Sinta pun memberikan tali yang baru dia ambilnya itu kepada Bapaknya yang telah menunggunya di teras depan rumahnya.
"Bapak ini tali nya, mau di bantu tidak Pak? soalnya itu kalau tidak di bantu pegangin bisa jatuh semua tempenya," kata Sinta kepada Bapaknya.
"Ya kalau begitu di bantuin supaya aman dan barang pesanannya orang tidak jatuh dan rusak, ayo bantuin Bapak dulu biar cepet ini," kata Bapak sinta sambil memegangi tali yang Sinta berikan.
Sinta membantu Bapaknya menata dan mengikat tempat tempe di atas motornya sampai semuanya selesai.
Setelah selesai Sinta pergi masuk ke dalam rumah karena ingin mencari peralatan untuk mencuci motornya.
"Bapak pergi dulu antar pesanan ini ya Sinta jangan lupa mencuci motornya supaya bersih dan enggak kotor ya," ucap Bapaknya kepasa sinta.
"Iya Bapak siap, nanti Sinta cuci yang bersih sampai mengkilap hehe," jawab gadis cantik itu.
Sinta mencari peralatan untuk cuci motor tapi tidak ketemu juga.
"Bu Ibu lihat peralatan untuk mencuci motor gak? Soalnya Sinta di suruh Bapak buat nyuci motor itu, karena motornya kotor banget loh," ucap Sinta kepada Ibunya.
"Lah ya mana Ibu tau nak, biasanya juga di situ lo, coba cari-cari dulu nanti kalau memang bener-bener gak ketemu nanti Ibu yang coba bantu nyariin ya," ucap Ibunya Sinta.
"Dimana-dimana alat cuci motor saya hmm," Sinta bernyanyi sambil mencari alat cuci motornya itu.
"Bu kalau gak ada aku nyuci di pencucian motor aja ya hehe," ucap Sinta kepada Ibunya dengan tersenyum.
"Itu namanya pemborosan, cobalah di cari dulu itu mungkin ke tutup apa gitu, coba nyari nya yang bener Sinta," kata Ibunya kepada dirinya.
"Iya Ibu iya Ibuku sayang," jawab Sinta kepada Ibunya.
Setelah beberapa menit Sinta mencari peralatan nyuci motornya dan akhirnya Sinta mendapatkan alatnya.
"Ini Bu sudah ketemu, ya sudah aku mau nyuci motor dulu ahh kalau gitu biar motornya bersih dan mengkilap," ucap Sinta.
"Eleh apa ya bisa nyuci motor sampai bersih dan mengkilap, nyuci motor aja jarang loo ya haha," ucap Ibunya kepada sinta.
"Yah Ibu meremehkan aku ya, aku bisa loh Bu, oke nantikan hasilnya ya bu ya hehe pokoknya nanti liat hasilnya," ucap Sinta kepada Ibunya.
Sinta pun membersihkan dan menyuci motor miliknya sambil bernyanyi pelan.
"Ahh main air ternyata seru juga, kalau gitu aku yang lama ahh nyuci motornya biar bisa main air hehe," gumam gadis bernama Sinta itu.
Sinta asik mencuci motor dan sambil bernyanyi tiba-tiba datang satu mobil di depan teras rumahnya.
Tin tin tin
Suara mobil yang baru saja datang dan memarkirkan mobilnya di teras depan rumah Sinta.
Orang yang ada di dalam mobil itu pun turun. "Nak orang tua mu ada?" tanya lelaki tua di dalam mobil mewah itu.
"Iya ada paman, tunggu sebentar ya akan aku panggilkan Ibu dulu, paman silahkan duduk dulu," ucap Sinta kepada lelaki itu.
"Bu ada tamu, yang mencari Ibu dan sekarang sedang menunggu Ibu, mereka ada di luar bu," ucap Sinta kepada Ibunya yang berada di dapur.
Tidak lama kemudian Ibunya pun bergegas keluar karena Ibunya takut jika yang datang adalah pelanggan nya, ketika Ibu Sinta keluar lelaki itu seketika menyapanya.
"Heii masih ingat tidak sama aku hehe," ucap Lelaki itu kepada Ibu Sinta.
"Ya ampun ternyata kamu Pak Heri ya ampun sudah lama ya tidak bertemu, kamu sendirian main kesini? " tanya Ibunya Sinta.
"Paman ini teman Ibu ya Bu?" tanya Sinta.
"Iya ini teman Ibu nak, Pak Heri namanya, kamu lanjutkan saja dulu itu mencuci motornya ya," ucap Ibu tercinta itu.
"Hehehe tidak kok aku tidak sendiri, aku ke sini dengan anak laki-laki ku Feri namanya dia masih ada di dalam mobil," ucap Pak Heri kepada Ibunya Sinta.
"Ya sini too suruh turun dulu, sini aku bikinkan teh ya aku juga bikin kue tadi," ucap Ibunya Sinta dan sambil berjalan ke dapur mengambil minuman dan makanan.
"Feri sini dulu turun dulu ini Ibunya Sinta mau bikin kan teh dan ada kue," ucap Pak Heri kepada anaknya.
Tidak lama kemudian anak dari paman Heri turun dari mobil mewahnya itu, semua barang ia gunakan adalah barang mahal dan bermerek Sinta pun kaget melihat anak paman Heri berpenampilan seperti itu dan stylenya keren.
"Buset ini anaknya paman Heri, buset keren banget mana ganteng lagi huuuu," gumam Sinta perlahan dan mengagumi.
"Nah gitu turun dari mobil liat-liat udara segar, atau ikutan tuh sama si Sinta lagi nyuci motornya hehe," ucap Bapaknya.
Sinta melanjutkan mencuci motornya tapi sesekali Sinta melihat dan melirik-lirik Feri yang tengah duduk di kursi panjang depan rumahnya itu.
"Itu anaknya yang punya rumah ini ya Pak?" tanya Feri kepada Bapaknya.
"Iya betul banget itu anaknya yang punya rumah, dia itu gadis yang cerdas dan cantik, terus dia juga nurut banget loh sama orang tuanya,"ucap Bapaknya kepada Feri.
"Iya sih Pak cantik kok dia, wajahnya bersih kelihatan nya juga kalem dan tidak neko-neko," ujar Feri kepada Bapaknya.
Feri memandangi Sinta yang tengah mencuci motor miliknya dan tidak sengaja Sinta juga melirik ke arah Feri pada saat Feri memandangi Sinta, mereka seakan akan saling menatap satu sama lain.
"Eh Feri kok liat-liat sih hayo, kalau suka sana di dekati dengan cara ikut mencuci motornya sana supaya kan tambah akrab gitu," ucap Bapaknya kepadanya.
"Ya ampun Pak baru ketemu beberapa menit yang lalu eh sudah di suruh ngedeketin, nanti aja Pak tunggu waktu yang tepat," ucap Feri.
"Kok pemuda itu melirik ke arahku ya apa aku ada yang salah hmmm bajuku? Wajahku? Oh my god aku selalu begini kalau sedang di liat oleh lelaki tampan seperti dia huh," gumam Sinta dengan pelan.
Sinta menjadi salah tingkah ketika di lirik oleh pemuda tampan bernama Feri itu, mencuci motor pun sudah jadi tidak fokus karena pandangannya mengarah ke lelaki itu.
"Harus cepat selesai mencuci motor dan aku harus cepet mandi dan dandan lah supaya cantik pas pemuda itu melihat ke arahku hummm," gumam Sinta dalam hatinya.
Tin tin tin
Suara klakson motor Bapak Sinta yang baru saja mengantarkan pesanan ke pelanggan.
"Loh loh loh ternyata ada tamu ya, Pak Heri sudah lama menunggu di sini? Lah mana ini Ibunya Sinta ada tamu kok di biarin ini hehe," kata Bapaknya Sinta kepada Pak Heri.
"Tidak-tidak Ibunya Sinta sedang membuat kan teh tadi dan mengambil kue katanya, oh ya kamu dari mana? " tanya Pak heri kepada Bapaknya Sinta.
"Yah biasa lah habis antar pesananya pelanggan hehe," jawab Bapaknya Sinta.
"Ohh iya kamu semakin sukses ya, semoga tambah berjaya ya usahamu, anak gadis mu rajin ya mencuci motornya sendiri kalau anak ku ini si Feri tidak pernah seperti itu, pemalas hahaha,"ucap Pak Heri.
"Ya ampun Bapak jangan buka aib lah Pak hmmm, nanti gadis itu dengar kan aku malu Pak aduh Pak dia melihat ke sini lagi," ucap Feri dengan pelan kepada Bapaknya.
Feri melihat ke arah Sinta dan tersenyum.
Bersambung
"Ini teh nya dan kue nya ayo di cobain dulu Pak Heri, pasti haus ya ini ada teg silahkan ayo di minum, Feri jangan sungkan-sungkan ayo di cicipi kue nya ya," ucap Ibunya Sinta itu."Iya Bu, waduh terimakasih banyak ini wah jadi merepotkan ya saya jadi enggak enak nih kalau begini hehe," ucap Pak Heri."Alah alah kayak lagi dengan siapa saja Pak Heri ini hehe biasanya juga kalau saya kerumah Pak Heri malah di sungguhi banyak sekali makanan kan ya, ya itung-itungkan ya balas budi lah Pak hehe," ucap Bapak Sinta kepada Pak Heri.Mereka berdua asik ngobrol tentang pekerjaan dan menikmati hidangan yang di sajikan oleh Ibu tercinta Sinta itu, sedangkan Feri masih tetap saja memandangi Sinta yang sedang mencuci motor itu."Ih kok dia melihat aku kayak melihat hantu sih pasti di dalam hatinya dia bilang kalau aku jelek dan kumuh, ya pun kenapa datang di saat yang tidak tepat sih, kenapa harus datang pas aku lagi jelek gini ya ampun," gumam Sinta dengan pelan.Tak lama kemudian Sinta selesai m
Malam itu hujan deras mengguyur suatu desa membuat jalan jalan tergenang air di mana mana.Krek krek krekSuara pintu yang dibuka."Wah hujannya deras banget sih bikin takut aja dan hawanya dingin banget," ucap seorang gadis yang berdiri di depan pintu rumahnya.Dia bernama Sinta dia berumur 20 tahun dia adalah anak seorang pengusaha tempe dan tahu di desanya."Hujan deras ini sana masuk lah dulu kok malah hujannya di liatin," ucap Bapak Sinta yang tak sengaja melihat Sinta berdiri di depan pintu."Iya Pak ini juga mau masuk kok, aku cuman melihat keadaan luar banjir atau tidak" ucap Sinta kepada Bapaknya itu.Bapak Sinta pun bergegas untuk kemar karena cuaca yang sangat dingin dan hujan yang deras Bapak Sinta memilih untuk tidur."Ah masuk takutnya ada petir, mana aku di depan pintu sendirian lagi ya ampun," gumam Sinta dari dalam hati.Sinta pun menutup pintu dan mengunci pintu rumahnya dan bergegas ke kamar nya untuk berbaring dan menunggu hujan reda.Sinta menunggu hujan reda samb
Sinta pun bergegas mandi, setelah 20 menit Sinta keluar dari kamar mandi dan bersiap siap untuk berangkat kuliah dengan membawa motor metic nya."Bu, Pak Sinta pergi berangkat dulu le kampus ya," ucap Sinta dengan nada lembut dan mencium tangan Bapak dan Ibunya."Iya nak, hati-hati ya Sin di jalan jangan lupa juga sarapannya jangan lambat-lambat," ucap Ibunya kepada Sinta."Iya Bu siap," kata Sinta.Sinta langsung berangkat ke kampus karena ada tugas yang harus di kumpulkan pagi itu.Sesampainya di kampus dan masuk kelas tugas di kumpul di meja dosen."Sin tugas kamu sudah kan?" tanya salah seorang dari temannya."Iya sudah kok, Alhamdulillah sudah aku kerjakan jauh-jauh hari karena biar tidak bertabrakan dengan tugas-tugas dari mata kuliah lain hehe," ucap Sinta kepada temannya."Halo teman baikku," panggil seorang gadis yang datang dari belakang.Gadis itu bernama Fitri, dia adalah teman baik dari Sinta."Halo, eh tumben aku lebih cepat datangnya daripada kamu ya Fit," ucap Sinta ke
Setelah Sinta menyicipi kue buatan Ibunya dia sangat bahagia dan berkali-kali memuji kue buatan Ibunya itu."Kan Sinta sudah bilang kalau kurme buatan Ibu itu enak dan tidak ada yang bisa menandingi rasanya, eh sampai aku ingin nambah terus kan jadinya hehe," kata Sinta dengan memakan kue buatan Ibunya itu."Lah tuh kan anak Ibu suka banget ya bikin Ibunya tuh senyum-senyum dan suka banget kalau muji Ibunya padahal kue buatan Ibu tuh gak seberapa lo," ucap Ibunya sambil tersenyum ke arah Sinta.Hari itu cuaca sangat cerah Sinta ingin mengunjungi temannya yang bernama Dita karena beberapa hari yang lalu Dita kecelakaan dan kaki nya terkilir pada bagian kanannya dan susah untuk berjalan.Sinta menelepon Dita karena Sinta ingin mengunjunginya dan Sinta tidak tahu keberadaan Dita di mana."Halo Assalamualaikum Dit," ucap Sinta."Walaikumsalam, eh nih tumben ya ini anak nelpon biasanya mah ngechat doang, ada apa sih temanku yang cantik ini menelpon siang siang gini hayoo ada apa?" ucap Dit
Sinta tiba-tiba terdiam dan memikirkan apa perkataan Dita dan siapakah sebenarnya yang di maksud oleh Dita, mengapa Dita berbicara seperti itu."Siapa sih yang kamu maksud Dit, yang berteman hanya membutuhkan uang saja tanpa ketulusan, huh aku jadi penasaran dan makin bertanya-tanya itu siapa," ucap Sinta kepada Dita."Ya ampun aku tuh hanya mengambil kata besarnya dan yang sering terjadi saja sih Sin kalau di kehidupanku yang sekarang ya belum ada yang seperti itu," ujar Dita."Yah kamu tau lah aku Dit, aku takut kalau aku pernah bikin kamu tersinggung atau semacamnya," ucap Sinta.Sinta sangat takut jika yang di katakan atau yang di ucapkan Dita itu adalah Sinta, maka karena itulah Sinta selalu bertanya ketika Dita mengucapkan hal itu."Sudah-sudah kamu kok malah bengong dan itu sih yang aku maksud bukan kamu, jadi kamu jangan merasa bersalah atau pun merasa tidak enak ya," ucap Dita kepada Sinta."Iya jadi kalau ada apa-apa yang kamu tidak sukai dari aku lebih baik kamu ngomong ya
"Ini teh nya dan kue nya ayo di cobain dulu Pak Heri, pasti haus ya ini ada teg silahkan ayo di minum, Feri jangan sungkan-sungkan ayo di cicipi kue nya ya," ucap Ibunya Sinta itu."Iya Bu, waduh terimakasih banyak ini wah jadi merepotkan ya saya jadi enggak enak nih kalau begini hehe," ucap Pak Heri."Alah alah kayak lagi dengan siapa saja Pak Heri ini hehe biasanya juga kalau saya kerumah Pak Heri malah di sungguhi banyak sekali makanan kan ya, ya itung-itungkan ya balas budi lah Pak hehe," ucap Bapak Sinta kepada Pak Heri.Mereka berdua asik ngobrol tentang pekerjaan dan menikmati hidangan yang di sajikan oleh Ibu tercinta Sinta itu, sedangkan Feri masih tetap saja memandangi Sinta yang sedang mencuci motor itu."Ih kok dia melihat aku kayak melihat hantu sih pasti di dalam hatinya dia bilang kalau aku jelek dan kumuh, ya pun kenapa datang di saat yang tidak tepat sih, kenapa harus datang pas aku lagi jelek gini ya ampun," gumam Sinta dengan pelan.Tak lama kemudian Sinta selesai m
Sinta pun memberikan tali yang baru dia ambilnya itu kepada Bapaknya yang telah menunggunya di teras depan rumahnya."Bapak ini tali nya, mau di bantu tidak Pak? soalnya itu kalau tidak di bantu pegangin bisa jatuh semua tempenya," kata Sinta kepada Bapaknya."Ya kalau begitu di bantuin supaya aman dan barang pesanannya orang tidak jatuh dan rusak, ayo bantuin Bapak dulu biar cepet ini," kata Bapak sinta sambil memegangi tali yang Sinta berikan.Sinta membantu Bapaknya menata dan mengikat tempat tempe di atas motornya sampai semuanya selesai.Setelah selesai Sinta pergi masuk ke dalam rumah karena ingin mencari peralatan untuk mencuci motornya."Bapak pergi dulu antar pesanan ini ya Sinta jangan lupa mencuci motornya supaya bersih dan enggak kotor ya," ucap Bapaknya kepasa sinta."Iya Bapak siap, nanti Sinta cuci yang bersih sampai mengkilap hehe," jawab gadis cantik itu.Sinta mencari peralatan untuk cuci motor tapi tidak ketemu juga."Bu Ibu lihat peralatan untuk mencuci motor gak?
Sinta tiba-tiba terdiam dan memikirkan apa perkataan Dita dan siapakah sebenarnya yang di maksud oleh Dita, mengapa Dita berbicara seperti itu."Siapa sih yang kamu maksud Dit, yang berteman hanya membutuhkan uang saja tanpa ketulusan, huh aku jadi penasaran dan makin bertanya-tanya itu siapa," ucap Sinta kepada Dita."Ya ampun aku tuh hanya mengambil kata besarnya dan yang sering terjadi saja sih Sin kalau di kehidupanku yang sekarang ya belum ada yang seperti itu," ujar Dita."Yah kamu tau lah aku Dit, aku takut kalau aku pernah bikin kamu tersinggung atau semacamnya," ucap Sinta.Sinta sangat takut jika yang di katakan atau yang di ucapkan Dita itu adalah Sinta, maka karena itulah Sinta selalu bertanya ketika Dita mengucapkan hal itu."Sudah-sudah kamu kok malah bengong dan itu sih yang aku maksud bukan kamu, jadi kamu jangan merasa bersalah atau pun merasa tidak enak ya," ucap Dita kepada Sinta."Iya jadi kalau ada apa-apa yang kamu tidak sukai dari aku lebih baik kamu ngomong ya
Setelah Sinta menyicipi kue buatan Ibunya dia sangat bahagia dan berkali-kali memuji kue buatan Ibunya itu."Kan Sinta sudah bilang kalau kurme buatan Ibu itu enak dan tidak ada yang bisa menandingi rasanya, eh sampai aku ingin nambah terus kan jadinya hehe," kata Sinta dengan memakan kue buatan Ibunya itu."Lah tuh kan anak Ibu suka banget ya bikin Ibunya tuh senyum-senyum dan suka banget kalau muji Ibunya padahal kue buatan Ibu tuh gak seberapa lo," ucap Ibunya sambil tersenyum ke arah Sinta.Hari itu cuaca sangat cerah Sinta ingin mengunjungi temannya yang bernama Dita karena beberapa hari yang lalu Dita kecelakaan dan kaki nya terkilir pada bagian kanannya dan susah untuk berjalan.Sinta menelepon Dita karena Sinta ingin mengunjunginya dan Sinta tidak tahu keberadaan Dita di mana."Halo Assalamualaikum Dit," ucap Sinta."Walaikumsalam, eh nih tumben ya ini anak nelpon biasanya mah ngechat doang, ada apa sih temanku yang cantik ini menelpon siang siang gini hayoo ada apa?" ucap Dit
Sinta pun bergegas mandi, setelah 20 menit Sinta keluar dari kamar mandi dan bersiap siap untuk berangkat kuliah dengan membawa motor metic nya."Bu, Pak Sinta pergi berangkat dulu le kampus ya," ucap Sinta dengan nada lembut dan mencium tangan Bapak dan Ibunya."Iya nak, hati-hati ya Sin di jalan jangan lupa juga sarapannya jangan lambat-lambat," ucap Ibunya kepada Sinta."Iya Bu siap," kata Sinta.Sinta langsung berangkat ke kampus karena ada tugas yang harus di kumpulkan pagi itu.Sesampainya di kampus dan masuk kelas tugas di kumpul di meja dosen."Sin tugas kamu sudah kan?" tanya salah seorang dari temannya."Iya sudah kok, Alhamdulillah sudah aku kerjakan jauh-jauh hari karena biar tidak bertabrakan dengan tugas-tugas dari mata kuliah lain hehe," ucap Sinta kepada temannya."Halo teman baikku," panggil seorang gadis yang datang dari belakang.Gadis itu bernama Fitri, dia adalah teman baik dari Sinta."Halo, eh tumben aku lebih cepat datangnya daripada kamu ya Fit," ucap Sinta ke
Malam itu hujan deras mengguyur suatu desa membuat jalan jalan tergenang air di mana mana.Krek krek krekSuara pintu yang dibuka."Wah hujannya deras banget sih bikin takut aja dan hawanya dingin banget," ucap seorang gadis yang berdiri di depan pintu rumahnya.Dia bernama Sinta dia berumur 20 tahun dia adalah anak seorang pengusaha tempe dan tahu di desanya."Hujan deras ini sana masuk lah dulu kok malah hujannya di liatin," ucap Bapak Sinta yang tak sengaja melihat Sinta berdiri di depan pintu."Iya Pak ini juga mau masuk kok, aku cuman melihat keadaan luar banjir atau tidak" ucap Sinta kepada Bapaknya itu.Bapak Sinta pun bergegas untuk kemar karena cuaca yang sangat dingin dan hujan yang deras Bapak Sinta memilih untuk tidur."Ah masuk takutnya ada petir, mana aku di depan pintu sendirian lagi ya ampun," gumam Sinta dari dalam hati.Sinta pun menutup pintu dan mengunci pintu rumahnya dan bergegas ke kamar nya untuk berbaring dan menunggu hujan reda.Sinta menunggu hujan reda samb