Share

35. RASA BIBIR YANG SAMA

"Terima kasih sudah mengantarku pulang. Terima kasih juga atas makan malamnya yang sangat enak. Semoga segala urusan kamu sukses ya, Ben. Aku turun dulu, ya."

Ucapan tersebut mungkin tak digubris oleh Bentala, namun tangan Rana yang ditarik hingga tubuh gadis itu mendekat padanya, tentu saja sebagai jawaban kalau pria itu belum ingin berpisah. Rana pun bingung. Ia tidak bisa menafsirkan apa pun. Ekspresi Bentala tak bisa Rana lihat di kegelapan malam yang minim pencahayaan.

Bentala sendiri bingung dengan suasana hatinya. Tadi, ia merasa senang. Namun saat melihat Ighfaldi, semua perasaan senang itu langsung menguap tak bersisa. Kini, hanya ada rasa kesal yang anehnya sulit ia tanggapi secara benar.

"Aku antar kamu ke depan pintu unit." Suara Bentala pelan, namun Rana tahu dari nadanya, pria itu sedang tak bernafsu untuk beramah tamah. Jadi, Rana pun diam. "Ayo, Rana. Jangan bantah aku kali ini. Aku mohon!"

"Aku sama sekali enggak berniat membantah kamu, Bentala."

"Kalau begitu, ayo tu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status