Share

Kompetisi

Author: Yu.Az.
last update Last Updated: 2025-01-14 16:28:02

Malam itu, suasana di sekitar toko Zhao Xueyan begitu sunyi. Hanya suara angin malam yang berhembus lembut menemani kegelapan.

Namun, di balik bayang-bayang kegelapan, beberapa sosok berpakaian serba hitam dengan wajah tertutup cuping seperti ninja perlahan mendekati toko tersebut. Mereka bergerak dengan hati-hati, menahan napas agar tidak terdengar sedikit pun suara.

Salah satu dari mereka mengangkat tangan, memberi isyarat kepada rekan-rekannya untuk mulai menyerang. Dengan energi Qi yang mereka kumpulkan, mereka mengayunkan serangan ke arah dinding toko Zhao Xueyan. Namun, hal yang tak terduga terjadi.

"Akh!" teriak salah satu dari mereka saat tubuhnya terpental keras ke belakang, menghantam tanah dengan bunyi keras. Dari mulutnya keluar seteguk darah. Rekan-rekannya terkejut dan mencoba menyerang lagi, tapi hasilnya sama. Setiap serangan yang diluncurkan seolah berbalik ke arah mereka sendiri.

"Apa yang terjadi?!" salah satu dari mereka berteriak panik, suaranya penuh rasa sakit.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Hari Kompetisi

    Hari yang dinanti tiba. Arena besar di ibu kota Kekaisaran Zhengtang dipenuhi penonton dari berbagai kalangan, mulai dari rakyat biasa hingga para bangsawan dan pejabat tinggi. Bahkan beberapa tamu kehormatan dari dua kekaisaran lainnya, Heifeng dan Canghai, terlihat menempati tempat duduk khusus yang disediakan untuk mereka.Tiga kekaisaran itu memang memiliki keunggulan masing-masing. Kekaisaran Heifeng, yang terkenal dengan keindahan alamnya, membawa sekte-sekte bela diri yang mengandalkan kecepatan, ketangkasan, dan teknik pedang anggun yang memukau. Di sisi lain, kekaisaran Canghai, yang dikenal dengan keahlian dalam ilusi dan racun, mengirimkan murid-murid yang membawa reputasi sebagai petarung yang licik namun sangat mematikan.Sebagai tuan rumah, kekaisaran Zhengtang bertekad mempertahankan kehormatan mereka. Para murid dari sekte-sekte besar dan akademi bela diri ternama dikirim untuk membuktikan kehebatan mereka. Kaisar Zheng Yu sendiri memimpin jalannya acara dari tribun i

    Last Updated : 2025-01-15
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kemenangan Pertama

    Sorakan penonton berubah menjadi bisikan tajam yang penuh cemoohan saat nama Zhao Xueyan diumumkan sebagai peserta. "Apa dia tidak tahu malu? Seorang wanita yang bahkan tidak punya bakat kultivasi berani ikut kompetisi ini?" "Dia hanya berhasil menjual beberapa produk perawatan kulit, lalu merasa bisa bersaing di arena?" "Keluarga Jenderal Zhao akan makin malu setelah ini." Di antara kerumunan, para murid sekte dan tetua juga ikut mencemooh. Bahkan salah satu tetua Sekte Tapak Suci berkomentar sinis, "Seorang cacat kultivasi seperti dia tidak pantas berdiri di arena ini. Kekaisaran Zhengtang benar-benar memalukan." Namun, di tengah lautan ejekan dan sindiran, Zhao Xueyan melangkah dengan tenang menuju arena. Wajahnya tetap datar di balik cadar, tidak sedikit pun terpengaruh oleh bisikan orang-orang. Sikapnya yang penuh percaya diri justru membuat beberapa orang mulai memperhatikannya dengan rasa ingin tahu. Di hadapannya, Tian Liang dari Sekte Tapak Suci berdiri dengan senyuman s

    Last Updated : 2025-01-15
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Ahli Ilusi dan Racun

    Arena kembali ramai dengan sorakan ketika pertandingan berikutnya dimulai, tetapi perhatian sebagian besar penonton masih tertuju pada Zhao Xueyan. Bisikan dan diskusi tentang kemenangannya yang mengejutkan terus terdengar di tribun."Bagaimana mungkin wanita yang disebut cacat kultivasi bisa mengalahkan murid tingkat menengah ke-2?""Mungkin itu hanya kebetulan. Lawannya terlalu ceroboh.""Tapi gerakannya sangat halus, seolah-olah dia sudah memprediksi setiap serangan lawannya."Di tengah keraguan dan kekaguman, beberapa peserta yang masih menunggu giliran bertarung mulai memperhatikan Zhao Xueyan dengan serius. Rasa penasaran mereka tumbuh, terutama karena teknik yang digunakan Zhao Xueyan tidak menunjukkan aura Qi seperti biasanya."Aku ingin berhadapan dengannya," ujar salah satu murid dari Sekte Tapak Langit, seorang kultivator tingkat menengah ke-3. "Kalau dia benar-benar kuat, aku ingin mengukur kemampuannya."Sementara itu, di tribun utama, Kaisar Zheng Yu terlihat berpikir d

    Last Updated : 2025-01-15
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kecantikan Yang Tersembunyi

    Setelah beberapa kemenangan Zhao Xueyan yang luar biasa, pandangan orang-orang terhadapnya mulai berubah. Mereka yang sebelumnya mencemooh dan meremehkannya kini mulai mengakui kehebatannya. Nama Zhao Xueyan menjadi bahan pembicaraan di antara para bangsawan, termasuk para pangeran dari Kekaisaran Canghai dan Heifeng."Dia pasti memiliki bakat tersembunyi," ujar salah satu pangeran dari Kekaisaran Heifeng. "Tapi aku penasaran, mengapa dia selalu memakai cadar? Apakah dia menyembunyikan sesuatu?" tanya pangeran berwajah tampan itu. "Mungkin wajahnya buruk rupa, seperti yang dikatakan banyak orang sebelumnya," sahut seorang pemuda bangsawan dari Kekaisaran Zhengtang dengan nada skeptis. "Lagipula, dia adalah janda Kaisar Zheng Yu. Status itu cukup mencoreng nama siapa pun."Meski begitu, beberapa pangeran tetap tertarik. Kekaguman mereka terhadap kemampuan Zhao Xueyan mulai mengalahkan prasangka buruk tentang masa lalunya. Salah satu pangeran dari Kekaisaran Canghai bahkan tampak ters

    Last Updated : 2025-01-15
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Pemenang

    Gema suara gong menggelegar di arena, menandakan bahwa Zhao Xueyan keluar sebagai pemenang final kompetisi bela diri. Sorak-sorai menggema di seluruh penjuru, tapi keheningan sesaat menyelimuti saat semua orang menyadari fakta yang baru saja terungkap—wajah Zhao Xueyan yang menyaingi kecantikan dewi.Niuniu, yang dengan setia menunggu di sisi arena, segera berlari mendekati Zhao Xueyan dengan membawa cadar baru. "Nona, pakailah ini," ucapnya sambil menyerahkan cadar, yang kemudian Zhao Xueyan kenakan kembali dengan anggun tanpa sedikit pun menampakkan rasa gelisah.Namun, semua orang yang hadir di sana telah melihat wajahnya—wajah yang kini menjadi pusat perhatian, bahkan mungkin obsesi banyak orang. Para pria, mulai dari pangeran, bangsawan, hingga rakyat biasa, hanya bisa terpesona, sementara para wanita merasa iri namun tak bisa mengelak dari kenyataan bahwa kecantikan Zhao Xueyan memang tak tertandingi.Di antara kerumunan, selir Mei Xiao yang berada di tempat kehormatan menggerta

    Last Updated : 2025-01-16
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Menyusup

    Selir Mei Xiao berjalan tergesa ke paviliunnya, wajahnya memerah karena amarah yang tak dapat ia kendalikan. Begitu pintu paviliunnya tertutup rapat, ia langsung menghancurkan vas mahal yang ada di dekatnya. "Bagaimana mungkin?! Zhao Xueyan ... wanita sialan itu! Seharusnya dia hancur, seharusnya dia mati di arena! Tapi dia justru berdiri di puncak kehormatan!" teriaknya penuh amarah.Pelayan-pelayannya yang setia hanya bisa menunduk ketakutan, tak berani berbicara sedikit pun. Selir Mei Xiao terus melangkah mondar-mandir, pikirannya dipenuhi rasa frustrasi."Tidak mungkin dia secantik itu! Racun yang kuberikan ... racun itu seharusnya menghancurkan kecantikannya dan menghentikan kultivasinya! Tidak ada yang bisa melawan efek racun itu!" gumamnya keras, tangan mengepal hingga kukunya melukai telapak tangannya sendiri.Ya, selir Mei Xiao adalah dalang di mana dia memberikan racun pada Zhao Xueyan. Semenjak kecil, Zhao Xueyan telah diberikan dekrit akan menikah dengan kaisar Zheng Yu, o

    Last Updated : 2025-01-16
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Pangeran Heifeng

    Pagi itu, Zhao Xueyan turun dari kereta kudanya dengan anggun. Pancaran matahari pagi seolah memperkuat auranya yang dingin dan memikat. Jalan menuju toko miliknya dipenuhi orang-orang yang berbisik-bisik. Tidak seperti sebelumnya, pandangan mereka kini penuh kekaguman dan penghormatan, jauh dari tatapan hina yang pernah ia terima.Orang-orang mulai memahami bahwa Zhao Xueyan bukanlah "sampah kultivasi" seperti yang selama ini mereka yakini. Ia adalah seorang wanita yang kuat, tangguh, dan cantik luar biasa, yang mampu mengubah pandangan dunia terhadap dirinya hanya dalam satu malam.Namun, Zhao Xueyan tidak terpengaruh oleh perubahan sikap mereka. Wajahnya tetap dingin, langkahnya tegas, dan ia tidak membalas tatapan mereka dengan senyuman atau sapaan.Niuniu yang setia berjalan di belakangnya berbisik, "Nona, sepertinya semua orang mulai menghormati Nona sekarang. Mereka tidak lagi berani menghina atau mencemooh seperti dulu."Zhao Xueyan menoleh sedikit dan berkata dengan suara lem

    Last Updated : 2025-01-16
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Lamaran

    Malam itu, Zhao Xueyan baru saja tiba di kediamannya setelah seharian menghabiskan waktu di toko. Langit sudah mulai gelap, dan pelayan memberitahunya bahwa Jenderal Zhao Yun, ayahnya, memanggilnya ke ruang kerjanya. Dengan tenang, Zhao Xueyan berjalan menuju ruangan tersebut, langkahnya mantap meski hatinya sudah bisa menebak apa yang ingin dibicarakan oleh ayahnya.Saat Zhao Xueyan masuk, Jenderal Zhao Yun sedang duduk dengan wajah serius. Di hadapannya ada beberapa gulungan kertas undangan yang ditata rapi. Begitu melihat putrinya masuk, Jenderal Zhao Yun tersenyum kecil, namun tetap menunjukkan wibawa seorang pemimpin perang."Xueyan, duduklah," ucapnya lembut. Zhao Xueyan menurut dan duduk di kursi di hadapannya.Jenderal Zhao Yun mengambil salah satu gulungan dan menunjukkannya kepada putrinya. "Ini adalah salah satu dari banyak lamaran yang datang untukmu. Mereka berasal dari bangsawan terkemuka, bahkan beberapa dari kekaisaran Heifeng dan Canghai. Nama dan kecantikanmu kini m

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 371

    Beberapa hari berlalu sejak strategi besar diumumkan. Di lembah hitam yang terletak di perbatasan dunia manusia dan dunia iblis, tanah bergemuruh oleh derap kaki ribuan prajurit yang telah bersiap. Langit redup diselimuti awan tebal, seolah alam pun ikut menahan napas menanti pecahnya perang.Di sisi timur, barisan pasukan elit Tian Ming berdiri tegak. Di depan mereka, Tian Ming sendiri mengenakan zirah hitam keperakan yang memantulkan cahaya rembulan. Rambut panjangnya diikat tinggi, wajahnya dingin dan fokus. Di belakangnya, barisan para ksatria pilihan berdiri diam seperti batu karang, menanti perintah.Dari sisi selatan, pasukan Kekaisaran Changhai yang dipimpin oleh Pangeran Chen Xuan,pangeran kedua dari kekaisaran Changhai, mulai menyusup diam-diam ke sisi lembah. Wajah sang pangeran tampak serius, tak lagi menunjukkan sikap santainya yang biasa. Di sisi barat, Putra Mahkota Hei Long, mengenakan zirah berlapis merah marun, tampak memimpin pasukan utama dengan tangan mengepal era

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 370

    Wu Liang mendecak, lalu menoleh ke arah Niuniu yang tetap tenang-tenang saja."Aneh," gumam Wu Liang. "Kenapa kau tidak digigit?"Yu Qie ikut melirik Niuniu dengan rasa tidak adil. "Benar juga, kenapa cuma kita yang jadi santapan malam?"Dengan santai, Niuniu mengeluarkan sebuah botol kecil dari kantong bajunya, memperlihatkan isinya sambil tersenyum bangga."Ini lotion anti nyamuk buatan Nona," kata Niuniu berbisik bangga. "Aku sudah pakai dari tadi."Wu Liang dan Yu Qie hampir menjatuhkan rahang mereka."Ada barang ajaib seperti itu?!" seru Yu Qie tertahan."Kenapa kau tidak beri tahu dari tadi, hah?!" bisik keras Wu Liang sambil berusaha merebut botol itu.Niuniu dengan cekatan menyembunyikannya di balik punggung."Kalau mau ... bayar lima perak!" bisik Niuniu sambil tersenyum manis.Wu Liang dan Yu Qie hanya bisa menahan emosi sambil kembali menggaruk-garuk tubuh mereka yang mulai bentol. ****Beberapa hari telah berlalu sejak malam itu. Hubungan Zhao Xueyan dan Kaisar Tian Ming

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 369

    Setelah makan malam yang sedikit kacau akibat "aksi heroik" Kaisar Tian Ming di dapur, suasana istana perlahan kembali tenang.Malam itu, di ruang kerja megah sang kaisar, Zhao Xueyan, Kaisar Tian Ming, Wu Liang, dan Yu Qie duduk mengelilingi sebuah meja besar. Di atas meja terbentang peta-peta medan perang, lengkap dengan berbagai penanda strategis.Zhao Xueyan menunjuk satu titik di peta dengan jari rampingnya."Jika pasukan ditempatkan di sini," ujarnya serius, "Maka kita bisa memutus jalur logistik mereka. Serangan dari arah timur akan mempercepat kemenangan."Tian Ming mengangguk, matanya menatap Zhao Xueyan dengan penuh perhatian, tapi tak sepenuhnya pada peta. Sementara Wu Liang dan Yu Qie mengangguk-angguk setuju, lalu saling bertukar pandang.Beberapa saat kemudian, tanpa disadari oleh Zhao Xueyan yang begitu fokus menjelaskan rencana, Wu Liang dan Yu Qie sudah tidak ada lagi di ruangan itu.Kaisar Tian Ming mengusir keduanya dengan sangat halus. Wu Liang dan Yu Qie yang meng

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 368

    Begitu melangkah ke dalam dapur istana, Zhao Xueyan langsung membelalakkan mata. Mulutnya sedikit terbuka tanpa suara. Dapur yang biasanya bersih dan rapi kini berubah menjadi medan peperangan. Tepung berserakan di lantai, panci-panci tergeletak miring, tungku api di sudut dapur menghembuskan nyala api yang jauh lebih besar dari seharusnya.Para juru masak dan pelayan dapur berdiri di luar ruangan, sebagian menangis dalam diam. Wajah-wajah mereka memucat ketakutan. Tak satu pun berani mengangkat kepala atau bergerak. Mereka hanya bisa memandangi kekacauan ini dengan dada sesak. Salah bicara sedikit saja, mungkin kepala mereka bisa melayang.Dan di tengah kekacauan itu, seorang pria berdiri dengan hanfu sederhana, rambutnya diikat ke belakang, tampak sedikit acak-acakan. Wajah tampannya kini dihiasi noda tepung dan bercak saus. Dialah Kaisar Tian Ming, penguasa dingin benua Yunzhu … kini tampak seperti anak kecil yang baru belajar memasak.Zhao Xueyan akhirnya menemukan suaranya."Apa

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 367

    Malam menyelimuti paviliun timur dengan tenang. Lampu minyak bergoyang lembut, memancarkan cahaya keemasan yang menari di dinding kayu dan tirai tipis. Aroma teh melati yang baru diseduh memenuhi udara, membawa kehangatan yang tak hanya meresap ke tubuh, tapi juga ke dalam hati.Di ruang utama, Zhao Xueyan duduk bersila di antara kedua orang tuanya. Hanfunya berwarna biru langit, sederhana namun elegan. Ia tampak tenang, sesekali mengangkat cangkir dan meniup permukaan teh hangat sebelum menyesapnya perlahan. Di hadapannya, sang ibu Bing Qing tersenyum lembut, sedangkan sang ayah, Jenderal Zhao Yun, sudah duduk dengan santai, satu tangan menopang dagu, mata berbinar menatap keluarganya yang utuh malam ini."Ayah dan ibu sudah lama tak minum teh malam seperti ini bersamamu," ucap Bing Qing dengan suara lembut. "Kau tampak berbeda, Xueyan … lebih dewasa, dan lebih tenang."Zhao Xueyan tersenyum kecil. "Pengembaraan mengajarkanku banyak hal, Ibu. Tapi yang paling berat bukan medan tempu

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 366

    Saat Zhao Xueyan tiba di paviliun timur bersama ibunya dan Niuniu, pagi yang seharusnya tenang mendadak dipenuhi langkah terburu-buru. Jenderal Zhao Yun yang mendengar kedatangan istrinya langsung keluar dari ruang baca, matanya membelalak melihat sosok wanita yang sangat dirindukannya berdiri di ambang gerbang.“Istriku, aku dengar kau diserang ... Kau baik-baik saja?”Suara itu penuh kekhawatiran, terdengar jelas meski tak terangkat tinggi. Zhao Yun langsung melangkah cepat, menghampiri sang istri dan menggenggam tangannya dengan lembut.“Aku baik-baik saja,” kata Nyonya Bing Qing dengan senyum tenang. “Bai Long membawa kami dengan aman. Hanya saja ….”Bing Qing menatap sang suami. “Hanya saja Bai Long terluka. Dan sekarang sedang memulihkan tubuhnya.” Zhao Yun menghela napas panjang lalu menatap wajah istrinya dalam-dalam. “Aku seharusnya ikut menjemputmu ... dunia luar tak lagi aman seperti dulu.”Zhao Xueyan hanya menatap keduanya sambil tersenyum kecil. Ada kehangatan dalam pan

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 365

    Pagi menyapa istana Kekaisaran Tianyang dengan embusan angin sejuk dan cahaya matahari yang lembut menembus sela-sela dedaunan. Zhao Xueyan berdiri di serambi paviliun timur, matanya terarah ke langit timur. Ada getaran kuat yang hanya bisa dirasakannya—getaran familiar dari seseorang yang sangat ia kenal.“Bai Long .…” bisiknya.Tanpa pikir panjang, Zhao Xueyan segera berlari menuju pelataran utama istana, tempat biasanya Bai Long mendarat. Gaunnya berkibar mengikuti langkah cepatnya, rambut panjangnya sedikit berantakan tertiup angin. Saat tiba di halaman luas istana, matanya langsung membelalak."Bai Long!" serunya.Sosok naga hitam itu mendarat perlahan, tubuhnya yang besar terlihat penuh luka bakar dan goresan. Namun, tak jauh dari kakinya, Zhao Xueyan melihat dua sosok lainnya turun—ibunya, Bing Qing, dan Niuniu."Ibu!" Zhao Xueyan segera menghampiri. "Niuniu! Kalian tidak apa-apa?"Niuniu yang baru saja menapak tanah langsung memeluk sang nona."Nona ... kami baik-baik saja," u

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 364

    Suasana di dalam masing-masing paviliun kediaman bangsawan penuh ketegangan. Para gadis bangsawan yang kemarin diusir dari jamuan Kekaisaran masih belum bisa menerima perlakuan memalukan itu. Wajah mereka penuh amarah, ada yang menangis, ada yang membanting kipas, ada pula yang terus mengumpat sambil menangis tertahan.Di Kediaman XiaoXiao Zhen berjalan mondar-mandir sambil menghentakkan kakinya. "Bagaimana mungkin! Gadis itu, seorang gadis desa hina—ternyata putri Jenderal Zhao?!"Nyonya Besar Xiao yang duduk tenang di kursi utama mengibaskan kipasnya perlahan, suaranya dingin namun penuh tekanan. "Zhen'er, duduklah. Marah tidak akan menyelesaikan masalah."Xiao Zhen menatap ibunya dengan mata merah, "Ibu! Aku dipermalukan! Diusir dari istana di depan semua tamu! Semua orang akan menertawakanku!"Nyonya Xiao tersenyum tipis. "Lebih baik dipermalukan sekali ... daripada kalah selamanya."Xiao Zhen mengerutkan kening. "Apa maksud Ibu?""Ibu sudah menyuruh ayahmu untuk mencari tahu seg

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 363

    Zhao Xueyan melangkah cepat, gaunnya berkibar tertiup angin pagi. Wajahnya yang biasanya tegas kini diliputi emosi yang campur aduk—marah, kecewa, sedih. Ia melewati para pelayan yang membungkuk memberikan hormat, tapi ia tak menyahut. Di koridor luar, Wu Liang dan Yu Qie—yang sejak tadi masih penasaran—hanya bisa saling melirik ketika melihat sosok Zhao Xueyan berjalan dengan pandangan kosong. Wajahnya merah, bibirnya sedikit gemetar, dan sorot matanya penuh luka.Wu Liang mengangkat alis, berbisik pada Yu Qie, "Ada apa itu?"Yu Qie menelan ludah. “Kelihatannya … tidak baik.”Keduanya menoleh ke arah pintu ruang kerja sang kaisar. Ada rasa khawatir dan ragu di wajah mereka. Namun akhirnya, mereka memutuskan masuk kembali setelah mengetuk perlahan.“Yang Mulia .…” ucap Wu Liang pelan sambil sedikit membungkuk, diikuti Yu Qie yang ikut menunduk hormat.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, suasana ruang kerja benar-benar berubah. Tidak lagi penuh wibawa, tapi berat dan muram. Di b

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status