Mata dokter Wang melotot ketika melihat Lee datang menggunakan tongkat, "Hai Tuan Lee, apa kabar?" tanya Dokter Wang pada Lee."Tidak usah banyak basa basi, aku datang ke sini ingin menanyakan hasil yang kemarin, bagaimana? Apakah kamu sudah mengetahui siapa wanita itu?"Dokter Wang memberikan maps kepada Lee dan ia membukanya melihat hasilnya lalu menutup kembali maps itu."Bagaimana? Apakah anda terkejut, Tuan Lee?"Lee hanya diam tak menjawab lalu ia menatap ke arah dokter Wang.Alis dokter Wang naik ke atas satu, "apa yang anda inginkan lagi dariku?"Lee mendekati dokter Wang dan merogoh saku bajunya.Mata dokter Wang melotot, "eeh, Tuan Lee, itu uang ku!" ucapnya."Aku meminjamnya dan aku akan mengembalikannya ketika aku telah menyelesaikan misiku," Lee mengambil semua isi dompet dokter Wang dan melepaskan dompet itu."Ini ambil!" Imbuhnya dengan melempar dompet itu dan dokter Wang menangkapnya.Lalu Lee pergi dari sana dan membawa maps itu pergi bersamanya.Dokter Wang melihat i
Drrrtt.... Drrrtt....Suara ponsel Kiki berdering ketika ia sedang meneguk segelas air.'Meme' nama yang tertera di ponsel kiki."Ada apa dia menelfon?" ucap kiki lalu kemudian menggeser tombol hijau yang ada di layar ponsel miliknya."Hallo, Me, ada apa?" tanya Kiki pada Meme."kiki, ke mana saja kamu? aku mencarimu di kosan, tapi kata pemilik kosan kamu sudah tidak lagi tinggal di sana, apa itu benar?" cerocos Meme lewat percakapan telfon.Kiki tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Meme, hatinya sedikit sedih karena semua yang di katakan Meme itu benar.Menarik nafas panjang dan menghembuskan nya secara kasar."Kiki, katakan padaku, kenapa kamu diam saja?" imbuh Meme yang belum senang hatinya ketika belum mendapatkan jawaban dari sahabat kerjanya itu."Iya Me, semua yang di katakan ibu kost itu benar!""Kenapa kamu tidak bilang padaku? Seharusnya kamu memberitahu ku, bahwa kamu tidak lagi tinggal di sana," kata Meme."Maafkan aku, bukan maksud aku menghilang, tapi, waktu itu aku b
"Hacim," suara bersin Meme membuat Kiki terheran heran ketika mendengar dan menatapnya.Kedua bola mata Kiki membulat melihat ke arah Meme dan juga ke arah Boy.Boy dan juga kiki terheran heran, dan akhirnya Meme membuka matanya perlahan dan tersenyum dengan menyipitkan kedua bola matanya.Lalu Boy menurunkan tubuh Meme perlahan ketika melihat Meme telah sadar dari pingsannya."Meme," mata Kiki membulat menatap Meme."kiki, jangan marah dulu aku bisa jelaskan semuanya," ucap Meme yang telah turun dari gendongan Boy."Keterlaluan kamu me! kenapa kamu bisa bohong sama aku dan juga Boy, dan kamu berpura pura pingsan?" cerocos kiki yang merasa kesal karena merasa telah di bohongi oleh rekan kerjanya itu.membuat Kiki naik darah."Tidak, aku tidak ada bohong soal itu, Boy, aku mohon jangan marah padaku, aku bisa jelaskan semuanya padamu, hidungku, hidungku gatal sekali, maka sebab itu aku bersih saat kamu menggendongku!" ucap Meme ketika menatap boy dan juga Kiki.Boy hanya tersenyum pada
Namun di sisi lain, Kiki yang sedang berbaring di dalam kamarnya sedang melakukan Vidio call dengan teman kerjanya itu."Kiki, malam ini kamu begitu cantik ya, bahkan Aurora kamu terpancar begitu menawan?" puji meme di iringi gelak tawa saat memuji dengan memberikan kata Aurora pada Kiki."Ah, tidak usah memuji begitu, aku tahu kamu pasti sedang menginginkan sesuatu dariku, katakanlah, apa itu?" kata Kiki yang sudah mulai paham gerak gerik rekan kerja nya itu.Meme tersenyum ketika mendengar ucapan teman kerjanya itu, "bagaimana dengan saudara laki laki mu, apakah dia sudah memiliki pacar?" tanya Meme lewat sebrang telepon sana."Soal itu, tampaknya tidak, lalu ada apa kamu menanyakan persoalan itu padaku? apa pentingnya untukku dan untukmu?""Yaampun Kiki, bagaimana ini kamu, bukankah aku sudah katakan, aku itu terlove love dengan saudara laki laki mu, dia itu seperti pengeran berkuda bagiku, apakah kamu tidak tahu itu?" matanya membulat menunjukkan ekspresi yang benar benar serius m
"Boy, kenapa Kamu bercanda lagi? Aku serius?" kata Kiki yang masih menunggu jawaban jujur dari saudara laki lakinya itu."Kiki saudara ku, siapa wanita yang mau menerima aku sebagai kekasihnya, aku pria yang membosankan, tidak akan mungkin ada wanita yang mau berkencan denganku, apalagi menjadi kekasihku." Ucapnya."Ayolah Boy, aku yakin itu pasti ada wanita tulus yang mau denganmu, lagi pula, dirimu tidak terlalu buruk untuk berkencan dengan seorang wanita.""Hmm, entahlah, aku tidak terlalu yakin, bahkan aku juga tidak terlalu PD untuk itu.""Ayolah Boy, buka sedikit hatimu untuk menerima prempuan, menyendiri selalu itu tidaklah baik, apakah kamu tidak bosan dengan hidupmu?" jelas Kiki pada Boy.Boy tersenyum manis ketika mendengar ocehan Kiki saudara perempuan nya itu.Boy begitu dekat dengan Kiki namun tidak dengan Dela, Dela terlalu cuek dan angkuh terhadap Boy, karena ada cemburu terhadapnya, karena boy terlalu memperhatikan Kiki di bandingkan dirinya itu.Hingga pada waktu yang
Di sisi lain Kiki yang sedang duduk di dalam kamar sedang melamun dengan mengingat ucapan Yun Rodriguez pada waktu ia bertemu dengannya."Aku pikir kamu itu orang baik, ternyata aku salah Cahya, kamu bukanlah orang baik sama seperti yang aku kira." Batin Kiki dengan menatap foto yang da di handphone miliknya.Waktu mereka menonton film bioskop, mereka berdua mengabadikan momen bersama, dengan melakukan foto bersama di handphone.Namun siapa sangka, setelah Kiki mengetahui soal Lee, Kiki benar benar merasa menjadi orang paling jodoh sedunia, ia benar benar polos hingga kepolosannya berhasil di manfaatkan."Andai waktu itu aku tidak menolongmu, pasti aku tidak akan sesakit ini di kecewakan," imbuh Kiki dengan menatap foto yang ada di galeri handphone miliknya.Dan di sisi lain Lee yang sedang duduk di dalam kamar dengan menatap foto foto bersama Kiki waktu di dalam bioskop itu, ia memandangnya dengan lekat, entah apa perasaan yang saat ini ada bersamanya."Kamu kenapa Kiki, kenapa kamu
Di sisi lain, Lee yang sedang menunggu di rumah, menunggu Kiki akan menghubunginya, namun tak kunjung ada kabar dari Kiki."Sampai kapan lagi aku harus menunggunya?" batin Lee pada dirinya sendiri."Tuan Lee, apa yang sedang anda fikirkan?""Aku menunggu kabar dari Sirene, hingga saat ini dia masih belum menghubungiku, apa mungkin dia membuang makananku?""Tidak mungkin dia akan membuang sebuah makanan, Tuan, aku yakin dia telah memakan masakan Anda," ucap Alea."Aku berharap begitu," ucapnya dengan berharap.Keesokan paginya Lee pergi ke kosan Kiki.Tok! Tok! Tok!Suara pintu di ketuk.Kiki berjalan menuju pintu dan saat di bukan.Ceklek!Kedua bola mata Kiki membulat.Kiki berusaha menutup pintu itu saat Lee datang.Lee membukanya dan berhasil masuk ke dalam, Lee dan Alea nyelonong masuk dan kemudian Alea menutup pintu itu."Mau apa kamu datang ke sini? dan dari mana kamu tahu alamatku?" tanya Kiki pada Lee."Mau apalagi jika bukan bertemu denganmu, dan di manapun itu tempatku dan m
"Makanan ini tidak terlalu buruk bagiku, ini enak," jawab Lee mengomentari makanan hasil masakan Kiki."Apa maksudmu berkomentar begitu dengan masakanku?" sahut kiki dengan melotot tak terima atas komentar Lee pada masakannya itu.Boy meraih tangan Kiki, "sudahlah kiki, Tuan Lee hanya berkomentar makananmu enak, sudah sudah," kata Boy mencoba menyeka pertengkaran itu.Sementara Lee hanya diam dan masih terus makan tak memperdulikan Kiki yang sedang marah padanya.Kiki menekuk wajahnya, ia benar benar kesal di buat oleh pria yang ada di hadapannya saat ini, dan setelah Lee merasa kenyang, iapun keluar dari sana dan pergi meninggalkan kontrakkan Kiki dan juga Boy."Boy, coba lihat dia? Bukankah dia tidak ada tata Kramanya dan sopan santun! dia benar benar pria yang menyebalkan, dari awal bertemu sampai saat ini," ujar Kiki yang merasa kesal."Sudahlah, tidak apa apa, dia sudah pergi dan aku merasa nafas ku menjadi begitu lega,""Apa maksud mu?""Sudahlah, jika kamu tidak paham, lebih ba