Keesokan harinya, suasana di kediaman keluarga Zhao terasa sibuk. Para pelayan dengan penuh perhatian menyiapkan pakaian untuk Zhao Xueyan, merapikan rambutnya, dan memoles penampilannya. Meski mereka menawarkan berbagai gaya rumit untuk menunjukkan keanggunan dan statusnya, Zhao Xueyan dengan tegas memilih penampilan sederhana namun tetap berkelas. Di dekatnya, Niuniu berdiri sambil menggerutu, seperti biasanya. Dengan wajah penuh rasa kesal, ia berkata, "Nona, apa Kaisar Zheng Yu benar-benar lupa dengan semua yang pernah dia lakukan pada Anda? Bagaimana dia tega mencambuk dan menyiksa Nona hanya karena fitnah dari selir-selir itu? Bukankah dia dulu mengatakan kalau hmm … maaf, dia mengatakan nona adalah wanita bodoh dan buruk rupa? Sekarang setelah nona menjadi seperti ini, dia malah ingin merebut nona kembali. Betapa memuakkan!" Zhao Xueyan mendengarkan dengan tenang, tanpa mengubah ekspresi wajahnya sedikit pun. Ia memandang bayangannya di cermin dan menjawab, "Niuniu, aku bukan
Ketika suara Kasim menggema mengumumkan kedatangan keluarga Jenderal Zhao, Kaisar Zheng Yu segera berdiri dari kursinya. Dengan pakaian terbaik yang memancarkan keagungan, ia memasang senyum ramah. Namun, pandangannya terpaku pada sosok Zhao Xueyan yang berjalan masuk dengan anggun, wajahnya tertutup cadar. Meski demikian, keanggunannya tetap terpancar, membuat hati Kaisar Zheng Yu berdesir. Dalam hatinya, ia merutuki kebodohannya di masa lalu. ‘Bagaimana mungkin aku melepaskan wanita secantik dan sehebat dia?’ pikirnya.Keluarga Zhao menundukkan kepala memberi hormat kepada sang kaisar. “Hormat kami kepada Yang Mulia Kaisar,” ujar Jenderal Zhao Yun dengan tegas. Nyonya Zhao dan Zhao Xueyan mengikuti, memberi salam dengan sopan namun tanpa emosi yang berlebih.Kaisar Zheng Yu mengangguk dengan senyum lebar. “Selamat datang, Jenderal Zhao dan keluarga. Kehadiran kalian adalah kehormatan besar bagi istana,” katanya. Ia kemudian melirik Zhao Xueyan, yang duduk tenang dengan aura mister
Kaisar Zheng Yu tampaknya tidak tahu malu atau menyerah. Ia terus mencari cara untuk membuat Zhao Xueyan berbicara lebih banyak. “Xueyan, saat mendengar tentang pencapaianmu baru-baru ini, aku tidak bisa tidak merasa bangga. Aku bertanya-tanya, apa kau pernah berpikir untuk kembali ke istana dan membantuku mengelola kekaisaran?”Pernyataan itu membuat suasana ruangan sedikit tegang. Para pelayan yang melayani makan malam terdiam sejenak, dan tatapan Nyonya Zhao berubah tajam. Jenderal Zhao Yun langsung meneguk tehnya perlahan untuk menenangkan diri, sementara Zhao Xueyan menatap lurus ke arah Kaisar Zheng Yu, matanya bersinar dingin di balik cadarnya.“Yang Mulia, saya rasa posisi saya saat ini sudah lebih dari cukup untuk melayani rakyat Zhengtang—” Kehangatan palsu dalam jamuan makan mendadak hancur ketika sesosok wanita dengan wajah rusak parah dan aroma busuk memasuki ruangan. Suaranya melengking, memanggil-manggil Kaisar Zheng Yu. Para pejabat dan pelayan yang hadir tercengang,
Para pejabat saling bertukar pandang, sebagian dari mereka merasa hukuman itu terlalu berat, tetapi mereka tahu betul bahwa membantah Kaisar sama saja menggali kuburan mereka sendiri.Setelah pengawal pergi, Kaisar Zheng Yu duduk kembali di kursinya dengan wajah penuh frustrasi. Ia memandang kosong ke arah meja yang kini terasa begitu sepi tanpa kehadiran Zhao Xueyan. Dalam hati, ia mengutuk dirinya sendiri karena terlalu ceroboh membiarkan Mei Xiao kabur dari istana dingin. Tetapi yang lebih membuatnya kesal adalah kenyataan bahwa Zhao Xueyan kembali menolaknya secara halus di depan semua orang.“Zhao Xueyan ....” gumamnya pelan, penuh dengan penyesalan dan obsesi yang semakin dalam.Jamuan makan yang seharusnya menjadi momen mendekatkan diri dengan keluarga Zhao kini berubah menjadi kegagalan total.*****Hukuman cambuk untuk Selir Mei Xiao dilaksanakan di lapangan utama Istana Dingin. Para pelayan, penjaga, dan bahkan beberapa pejabat menyaksikan dengan berbagai ekspresi di wajah m
Zhao Xueyan turun dari kereta kuda dengan anggun, diikuti oleh Niuniu yang membawa keranjang kecil berisi catatan dan sampel produk. Wajah Zhao Xueyan tetap tenang, meski dalam hatinya dia sedikit terusik saat melihat sosok yang sangat tidak diharapkannya berdiri di depan tokonya—Kaisar Zheng Yu.Kaisar Zheng Yu mengenakan pakaian rakyat jelata, mencoba menutupi identitasnya. Namun, postur tegap dan tatapan penuh percaya diri itu tidak bisa disembunyikan. Wajahnya berbinar saat melihat Zhao Xueyan, seperti pria yang baru saja menemukan sesuatu yang sangat berharga.“Nona Zhao Xueyan,” ucap Kaisar Zheng Yu dengan nada lembut, suaranya berbeda dari biasanya, seolah mencoba menarik perhatian dan simpati. “Aku ingin melihat sendiri toko yang telah membuat seluruh kekaisaran berbicara. Aku juga ingin menyampaikan rasa kagumku atas usahamu.”Zhao Xueyan menatapnya dingin, tidak tergesa-gesa membalas. Dengan anggun, dia membetulkan posisi cadarnya, lalu melangkah melewati Kaisar Zheng Yu tan
Di ruangannya, Kaisar Zheng Yu duduk dengan penuh percaya diri, tersenyum membayangkan bagaimana Zhao Xueyan akan terpesona dengan hadiah-hadiah yang dikirimkannya. "Wanita mana yang tidak suka perhiasan dan kain mewah?" gumamnya dalam hati. Namun, lamunannya terputus ketika seorang prajurit masuk dengan tergesa-gesa dan memberi hormat."Yang Mulia, Jenderal Zhao Yun datang untuk menghadap," lapor prajurit itu.Kaisar Zheng Yu tersenyum penuh keyakinan. “Ah, pasti dia datang untuk mengucapkan terima kasih atas hadiah-hadiahku. Bagaimana mungkin mereka tidak terkesan?” Dengan langkah ringan dan senyuman yang masih terpatri, dia berjalan menuju aula pertemuan.Prajurit yang memberikan laporan ingin menyela, namun ia takut untuk mengatakan jika jenderal Zhao Yun datang dengan membawa beberapa peti. Jadi, prajurit itu hanya diam sambil mengikuti langkah kaisar Zheng Yu. Saat pintu aula terbuka, Kaisar Zheng Yu melihat Jenderal Zhao Yun berdiri tegap dengan ekspresi serius. Di belakangnya
Setelah Jenderal Zhao Yun pergi meninggalkan istana, Kaisar Zheng Yu duduk termenung di ruangannya. Wajahnya menunjukkan campuran emosi antara kemarahan dan frustrasi, tetapi pikirannya terus kembali kepada Zhao Xueyan.Tiba-tiba, seorang prajurit masuk dengan tergesa-gesa, memberi hormat sambil menyampaikan berita mendesak. "Yang Mulia, maaf mengganggu, tetapi saya harus melaporkan bahwa Selir Mei Xiao ... telah meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya dari hukuman cambuk beberapa hari lalu."Ruangan itu menjadi sunyi, hanya terdengar suara napas tertahan dari prajurit yang menunggu reaksi Kaisar Zheng Yu. Namun, di luar dugaan, Kaisar Zheng Yu tetap duduk tenang, tanpa menunjukkan ekspresi kesedihan atau kehilangan.Setelah beberapa detik hening, dia akhirnya berbicara dengan suara dingin. “Persiapkan pemakamannya. Jangan buat keributan. Lakukan yang perlu saja.”Prajurit itu terkejut, tetapi segera menunduk dan menjawab, “Baik, Yang Mulia.”Setelah prajurit itu pergi, Kais
Pemakaman Selir Mei Xiao berlangsung dengan suasana yang suram dan memalukan. Tidak ada upacara mewah yang biasanya diberikan untuk seorang selir kekaisaran, bahkan kehadiran tokoh-tokoh penting pun sangat minim. Kaisar Zheng Yu sendiri memilih untuk tidak menghadiri pemakaman, membuat banyak orang semakin yakin bahwa Selir Mei Xiao benar-benar telah kehilangan tempat di hatinya.Rakyat yang hadir lebih karena rasa penasaran daripada simpati. Mereka berkerumun di pinggir jalan, berbisik-bisik sambil menyaksikan prosesi sederhana itu."Lihatlah, bahkan pemakamannya pun seperti ini," ujar seorang wanita tua dengan nada mengejek."Dia dulu hidup di atas awan, tapi lihat apa yang terjadi sekarang. Karma itu nyata," tambah pria lain sambil menggeleng.Beberapa pelayan yang pernah bekerja di bawah Selir Mei Xiao juga terlihat hadir, meski raut wajah mereka lebih menunjukkan kelegaan daripada duka."Ini pembalasan atas semua yang dia lakukan pada kami," bisik seorang pelayan muda kepada tema
Setelah memastikan kondisi warga desa Ruyue semakin membaik, Zhao Xueyan berdiri di hadapan mereka dengan aura penuh kewibawaan. "Semua warga, dengarkan aku," ujarnya dengan nada tegas namun menenangkan.Para warga yang berkumpul langsung memperhatikan penuh rasa hormat."Sumber air desa ini telah tercemar oleh racun yang menjadi penyebab penyakit kalian. Untuk sementara waktu, jangan ada yang mengambil atau menggunakan air dari sungai atau mata air desa ini sebelum aku membersihkannya."Kepala desa yang masih terlihat lemah namun penuh rasa hormat maju ke depan. "Terima kasih, Nona Zhao. Apa yang harus kami lakukan jika kehabisan air?"Zhao Xueyan dengan sigap menjawab, "Aku telah menyiapkan cukup air bersih yang telah dimurnikan untuk kebutuhan sementara. Aku dan rekan-rekanku akan segera menangani masalah ini."Niuniu yang berdiri di samping Zhao Xueyan mengangguk yakin, sementara Tian Ming dan Wu Liang memandang penuh rasa hormat pada keputusan Zhao Xueyan.Setelah memberikan inst
Tian Ming menambahkan dengan nada serius, "Kami harus membersihkan sumber air itu setelah masalah warga selesai. Ada kemungkinan ini bukan kejadian alami."Zhao Xueyan segera mengambil peralatan alkimia portabelnya dari ruang dimensi yang hanya diketahui Niuniu. Dengan cekatan, ia mulai meracik ramuan pembersih darah dan pil detoksifikasi, sementara Niuniu membantu memisahkan herbal sesuai kebutuhan.Wu Liang dan Tian Ming berjaga di pintu balai desa, memastikan tidak ada gangguan saat Zhao Xueyan fokus pada pekerjaannya."Aku hanya butuh waktu sebentar," kata Zhao Xueyan penuh percaya diri. "Setelah ini, kita akan lihat senyum para warga kembali."Tian Ming menatap Zhao Xueyan dengan kagum yang diam-diam ia simpan. "Seorang gadis yang tak hanya pandai bertarung, tapi juga menyelamatkan nyawa," gumamnya pelan.Sementara itu, Wu Liang hanya bisa menggeleng pelan melihat perubahan ekspresi Tian Ming yang jarang terjadi.Setelah beberapa saat meramu obat bersama Niuniu, akhirnya ramuan p
Niuniu dan Wu Liang kini menyusuri hutan yang berada di sekitar desa Ruyue. Mereka bergerak dengan cekatan di antara pepohonan tinggi dan semak belukar, mencari tanaman yang telah disebutkan Zhao Xueyan untuk membuat ramuan pembersih darah dan pil detoksifikasi."Jadi, apa yang sebenarnya kita cari?" tanya Wu Liang dengan nada datar sambil mengamati sekitar."Tanaman daun merah bintang, akar giok hijau, dan bunga embun pagi biru," jawab Niuniu sambil memeriksa semak di sampingnya. "Nona Zhao bilang mereka tumbuh di tempat yang terkena sinar matahari pagi."Wu Liang mengangkat alis. "Kenapa aku harus ikut? Bukankah pekerjaan ini lebih cocok untuk pelayan seperti dirimu?"Niuniu mendengus kecil. "Bukankah kau tadi menawarkan diri? Kalau kau tidak mau membantu, lebih baik kembali saja. Tapi kalau kau takut dibilang tidak berguna oleh tuan Tian Ming, ya silakan tetap ikut."Wu Liang terdiam sejenak lalu tersenyum tipis. "Kau benar-benar berani bicara seperti itu."Tak lama kemudian, Niuni
Setibanya di pasar Ruyue, suasana tampak lebih suram. Banyak penduduk yang terbaring lemas, tubuh mereka ditutupi ruam merah kehitaman. Beberapa warga yang masih sehat menatap dengan wajah penuh ketakutan dan bisik-bisik, menyebut penyakit itu sebagai "kutukan bulan gelap."Zhao Xueyan turun dari kudanya dengan tenang, mata tajamnya meneliti kondisi para warga. "Ini bukan kutukan," gumamnya sambil memeriksa seorang anak kecil yang dikelilingi keluarganya yang menangis. "Ini penyakit yang bisa disembuhkan."Niuniu, yang sudah memahami kebiasaan majikannya, segera membuka tas kecil yang berisi beberapa ramuan dasar yang sudah dipersiapkan oleh Zhao Xueyan. "Nona, apa kita mulai dengan ramuan pembersih darah?" tanya Niuniu sigap.Zhao Xueyan mengangguk. "Aku juga akan meramu pil detoksifikasi untuk para warga. Tapi kita butuh lebih banyak bahan herbal."Tian Ming yang memperhatikan dari belakang mengerutkan alis. "Kau yakin ini bukan kutukan?" tanyanya skeptis.Zhao Xueyan menatapnya taj
Di tepi sungai yang jernih, Zhao Xueyan bersama Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang duduk mengelilingi api unggun kecil. Hembusan angin sore membawa aroma segar dari hutan sekitar.Zhao Xueyan dengan cekatan mengambil panci kecil dari ruang penyimpanan yang telah dipindahkan dari ruang dimensi dengan hati-hati agar tidak mencurigakan. "Niuniu, tambahkan sayuran liar yang kamu temukan tadi," perintahnya dengan nada tenang.Niuniu tersenyum riang. "Baik, nona!" Dia memasukkan sayuran segar ke dalam panci berisi mie yang mendidih, sementara Zhao Xueyan dengan teliti memecahkan beberapa telur dan membiarkannya matang perlahan di atas kuah panas.Tian Ming dan Wu Liang menatap masakan sederhana itu dengan penuh rasa penasaran. Wu Liang mengendus aromanya sambil mengangkat alis. "Wah ... aromanya menarik sekali. Apa ini makanan khas dari wilayah tertentu?"Zhao Xueyan tersenyum kecil tanpa menjawab. "Makan saja nanti, baru kamu tahu," katanya sambil mengaduk perlahan.Setelah matang, mereka mas
Keesokan paginya, udara dingin dari pegunungan bersalju masih terasa menusuk tulang. Matahari yang baru saja muncul di balik puncak gunung memancarkan cahaya lembut ke desa kecil tempat mereka bermalam.Zhao Xueyan, dengan jubah panjang yang melambai tertiup angin, berdiri di depan penginapan bersama Niuniu. "Kita harus segera bergerak," ucap Zhao Xueyan tegas. Niuniu mengangguk penuh semangat meski bibirnya sedikit gemetar karena dingin.Namun sebelum mereka sempat menaiki kuda, Tian Ming dengan wajah datar datang mendekat bersama Wu Liang. "Aku ikut," katanya singkat, tanpa memberi ruang untuk penolakan.Zhao Xueyan melirik Tian Ming dengan tatapan tajam. "Perjalanan ini berbahaya dan tidak cocok untuk seorang pria bangsawan," sindirnya dingin.Tian Ming tetap berdiri teguh tanpa menunjukkan ekspresi. "Aku tidak peduli. Kau tidak bisa menghentikanku."Wu Liang yang berdiri di belakang Tian Ming hanya menghela napas, jelas memahami keras kepala tuannya. Dia tahu tidak ada gunanya ber
Malam itu, penginapan yang hangat di dekat pegunungan bersalju menjadi tempat Zhao Xueyan mulai mengobati Tian Ming. Dengan bunga salju ilahi yang telah diolah dan bunga api dari ruang dimensinya, Zhao Xueyan menyiapkan pengobatan akupunktur dengan teknik Naga Yin dan Yang yang rumit namun sangat ampuh.Wu Liang yang berdiri tidak jauh dari mereka tampak terkejut dan waspada. Selama ini, dia tahu betul bahwa tidak ada wanita yang bisa menyentuh Tian Ming tanpa menyebabkan reaksi alergi yang parah. Namun, Zhao Xueyan melakukannya dengan tenang. Zhao Xueyan mulai menanamkan jarum-jarum akupunktur di titik-titik energi penting di tubuh Tian Ming. Dengan teknik yang langka dan rumit, dia memadukan aliran energi Yin dan Yang untuk menyeimbangkan tubuh Tian Ming yang selama ini tertekan oleh penyakit misteriusnya. Cahaya lembut tampak berpendar di sekitar jarumnya, bukti bahwa energi spiritual turut terlibat dalam pengobatan tersebut.Wu Liang tertegun. "Luar biasa ...." gumamnya tanpa sad
Pagi yang dingin menyelimuti pegunungan bersalju utara. Meski salju turun tanpa henti, Zhao Xueyan, Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang tetap melanjutkan perjalanan mereka dengan tekad yang kuat. Angin yang menusuk kulit tidak mematahkan semangat mereka.Zhao Xueyan memimpin di depan, mengenakan jubah tebal berwarna putih yang hampir menyatu dengan salju. Langkahnya mantap meski medan semakin terjal. Niuniu yang berada di sampingnya terkadang mengomel tentang betapa dinginnya udara pegunungan ini."Kenapa tempat seperti ini harus jadi tujuan kita? Tidak bisakah bunga salju itu tumbuh di taman yang hangat?" gerutu Niuniu sambil meniupkan napas ke telapak tangannya yang dingin.Zhao Xueyan tersenyum tipis. "Kalau mudah ditemukan, tentu harganya tidak sebanding," jawabnya tenang.Di belakang mereka, Tian Ming dan Wu Liang berjalan dengan diam. Wu Liang sesekali melirik Tian Ming yang wajahnya tetap dingin meski kondisi ekstrem melanda."Aku tidak mengerti bagaimana Anda bisa tetap terlihat t
Dalam kehangatan api unggun yang berderak, Zhao Xueyan, Niuniu, dan Tian Ming duduk menikmati makanan sederhana yang telah disiapkan Zhao Xueyan dari bahan yang dikeluarkannya dari ruang dimensi. Beruang roh besar yang tadi menjaga gua kini duduk dengan tenang di sudut, seolah menikmati kehadiran mereka.Niuniu menggigit sepotong daging panggang dengan riang. "Nona, makanan ini enak sekali! Kita harus makan seperti ini lebih sering," serunya ceria.Zhao Xueyan hanya tersenyum kecil, sementara Tian Ming diam dengan wajah datarnya, namun sesekali melirik Zhao Xueyan dengan pandangan yang sulit ditebak.Tiba-tiba, suara langkah kaki yang berat dan tergesa-gesa terdengar dari mulut gua. Zhao Xueyan yang memiliki insting tajam langsung berdiri, mencabut pedangnya tanpa ragu. Matanya memicing penuh kewaspadaan."Siapa di sana?" seru Zhao Xueyan dengan nada dingin.Tian Ming mengangkat tangannya dengan tenang. "Tenang," katanya, suaranya dalam dan penuh keyakinan. "Itu orangku."Sosok pria b