Beranda / Fantasi / Dewi Penyembuh Surgawi / Kematian Selir Mei Xiao

Share

Kematian Selir Mei Xiao

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-22 14:56:50

Setelah Jenderal Zhao Yun pergi meninggalkan istana, Kaisar Zheng Yu duduk termenung di ruangannya. Wajahnya menunjukkan campuran emosi antara kemarahan dan frustrasi, tetapi pikirannya terus kembali kepada Zhao Xueyan.

Tiba-tiba, seorang prajurit masuk dengan tergesa-gesa, memberi hormat sambil menyampaikan berita mendesak. "Yang Mulia, maaf mengganggu, tetapi saya harus melaporkan bahwa Selir Mei Xiao ... telah meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya dari hukuman cambuk beberapa hari lalu."

Ruangan itu menjadi sunyi, hanya terdengar suara napas tertahan dari prajurit yang menunggu reaksi Kaisar Zheng Yu. Namun, di luar dugaan, Kaisar Zheng Yu tetap duduk tenang, tanpa menunjukkan ekspresi kesedihan atau kehilangan.

Setelah beberapa detik hening, dia akhirnya berbicara dengan suara dingin. “Persiapkan pemakamannya. Jangan buat keributan. Lakukan yang perlu saja.”

Prajurit itu terkejut, tetapi segera menunduk dan menjawab, “Baik, Yang Mulia.”

Setelah prajurit itu pergi, Kais
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Pemakaman Selir Mei Xiao

    Pemakaman Selir Mei Xiao berlangsung dengan suasana yang suram dan memalukan. Tidak ada upacara mewah yang biasanya diberikan untuk seorang selir kekaisaran, bahkan kehadiran tokoh-tokoh penting pun sangat minim. Kaisar Zheng Yu sendiri memilih untuk tidak menghadiri pemakaman, membuat banyak orang semakin yakin bahwa Selir Mei Xiao benar-benar telah kehilangan tempat di hatinya.Rakyat yang hadir lebih karena rasa penasaran daripada simpati. Mereka berkerumun di pinggir jalan, berbisik-bisik sambil menyaksikan prosesi sederhana itu."Lihatlah, bahkan pemakamannya pun seperti ini," ujar seorang wanita tua dengan nada mengejek."Dia dulu hidup di atas awan, tapi lihat apa yang terjadi sekarang. Karma itu nyata," tambah pria lain sambil menggeleng.Beberapa pelayan yang pernah bekerja di bawah Selir Mei Xiao juga terlihat hadir, meski raut wajah mereka lebih menunjukkan kelegaan daripada duka."Ini pembalasan atas semua yang dia lakukan pada kami," bisik seorang pelayan muda kepada tema

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kelicikan Kaisar Zheng Yu

    Di tengah kemarahannya, tangan kanan Kaisar Zheng Yu mendekati pelan dan berbicara dengan nada hati-hati,"Yang Mulia, sebentar lagi pesta rakyat akan diadakan. Ini adalah kesempatan sempurna untuk mendekati Zhao Xueyan. Jika Yang Mulia mengatur agar dia hadir dan menyusun rencana yang cermat, mungkin Yang Mulia bisa memenangkan hatinya ... atau setidaknya memastikan dia tidak punya pilihan lain selain kembali pada Anda,” kata tangan kanan kaisar Zheng Yu dengan wajah licik. Kaisar Zheng Yu berhenti berjalan, tatapannya berubah tajam, namun perlahan senyum licik menghiasi wajahnya."Apa maksudmu?" tanya Kaisar, suaranya penuh rasa ingin tahu.Tangan kanannya melanjutkan, "Jika Zhao Xueyan tidak tunduk dengan kata-kata, mungkin langkah yang lebih ... berani bisa digunakan. Jika dia mengandung anak Yang Mulia, bukankah itu akan mengikatnya kembali ke istana? Seorang wanita, bahkan yang sekeras dia, tidak akan bisa menolak kehendak takdir seperti itu."Kaisar Zheng Yu tertawa pelan, sua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Pesta Rakyat

    Kini pesta rakyat yang dinantikan akhirnya tiba. Jalanan kota penuh dengan dekorasi meriah, bendera warna-warni berkibar, dan aroma makanan tradisional memenuhi udara. Para rakyat bersuka cita, menari dan bernyanyi, merayakan panen yang melimpah serta kesembuhan mereka dari wabah yang sempat mengguncang kekaisaran. Wajah-wajah penuh kebahagiaan memenuhi setiap sudut, menunjukkan rasa syukur yang mendalam.Zhao Xueyan berjalan perlahan di tengah keramaian, mengenakan pakaian sederhana namun anggun, lengkap dengan cadar yang menutupi sebagian wajahnya. Di sampingnya, Niuniu tampak antusias, menunjuk ke berbagai pertunjukan jalanan seperti tarian singa dan aksi akrobatik.Zhao Xueyan tersenyum tipis, sebuah ekspresi yang jarang terlihat di wajahnya. Dalam hati, ia merasa aneh—ini pertama kalinya dia melihat pesta rakyat seperti ini, sejak dirinya bertransmigrasi ke zaman kuno. Suasana pesta yang begitu hidup dan penuh energi mengingatkannya akan festival di dunianya yang dulu, meskipun d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kelicikan

    Setelah prosesi pelepasan lampion selesai, pesta rakyat berlanjut ke acara makan besar yang telah dipersiapkan dengan megah oleh pihak istana. Di depan Istana Kekaisaran Zhengtang, para pelayan istana sibuk menyajikan berbagai hidangan lezat untuk rakyat. Meja-meja panjang dipenuhi makanan mulai dari aneka daging panggang, nasi, sup, hingga kue-kue tradisional. Para rakyat duduk dengan penuh kebahagiaan, menikmati hidangan yang jarang mereka rasakan sehari-hari.“Kita akan makan kenyang hari ini,” kata salah satu rakyat yang bergembira membuat Zhao Xueyan yang mendengarnya tersenyum tipis. Sementara itu, di dalam Balairung Kekaisaran, sebuah jamuan khusus diadakan untuk para bangsawan. Ruangan megah itu dipenuhi aroma harum dari makanan khas yang hanya disajikan pada acara-acara penting. Kaisar Zheng Yu duduk di singgasananya, memandang para tamu dengan senyuman yang dibuat ramah. Namun, pikirannya hanya tertuju pada satu sosok, Zhao Xueyan.Jenderal Zhao Yun memasuki aula bersama i

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Obsesi Yang Buta

    Saat Zhao Xueyan terlihat seperti mabuk dan lemah, pelayan tersebut dengan hati-hati membantunya berjalan. “Bantu aku ke taman untuk mencari udara segar,” racau Zhao Xueyan yang terlihat sempoyongan. “Baik Nona! Sebelah sini,” kata pelayan itu tersenyum licik. Bukannya menuju taman seperti yang dikatakan, pelayan itu malah membawa Zhao Xueyan ke sebuah kamar yang terletak di sudut terpencil istana. Wajah pelayan itu menunjukkan niat tersembunyi, meskipun dia berusaha terlihat tulus.“Kenapa kita ke arah lain?” tanya Zhao Xueyan berpura-pura. “Udara malam sangat dingin, Nona. Lebih baik Anda beristirahat di kamar,” jawab pelayan itu lugas. Zhao Xueyan mengangguk. “Baiklah! Sepertinya itu lebih baik.” Pelayan itu tersenyum licik mendengar perkataan Zhao Xueyan. Setelah sampai di kamar, pelayan itu membuka pintu dan membawa Zhao Xueyan masuk. Zhao Xueyan yang pura-pura lemas membiarkan dirinya dibaringkan di atas ranjang. “Aduh! Kepalaku sangat pusing,” racau Zhao Xueyan lagi. “

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Senjata Makan Tuan

    Keesokan paginya, suasana di kekaisaran Zhengtang mendadak gempar. Kaisar Zheng Yu baru saja bangun dari malam panasnya, namun ketika dia membuka matanya dan melihat siapa yang berada di sampingnya, amarahnya langsung meluap. Gadis itu adalah seorang pelayan biasa, bukan Zhao Xueyan seperti yang dia rencanakan.Kaisar Zheng Yu segera bangkit dari tempat tidur dengan wajah penuh kemarahan. Dia menunjuk pelayan yang gemetaran di lantai, menuduhnya telah menjebaknya.“Beraninya kau memasuki kamar ini! Apa yang kau rencanakan? Siapa yang memerintahkanmu?!” teriaknya dengan nada yang menggema di ruangan.Pelayan itu menangis tersedu-sedu, memohon ampunan. "Yang Mulia, hamba tidak tahu apa-apa! Hamba hanya menurut perintah untuk mengantarkan minuman pada Nona Zhao Xueyan! Hamba juga telah mengantar Nona Zhao Xueyan ke kamar ini. Namun, tiba-tiba saja hamba merasa pusing, dan setelah itu tidak ingat apa-apa!"Kemarahan Kaisar Zheng Yu semakin membara. Dia memanggil para kasim dan penjaga unt

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Keputusan Berat

    Jenderal Zhao Yun duduk di ruangannya dengan ekspresi serius. Berita tentang insiden memalukan Kaisar Zheng Yu telah sampai ke telinganya sejak pagi. Sebagai seorang yang penuh perhitungan, Jenderal Zhao Yun tidak langsung bereaksi. Namun, nalurinya mengatakan bahwa putrinya, Zhao Xueyan, mungkin terlibat secara tidak langsung dalam peristiwa tersebut.Ketika Zhao Xueyan pulang dari tokonya, Jenderal Zhao Yun segera memanggilnya ke ruang kerjanya. Zhao Xueyan datang dengan tenang, mengenakan pakaian sederhana, seperti biasanya.“Ayah, ada apa memanggilku?” tanya Zhao Xueyan dengan nada lembut.Jenderal Zhao Yun menatap putrinya dalam-dalam, mencoba membaca ekspresi di wajahnya. “Xueyan, Ayah mendengar kabar tentang insiden memalukan yang melibatkan Kaisar Zheng Yu. Ayah tahu kau terlalu cerdas untuk terjebak dalam permainan istana. Katakan, apa yang sebenarnya terjadi semalam di pesta rakyat?”Zhao Xueyan tersenyum tipis, lalu duduk dengan anggun di hadapan ayahnya. “Ayah, aku hanya s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Zhao Xueyan Memilih

    Keesokan paginya, setelah sarapan bersama keluarga, Jenderal Zhao Yun memanggil Zhao Xueyan ke ruangannya. Zhao Xueyan, yang sudah menduga ada hal penting yang akan dibicarakan, melangkah masuk dengan tenang. Ruangan itu terasa sunyi, hanya terdengar suara langkah kakinya yang lembut di atas lantai kayu.Jenderal Zhao Yun berdiri di dekat jendela, tatapannya mengarah pada lukisan keluarga, melihat ke arah langit biru di luar. Ketika Zhao Xueyan masuk, dia berbalik dan tersenyum tipis, meskipun ada kekhawatiran yang tersirat di wajahnya. "Xueyan, duduklah," katanya, menunjuk kursi di depan meja.Zhao Xueyan duduk dengan sikap tenang, menunggu ayahnya memulai pembicaraan. "Ada sesuatu yang ingin Ayah bicarakan," kata Jenderal Zhao Yun setelah beberapa saat. Suaranya serius, namun penuh kasih. "Setelah apa yang terjadi akhir-akhir ini, Ayah tidak bisa terus membiarkanmu berada dalam situasi berbahaya seperti ini. Kaisar Zheng Yu tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan apa yang dia ing

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 317

    Malam itu begitu sunyi, langit di atas Kekaisaran Heifeng diselimuti awan kelabu yang berat, seolah menggambarkan suasana dalam istana yang penuh tekanan. Di lorong panjang istana, langkah-langkah tenang Putra Mahkota Hei Long menggema, menyusuri jalan menuju kediaman sang ayah, Kaisar Hei Zhang.Di depan pintu, beberapa prajurit berjaga dengan ekspresi dingin. Seragam mereka memang seragam istana, namun Hei Long tahu dengan pasti—mereka adalah orang-orang Selir Yu, mata dan telinga yang mengawasi setiap gerakannya. Tatapan mereka mencurigakan, namun tak satu pun berani menghentikan langkahnya.Hei Long berhenti sejenak, menatap mereka tanpa ekspresi. “Aku ingin menemui Ayahanda Kaisar.”Para prajurit saling pandang, lalu salah satunya mengangguk. “Silakan, Yang Mulia.”Tanpa berkata-kata lagi, Hei Long melangkah masuk ke dalam ruangan. Udara di dalamnya terasa dingin dan lembap. Aroma obat-obatan tradisional bercampur dengan wangi kayu cendana memenuhi udara. Di atas ranjang megah de

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 316

    Setelah mereka selesai menikmati makanan hangat di kedai yang tenang itu, suasana menjadi sedikit hening. Hanya suara denting pelan cangkir dan aroma teh yang tersisa di antara mereka. Zhao Xueyan meletakkan cangkirnya perlahan, lalu mengalihkan pandangan ke arah Hei Long yang duduk bersandar dengan wajah lelah namun tetap tegar.“Aku ingin tahu,” ucap Zhao Xueyan akhirnya, “Penyakit apa yang sebenarnya diderita oleh Kaisar Hei Zhang?”Hei Long menoleh padanya, matanya tampak suram. “Aku juga tidak terlalu mengerti,” jawabnya lirih. “Semuanya terlalu tertutup. Sejak Ayahanda jatuh sakit beberapa bulan lalu, hanya tabib istana tertentu yang boleh memeriksanya. Dan ... semua tabib itu berada di bawah kendali ibu tiriku.”Zhao Xueyan menyipitkan mata. “Jadi tak ada satu pun laporan medis yang jelas? Tak ada satu pun tabib yang kau percaya yang bisa kau kirim untuk memeriksanya secara langsung?”Hei Long menggeleng pelan. “Aku pernah mencoba mengutus orangku diam-diam. Tapi... dia tidak p

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 315

    Gadis kecil itu mengangguk perlahan, meski masih tampak gugup. Zhao Xueyan menggandengnya dengan hati-hati, berjalan menyusuri jalanan kota menuju sebuah area kumuh yang tersembunyi di balik bangunan tua. Di sepanjang perjalanan, Zhao Xueyan menyelipkan sepotong roti hangat, sebutir permen, dan susu hangat ke tangan si gadis. Gadis itu menatap bingung, lalu tersenyum kecil dan memeluk makanan itu erat-erat.“Kau harus makan yang cukup, supaya kuat dan tidak gampang sakit,” ujar Zhao Xueyan dengan senyum tipis.Sesampainya di sebuah rumah reyot yang tampak seperti akan roboh kapan saja, Zhao Xueyan mengantar si gadis sampai ke depan pintu. Tak lama, pintu dibuka oleh seorang wanita tua yang langsung memeluk gadis itu sambil menangis haru. “Xiao Yu! Kau dari mana saja, Nak?” tanya wanita tua itu menangis haru. “Salam Bibi. Aku menemukan gadis kecil ini di sana.” Zhao Xueyan memberi salam singkat sambil menjelaskan. Zhao Xueyan kemudian berpamitan dengan tenang. Namun sebelum pergi

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 314

    Pagi itu, cahaya matahari yang lembut menyinari jalanan kota Kekaisaran Heifeng. Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming berjalan santai di antara keramaian pasar. Keduanya mengenakan pakaian rakyat biasa, dan Zhao Xueyan bahkan menyamar sebagai seorang pria dengan jubah longgar, rambut disanggul seperti pemuda biasa, serta topi lebar yang menutupi sebagian wajahnya.“Pasar ini ramai, tapi hawa yang kurasakan tidak tenang,” gumam Zhao Xueyan lirih.Kaisar Tian Ming yang berjalan di sampingnya menyisir kerumunan dengan pandangan tajam. “Kau pikir mereka akan melakukan penculikan di siang hari seperti ini?”“Kalau berani menculik di malam hari, mereka juga bisa di siang hari. Apalagi saat orang-orang lengah,” balas Zhao Xueyan dengan nada tenang namun waspada.Tiba-tiba, pandangan mereka tertarik pada seorang pria berpakaian rakyat biasa yang berjalan cepat dan gelisah. Sesekali pria itu menoleh ke belakang, seolah memastikan dirinya tidak diikuti. Gerak-geriknya mencurigakan.“Itu dia?” bisik

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 313

    Wu Liang tahu, bunga Lotus Merah Darah hanya mekar selama satu jam saat purnama. Jika dia gagal melewati makhluk ini, nyawa Niuniu bisa jadi tidak terselamatkan.“Aku harus segera mengambilnya sebelum bulan purnama selesai.” Mata Wu Liang menajam. Ia meraih kantung kecil di pinggangnya, mengeluarkan beberapa jarum berlapis energi spiritual, lalu melemparkannya ke titik lemah di sekitar leher ular. Salah satu kepala mengaum kesakitan, tubuh besar itu menggeliat liar hingga pepohonan yang tumbuh di sisi gunung hancur berantakan.Kesempatan itu tak disia-siakan. Wu Liang menjejakkan kakinya di salju, melesat cepat ke arah sisi tebing menuju tempat bunga itu mekar. Namun kepala keempat menghadangnya dan memuntahkan kabut hitam pekat, racun mematikan yang bisa membusukkan darah dalam hitungan menit.Wu Liang segera memutar tubuhnya, menghindar, lalu melemparkan tabung api spiritual yang dibuat Zhao Xueyan sebelumnya. Tabung itu meledak, menghasilkan nyala api biru yang mengusir kabut bera

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 112

    Zhao Xueyan masuk ke dalam kamarnya dengan langkah pelan namun terburu-buru. Wajahnya masih bersemu merah, bayangan kejadian tadi masih terpatri kuat di pikirannya—kontak tak terduga antara dirinya dan Kaisar Tian Ming. Ia menutup pintu perlahan, menyandarkan punggungnya di sana sambil menarik napas panjang."Aku harus fokus," gumamnya, mencoba mengusir kegaduhan hatinya.Setelah beberapa saat menenangkan diri, Zhao Xueyan mengalihkan perhatiannya pada hal yang lebih penting—Niuniu. Ia menatap gelang giok hijau yang melingkar di pergelangan tangannya, dan dengan satu kibasan ringan, seketika tubuhnya menghilang dari kamar penginapan.Dalam sekejap, Zhao Xueyan telah berada di dalam ruang dimensi miliknya.Udara di sana jauh berbeda, terasa segar dan penuh energi spiritual. Langit-langit tiruan di atasnya berwarna biru tenang dengan sinar matahari lembut yang tampak seperti sungguhan. Zhao Xueyan melangkah pelan di atas jalan setapak yang terbuat dari batu putih yang halus, di sekelil

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 311

    Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming terus membuntuti pria bertato itu dari kejauhan, menelusuri lorong-lorong gelap yang hanya diterangi cahaya remang lampu minyak. “Kemana mereka akan pergi?” bisik Zhao Xueyan penasaran. Langkah mereka ringan, penuh kehati-hatian. Hingga akhirnya, pria bertato itu berhenti di depan sebuah bangunan tua dan kumuh yang tampak terbengkalai. Bangunan itu berada di ujung gang sempit dan nyaris tak pernah dilewati orang-orang.Pelayan wanita yang sejak tadi mendampinginya memberi salam singkat, lalu berbalik meninggalkan pria bertato itu. Dari dalam bayang-bayang, muncul seorang pria berjubah hitam pekat dengan wajah yang hampir tak terlihat karena tertutup tudung kain."Apakah kau yakin tidak diikuti?" tanya pria berjubah hitam, suaranya berat dan penuh kecurigaan.“Tidak. Aku sudah memastikan itu,” jawab pria bertato dengan cepat.Pria berjubah hitam mengangguk pelan. "Aku butuh beberapa gadis lagi. Usia di bawah lima belas. Pastikan mereka masih perawan."

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 310

    Di dalam penginapan, suasana cukup sepi. Seorang pria paruh baya berjanggut tipis menyambut mereka dari balik meja."Selamat pagi, butuh kamar?" tanyanya ramah.“Kami hanya pengembara kecil,” ujar Tian Ming dengan suara yang dibuat lebih dalam. “Kami butuh dua kamar yang tenang untuk beberapa hari.”Pria itu mengangguk, lalu mengamati mereka sebentar sebelum memberikan kunci. “Kamar lantai dua, paling pojok. Lebih tenang dan jauh dari dapur.”Tian Ming membayar dengan beberapa koin perak. Setelah mereka naik dan masuk ke kamar, Zhao Xueyan segera memeriksa ruangan secara menyeluruh—dari jendela, sudut-sudut atap, hingga bagian bawah ranjang.“Kau mengira tempat ini dipasangi alat pelacak atau semacamnya?” tanya Tian Ming sembari duduk di kursi rotan.“Tidak ada salahnya waspada,” jawab Zhao Xueyan sambil menutup tirai jendela. “Kita berada di pusat kekuasaan musuh.”Tian Ming tertawa pelan. “Kau semakin terlihat seperti mata-mata handal.”Zhao Xueyan melirik sekilas, lalu duduk di tep

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 309

    Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming turun dari kudanya saat mereka telah cukup dekat dengan gerbang Kekaisaran Heifeng. Meskipun waktu masih menunjukkan pagi buta, suasana di depan gerbang kekaisaran telah ramai. “Ayo! Kita antri!” Kaisar Tian Ming menarik tangan Guo Mei. Zhao Xueyan mengangguk. “Hmm!” Beberapa pedagang kecil, pelancong, dan rakyat jelata tampak mengantri untuk masuk. Di sisi lain, sejumlah penjaga kekaisaran berdiri tegak dengan tombak di tangan, wajah mereka serius dan tanpa senyum.Semua orang yang hendak masuk tampaknya harus melewati pemeriksaan ketat dan membayar satu koin emas sebagai biaya masuk. Tidak ada pengecualian. Beberapa orang terlihat merogoh kantong mereka dengan gelisah, berusaha menemukan koin terakhir yang mereka miliki.“Apa kau memiliki koin?” bisik-bisik terdengar dari para pedagang kecil. Di tengah antrean itu, sepasang suami istri tua tampak mencoba masuk dengan gerobak sayur mereka. Wajah mereka lelah, kulit mereka tampak terbakar matahari,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status