Share

32. INDIRA DAN PENYESALAN

"Ben, draft final apartemennya Tanaya udah selesai. Dia sudah gue kirimin lewat email, dan bilang juga ok. Tinggal minta persetujuan lo nih, bagaimana? Gue enggak bisa ke kantor lo. Gue lagi nungguin Indira. Dia lagi enggak bisa banget ditinggal sendirian. Lo bisa kan, ke sini?"

Suara Iskandar di telepon terasa sekali menunjukkan sebuah permohonan. Meskipun ada rasa malas di dada, tapi mau tidak mau Bentala pun mengiyakan permintaan Iskandar. Selama ini teman dekatnya itu tak pernah meminta. Iskandar selalu memiliki segalanya, dan justru yang paling gampang mengabulkan keinginan banyak orang, termasuk dirinya.

Kini pria itu meminta, bagaimana mungkin Bentala tak memberi. Sekadar menjenguk Indira adalah perkara mudah baginya. Hal yang sulit adalah membayangkan rasa sakit yang Rana terima kemarin saat tahu kalau ayahnya ada main dengan sahabatnya. Mengingat tangis Rana, membuat Bentala enggan untuk bertemu tatap, atau mengasihani Indira.

"Bagaimana? Oke, enggak?" tanya Iskandar saat Ben
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status