Malam itu, Zhao Xueyan baru saja tiba di kediamannya setelah seharian menghabiskan waktu di toko. Langit sudah mulai gelap, dan pelayan memberitahunya bahwa Jenderal Zhao Yun, ayahnya, memanggilnya ke ruang kerjanya. Dengan tenang, Zhao Xueyan berjalan menuju ruangan tersebut, langkahnya mantap meski hatinya sudah bisa menebak apa yang ingin dibicarakan oleh ayahnya.Saat Zhao Xueyan masuk, Jenderal Zhao Yun sedang duduk dengan wajah serius. Di hadapannya ada beberapa gulungan kertas undangan yang ditata rapi. Begitu melihat putrinya masuk, Jenderal Zhao Yun tersenyum kecil, namun tetap menunjukkan wibawa seorang pemimpin perang."Xueyan, duduklah," ucapnya lembut. Zhao Xueyan menurut dan duduk di kursi di hadapannya.Jenderal Zhao Yun mengambil salah satu gulungan dan menunjukkannya kepada putrinya. "Ini adalah salah satu dari banyak lamaran yang datang untukmu. Mereka berasal dari bangsawan terkemuka, bahkan beberapa dari kekaisaran Heifeng dan Canghai. Nama dan kecantikanmu kini m
Hari itu aula kekaisaran memancarkan kemegahan yang luar biasa. Tirai sutra keemasan menjuntai dari pilar-pilar besar, lampu-lampu lentera dengan ukiran naga menghiasi sudut-sudut ruangan, dan lantai aula yang terbuat dari marmer berkilauan tampak seperti cermin. Para tamu yang hadir mengenakan pakaian terbaik mereka, memancarkan keanggunan dan keagungan. Namun, di tengah keramaian itu, kedatangan Zhao Xueyan bersama kedua orangtuanya menjadi pusat perhatian.Dengan hanfu elegan berwarna biru langit yang dihiasi bordir bunga plum emas, Zhao Xueyan berjalan dengan anggun. Cadar halus yang senada dengan pakaiannya menutupi wajahnya, namun aura kecantikan dan kebangsawanannya tetap memancar, menarik pandangan banyak orang. Ketika Zhao Xueyan memasuki aula, suara bisik-bisik mulai terdengar, beberapa memuji kecantikannya meski tertutup cadar, sementara yang lain hanya iri karena kehadirannya yang penuh karisma.Beberapa nona bangsawan yang tidak suka dengan perhatian yang diterima Zhao
Ketika upacara mencapai puncaknya, di mana mahkota permaisuri akan dikenakan di kepala Selir Mei Xiao, sesuatu yang memalukan terjadi. Wajah Selir Mei Xiao yang sudah memerah penuh bercak akibat garukannya kini terlihat mulai membengkak. Rasa gatal yang tak tertahankan membuat Selir Mei Xiao tidak lagi bisa menjaga sikapnya. "Yang Mulia, hamba ... hamba merasa tidak enak badan!" teriaknya panik, sambil menggaruk wajah dan lehernya dengan kasar.Kaisar Zheng Yu terkejut dan langsung berdiri, menatap Selir Mei Xiao dengan cemas. "Panggil tabib istana sekarang juga!" perintahnya keras.Para pelayan dan pengawal segera berlari, sementara suasana aula berubah menjadi kacau. Para tamu saling berbisik lebih keras, beberapa bahkan menahan tawa melihat Selir Mei Xiao yang biasanya angkuh kini berada dalam kondisi memalukan. “Akh! Gatal!” Selir Mei Xiao terus menggaruk wajahnya tanpa henti. Namun, Selir Mei Xiao, yang merasa kehilangan kendali atas dirinya, mulai berteriak panik. Ia menjatuh
Setelah insiden memalukan di istana, Kaisar Zheng Yu memutuskan untuk membubarkan pesta penobatan. Para tamu, baik dari kalangan bangsawan, pejabat, maupun utusan dari kekaisaran lain, dipulangkan dengan suasana hati yang beragam. Namun, satu hal yang sama adalah pembicaraan hangat mereka tentang Selir Mei Xiao.Berita tentang kekacauan di aula, kondisi memalukan Selir Mei Xiao, serta kebohongannya terkait kehamilan tersebar seperti api yang membakar hutan. Dalam waktu singkat, seluruh kekaisaran Zhengtang dipenuhi dengan gosip dan cemoohan. Para rakyat berbicara dengan penuh semangat di pasar-pasar, kedai teh, hingga balai pertemuan.“Siapa sangka Selir Mei Xiao ternyata berbohong soal kehamilan? Itu sangat memalukan!” ucap seorang pedagang di pasar.“Bukankah dia selama ini dikenal sebagai wanita yang sempurna? Ternyata, semua hanya kepalsuan,” tambah yang lain.“Bagaimana bisa seorang wanita seperti itu menjadi permaisuri? Kekaisaran benar-benar telah kehilangan martabatnya!”Bahka
Kaisar Zheng Yu mendengarkan dengan wajah yang semakin gelap saat tabib istana yang diperiksa mengakui semuanya. Dengan suara gemetar, tabib itu mengatakan, "Hamba hanya menjalankan perintah Selir Mei Xiao, Yang Mulia. Hamba tidak memiliki pilihan lain."Tabib itu menjelaskan bahwa sejak awal, kehamilan Selir Mei Xiao hanyalah tipu muslihat. Racun yang diberikan kepada selir-selir lain juga merupakan bagian dari rencana Selir Mei Xiao untuk menyingkirkan mereka satu per satu, sehingga ia bisa menjadi satu-satunya selir yang naik pangkat menjadi permaisuri.Tangan kanan Kaisar Zheng Yu, Menteri Gao, menambahkan dengan suara tegas, "Yang Mulia, dari penyelidikan kami, ditemukan bahwa racun yang digunakan pada Selir Rong Yue, dan Selir Xue Yuxian berasal dari sumber yang sama. Semua jejak mengarah kepada Selir Mei Xiao. Bahkan penyakit misterius yang kini diderita Selir Xue Yuxian tidak lain adalah hasil dari perbuatan Selir Mei Xiao. Dan juga, pembantaian yang terjadi pada selir Hua Lin
Di Balairung Utama Istana Kekaisaran, suasana rapat para pejabat terasa tegang. Kaisar Zheng Yu duduk di singgasana dengan tatapan serius, mendengarkan saran para pejabat yang mendiskusikan calon pengisi kekosongan kursi permaisuri. Beberapa pejabat dengan penuh semangat menyebut nama Zhao Xueyan, putri dari Jenderal Zhao Yun, sebagai kandidat yang paling layak.“Nona Zhao Xueyan telah membuktikan dirinya sebagai wanita yang kuat dan berbakat,” kata salah satu pejabat dengan nada penuh keyakinan. “Dia adalah pilihan sempurna untuk mengembalikan kehormatan istana setelah kekacauan yang terjadi sebelumnya.”Kaisar Zheng Yu mendengarkan dengan seksama, tetapi hatinya dipenuhi oleh perasaan campur aduk. Ia tidak bisa menyangkal bahwa sosok Zhao Xueyan, mantan istrinya, kini memikat perhatian seluruh kekaisaran. Namun, sebelum ia sempat berbicara, Jenderal Zhao Yun berdiri dari kursinya dengan wajah tegas.“Ampun, Yang Mulia,” kata Jenderal Zhao Yun dengan nada berat. “Namun, sebagai ayah
Pagi itu, Zhao Xueyan berjalan dengan tenang menuju tokonya, mengenakan hanfu sederhana tetapi anggun, dengan cadar yang tetap menutupi wajahnya. Meskipun wajahnya kini telah diketahui banyak orang, cadar itu menjadi ciri khasnya, menambah aura misterius yang memikat. Di sepanjang jalan, orang-orang memandangnya dengan rasa hormat dan kekaguman, tidak seperti dulu ketika mereka mencemooh dan meremehkannya.Tokonya semakin ramai dengan pelanggan yang berdatangan, sebagian besar wanita bangsawan yang ingin mencoba produk-produk perawatan kulit yang sudah menjadi tren di kekaisaran. Niuniu, pelayan setianya, dengan cekatan melayani pelanggan, sementara Zhao Xueyan lebih banyak mengawasi dari kejauhan, memberikan aura tenang namun tegas."Nona, semakin hari toko Anda semakin lebih ramai," kata Niuniu dengan senyum ceria. "Semua ini berkat nama besar Anda setelah turnamen itu."Zhao Xueyan hanya mengangguk pelan. "Pastikan semua pelanggan dilayani dengan baik. Tidak peduli siapa mereka, k
Pagi itu, kereta kuda milik Zhao Xueyan berjalan melewati pasar, Zhao Xueyan dan Niuniu duduk memperhatikan suasana kota terasa berbeda. Banyak warga terbaring di jalanan, beberapa terlihat lemah, sementara yang lain sudah tak bernapas. Tangis dan teriakan memenuhi udara, sementara para pedagang mencoba menutup kios mereka dengan tergesa-gesa."Nona, ini sangat menyeramkan," kata Niuniu dengan suara gemetar sambil memegang tangan Zhao Xueyan. "Apakah ini sama seperti di tempat pengasingan kita dulu? Penyakit typus?"Zhao Xueyan menggeleng pelan, matanya tajam memeriksa keadaan sekitar. "Tidak, Niuniu. Ini berbeda. Gejala ini lebih cepat menyebar, dan tidak hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan. Aku yakin ini adalah jenis virus baru."Niuniu menghela napas panjang, tampak kebingungan. "Tapi semua orang membicarakan bahwa ini adalah kutukan para dewa, seperti yang terjadi di desa Qinghe sebelumnya."Selama perjalanan ke toko, Zhao Xueyan dan Niuniu mendengar para rakyat membicarak
Setelah memastikan kondisi warga desa Ruyue semakin membaik, Zhao Xueyan berdiri di hadapan mereka dengan aura penuh kewibawaan. "Semua warga, dengarkan aku," ujarnya dengan nada tegas namun menenangkan.Para warga yang berkumpul langsung memperhatikan penuh rasa hormat."Sumber air desa ini telah tercemar oleh racun yang menjadi penyebab penyakit kalian. Untuk sementara waktu, jangan ada yang mengambil atau menggunakan air dari sungai atau mata air desa ini sebelum aku membersihkannya."Kepala desa yang masih terlihat lemah namun penuh rasa hormat maju ke depan. "Terima kasih, Nona Zhao. Apa yang harus kami lakukan jika kehabisan air?"Zhao Xueyan dengan sigap menjawab, "Aku telah menyiapkan cukup air bersih yang telah dimurnikan untuk kebutuhan sementara. Aku dan rekan-rekanku akan segera menangani masalah ini."Niuniu yang berdiri di samping Zhao Xueyan mengangguk yakin, sementara Tian Ming dan Wu Liang memandang penuh rasa hormat pada keputusan Zhao Xueyan.Setelah memberikan inst
Tian Ming menambahkan dengan nada serius, "Kami harus membersihkan sumber air itu setelah masalah warga selesai. Ada kemungkinan ini bukan kejadian alami."Zhao Xueyan segera mengambil peralatan alkimia portabelnya dari ruang dimensi yang hanya diketahui Niuniu. Dengan cekatan, ia mulai meracik ramuan pembersih darah dan pil detoksifikasi, sementara Niuniu membantu memisahkan herbal sesuai kebutuhan.Wu Liang dan Tian Ming berjaga di pintu balai desa, memastikan tidak ada gangguan saat Zhao Xueyan fokus pada pekerjaannya."Aku hanya butuh waktu sebentar," kata Zhao Xueyan penuh percaya diri. "Setelah ini, kita akan lihat senyum para warga kembali."Tian Ming menatap Zhao Xueyan dengan kagum yang diam-diam ia simpan. "Seorang gadis yang tak hanya pandai bertarung, tapi juga menyelamatkan nyawa," gumamnya pelan.Sementara itu, Wu Liang hanya bisa menggeleng pelan melihat perubahan ekspresi Tian Ming yang jarang terjadi.Setelah beberapa saat meramu obat bersama Niuniu, akhirnya ramuan p
Niuniu dan Wu Liang kini menyusuri hutan yang berada di sekitar desa Ruyue. Mereka bergerak dengan cekatan di antara pepohonan tinggi dan semak belukar, mencari tanaman yang telah disebutkan Zhao Xueyan untuk membuat ramuan pembersih darah dan pil detoksifikasi."Jadi, apa yang sebenarnya kita cari?" tanya Wu Liang dengan nada datar sambil mengamati sekitar."Tanaman daun merah bintang, akar giok hijau, dan bunga embun pagi biru," jawab Niuniu sambil memeriksa semak di sampingnya. "Nona Zhao bilang mereka tumbuh di tempat yang terkena sinar matahari pagi."Wu Liang mengangkat alis. "Kenapa aku harus ikut? Bukankah pekerjaan ini lebih cocok untuk pelayan seperti dirimu?"Niuniu mendengus kecil. "Bukankah kau tadi menawarkan diri? Kalau kau tidak mau membantu, lebih baik kembali saja. Tapi kalau kau takut dibilang tidak berguna oleh tuan Tian Ming, ya silakan tetap ikut."Wu Liang terdiam sejenak lalu tersenyum tipis. "Kau benar-benar berani bicara seperti itu."Tak lama kemudian, Niuni
Setibanya di pasar Ruyue, suasana tampak lebih suram. Banyak penduduk yang terbaring lemas, tubuh mereka ditutupi ruam merah kehitaman. Beberapa warga yang masih sehat menatap dengan wajah penuh ketakutan dan bisik-bisik, menyebut penyakit itu sebagai "kutukan bulan gelap."Zhao Xueyan turun dari kudanya dengan tenang, mata tajamnya meneliti kondisi para warga. "Ini bukan kutukan," gumamnya sambil memeriksa seorang anak kecil yang dikelilingi keluarganya yang menangis. "Ini penyakit yang bisa disembuhkan."Niuniu, yang sudah memahami kebiasaan majikannya, segera membuka tas kecil yang berisi beberapa ramuan dasar yang sudah dipersiapkan oleh Zhao Xueyan. "Nona, apa kita mulai dengan ramuan pembersih darah?" tanya Niuniu sigap.Zhao Xueyan mengangguk. "Aku juga akan meramu pil detoksifikasi untuk para warga. Tapi kita butuh lebih banyak bahan herbal."Tian Ming yang memperhatikan dari belakang mengerutkan alis. "Kau yakin ini bukan kutukan?" tanyanya skeptis.Zhao Xueyan menatapnya taj
Di tepi sungai yang jernih, Zhao Xueyan bersama Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang duduk mengelilingi api unggun kecil. Hembusan angin sore membawa aroma segar dari hutan sekitar.Zhao Xueyan dengan cekatan mengambil panci kecil dari ruang penyimpanan yang telah dipindahkan dari ruang dimensi dengan hati-hati agar tidak mencurigakan. "Niuniu, tambahkan sayuran liar yang kamu temukan tadi," perintahnya dengan nada tenang.Niuniu tersenyum riang. "Baik, nona!" Dia memasukkan sayuran segar ke dalam panci berisi mie yang mendidih, sementara Zhao Xueyan dengan teliti memecahkan beberapa telur dan membiarkannya matang perlahan di atas kuah panas.Tian Ming dan Wu Liang menatap masakan sederhana itu dengan penuh rasa penasaran. Wu Liang mengendus aromanya sambil mengangkat alis. "Wah ... aromanya menarik sekali. Apa ini makanan khas dari wilayah tertentu?"Zhao Xueyan tersenyum kecil tanpa menjawab. "Makan saja nanti, baru kamu tahu," katanya sambil mengaduk perlahan.Setelah matang, mereka mas
Keesokan paginya, udara dingin dari pegunungan bersalju masih terasa menusuk tulang. Matahari yang baru saja muncul di balik puncak gunung memancarkan cahaya lembut ke desa kecil tempat mereka bermalam.Zhao Xueyan, dengan jubah panjang yang melambai tertiup angin, berdiri di depan penginapan bersama Niuniu. "Kita harus segera bergerak," ucap Zhao Xueyan tegas. Niuniu mengangguk penuh semangat meski bibirnya sedikit gemetar karena dingin.Namun sebelum mereka sempat menaiki kuda, Tian Ming dengan wajah datar datang mendekat bersama Wu Liang. "Aku ikut," katanya singkat, tanpa memberi ruang untuk penolakan.Zhao Xueyan melirik Tian Ming dengan tatapan tajam. "Perjalanan ini berbahaya dan tidak cocok untuk seorang pria bangsawan," sindirnya dingin.Tian Ming tetap berdiri teguh tanpa menunjukkan ekspresi. "Aku tidak peduli. Kau tidak bisa menghentikanku."Wu Liang yang berdiri di belakang Tian Ming hanya menghela napas, jelas memahami keras kepala tuannya. Dia tahu tidak ada gunanya ber
Malam itu, penginapan yang hangat di dekat pegunungan bersalju menjadi tempat Zhao Xueyan mulai mengobati Tian Ming. Dengan bunga salju ilahi yang telah diolah dan bunga api dari ruang dimensinya, Zhao Xueyan menyiapkan pengobatan akupunktur dengan teknik Naga Yin dan Yang yang rumit namun sangat ampuh.Wu Liang yang berdiri tidak jauh dari mereka tampak terkejut dan waspada. Selama ini, dia tahu betul bahwa tidak ada wanita yang bisa menyentuh Tian Ming tanpa menyebabkan reaksi alergi yang parah. Namun, Zhao Xueyan melakukannya dengan tenang. Zhao Xueyan mulai menanamkan jarum-jarum akupunktur di titik-titik energi penting di tubuh Tian Ming. Dengan teknik yang langka dan rumit, dia memadukan aliran energi Yin dan Yang untuk menyeimbangkan tubuh Tian Ming yang selama ini tertekan oleh penyakit misteriusnya. Cahaya lembut tampak berpendar di sekitar jarumnya, bukti bahwa energi spiritual turut terlibat dalam pengobatan tersebut.Wu Liang tertegun. "Luar biasa ...." gumamnya tanpa sad
Pagi yang dingin menyelimuti pegunungan bersalju utara. Meski salju turun tanpa henti, Zhao Xueyan, Niuniu, Tian Ming, dan Wu Liang tetap melanjutkan perjalanan mereka dengan tekad yang kuat. Angin yang menusuk kulit tidak mematahkan semangat mereka.Zhao Xueyan memimpin di depan, mengenakan jubah tebal berwarna putih yang hampir menyatu dengan salju. Langkahnya mantap meski medan semakin terjal. Niuniu yang berada di sampingnya terkadang mengomel tentang betapa dinginnya udara pegunungan ini."Kenapa tempat seperti ini harus jadi tujuan kita? Tidak bisakah bunga salju itu tumbuh di taman yang hangat?" gerutu Niuniu sambil meniupkan napas ke telapak tangannya yang dingin.Zhao Xueyan tersenyum tipis. "Kalau mudah ditemukan, tentu harganya tidak sebanding," jawabnya tenang.Di belakang mereka, Tian Ming dan Wu Liang berjalan dengan diam. Wu Liang sesekali melirik Tian Ming yang wajahnya tetap dingin meski kondisi ekstrem melanda."Aku tidak mengerti bagaimana Anda bisa tetap terlihat t
Dalam kehangatan api unggun yang berderak, Zhao Xueyan, Niuniu, dan Tian Ming duduk menikmati makanan sederhana yang telah disiapkan Zhao Xueyan dari bahan yang dikeluarkannya dari ruang dimensi. Beruang roh besar yang tadi menjaga gua kini duduk dengan tenang di sudut, seolah menikmati kehadiran mereka.Niuniu menggigit sepotong daging panggang dengan riang. "Nona, makanan ini enak sekali! Kita harus makan seperti ini lebih sering," serunya ceria.Zhao Xueyan hanya tersenyum kecil, sementara Tian Ming diam dengan wajah datarnya, namun sesekali melirik Zhao Xueyan dengan pandangan yang sulit ditebak.Tiba-tiba, suara langkah kaki yang berat dan tergesa-gesa terdengar dari mulut gua. Zhao Xueyan yang memiliki insting tajam langsung berdiri, mencabut pedangnya tanpa ragu. Matanya memicing penuh kewaspadaan."Siapa di sana?" seru Zhao Xueyan dengan nada dingin.Tian Ming mengangkat tangannya dengan tenang. "Tenang," katanya, suaranya dalam dan penuh keyakinan. "Itu orangku."Sosok pria b