menggunakan uang? kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang Pak karena k
Sinta sangat banyak berbicara kepada Feri dan dia sudah mengetahui bahwa Sinta sama sekali kita tidak setuju ketika dia harus dipaksa menikah dengan Feri, tetapi Feri tidak perduli sama sekali dan tidak menghiraukan apapun yang dikatakan oleh Sinta.Mereka pun pergi berdua untuk melihat baju yang akan dikenakan di hari pengantin mereka, Sinta terlihat sangat tidak bahagia dan tidak melihatkan senyum sedikit pun."Tolong lah walaupun kamu tidak menyukai pernikahan ini, ssnyumlah kepada mereka tidak senyum kepadaku tapi setidaknya kamu menghargai orang lain yang ada di sekitar kita, kamu harus tetap senyum kepada mereka karena kita ini calon pengantin dan kita membutuhkan baju dari mereka, jadi mereka tidak enak kalau kita sampai mencueki mereka," ujar Feru kepada Sinta.Sinta pun hanya mengiyakan apa perkataan dari Feri, tetapi Sinta tetap tidak mau senyum kepada siapapun karena memang dia tidak bahagia.Ketika hendak Feri dan Sinta melihat baju yang akan dikenakan mereka untuk acara p
Pada saat Feri keluar dan menemui orang yang mencetak undangan itu pun Sinta tetap berdiam diri di dalam mobil, dan tiba-tiba cinta menangis."Kenapa aku menangis lagi ya padahal aku sudah mencoba untuk ikhlas dan mencoba untuk menerima kalau aku akan menikah dengan Feri, tapi tetap saja aku tidak bisa menerimanya aku sudah mencoba tapi tetap saja aku masih sedih," gumam Sinta dengan pelan.Tidak lama kemudian Feri pun datang menghampiri Sinta yang berada di mobil itu, sudah aku bilang sama tukang cetak undangannya dan mungkin bisa diambil besok," ucap Feri kepada Sinta."Ya sudah kalau begitu kita langsung pulang saja ya aku capek ingin beristirahat dari tadi belum istirahat," ucap Sinta kepada Feri."Jangan langsung pulang lah kita makan dulu, kita jangan langsung mau pulang dulu kita berbicara dari hati ke hati supaya kamu tidak marah dengan aku dan menerima apa adanya aku," ucap Feri kepada Sinta.Sinta menatap Feri dengan tajam seolah-olah dia tidak suka akan perkataan yang diuca
"Kamu bisa tidak dengerin aku, aku kan sudah bilang sama kamu dan kamu adalah calon istriku, apakah aku tidak bisa kalau menghargai kamu di depan mantan pacar aku? apa yang aku lakukan itu tidak wajar? karena aku sedikit lagi menikahimu tidak mungkin aku berbicara yang tidak menghargai kamu di depan mantan pacar aku," ucap Feri kepada Sinta."Iya aku tahu tapi ingat aku menikah denganmu hanyalah karena keterpaksaan dan tidak ada cinta ataupun sayang diantara aku dan Kamu," ucap Sinta kepada Feri."Terserah kamu berbicara apa kepada aku tetapi aku sangat mencintai kamu mungkin rasa sayangku ini terlalu cepat untuk aku ungkapkan tetapi memang ini kenyataannya," ucap Feri kepada Sinta."Tidak perlu berbohong aku tidak perlu mendengarkan semua perkataan bohongmu itu, kamu berbicara seperti ini juga seperti orang yang mencintai wanitanya itu ke semua orang kan bukan cuman sama aku kamu berbicara seperti ini iya kan," ucap Sinta kepada Feri."Aku memang memaksa kamu untuk menikah denganku d
"Kamu bisa tidak dengerin aku, aku kan sudah bilang sama kamu dan kamu adalah calon istriku, apakah aku tidak bisa kalau menghargai kamu di depan mantan pacar aku? apa yang aku lakukan itu tidak wajar? karena aku sedikit lagi menikahimu tidak mungkin aku berbicara yang tidak menghargai kamu di depan mantan pacar aku," ucap Feri kepada Sinta."Iya aku tahu tapi ingat aku menikah denganmu hanyalah karena keterpaksaan dan tidak ada cinta ataupun sayang diantara aku dan Kamu," ucap Sinta kepada Feri."Terserah kamu berbicara apa kepada aku tetapi aku sangat mencintai kamu mungkin rasa sayangku ini terlalu cepat untuk aku ungkapkan tetapi memang ini kenyataannya," ucap Feri kepada Sinta."Tidak perlu berbohong aku tidak perlu mendengarkan semua perkataan bohongmu itu, kamu berbicara seperti ini juga seperti orang yang mencintai wanitanya itu ke semua orang kan bukan cuman sama aku kamu berbicara seperti ini iya kan," ucap Sinta kepada Feri."Aku memang memaksa kamu untuk menikah denganku d
"Iya siap neng nanti bilang saja kalau sampai neng capek atau pegal bilang ya neng, supaya asisten saya mengambilkan bantal dan neng bisa berbaring kalau memang capek dan pegal karena ini membutuhkan waktu yang lama neng bisa 2 sampai 3 jam untuk merias pengantin makanya kita Start dari pagi ya neng dan kira-kira calon suami neng nanti datangnya jam 9 untuk ijab qobul," ucap sang perias kepada Sinta."Memangnya harus ya, mbak kalau menikah itu dirias seperti ini dan memangnya tidak bisa gitu kalau menikah tetapi tanpa dirias, ya biasa-biasa aja yang penting ijab qobul," tanya Sinta kepada sang perias itu."Sebenarnya di aturan agama manapun tidak ada yang melarang untuk merias atau tidak cuman ya sudah jadi adatnya kita mau menggunakan riasan atau tidak Itu sebenarnya selera kita," ucap perias kepada Sinta.Perias pun terus merias wajah Sinta dengan teliti dan tiba-tiba Ibunya Sinta datang dari arah belakang."Gimana sudah selesai apa belum atau masih lama hehehe," ucap Ibunya itu kep
Setelah itu sang perias membawa Sinta ke tempat dimana baju pengantin sudah disiapkan, yaitu gaun putih yang sangat cantik dan panjang."Ini neng bajunya silahkan dipakai dulu nanti biar mbak aja yang ngerapiin kalau memang neng tidak bisa," ucap sang perias kepada Sinta."Iya mbak biar aku pakai dulu ya," ucap Sinta.Beberapa menit Sinta memasang baju pengantin itu ke tubuhnya dan tidak terasa air matanya pun menetes, dia teringat akan kedua orang tuanya dia sangat sedih, dan setelah beberapa menit Sinta pun keluar dari kamarnya.Ketika itu Sinta melihat di luar rumahnya banyak sekali orang yang menunggu dirinya untuk keluar dari kamar dan dia juga pun sudah melihat Feri berada di luar beserta semua keluarganya, Sinta pun bergegas untuk duduk di samping Feri karena akad nikah sedikit lagi akan dilaksanakan."Neng ayo mbak bantu untuk duduk di samping mempelai laki-laki, karena gaunnya sangat panjang dan susah kalau harus berjalan sendiri," ucap sang perias itu kepada Sinta.Sinta pun
"Iya semua orang tua pasti mau yang terbaik untuk anaknya, apalagi anak Ibu dan Bapak perempuan yang harus dijaga dengan baik dan dicintai jangan sampai dikasari ya Feri, kamu nggak keberatan kan kalau Bapak dan Ibu menitipkan Sinta kepadamu," ucap Bapak mertua Feri kepada Feri.Tiba-tiba diam mendengarkan perkataan Ibu dari Sinta itu."Loh kok kamu diam ada apa Feri kamu lagi memikirkan apa emangnya, sampai Ibu berbicara kamu hanya diam," ucap Bapak dari Sinta kepada Feri."Eh iya maaf lagi mikirin sesuatu, soalnya jadinya tidak fokus waktu sedang berbicara," ucap Feri kepada Ibunya Sinta itu."Iya Ibu bilang sama kamu kalau harus menjaga Sinta karena ya gitulah namanya juga orang tua apalagi anak Ibu dan Bapak itu kan perempuan jadi harus dimanja, tidak boleh di kasarin seperti itu loh maksudnya," ujar Ibunya Sinta kepada Feri."Iya Bu kalau soal itu gampang kok nanti aku yang ngurus, semoga saja aku bisa menjadi suami yang baik dan menjadi menantu yang berbakti untuk Ibu dan Bapak
"Ya mbak aku juga tidak tahu kenapa dia sampai berbicara kasar seperti itu kepada aku padahal aku sama sekali tidak mempunyai masalah dengannya, tapi kenapa ya mbak dia kok seperti itu kepadaku," ujar Sari kepada Sinta."Ya aku juga tidak tahu sedangkan aku saja baru tahu kalau dia itu mantan kekasih suami aku dan kamu kan yang sering bilang sama aku siapa tentang Lita, jadi aku tidak tahu kalau dia sampai kasar seperti itu bicara sama kamu," ujar Sinta."Ya mbak bicaranya itu bikin sakit hati mbak karena memang aku tahu kok kalau aku ini hanya seorang pembantu tapi setidaknya jangan berbicara seperti itulah aku juga mempunyai hati ya kan mbak," ujar Sari kepada Sinta."Kamu jangan berkecil hati siapapun yang berbicara jelek kepadamu tuh buang jauh-jauh kalau memang dia tidak suka kepadamu, ya sudah toh, sebenarnya kamu ke dunia ini bukan hanya untuk dia terkesan kamu kan berjalan dengan sendiri tidak menyuruh dia untuk memegang kamu ya kan," ujar Sunta kepada Sari."Aku hanya takut m
"Masa sih membicarakan pekerjaan sambil ketawa-ketawa begitu," ujar Sinta kepada Lita dan juga Feri."Iya mbak tadi ini kita berbicara tentang pekerjaan karena ini kan hari libur dan membicarakan pekerjaan untuk besok kalau sudah masuk kantor lagi," ujar Lita kepada Sinta."Oh seperti itu ya saranku sih kalau liburan begini tidak usah memikirkan pekerjaan dulu harus memikirkan waktu bersama-sama dengan istri dan juga keluarga gitu, soal pekerjaan sih menurut aku tidak perlu dibahas dulu soalnya ini kan waktu untuk bersama-sama dan keluarga iya kan mas," ujar Sinta kepada Feri."Iya sayang kamu bener banget jadi nanti kita akan bersenang-senang dulu ya dengan keluarga dan juga melupakan sejenak tentang pekerjaan," ujar Feri kepada istrinya itu."Ya begitulah harusnya pikirannya mas soalnya kalau selalu saja memikirkan tentang pekerjaan nanti otaknya tidak bisa berkembang dan juga kita kan harus mempunyai waktu untuk merefresh otak," ujar Sinta kepada Feri."Benar kata kamu ya sudah sin
"Kamu harus banyak-banyak olahraga mas kalau di saat libur bekerja seperti ini, jadi kamu selalu bugar dan juga selalu mempunyai kesempatan untuk berdua dengan aku," ucap Sinta kepada Feri."Ya maunya juga seperti itu Sinta aku juga ingin nya olahraga terus kalau olahraga kan kita jadi bugar dan juga sehat ya kan," ujar Feri kepada Sinta."Iya aku juga selalu memikirkan kesehatan kamu juga mas sedangkan kemarin itu waktu kamu lembur sampai kamu kecapean itu aku selalu memikirkanmu aku takut kesehatan kamu terganggu," ujar Sinta kepada suaminya itu."Oh iya kamu tadi sebelum olahraga mandi atau tidak?" tanya Feri kepada Sinta."Ya tidaklah mas, nanti kan kalau sudah habis olahraga baru kita mandikan ya rasanya enak mas, tapi kalau belum olahraga terus kita mandi masa iya kita mandi dua kali," ujar Sinta kepada suaminya itu."Ya ampun Sinta pantas saja kamu belum mandi ternyata dari tadi aku mencari apa bau yang sangat menyengat ternyata kamu belum mandi hahaha," ujar Feri kepada Sinta
Akhirnya Sari pun dapat bergabung dengan keluarga Feri yang sedang makan bersama.Sari melihat adanya Lita pun kaget mengapa Lita sekarang ada di rumah Feri, Sari hanya terdiam ketika melihat Lita sedang berada di dekatnya dan ikut makan bersama keluarga dari Feri."Ini maksudnya apa ya? kok tiba-tiba perempuan ini datang lagi ke sini kenapa dia datang lagi ke kehidupan mas Feri ya," batin Sari.Tiba-tiba Lita pun melirik ke arah Sari seakan-akan dia mengatakan bahwa dia adalah orang yang sangat licik.Tetapi ketika Lita melirik kearah Sari, sari pun tidak menghiraukannya karena Sari tahu apa maksud dan tujuan perempuan itu datang ke keluarga Feri."Aku tahu dia datang ke sini hanya untuk menjadi perebut suami orang lihat saja nanti," batin Sari.Keesokan harinya Sari sedang membersihkan ruangan tamu, tetapi ketika Sari membersihkan ruang tamu itu tiba-tiba Lita datang menghampiri Sari."Yang bersih ya pembantu!" ucap Lita kepada Sari."Maksud kamu apa mbak ya, iya aku tahu kok di sin
"Iya Bu Feri minta maaf ya Bu atas kejadian tadi malam, Feri itu sangat capek kelelahan Ibu bisa tanya kok dengan Sinta tadi malam juga aku langsung istirahat kok Bu karena kecapean ya kan sayang," ucap Feri kepada Sinta."Iya Bu tadi malam mas Feri sangat kecapean jadi dia tidak bisa juga makan mungkin yang makan hanya Lita, iya kan Lita," ucap Sinta kepada Lita."Iya mbak tadi malam aku makan jadi dari kemarin belum ada yang makan?" tanya Lita."Ya tidak ada lah sebenarnya aku mau makan khusus keluarga saja tapi ada kamu di rumah ini jadi malas mau makan bersama kamu!" celoteh Ibu mertua dari Sinta."Tidak boleh loh ngomong seperti itu Bu, Sinta juga masak dengan ikhlas kok nanti kita belajar masak lagi ya Bu jika Mas Feri sudah mau berangkat ke kantor," ucap Sinta."Iya aku sudah mau berangkat ke kantor ini kamu hati-hati ya jaga Ibu juga oh iya tadi sore sudah menelpon aku, katanya dia sedikit lagi sudah mau sampai di rumah dia kembali ke rumah sini," ujar Feri kepada Sinta."Alha
"Kenapa kamu berdiam diri seperti itu mas, kamu tidak bisa menjawab perkataanku ya? atau memang kamu masih menginginkan hidup bersama Lita?" ucap Sinta dengan lembut kepada suaminya itu.Tetapi Feri sama sekali tidak memberikan jawaban atas pertanyaan dari istrinya dia lebih memilih diam dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh istrinya itu."Mas aku bertanya kepadamu tolonglah kamu jawab mas, aku butuh jawaban ini aku dulu memang membantah dengan kedua orang tuaku dan aku lebih memilih untuk belum bisa menikah dengan kamu tapi kedua orang tuaku memaksaku untuk menikah dengan kamu tidak ada dasar cinta sedikitpun," ujar Sinta kepada suaminya itu."Kenapa kamu membahas itu lagi apakah kamu tidak bisa menerima aku sebagai suamimu?" tanya Feri kepada Sinta."Aku tidak mengatakan hal yang seperti itu mas karena aku tahu Allah sangat membenci yang namanya perceraian jadi aku tidak pernah yang namanya menyesal menikah dengan kamu ataupun kenal dengan kamu!" ucap Sinta kepada Feri."terus ke
"Sadar kamu mas kamu bicara kasar begitu seperti aku bukan siapa-siapa kamu ingat mas sadar! aku ini istri kamu! kamu harus bersikap lembut kepadaku, kamu jangan seperti itulah!" tegas Sinta kepada suaminya itu.Sinta tidak bisa mengontrol emosinya ketika melihat Feri bertingkah tidak wajar di depan orang tuanya dan juga istrinya.Sinta merasa ada yang aneh dengan Feri."Kenapa kamu mau marah juga seperti Ibu marah saja aku tidak apa-apa kok kalau memang semuanya mau marah kepadaku aku juga boleh dong untuk melakukan apa yang aku inginkan," ujar Feri kepada Sinta."Terserah kamu mas kamu mau bicara apa saja aku sudah tidak mengerti dengan bagaimana cara berpikir kamu aku hanya menyampaikan apa yang harus aku sampaikan sebagai istri," ujar Sinta kepada Feri."Kamu sebenarnya harus dengan suami menjadi istri yang baik itu adalah istri yang sholehah dan menurut dengan suami tidak membantah kepada suami seperti ini itu namanya kamu durhaka kepada suami," ujar Feri."Bisanya kamu bicara se
"Aduh ya ampun kamu ini bisa-bisa saja ya nak nak tidak-tidak kalau memang jodoh tidak bakalan kemana dan aku tahu kok Feri orangnya bagaimana jadi kamu tidak perlu khawatir seperti itu," ujar Ibu dari Feri itu kepada anak menantunya.Pada saat Sinta dan juga Ibu Tina sedang memasak di rumah sementara itu Feri dan juga asisten nya itu selalu bersama-sama dan selalu meluangkan waktu untuk bersama terus-menerus hingga akhirnya Feri lebih memilih asistennya daripada istrinya sendiri yang telah tulus menyayangi dirinya."Mas, kita habis ini makan di luar ya," ucap Lita kepada Feri."Kenapa memangnya harus makan di luar sayang? kan pasti di rumah Sinta memasak iya kan kita makan di rumah saja kamu tidak perlu tidak enak kamu itu adalah ratu bagiku jadi tidak ada yang melarang aku untuk membawa kamu ke manapun aku mau," ujar Feri kepada Lita."Beneran kamu tidak bakalan membiarkan aku kenapa-kenapa?" ujar Lita kepada Feri."Iyalah, aku tidak mungkin membiarkan kamu disakiti ataupun dicuekin
"Iya Bu kalau memang Ibu mau menjelaskan semuanya, Ibu silahkan menjelaskan dengan aku Bu, aku akan mendengarkan semuanya kok Bu," ujar Sinta kepada Ibu mertuanya itu."Ya nak, jadi begini dulu Lita dan juga Feri itu mempunyai hubungan di masa lalu dan mereka berpacaran sangatlah mana sepertinya kurang lebih 2 tahun seperti itulah kalau Ibu tidak salah ingat," ujar Ibu mertuanya itu kepada Sinta."Ya Bu terus memangnya ada apa Bu mereka sampai berpisah atau mereka sampai tidak jadi menikah padahal kan sudah berpacaran selama itu," ujar Sinta kepada Ibu mertuanya itu"Ibu juga tidak tahu persis tetapi wanita yang bernama Lita itu sangat licik Ibu tidak terlalu menyukai dia Ibu selalu bilang dengan saya jangan pernah berhubungan dengan wanita ular itu karena Ibu tidak etikanya dia juga ke Ibu sama sekali tidak baik tidak mempunyai etika dan tidak mempunyai sopan santun berbicara pun dia sangat kasar kepada Ibu waktu itu," ujar Ibu Tina kepada Sinta."Ya ampun masa sih dia melakukan hal