Di sisi lain, Lee yang sedang menunggu di rumah, menunggu Kiki akan menghubunginya, namun tak kunjung ada kabar dari Kiki."Sampai kapan lagi aku harus menunggunya?" batin Lee pada dirinya sendiri."Tuan Lee, apa yang sedang anda fikirkan?""Aku menunggu kabar dari Sirene, hingga saat ini dia masih belum menghubungiku, apa mungkin dia membuang makananku?""Tidak mungkin dia akan membuang sebuah makanan, Tuan, aku yakin dia telah memakan masakan Anda," ucap Alea."Aku berharap begitu," ucapnya dengan berharap.Keesokan paginya Lee pergi ke kosan Kiki.Tok! Tok! Tok!Suara pintu di ketuk.Kiki berjalan menuju pintu dan saat di bukan.Ceklek!Kedua bola mata Kiki membulat.Kiki berusaha menutup pintu itu saat Lee datang.Lee membukanya dan berhasil masuk ke dalam, Lee dan Alea nyelonong masuk dan kemudian Alea menutup pintu itu."Mau apa kamu datang ke sini? dan dari mana kamu tahu alamatku?" tanya Kiki pada Lee."Mau apalagi jika bukan bertemu denganmu, dan di manapun itu tempatku dan m
"Makanan ini tidak terlalu buruk bagiku, ini enak," jawab Lee mengomentari makanan hasil masakan Kiki."Apa maksudmu berkomentar begitu dengan masakanku?" sahut kiki dengan melotot tak terima atas komentar Lee pada masakannya itu.Boy meraih tangan Kiki, "sudahlah kiki, Tuan Lee hanya berkomentar makananmu enak, sudah sudah," kata Boy mencoba menyeka pertengkaran itu.Sementara Lee hanya diam dan masih terus makan tak memperdulikan Kiki yang sedang marah padanya.Kiki menekuk wajahnya, ia benar benar kesal di buat oleh pria yang ada di hadapannya saat ini, dan setelah Lee merasa kenyang, iapun keluar dari sana dan pergi meninggalkan kontrakkan Kiki dan juga Boy."Boy, coba lihat dia? Bukankah dia tidak ada tata Kramanya dan sopan santun! dia benar benar pria yang menyebalkan, dari awal bertemu sampai saat ini," ujar Kiki yang merasa kesal."Sudahlah, tidak apa apa, dia sudah pergi dan aku merasa nafas ku menjadi begitu lega,""Apa maksud mu?""Sudahlah, jika kamu tidak paham, lebih ba
"Kiki, wajahmu begitu pucat, lebih baik kamu tinggal di rumah saja ya, jangan di paksakan,""Tidak, aku harus segera melihat keadaan ayah, boy."Namun akhirnya boy mengantarkan Kiki kembali ke rumah dan menyuruhnya beristirahat."Boy, aku tidak ingin pulang.""Besok aku akan menjemputmu, kamu tampak pucat dan aku tidak ingin ayahmu melihat kamu dalam keadaan begini, jika tidak Meraka akan mengawatirkan mu, percayalaj besok aku akan menjemputmu.""Baiklah."Kiki pun turun dan kemudian membiarkan boy meninggalkan dirinya seorang diri di dalam kosan itu.Kiki yang ada berada di dalam rumah hanya bisa melamun tanpa kata, ia benar benar di buat bingung oleh keadaan."Ya Tuhanku, bagaimana aku harus mengambil keputusan, aku bingung." Gumam Kiki dengan meneteskan air matanya.Tak lama ia mendengar suara pintu di ketuk.Tok!! Tok!! Tok!!"Siapa ya yang sedang mengetuk pintu, masa iya, Boy sudah kembali?" ucapnya dengan menyeka air mata lalu perlahan berjalan mendekati suara ketukan pintu itu.
Ting!Sebuah pesan masuk dari aplikasi hijau milik Kiki, Kiki pun meraihnya lalu melihat siapa pengirim pesan itu."Ada waktu tidak? Hari ini aku ingin mengajakmu untuk jalan jalan bersamaku? Jika iya aku akan menjemputmu nanti jam tujuh malam!" Tulis pesan Lee pada Kiki yang ia kirimkan.Kiki hanya menatap tanpa membalasnya.Sementara Lee sedang menunggu balasan dari Kiki, ia mengecek ponselnya dan menatap layar ponselnya."Tuang Lee, dokter Wang ingin bertemu anda.""Suruh dia menemui ku sekarang," printah Lee pada Alea."Baik Tuan," sahut Alea lalu mempersilahkan dokter Wang masuk ke dalam kamar Lee."Tuan Lee, apa kabar?"Lee menatap ke arah dokter Wang dengan tatapan dingin."Langsung saja, jangan basa basi, aku tidak ingin membuang waktuku." Ucapnya.Dokter Wang tersenyum ketika mendapati ucapan itu dari Lee."Sebenarnya aku datang ke sini, hanya ingin memberitahukan mu tentang sesuatu.""Apa itu?""Tentang persoalan yang kemarin, bagaimana? Apakah kamu sudah menjalankan tugasny
Mata terasa perih dan perlahan membukanya, Yun Rodriguez pun tersenyum seketika mendapati perlakuan aneh dari Kiki.Seumur hidupnya baru Kiki lah wanita yang berani melakukan hal ini terhadapnya, biasanya Yun Rodriguez selalu di hormati dan di segani, namun kali ini, dirinya begitu tak berarti di hadapan Kiki."Kamu memang wanita yang spesial, aku semakin kamu membuatku sengsara, maka semakin pula cintaku membara," ucap Yun yang sedang berdiri dengan memegang dinding.Sementara di sisi lain, Kiki yang kembali ke rumahnya dan bersama kakak laki lakinya itu, Kiki duduk di atas sofa dengan melamun ketika ia pulang bekerja."Kenapa tidak langsung mandi?" tanya Boy yang tiba tiba muncul."kamu kenapa mengagetkan ku?" Kiki menoleh ke arah suara Boy.Boy tersenyum tipis dan tertawa kecil, melihat ekspresi wajah sang adik seperti sedang syok tiba tiba."Suka sekali membuat aku jantungan," gerutuk Kiki."Kamu kenapa? Kok tiba tiba ngelamun? Bukannya segera mandi, kan ini sudah sore dan bentar
Kiki menelan salivanya, "memangnya siapa yang mau menjadi kekasihmu?" sahutnya lalu memalingkan wajah dan menyilangkan kedua tangannya."Ya sudah, menikahlah denganku, jika tidak mau menjadi kekasihku." Kata Lee dengan menarik dagu kiki mengarahkan wajahnya ke hadapan Lee, membuat jantung Kiki bergemuruh hebat ketika mereka saling bertatapan.Plak!!Kiki menepiskan tangan Lee lalu mengerjapkan mata beberapa kali dengan memalingkan wajahnya lalu membenarkan rambut dan di tautkan di sela telinganya, Lee hanya menatap tingkah Kiki yang aneh."Kamu kenapa?" tanya Lee yang masih menatapnya."Aku, aku tidak apa apa," jawabnya dengan menggelengkan kepala."Bagaimana tawaranku?" tanya Lee mengulang pertanyaannya."Apa?""Menikah!" sahut Lee."Kita hanya teman." Kata Kiki."Memangnya menikah tidak bisa menjadi teman, teman seumur hidup, dan kita akan bertemu orang tuaku, sekarang!" kata Lee yang gegas menarik sabuk pengaman mobil hendak di pasangkan ke tubuh kiki.Akan tetapi Kiki memegang tan
Kiki yang di bawa oleh lee untuk menemui kedua orang tuanyany itu, di dalam mobil, Kiki terasa begitu gugup, namun Lee menatapnya dan memegang tangan kanan Kiki."Percaya padaku, aku yakin hubungan kita akan segera di restui," kata Lee meyakinkan Kiki.Sebelum Kiki dan juga Lee datang ke mansion itu, Kiki berkata pada Lee."Apa benar kamu menyukaiku?""Apa kamu masih meragukan ku?""Tidak, bukan itu, aku hanya heran padamu," "Kenapa?""Bukankah masih banyak gadis perawan di luar sana, kenapa kamu memilih janda, dan janda itu juga belum tentu bisa memberikanmu keturunan," kata Kiki lalu menunduk, ia menyembunyikan wajah sedihnya ketika berbicara soal keturunan.Ternyata Kiki telah mengajukan surat cerai kepada Reza dan memilih untuk bersama Lee pria yang ia tolong waktu itu, bukan karena Lee adalah seorang CEO melainkan Kiki telah jatuh hati padanya sebelum mencintai Reza.Menggenggam tangan Kiki dan menatapnya, "kiki, aku mencintaimu, aku menyayangimu, aku tidak perduli, mau kamu itu
Saat di dalam mobil, Lee dan juga kiki saling tatap sesekali, tersenyum sumringah terpancar dari keduanya."Kamu kenapa senyum senyum terus?" tanya Lee."Tidak ada, aku tidak apa apa," jawabnya."Hmm, aku tahu,""Tahu apa?""Aku tahu, kamu pasti bahagia menikah dengan aku," kata Lee."Kenapa?" jawab Kiki dengan menatap Lee."Iya, karena kamu adalah orang yang beruntung menikah dengan pria tampan seperti ku," ucap Lee dengan pedenya dan tersenyum manis pada Kiki."Jangan terlalu pede, aku mau menikah denganmu karena...""Karena apa?""Tidak, tidak apa, sudah jangan terlalu di fikirkan," kata Kiki lalu menatap ke arah depan."Hmm, aku tahu," jawab Lee."Apa?""Karena aku tampan dan kamu tertarik padaku, bukan begitu?""Sudah, jangan terlalu pede, yang jelas tidak juga kamu tampan.""Lalu kenapa kamu menerima lamaraku? Mengaku saja jika aku itu memang benar benar tampan, jangan gengsi.""Tidak, aku tidak gengsi, aku menerima kamu di landasi cinta, bukan karena kamu tampan," jelasnya."Ka