Share

37. KEBERSAMAAN YANG SINGKAT

"Kalau bukan karena pekerjaan, mungkin aku akan seharian di sini memelukmu."

Tak ada yang salah dari kata-kata Bentala. Rana yang biasanya bangun pagi-pagi seperti enggan bangkit dari tempat tidur. Tubuh Bentala yang tegap seperti tempat ternyaman untuk Rana menempelkan diri bagai lem kepada kertas. Ia juga tak ingin ke mana-mana, apalagi mengingat kalau Bentala akan sangat sibuk ke depannya.

Namun hidup terus berjalan. Benar kata Bentala, Rana tak pernah egois. Bahkan menyangkut soal dirinya sendiri saja, ia tak pernah mau menang. Seperti sebuah aturan dalam hidupnya, Rana merasa dirinya cukup beruntung di dunia ini dibanding orang lain yang hidupnya tidak semulus dirinya.

"Kalau begitu pergilah, Ben!" cicit Rana dengan mata yang masih terpejam. "Kalau kamu enggak cepat-cepat pergi, akan ada yang menahanmu tetap di sini seharian lho!"

"Jujur, aku dengan senang hati menuruti keinginan orang itu."

Rana mencibir, "Bentala, dan mulutnya yang manis."

Alih-alih marah, Bentala justru tertaw
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status