Randala Group sudah mengerahkan hampir seluruh tenaganya untuk bisa menggunakan proyek ini sebagai tangga bagi keluarga Randala agar bisa naik setingkat lebih tinggi. Sekarang, malah Lucy yang mendapatkan keuntungan dari proyek ini. Apa gunanya orang-orang yang meninjau kontrak saat itu? Mereka semua buta?Radith lemas, badannya bergetar hebat. Sedangkan kepala divisi legal pucat pasi.“Pak Radith, percayalah, waktu saya review, saya benar-benar nggak menemukan masalah apa pun dengan kontrak ini,” manajer itu mencoba menjelaskan dengan suara bergetar, “kontraknya pasti diganti. Sudah pasti begitu!”Radith menatap manajer divisi legal itu dengan tatapan tajam, tapi dia terlalu lemas untuk berkata sesuatu. Karena Raka datang dengan sangat berani hari ini, berarti dia sudah siap sepenuhnya dengan kondisi apa pun. Kontrak itu jelas tertulis hitam di atas putih; tidak ada lagi ruang untuk melakukan penyangkalan. Sekarang, mereka tidak punya pilihan selain menelan pil pahit itu.Dengan nap
Radith selalu penuh dengan tipu daya dan muslihat terhadap keluarga Lucy.Karena mereka tidak berperikemanusiaan, maka Lucy pun tak perlu merasa bersalah jika dianggap tidak berbakti kepada keluarga besar Randala. Proyek itu, bagaimanapun caranya, harusnya menjadi milik Lucy. Itu adalah hak keluarga Randala yang seharusnya diberikan kepada keluarganya!"Kok berterima kasih lagi?" Raka tersenyum, "Kamu ‘kan istriku, ini semua adalah kewajibanku." Wajah Lucy memerah, dia menggigit bibir kemudian berkata "Raka, tentang New Randala Group itu, kamu cuma bercanda, ‘kan?"Raka melihat kepolosan di wajah istrinya dan tertawa, "Aku sudah minta orang cek kalender, besok adalah hari paling mujur dalam beberapa bulan ini. "Lucy, ini kejutan buat kamu." Pandangan Raka penuh dengan kasih sayang saat dia menatap Lucy.Lucy menutup mulutnya dengan tangan, terkejut. Jadi itu tidak bercanda? Kejutan? Lucy tahu Raka sangat kaya, tapi mendirikan sebuah perusahaan dan memberikannya sebagai kejutan, itu
Lucy sendiri pun masih terkejut. Dia sama sekali tidak tahu bagaimana harus menjelaskan kepada ayahnya!"Pa, dengan kemampuan Papa dan Lucy, aku yakin nggak sampai setengah tahun, New Randala Group kita pasti bisa jadi perusahaan terkemuka di Kota Malda," ucap Raka sambil tersenyum.Lucy mengerucutkan bibir sambil melirik Raka, dan mendengus. Pria ini memang suka berkata besar. Memangnya membesarkan sebuah perusahaan bisa semudah itu?Rommy meletakkan alat makannya dengan gemetar. Butuh beberapa waktu untuk Rommy menenangkan diri. Perasaannya sungguh bersemangat!Setelah cacat, keluarga Randala tidak pernah memberi Rommy kesempatan lagi. Meski Rommy telah berusaha keras untuk membuktikan dirinya, tapi pada akhirnya tetap saja kalah dengan mulut manis Radith. Rommy kecewa!Rommy tidak pernah membayangkan bahwa orang yang akan memberinya kesempatan justru adalah menantu laki-laki yang dulu sangat dia rendahkan!Rommy menatap Raka dengan mata berkaca-kaca, penuh rasa terima kasih."Pa, ja
Irwan terkejut bukan kepalang. Dia segera meraih tangan putranya lalu dengan suara keras berkata, "Berhenti! Bicara baik-baik!" Meski berkata demikian, hati Irwan langsung terasa tenggelam. Melihat Radith bereaksi begitu hebat, kemungkinan besar, memang telah terjadi masalah besar! "Pa, proyek di Deston Group itu, dirampas sama Lucy, Si Wanita Rendahan itu!" Radith menundukkan kepala dengan penuh penyesalan. Dia tak berani menatap sang ayah. Biasanya, Radith-lah yang menginjak-injak keluarga Rommy dan mempermalukan mereka, kali ini keadaannya terbalik, dia merasa sangat kehilangan muka! "Apa? Mustahil!" Irwan terguncang, dia berkata dengan marah. Jelas-jelas proyek itu milik Randala Group, bagaimana bisa proyek sebesar itu malah direbut oleh seorang perempuan lemah?! Itu tidak mungkin!"Pa, aku juga baru tahu hari ini. Kontraknya sudah diubah-ubah, semuanya atas nama Lucy! Proyek ini, sudah bukan milik perusahaan kita lagi!" Radith gemetar karena menahan marah. Sesekali dia terl
Wajah Irwan terlihat sangat marah. Saat ini, apa lagi yang tidak bisa diungkapkan? Tak ada yang bisa lebih buruk dari apa yang telah dilakukan oleh Lucy!"Pa, begini ceritanya. Keluarga Rommy, tanpa sepengetahuan kita, sudah mendirikan ... mendirikan New Randala Group, dan mereka bahkan mengundangku datang ke acara peresmiannya," ujar Radith sambil menundukkan kepala. Matanya dipenuhi dengan kemarahan."Apa? New Randala?" Irwan merasa dadanya sesak dan pandangannya mulai menggelap. Suara dengung di telinganya terasa semakin keras, hingga akhirnya, seolah ada ledakan di kepalanya, dan Irwan pun terjatuh ke belakang."Pa! Jangan ngaget-ngagetin, Pa!" Radith segera menopang ayahnya, berteriak panik, "Tolong! Bawa ke rumah sakit!"Beberapa penjaga dan pembantu rumah tangga yang mendengar teriakan itu bergegas membawa Irwan ke mobil. Wajah Radith dipenuhi kecemasan. Namun demikian, tak ada yang menyadari sinar dingin yang tersembunyi di dasar mata Radith.Di dalam mobil, Radith menggenggam
"Terima kasih atas dukungan besar dari semua pihak. Saya, Rommy Randala, akan menganggap New Randala Group sebagai rumah saya sendiri. Saya akan berusaha keras bersama kalian semua untuk membawa perushaan ini ke tingkat yang lebih tinggi," ucap Rommy dengan penuh semangat. Tepuk tangan meriah menggema dari para hadirin sebagai respons atas pidato singkatnya.Segera setelah itu, prosesi serah terima dimulai. Berkat persiapan matang Thomas, semua prosedur berjalan lancar. Rommy hanya perlu menandatangani beberapa dokumen untuk menyelesaikan serah terima.Karyawan-karyawan kembali ke departemen mereka masing-masing, sementara Rommy dan Lucy bergegas ke ruang kantor yang berada di puncak gedung untuk mengucapkan terima kasih kepada Thomas. "Pak Thomas, saya ... ah, benar-benar sangat berterima kasih sama Pak Thomas!" Rommy mengungkapkan rasa terima kasihnya.Thomas menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Nggak perlu berterima kasih, Pak Rommy. Perusahaan ini memang seharusnya milik Pak Rom
Di kantor keamanan gedung, Raka merasakan getaran ponsel di sakunya. Dengan cepat Raka mengeluarkan ponselnya dan melihat nama yang muncul di layar. Dia langsung menjawab, tersenyum dan berkata, "Iya, Ma?"Di sisi lain telepon, terdengar suara sedikit bising. Sherly berkata patah-patah, "Raka, kamu ... kamu lagi sibuk, nggak? Bisa datang sebentar? Mama lagi di depan taman kanak-kanak."Taman kanak-kanak?Jantung Raka seketika berdegup kencang, suaranya menjadi tegang, "Ma, ada apa? Ada masalah sama Elena?""Elena ... dia dipukul temannya!"Suara Sherly terdengar sangat tertekan, "Sebenarnya ini bukan masalah besar, Mama nggak pengin merepotkan kamu sebenarnya. Tapi ... nenek anak itu seenaknya. Dia bahkan menuduh Mama sengaja cari masalah dan menghinaku!"Raka menggenggam tangannya erat, suaranya menjadi sangat dingin, "Ma, tunggu sebentar, aku segera ke sana!"Setelah menutup telepon, Raka bergegas keluar dari kantor keamanan, menyalakan mobil Parscha warna merahnya, dan melaju kencan
Raka mendorong pintu mobil dan bergegas mendekat Dia langsung memeluk Elena dalam dekapannya. Kemudian, ekspresi wajah Raka berubah dingin. Di dahi Elena, ada luka gores besar yang masih mengeluarkan darah segar! "Elena, ceritakan sama Papa," kata Raka, berusaha menjaga nada suaranya agar tetap lembut sambil menahan amarah yang sedang berkobar di dadanya, "Apa yang sebenarnya terjadi, kok kamu bisa luka seperti ini?" Tak kuasa menahan lagi, Elena menangis dengan tubuh bergetar, "Aku nggak tahu apa-apa, Pa. Leo tiba-tiba mendorongku dari belakang, hiks hiks hiks ....""Elena anak yang baik," kata guru kelasnya yang mendekat dengan wajah penuh penyesalan. "Dia baru saja bergabung di sekolah, Bu, Pak. Wajar kalau Elena dijahili oleh anak-anak lain, saya ... benar-benar minta maaf.""Ini bukan salah ibu guru," ujar Sherly, yang berdiri bergetar dalam kemarahan. "Raka, Mama baru saja cek rekaman CCTV, memang Leo yang sengaja mendorong Elena. Lihat, anak itu sampai terluka, kepalanya samp