Keesokan paginya, Zhao Xueyan meninggalkan istana kekaisaran dengan tenang. Hanfu sederhana yang dia kenakan tampak anggun, dengan cadar yang menutupi wajahnya seperti biasa. Di belakangnya, Niuniu membawa sebuah kotak kecil, menyusuri jalan yang panjang dan sepi menuju gerbang utama istana.Di pertengahan jalan, langkah Zhao Xueyan terhenti. Dari arah depan, Selir Mei Xiao muncul bersama para pelayannya. Wajah Selir Mei Xiao memancarkan kepuasan, bibirnya melengkung membentuk senyuman penuh ejekan."Oh, bukankah ini mantan permaisuri Zhao? Ternyata kamu benar-benar diusir dari istana," Selir Mei Xiao berkata dengan nada mengejek, menatap Zhao Xueyan dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Apakah rasanya menyakitkan kehilangan segalanya? Kekuasaan, kehormatan, bahkan suami yang kamu cintai?"Zhao Xueyan tetap tenang, seperti batu karang yang tidak tergoyahkan oleh ombak. Dengan langkah anggun, dia mendekati Selir Mei Xiao, lalu menatapnya tajam melalui cadarnya. "Lucu sekali. Kamu berpi
Ketika kereta berhenti di depan gerbang utama kediaman keluarga Zhao, para pelayan segera berbaris rapi dengan sikap penuh hormat. Pintu gerbang yang besar dan megah dibuka lebar-lebar, menampilkan halaman yang luas dan indah, dihiasi taman yang terawat dengan sempurna. Mereka semua telah menerima pesan langsung dari Jenderal Zhao, memastikan setiap persiapan untuk menyambut putri kesayangannya dilakukan dengan sempurna.Saat Zhao Xueyan turun dari kereta, langkahnya tetap tenang dan anggun seperti biasanya. Hanfu sederhananya yang elegan serta cadar tipis yang dikenakannya menambah aura misterius pada dirinya. Para pelayan segera membungkuk dalam-dalam, memberikan penghormatan."Selamat datang, Nona Muda," ujar kepala pelayan dengan suara tegas namun sopan. "Kami telah mempersiapkan segalanya sesuai instruksi Tuan Jenderal. Jika ada yang Nona perlukan, kami siap melayani."Zhao Xueyan mengangguk pelan. "Terima kasih. Aku harap kalian tidak merepotkan diri terlalu banyak."Para pela
Hari itu akhirnya tiba, sebuah momen yang telah lama dinantikan. Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, Jenderal Zhao Yun dan istrinya akhirnya kembali ke kediaman keluarga Zhao. Kehadiran mereka segera menarik perhatian rakyat. Namun, tidak ada kehebohan besar, karena semua orang sudah menduga Jenderal Zhao akan kembali setelah mendengar kabar perceraian putrinya dengan kaisar Zheng Yu.Di sudut-sudut jalan, orang-orang berbisik-bisik, memandang rombongan besar yang mengawal kepulangan Jenderal Zhao dengan penuh rasa ingin tahu.“Ternyata Jenderal Zhao, pulang lebih cepat dari yang kita perkirakan,” bisik seorang pembeli. “Benar! Aku mengira seperti itu juga!” "Kau pikir Jenderal Zhao akan membiarkan masalah ini begitu saja?" bisik seorang pedagang."Tentu tidak," sahut yang lain. "Bagaimana pun, putrinya adalah mantan permaisuri. Aku yakin dia akan meminta keadilan."Namun, semua itu hanyalah spekulasi. Tidak ada yang tahu bahwa di dalam hati Jenderal Zhao Yun, ada kekhawati
Di Istana Kekaisaran Zhengtang, suasana tegang terasa di Balairung Agung. Kaisar Zheng Yu duduk di singgasananya dengan raut wajah penuh kegelisahan. Berita tentang kembalinya Jenderal Zhao Yun dari perbatasan telah sampai ke telinganya beberapa hari yang lalu, dan sejak itu, pikirannya tidak tenang.Dengan prajurit yang jumlahnya jauh lebih banyak daripada milik kekaisaran, ditambah pengaruh besar Jenderal Zhao Yun di kalangan rakyat dan pejabat militer, kemungkinan pemberontakan selalu menjadi bayangan yang menghantui Kaisar Zheng Yu. Apalagi setelah keputusan menceraikan Zhao Xueyan, kaisar Zheng Yu menyadari bahwa tindakannya dapat dianggap sebagai penghinaan terhadap keluarga Zhao, yang telah berjasa besar untuk kekaisaran.Di tengah kegelisahannya, Selir Mei Xiao datang mendekat. Dengan langkah anggun dan senyum yang penuh tipu muslihat, dia duduk di samping Kaisar Zheng Yu dan mulai berbicara dengan nada lembut."Yang Mulia, mengapa Anda tampak begitu cemas? Apakah karena kem
Setelah menikmati makan malam dengan kehangatan keluarga, Jenderal Zhao Yun, Nyonya Zhao, dan Zhao Xueyan duduk di ruang tengah yang dihiasi dengan ornamen sederhana namun elegan. Malam itu diterangi oleh lentera-lentera lembut yang menggantung di sudut ruangan, menciptakan suasana tenang untuk berbincang.Jenderal Zhao Yun duduk dengan sikap tegas, namun jelas terlihat kemarahan yang terselubung di wajahnya. Ia menatap putrinya dengan mata penuh tekad. "Xueyan, Ayah tidak bisa membiarkan ini begitu saja. Penghinaan terhadapmu adalah penghinaan terhadap keluarga Zhao. Besok Ayah akan menghadap ke istana untuk memprotes keputusan itu. Kaisar Zheng Yu harus bertanggung jawab!"Zhao Xueyan, yang duduk dengan tenang di sisi ibunya, hanya tersenyum tipis mendengar kata-kata ayahnya. Dengan suara lembut namun penuh ketegasan, ia berkata, "Ayah, tidak perlu seperti itu. Perceraian ini terjadi karena aku yang menginginkannya."Kata-kata itu membuat Jenderal Zhao Yun terkejut. Alisnya berkeru
Zhao Xueyan mengangguk. "Jangan khawatir, Ayah. Xueyan tahu batasannya. Pil ini hanya untuk membantu mempercepat proses yang terhambat. Dengan kultivasi Ayah yang saat ini berada di ranah lanjutan 1, pil ini bisa sedikit membuka jalan yang tersumbat."Nyonya Zhao yang duduk di sampingnya juga tidak ketinggalan mencoba pil tersebut setelah Zhao Xueyan memberikannya padanya. Begitu pil itu masuk ke dalam tubuh, keduanya merasakan kehangatan yang mengalir dan meluruhkan ketegangan dalam tubuh mereka."Ayah, Ibu, jika kalian merasa ada perubahan positif, aku akan memberikan lebih banyak untuk kalian. Xueyan ingin kalian sehat dan kuat, agar bisa terus mendukungku dalam menghadapi masa depan." Zhao Xueyan berkata dengan tulus, meski hatinya terasa lebih berat dari yang bisa dia ungkapkan.Jenderal Zhao Yun akhirnya tersenyum tipis, merasakan energi yang mulai mengalir lebih lancar setelah mengonsumsi pil tersebut. "Ayah merasakan sesuatu yang berbeda, Xueyan. Aku merasa Qi-ku lebih lancar.
Pagi itu, meja makan keluarga Zhao terasa hangat. Jenderal Zhao Yun dan Nyonya Zhao menikmati masakan yang kembali dibuat oleh Zhao Xueyan. Di tengah kehangatan itu, Zhao Xueyan perlahan membuka pembicaraan yang mengejutkan kedua orangtuanya."Ayah, Ibu," kata Zhao Xueyan sambil meletakkan cangkir tehnya dengan anggun. "Aku berencana untuk membuka usaha. Aku sudah memikirkannya dengan matang."Jenderal Zhao Yun menghentikan makannya, menatap putrinya dengan alis terangkat. "Membuka usaha? Xueyan, apakah kamu merasa kekurangan koin emas? Ayah bisa memberimu lebih banyak jika kamu butuh."Zhao Xueyan tersenyum kecil, menggelengkan kepalanya. "Bukan begitu, Ayah. Aku tidak melakukannya karena kekurangan. Aku hanya ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat. Usaha ini bukan hanya untukku, tapi juga untuk membantu mereka yang membutuhkan, seperti para pengemis jalanan dan pengangguran. Aku ingin memberi mereka pekerjaan dan kesempatan untuk memulai hidup baru."Nyonya Zhao yang sejak tadi men
Saat mereka tiba di depan toko yang dimaksud, Jenderal Zhao Yun membuka pintu yang sudah lama terkunci. "Ini dia," katanya sambil melangkah masuk. Toko itu terlihat cukup besar dengan ruang yang luas. Meskipun terlihat berdebu dan sedikit usang, potensi tempat itu sangat jelas.Zhao Xueyan mengamati sekelilingnya dengan teliti. Dalam pikirannya, ia sudah membayangkan bagaimana toko itu akan diubah menjadi tempat usaha yang menarik dan nyaman. "Ini sempurna, Ayah. Aku akan mulai membersihkan dan mengaturnya sesegera mungkin.""Jika kamu membutuhkan sesuatu, jangan ragu untuk memberi tahu Ayah," kata Jenderal Zhao Yun dengan nada penuh perhatian.Zhao Xueyan mengangguk, lalu melihat ke arah Niuniu. "Kita mulai dari sini, Niuniu. Bersiaplah, ini akan menjadi langkah pertama untuk membuktikan bahwa aku lebih dari sekadar wanita yang diceraikan."Niuniu tersenyum penuh semangat. "Tentu, Nona. Saya akan membantu dengan sepenuh hati."Mereka segera mulai membersihkan toko itu bersama bebera
Waktu untuk kelompok tiga akhirnya habis. Aroma ramuan memenuhi udara, dan para juri mulai memeriksa hasil kerja setiap peserta dengan cermat. Setelah beberapa saat yang menegangkan, pembawa acara dengan suara lantang mengumumkan hasilnya."Dengan nilai tertinggi, pemenang kelompok tiga adalah perwakilan dari Sekte Bulan Darah! Dan keempat peserta lain yang lolos di babak pertama ini!” Mendengar pengumuman tersebut, murid perempuan dari Sekte Bulan Darah tersenyum puas dan penuh kemenangan. Dia melangkah angkuh ke depan, menerima pujian dari beberapa penonton yang mendukung sektenya. Beberapa murid dari sekte lain tampak kecewa, sementara yang lainnya hanya bisa mendesah pasrah."Sudah kuduga," gumam Wu Liang dengan nada sinis. "Mereka pasti menggunakan trik kotor."Zhao Xueyan hanya menyipitkan mata, tetap tenang meski hatinya penuh dugaan. Murid perempuan itu dengan bangga menyombongkan diri, berbicara lantang kepada peserta lainnya, "Kalian boleh mencoba, tapi tetap saja tidak aka
Kelompok kedua kini naik ke atas panggung dengan langkah penuh percaya diri. Sepuluh orang peserta masing-masing menempati tempat yang telah disediakan. Salah satu yang paling mencuri perhatian adalah seorang gadis dari Sekte Api Langit, dengan rambut panjang berwarna merah kecokelatan yang terikat rapi.Bisik-bisik penonton terdengar ramai."Dia itu Liu Yan dari Sekte Api Langit, alkemis berbakat.""Oh dia bisa membuat pil tingkat menengah meski usianya masih muda."Saat pemaromabawa acara memberikan aba-aba dimulainya kompetisi, para peserta dengan sigap menyalakan tungku api mereka. Nyala api berwarna merah dan oranye berkobar di setiap tungku. Asap tipis mulai memenuhi panggung, disertai khas bahan herbal yang mulai diproses.Liu Yan terlihat tenang meski kobaran api dari tungkunya jauh lebih intens dibanding peserta lain. Dengan gerakan terampil, dia menambahkan bahan-bahan dengan akurasi yang sempurna. Tangannya bergerak cepat namun tetap anggun.Zhao Xueyan yang mengamati dari
Kompetisi dimulai dengan penuh antusiasme. Kerumunan bersorak saat kelompok pertama dipanggil naik ke panggung. Para peserta dari berbagai sekte berjalan penuh kepercayaan diri, beberapa bahkan menunjukkan senyum sombong.Terutama murid-murid dari Sekte Angin Biru, yang terkenal dengan keahlian alkemis mereka. Seorang pria muda dengan wajah angkuh dari sekte itu melirik pesaingnya dan berkata dengan nada meremehkan, "Hanya membuat pil sederhana? Ini terlalu mudah untuk kami."Pembawa acara memberi instruksi dengan suara lantang, "Para peserta, uji dasar kali ini adalah membuat Pil Energi Dasar. Bahan-bahan sudah disediakan di depan kalian. Waktu kalian hanya satu batang dupa. Selamat berkompetisi!"Terlihat sepuluh meja di atas panggung untuk disediakan untuk peserta. Para peserta segera mengambil tempat di meja mereka masing-masing. Terlihat wajah-wajah bersemangat mereka. “Dengan ini, kompetisi dimulai!” seru pria paruh baya itu menandakan bahwa pertandingan dibuka. Tangan para p
Zhao Xueyan dan rombongannya tiba di tempat acara alkemis dengan langkah penuh percaya diri. Kerumunan peserta dan penonton sudah memadati area yang luas, dipenuhi tenda-tenda serta panggung besar yang dihias megah. Meski suasana terlihat meriah, bisik-bisik mengenai insiden keluarga Duo masih jelas terdengar di antara para murid sekte dan bangsawan yang hadir."Itu mereka ...." salah satu murid sekte berbisik pada rekannya sambil melirik ke arah Tian Ming."Dia yang menghancurkan kultivasi tetua keluarga Duo, kan? Gila sekali. Siapa sebenarnya pria itu?" bisik yang lain dengan nada kagum sekaligus ngeri.Zhao Xueyan tetap menjaga ekspresi datarnya, meskipun telinganya menangkap bisikan-bisikan tersebut. Tian Ming, seperti biasa, berjalan dengan wajah datar seolah tidak peduli pada apapun yang terjadi di sekitarnya.Niuniu yang berjalan di belakang Zhao Xueyan menahan senyum kecil. "Nona, sepertinya reputasi kita sudah menyebar tanpa perlu diperkenalkan," gumamnya pelan."Bukan sesuat
“Kami tidak akan mundur! Kau harus menikahi cucuku, Duo Ning. Kami tidak menerima penolakan!” seru tetua Duo mencoba bertahan dengan aura tekanan Tian Ming. Tian Ming mendengus dingin mendengar tuntutan yang keluar dari mulut para tetua keluarga Duo. Matanya menyipit dengan sorot tajam, memperlihatkan ketidaksenangan yang mendalam."Menikah dengan nona lancang itu?" Tian Ming berkata dengan nada sarkastik. "Aku lebih baik mati daripada menyentuh wanita sepertinya."Wu Liang yang berdiri di samping Tian Ming menghela napas panjang. "Tuan, kau benar-benar suka memperkeruh keadaan," bisiknya dengan nada pasrah.Tetua utama keluarga Duo maju dengan wajah merah padam. "Kau menghancurkan masa depan putri kami! Jika tidak menikahinya, maka jangan harap kau bisa keluar dari desa ini hidup-hidup!" teriaknya dengan penuh amarah, napasnya mulai berat karena tekanan Tian Ming. Zhao Xueyan yang sejak tadi hanya memperhatikan dengan ekspresi datar akhirnya angkat bicara. "Kalian berbicara tentang
Suasana pagi yang semula tenang langsung berubah tegang. Teriakan penuh amarah dari para tetua keluarga Duo menggema di depan penginapan mewah itu. Beberapa tamu yang tengah menikmati sarapan segera beranjak keluar untuk menonton keributan yang tidak biasa ini.Zhao Xueyan melangkah keluar bersama Tian Ming, Wu Liang, dan Niuniu saat mendengar keributan di depan. Ekspresi Tian Ming tetap datar meskipun sorot matanya memancarkan ketidaksenangan yang dalam."Keluar kalian! Beraninya melukai putri kebanggaan keluarga Duo!" teriak salah satu tetua dengan wajah memerah karena marah.Wu Liang mendecak kesal. "Mereka benar-benar tidak tahu kapan harus mundur," gumamnya.Zhao Xueyan melipat tangannya di depan dada dengan wajah tenang namun sinis. "Keluarga Duo? Yang kau maksud gadis lancang itu yang menyentuh Tian Ming tanpa izin?" tanyanya dengan nada dingin.Wu Liang mengangguk, akhirnya mereka tiba di depan penginapan di sana para tetua dari keluarga Duo berdiri dengan wajah geram. Bebera
Begitu Zhao Xueyan meninggalkan kamarnya, Tian Ming masih berdiri di tempatnya dengan senyum tipis yang sulit disembunyikan. Wajah tampannya yang biasanya dingin kini tampak lebih hangat, seolah sedang mengingat sesuatu yang menyenangkan.Ingatan malam itu terputar jelas di benaknya. Saat tengah malam, dia terbangun karena rasa sesak yang mulai mereda setelah pengobatan Zhao Xueyan. Saat membuka mata, dia melihat gadis itu tertidur dengan posisi duduk di samping ranjangnya, kepala sedikit terangguk karena lelah.Tian Ming mendesah pelan. "Bodoh, kenapa dia tidak tidur dengan benar?" gumamnya.Dengan hati-hati, Tian Ming memindahkan Zhao Xueyan ke sampingnya agar lebih nyaman. Namun tanpa diduga, tangan Zhao Xueyan secara refleks melingkar erat di tubuhnya, seolah tidak ingin dilepaskan. Tian Ming membeku sesaat. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.‘Astaga, ini benar-benar ujian,’ batinnya sambil menatap wajah cantik Zhao Xueyan yang terlihat damai dalam tidurnya.Meski diri
Pagi itu, cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah jendela membuat kelopak mata Zhao Xueyan perlahan terbuka. Pandangannya sedikit buram sebelum akhirnya fokus pada sesuatu yang mengejutkan—sebuah dada bidang yang kuat dan berotot tepat di hadapannya.Matanya langsung melebar. Dadanya berdebar kencang saat kesadarannya kembali penuh. ‘Apa?!’ serunya dalam hati dengan wajah memerah. Itu jelas dada Tian Ming yang bertelanjang, napasnya teratur dan tenang seperti tak menyadari kekacauan yang baru saja terjadi.Zhao Xueyan panik, ingin segera menjauh, tetapi tubuhnya membeku. Sebelum sempat bereaksi lebih jauh, pintu kamar tiba-tiba terbuka lebar dengan suara keras.Wu Liang dan Niuniu yang masuk mendadak membeku di tempat. Mata mereka membelalak tak percaya melihat adegan yang terhampar di depan mereka. Zhao Xueyan yang biasanya anggun dan penuh wibawa kini terlihat memeluk Tian Ming yang bertelanjang dada dengan posisi begitu intim.Wu Liang hampir tersedak udara, sementara N
Begitu memasuki kamar, Zhao Xueyan langsung disambut pemandangan Tian Ming yang terbaring di tempat tidur dengan napas tersengal-sengal, wajahnya memerah dan urat-urat biru tampak muncul di lengannya. Keringat dingin membasahi tubuh pria tampan itu, sementara erangan tertahan keluar dari bibirnya yang pucat."Kondisinya parah," gumam Zhao Xueyan dengan nada serius.Wu Liang berdiri tegang di dekat pintu, tidak ingin menghalangi Zhao Xueyan. "Dia tidak pernah separah ini sebelumnya," bisiknya penuh kecemasan.Zhao Xueyan tidak menjawab. Dengan cepat, dia mengeluarkan jarum akupunktur dari ruang penyimpanan pribadinya dan mendekati Tian Ming."Aku akan mulai akupunktur untuk menstabilkan energinya dan menghentikan penyumbatan jalur meridian yang menyebabkan reaksi ini. Wu Liang, siapkan air hangat dan kain bersih," perintah Zhao Xueyan dengan tegas.Wu Liang segera bergerak tanpa membantah.Zhao Xueyan dengan kecepatan dan ketelitian tinggi menusukkan beberapa jarum di titik-titik vital