Share

40. BUKAN BERMAKSUD MEMBENCI

"Papa pikir kamu enggak akan datang. Papa senang akhirnya kamu datang menemui Papa. Papa juga senang saat kamu memanggil Mbak Ronah kemarin untuk membereskan apartemen kamu. Bagaimana kabar kamu, Nak? Kamu sehat, kan?"

Tidak ada kata luluh dalam kamus Rana saat ia sedang dalam keadaan marah pada seseorang. Termasuk sang Papa, tentunya. Sayangnya keteguhan itu harus runtuh saat mendengar sang Papa pingsan di rumah sakit akibat kelelahan. Rana yang memang pada dasarnya susah untuk egois, langsung berlari dengan cemas untuk melihat keadaan sang Papa yang ternyata benar-benar terbaring tak berdaya di kamar rawat rumah sakit Husada.

Tak ada yang menemani Emir Dikara Husada saat Rana sampai. Hal tersebut sebenarnya sudah ia prediksi sebelumnya. Kakak pertamanya sedang di luar negeri, dan kakak keduanya pasti sedang sibuk dengan bisnisnya. Mereka berdua laki-laki, dan sangat sulit diharapkan kehadirannya.

"Makanya sadar diri. Papa tuh tahun depan sudah kepala enam lho," cibir Rana pada sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status