Share

Ngapain?

Mas Heru menangis, ia mengecup pucuk kepalaku sambil terus menyalahkan diri. “Maafin Mas, sayang, semua ini terjadi karena kebodohan Mas. Mas Bodoh, Mas tolol!” isaknya.

Ya, aku berusaha menghubungi Mas Heru karena ingin memintanya melihat keadaan Lintang, karena biar bagaimanapun lelaki itu adalah ayah bilogis anakku. Siapa yang sangka jika sekarang lelaki tersebut ada di sini, mendekapku begitu erat seraya menyesali semua perbuatannya di masa lalu.

“Mas, udah. Semua yang terjadi bukan salah siapa-siapa, udah takdirnya harus begini,” balasku sambil mengusap punggungnya lembut.

“Enggak, Lana, ini salah Mas!” tegasnya. “Hukum Mas, Lana, hukum!”

Mas Heru berderai air mata. Tampaknya, dia benar-benar menyesali apa yang sudah terjadi di antara kami. Padahal, tak ada sedikitpun niat di kepalaku untuk menyalahkannya, karena aku menganggap yang terjadi merupakan bagian dari takdir Tuhan yang telah digariskan padaku

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status