Putri Qin Feng agak terkejut mendengar ucapan Pendekar Naga Emas ini karena setahunya Naga Emas sudah tewas saat pertarungan besar di Negeri Ming ini. Kisah kehebatan Pedang Naga Emas dan Naga Emas inilah yang membuat mereka datang ke Lembah Naga Emas untuk mencuri pedang pusaka kerajaan mereka ini.
Setelah sekian lama mencari tanpa tentu arah, suatu kejadian yang mengetarkan Negeri Assassin ini membuat dunia yang semula tidak mereka ketahui menjadi terbuka lebar. Pengorbanan Naga Emas memang menjadi kisah yang bukan hanya terkenal di Negeri Ming tapi sudah merambah sampai dunai dan dimensi lainnya.
"Bukannya Naga Emas sudah tewas? Kenapa kamu masih mencari Naga Emas ini?" tanya Putri Qin Feng yang masih penasaran.
Tubuh Naga Emas jelas meledak berkeping-keping di atas langit saat menahan pusaran energi penghancur semesta dari Pendekar Naga Emas penerus Zhou Shen.
Ryu Zhen mengelengkan kepalanya. "Naga Emas belum mati! Dia hanya tidak ingin mengikuti Pendekar Zhou yang telah menghianatinya! Naga Emas sudah memberikan segalanya tapi Zhou Shen, Sang Pendekar Pedang Naga Emas ini tidak tahu terima kasih! Dia malahan mencari berbagai macam cara untuk melenyapkan Naga Emas, padahal kekuatan besar diberikan oleh Naga Emas kepada dirinya!"
"Bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Putri Qin Feng. Hubungan antara Pendekar Pedang Naga Emas dan Naga Emas seharusnya hanya diketahui oleh mereka berdua saja. "Setahuku Naga Emas sudah berbaikan dengan Pendekar Pedang Naga Emas, bukan seperti ceritamu kalau Naga Emas masih menyimpan dendam terhadap Pendekar Zhou!"
"Kamu ingin tahu?" tanya balik Ryu Zhen. Pertanyaan yang sungguh membuat Putri Qin Feng penasaran dengan sikap pemuda yang aneh ini.
"Tentu saja! Aku dengar rumor kalau Naga Emas mengorbankan dirinya untuk menghabisi Assassin Immortal Wu Kai yang hendak menghancurkan Negeri Ming ini."
Putri Qin Feng tetap tidak percaya dengan omong kosong yang dikatakan oleh Ryu Zhen karena dia tahu pasti kisah yang sebenarnya.
"Apa kalian yang mengirim Assassin Immortal ini?" tanya Ryu Zhen dengan tatapan mata curiga. Putri Qin Feng tahu banyak tentang kejadian ini.
"Aku tidak tahu masalah Assassin Immortal Wu Kai ini. Bisa saja pihak kerajaan yang mengirimnya, tapi bisa juga dia bertindak sendiri. Kamu tahu kenapa Naga Emas mengorbankan dirinya?" tanya Putri Qin Feng.
"Aku tidak mengorbankan diri! Aku hanya ingin pergi dari tubuh Naga Emas untuk kembali ke Negeri Heavenly Nirvana!"
Ucapan dari Ryu Zhen membuat Putri Qin Feng terkejut mendengarnya.
"Aku? Maksudmu kalau selama ini yang mengikuti Pendekar Pedang Naga Emas adalah dirimu yang berada di dalam tubuh Naga Emas?" tanya Putri Qin Feng, mencoba memahami arti ucapa Ryu Zhen.
Semakin banyak informasi yang dia dapatkan dari Pendekar Naga Emas ini semakin membuatnya bingung tentang asal usul pendekar ini dan hubungannya dengan Naga Emas.
"Benar sekali! Aku ini Dewa Immortal yang bisa menempati ruang dan waktu! Aku terjebak di dalam tubuh Naga Emas karena ulah saudara kembarku Ryu Zhin yang sekarang menempati tubuh Naga Putih! Saat ledakan besar terjadi, segel di dalam tubuh Naga Emas terbuka yang membebaskanku dari kurungan Naga Emas! Aku terbebas tapi Naga Emas hancur menjadi serpihan emas, tapi Naga Eams seperti Phoenix Api yang bisa bangkit kembali dari abu ... Naga Emas bangkit kembali dari serpihan emas tubuhnya yang hancur!"
"Kenapa kamu dikurung oleh saudara kembarmu sendiri? Apa Ryu Zhin ini jahat?" tanya Putri Qin Feng.
"Tidak! Selama hidupnya, Ryu Zhin selalu membela kebenaran!" jawab Ryu Zhen.
"Berarti kamu ini yang jahat!" sahut Putri Qin Feng.
"Kok kamu tuduh aku jahat?" tanya Ryu Zhen. Wajah Pendekar Naga Emas ini agak tidak senang oleh tuduhan Qin Feng terhadap dirinya.
"Kalau Ryu Zhin itu baik hati tapi mengurungmu dalam segel Naga Emas, berarti kamu ini jahat! Kalau kamu tidak jahat, untuk apa saudara kembarmu mengurungmu sedemikian rupa sehingga kamu tidak bisa meloloskan diri. Hanya kesadaran Naga Emas dan kebodohan Pendekar Zhou itu yang membuatmu bebas dari segel kurungan yang dibuat oleh Ryu Zhin."
Ucapan Putri Qin Feng begitu tajam terhadap dirinya, tapi Ryu Zhe tidak terusik sedikitpun juga.
"Aku tidak jahat! Aku hanya melakukan kesalahan kecil tapi hukuman yang aku jalani sangat berat!" sahut Ryu Zhen dengan penuh kemarahan.
Putri Qin Feng sadar, tidak ada gunanya sekarang mengungkap masa lalu Pendekar Naga Emas yang mungkin masih dikuasai dendam ini.
Lebih baik mencari cara agar Pendekar Naga Emas ini mau bekerja sama dengannya agar dia tidak dihukum oleh Master Assassin karena gagal menjalankan tugas. Putri raja sekalipun tidak akan luput dari hukuman apabila gagal dalam menjalankan misi yang telah diberikan oleh kerajaan.
"Baiklah, aku percaya padamu!" kata Putri Qin Feng untuk meredakan kemarahan Ryu Zhen. Tubuh pendekar ini sudah diselimuti aura berwarna keemasan yang mengelilinginya, yang sewaktu-waktu bisaa digunakannya untuk menghancurkan seisi Lembah Naga Emas.
Ketiga pendekar Lembah Naga Emas yang terluka parah juga sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Nyawa mereka yang masih ada juga merupakan suatu keberuntungan bagi mereka.
Dewa Immortal Naga Emas yang muncul di Lembah Naga Emas merupakan Immortal yang sangat hebat dan merupakan satu diantara Tujuh Penghancur Alam Semesta yang sulit untuk dikalahkan.
Sadar kalau akan kehilangan Pedang Naga Emas untuk selama-lamanya apabila membiarkan Pendekar Naga Emas ini pergi, Qing Feng mulai bersiasat terhadap Ryu Zhen.Dia merujuk kepada sosok yang tengah dicari oleh Dewa Immortal Naga Emas ini yaitu Naga Emas."Aku bisa membantumu mencari Naga Emas kalau kamu mengizinkanku untuk ikut bersamamu!" seru Putri Qin Feng sambil memasang wajah manjanya kepada Ryu Zhen agar Dewa Immortal ini langsung menyetujui permintaannya saat melihat wajah manisnya yang sedang tersenyum manja.Tapi, harapannya hanyalah menjadi harapan kosong belaka karena Ryu Zhen tidak terpancing oleh siasat putri manjanya yang ampuh terhadap pria manapun.Ryu Zhen malahan memandang curiga terhadap Putri Assassin ini. "Sejak kapan dia mau membantuku? Tapi, aku penasaran juga dengan siasatnya untuk merebut Pedang Naga Emas ini kembali," batin Pendekar Naga Emas ini.Putri Qin Feng masih menunggu jawaban dari Ryu Zhen. "Bagaimana? Kamu setuju?" tanyanya penuh harap sambil tetap t
Putri Qin Feng mengira kalau siasatnya memancing Pendekar Naga Emas ke Negeri Assassin sudah berhasil, tapi ucapan pendekar ini selanjutnya membuatnya tidak bisa berkata-kata lagi.“Aku masih ada satu urusan penting sebelum aku mengikutimu ke Negeri Assassin. Aku harus mengunjungi salah satu Kaisar Dunia Persilatan yang bermukim di Pulau Bukit Tengkorak. Apa kamu mau menemaniku ke sana?” tanya Pendekar Naga Emas.Putri Qin Feng yang sudah telanjur gembira, langsung lemas begitu Pendekar Naga Emas mengajukan syarat tambahan untuknya. “Setahuku hanya ada Raja Dunia Persilatan di Negeri Ming ini! Kalau Kaisar Dunia Persilatan, kapan munculnya?” tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan.“Sudah! Jangan banyak tanya! Kamu mau ikut atau tidak? Kalau tidak mau, perjanjian kita batal!” sahut Ryu Zhen. Pendekar Naga Emas ini sudah hendak berlalu dari hadapan Qin Feng tanpa peduli sama sekali.Tentu saja putri raja ini kelimpungan menghadapi sikap Ryu Zhen yang sedingin es, “Dasar laki-laki tid
Panglima Sheng dan Jendral Fei yang sudah begitu kuat di ranah kultivasi, tetap saja merasakan kekuatan yang begitu besar dari Malaikat Seribu Iblis yang tidak bisa ditahan oleh mereka.“Mengerikan sekali Putri Qin Feng ini. Kenapa dia menyembunyikan kekuatannya tadi saat menghadapiku? Apa sebenarnya rencana Malaikat Seribu Iblis ini? Kenapa dia tidak merebut paksa Pedang Naga Emas ini dan membuatnya seolah-olah aku sangat hebat dan tidak terkalahkan?” batin Ryu Zhen. Pendekar Naga Emas yang semula menganggap remeh Putri Qin Feng, kini sangat berhati-hati karena pendekar ini baru sadar kalau putri kerajaan Assassin ini sangat berbahaya dan licik.“Baik, Tuan Putri! Kami akan sampaikan pesan Tuan Putri!” kata Panglima Sheng sambil menarik Jendral Fei untuk pergi dari sana sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. “Jangan melawannya, Jendral! Kekuatan kita bukanlah tandingan iblis ini. Entah apa tujuan iblis ini memanfaatkan tubuh Tuan Putri untuk tetap bersama Pendekar Naga Emas!”Jen
Kota Shanxi merupakan kota yang sangat strategis yang terletak di daratan Negeri Ming yang memiliki ratusan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Kota yang berbatasan dengan samudra yang luas di sisi tImur membuat kota ini menjadi kota pelabuhan yang sangat ramai oleh kapal-kapal dagang yang merapat di pelabuhan kota ini.Toko-toko pakaian untuk pendekar, bangsawan, maupun untuk rakyat jelata tersedia di Kota Shanxi. Bahkan banyak Kedai Makanan yang menyediakan makanan enak dengan harga yang cukup murah dan terjangkau.Mata uang yang digunakan di Kota Shanxi selain koin emas adalah Tael atau Liang Emas dan Perak. Ada juga konversi mata uang untuk rakyat jelata yaitu Wen. Uang Wen berupa koin bulat dengan lubang segi empat di tengah-tengahnya dan terbuat dari perunggu. Satu Tael Emas senilai 20 Tael Perak sama halnya dengan satu koin emas yang setara 20 koin perak, sedangkan 1 Tael perak senilai 1000 Wen. Untuk konversi Tael Emas ke Koin Emas di Kota Shanxi ini bervariasi, tergantung berat
Kota Shanxi juga menjadi pusat perguruan bela diri yang sangat terkenal di dunia persilatan yaitu perguruan Wu Tang dan Shaolin. Perguruan Wu Tang berada di pusat kota Shanxi dan menempati area yang cukup luas. Kaisar Hong Wu tidak mengusik perguruan ini sama sekali walaupun berada dekat dengan wilayah Kota Kaisar yang berada di tengah Kota Shanxi. Perguruan Wu Tang lebih mengandalkan ilmu pedang daripada ilmu tangan kosong. Beberapa murid perguruan Wu Tang juga turut menjaga perbatasan Kota Shanxi sebagai tanda terima kasih terhadap Kaisar Hong Wu yang tidak mengusir dan merebut wilayah mereka begitu ibukota pindah ke kota ini.Perguruan Shaolin lebih ke arah pinggiran kota dan menempati wilayah yang lebih luas daripada Perguruan Wu Tang. Wilayah Perguruan Shaolin bahkan menyentuh tembok perbatasan Kota Shanxi dengan Negeri Mongol. Untuk itu para Biksu Shaolin turut menjaga perdamaian di perbatasan Negeri Ming dengan Negeri Mongol ini.Matahari bersinar dengan teriknya, tapi tampak
Satu sosok berpakaian serba putih serta satu sosok lagi berpakaian serba hitam melesat kencang ke arah Pendekar Naga Emas untuk menghalanginya masuk ke dalam Perguruan Wu Tang.Kedua sosok ini memakai pakaian yang biasa dipakai Pendeta Taoisme, tapi warnanya saja yang berbeda. Umur mereka ditaksir sekitar 30-an tahun dan wajah mereka sangat mirip. Hanya pakaian saja yang membedakan keduanya."Ada keperluan apa sampai Tayhiap memaksa masuk ke dalam Perguruan Wu Tang?" tanya sosok berpakaian putih.Melihat kehebatan pendekar di hadapannya membuat sosok berpakaian putih ini sangat berhati-hati dalam bersikap agar tidak memancing permusuhan.Ryu Zhen tampaknya tidak peduli terhadap sosok berpakaian putih ini. "Siapa kamu? Apa kamu punya akses ke Ahli Pedang Wu Shian? Kalau tidak ada, lebih baik kamu mundur!" seru Pendekar Naga Emas ini.Sikap tidak sopan Ryu Zhen memancing kemarahan sosok lainnya yang memiliki tabiat lebih kasar daripada sosok berpakaian putih ini."Kurang ajar! Dasar pem
Wajah Ryu Zhen mendadak berubah menjadi pucat sedingin es saat Wu Yin menyebut nama Zhou Shen. Sikap tenangnya terusik oleh pertanyaan Wu Yin. Entah ada dendam apa antara Ryu Zhen dengan Zhou Shen, yang membuat gelisah Pendekar Naga Emas ini."Jangan sebut nama pengecut itu di hadapanku! Dia tidak pantas menyandang Pedang Naga Emas! Pemuda yang tidak tahu terima kasih yang telah membuatku tersegel di dalam tubuh Naga Emas !" seru Pendekar Naga Emas ini penuh dendam."Maksud Tayhiap? Aku tidak mengerti!" ujar Wu Yin."Aku tidak perlu menjelaskannya padamu! Cepat kabari Wu Shian kalau aku sudah berada di dalam Perguruan Wu Tang!" ucap Ryu Zhen dengan sikap tidak pedulinya."Apa hubungan Tayhiap dengan Pendekar Zhou?" tanya Wu Yin penasaran tanpa menghiraukan permintaan Ryu Zhen.BLAAASSST!Aura emas langsung memancar dari dalam tubuh Pendekar Naga Emas yang mengandung energi yang sangat kuat. "Sudah kubilang jangan pernah menyebut nama pengecut itu lagi!" serunya penuh ancaman. "Antarka
"Kamu beruntung ada sahabatku yang menyelamatkan nyawamu! Lain kali perlakukann tamu perguruan dengan baik!" seru Wu Shian dengan tegas kepada Wu Yang."Aku sudah memperingatkannya, Suheng! Lain kali kami akan lebih berhati-hati!" sahut Wu Yin.Wu Yang hanya terdiam saja mendengar teguran dari Wu Shian,karena rasa sakit akibat racun ular emas sangat menyakiti tubuhnya.Ryu Zhen menempelkan telapak tangannya untuk mengisap balik racun ular emas di dalam tubuh Wu Yang. Kondisi Wu Yang yang tadinya kristis ini mulai berangsur pulih."Bawa dia ke tempat pemulihan!" perintah Wu Shian kepada murid senior perguruan Wu Tang."Sungguh merepotkan!" gerutu Ryu Zhen."Maaf sudah merepotkanmu. Seharusnya aku langsung muncul tadi, tapi aku sedang menyelesaikan pedang yang sangat kuat, Apa kamu ingin melihatnya?" tawar Wu Shian.Wajah kesal Ryu Zhen berubah agak ceria. "Tentu saja! Aku paling suka melihat pedang yang hebat!" sahutnya.*****"Bagaimana? Bagus tidak?' tanya Wu Shian saat Ryu Zhen meme
Kemenangan besar yang diraih Negeri Ming tidak serta merta membuat negeri ini aman. Raja Dunia Persilatan yang mulai melihat kelemahan Negeri Ming mulai bergerak untuk menguasai Negeri Ming sehingga Negeri Ming akhirnya terbagi menjadi lima daerah kekuasaan yaitu :Dewa Racun Utara/Zhao Yun : Raja Dunia Persilatan Distrik Utara MingPendekar Pedang Barat/Chen Tian : Raja Dunia Persilatan Distrik Barat MingDewi Naga Timur/Liu Yin : Ratu Dunia Persilatan Distrik Timur MingPendekar Mabuk Selatan/Zhao Long : Raja Dunia Persilatan Distrik Selatan MingKaisar Bela Diri Pusat/Huang Ming : Raja Dunia Persilatan Distrik Pusat MingZhou Shen yang akhirnya memilih Sasha untuk menjadi pasangan hidupnya, kembali ke Eternity Nirvana bersama cinta sejatinya, membawa dendam membara di hati Dewi Naga Emas.Kepergian Zhou Shen ke Eternity Nirvana inilah yang membuat Negeri Ming terbagi menjadi lima kekuasaan besar yang dipimpin oleh masing-masing Raja Dunia Persilatan.Putri Qian Feng akhirnya memaafk
Kekalahan Naga Shankar adalah pukulan telak bagi Khan Agung. Sang raja Mongol, yang dikenal sebagai penguasa tak terkalahkan, berdiri di atas medan perang yang kini mulai berbalik melawan dirinya. Namun, amarahnya tidak surut. Dengan tatapan penuh kebencian, dia mengangkat tangannya ke langit, melafalkan mantra kuno yang menggema seperti gemuruh badai."Aku tidak akan kalah di tangan kalian, manusia lemah!" serunya, suaranya mengguncang bumi. Dari balik langit yang mulai memerah, aura hitam pekat berkumpul di sekeliling tubuh Khan Agung. Di kejauhan, sosok naga berwarna hitam legam dengan mata merah membara muncul dari balik awan.“Naga Hitam Tiamat!” seru Sasha dengan kengerian di wajahnya.Semua pasukan Ming dan Eternity Nirvana terpaku, termasuk Zhou Shen. Naga itu tidak hanya besar tapi ia adalah legenda, makhluk purba yang dianggap sebagai perwujudan kehancuran.“Zhou Shen, kita harus menghentikannya sebelum dia menghancurkan semuanya!” seru Kalindra, pedangnya menyala dengan kek
Saat pertarungan memuncak, medan perang menjadi ajang pertunjukan kekuatan yang melampaui batas manusia. Naga Shankar, raksasa hitam yang kini mengamuk, menyerang pasukan Ming tanpa henti. Kepakan sayapnya menciptakan badai yang menggulingkan barisan pertahanan, sementara api birunya membakar segala yang disentuhnya.Zhou Shen berdiri di hadapan Zhang Ming. Nafas mereka berat, masing-masing menggenggam senjata dengan penuh kebencian. "Kau mengkhianati segalanya, Zhang Ming. Aku akan memastikan kau tidak melangkah lebih jauh!""Pengkhianatan?" Zhang Ming terkekeh, suaranya penuh ejekan. "Aku melakukan apa yang harus kulakukan untuk bertahan hidup. Kau hanya anak kecil yang terjebak dalam masa lalu. Lihatlah siapa yang menjadi pemenang sekarang!"Zhang Ming meluncur ke depan dengan kecepatan yang sulit diikuti mata biasa. Pedangnya, yang berselimut aura kegelapan, menebas ke arah Zhou Shen. Namun, Zhou Shen, dengan reflek yang terlatih selama bertahun-tahun, menangkis serangan itu denga
Di tengah kemegahan Istana Mongol, Khan Agung duduk di atas takhta emasnya, wajahnya gelap seperti badai yang mengancam. Suara dentang lonceng perang bergema di seluruh aula, menandakan bahwa amarah sang raja telah mencapai puncaknya.“Shanxi tidak boleh berdiri setelah ini!” bentak Khan Agung, suaranya menggema keras. “Aku tidak akan membiarkan Negeri Ming memandang rendah kekaisaranku. Siapkan Naga Shankar. Kita akan menyapu Shanxi hingga menjadi abu!”Di hadapan Khan Agung, Ryu Zhen berdiri dengan kepala tertunduk, meskipun matanya memancarkan api dendam. Kekalahan di Shanxi telah menghancurkan egonya, tetapi itu juga membakar tekadnya untuk membuktikan bahwa ia adalah pendekar sejati.“Aku akan menuntaskan semuanya,” katanya lirih namun penuh keyakinan. “Aku akan menghancurkan Zhou Shen dan saudara kembarku. Dendam lama ini akan berakhir di medan perang berikutnya.”*****Kota Shanxi kembali dilanda kekacauan saat ribuan pasukan Mongol menyerbu di bawah naungan malam. Namun, yang
“Aku tidak akan lupa penghinaan ini, Ryu Zhin,” gumamnya dengan nada berapi-api, matanya membara penuh tekad. “Kita akan bertemu lagi, dan kali itu kau tidak akan selamat!”Di sisi lain, kemenangan ini tidak dirayakan dengan gegap gempita. Zhou Shen memimpin para pasukan naga yang masih utuh untuk mengevakuasi Shanxi dari kerusakan lebih lanjut. Sasha dan Kalindra, meskipun memimpin dengan karisma luar biasa, menyadari bahwa medan perang ini hanya sebagian kecil dari ancaman besar yang sedang berkembang.Zhou Shen berjalan mendekati Zixuan yang kini duduk di punggung Meraharani yang terluka. Naga merah itu mengerang pelan, napasnya berat, namun tatapannya tetap tajam. Zixuan memandang Zhou Shen dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.“Kau datang tepat waktu, seperti biasanya,” ujar Zixuan, mencoba tersenyum meski wajahnya memucat.“Kau bertahan lebih lama dari yang kuduga,” balas Zhou Shen, suaranya tenang namun penuh penghargaan. “Tidak mudah melawan naga emas dan Ryu Zhen.”Zixuan me
Setelah berhasil mendapatkan Nagarium dan menyegel perjanjian damai antara Heaven Eden dan Eternity Nirvana, Queen Savitri merasa utangnya kepada Zhou Shen tak akan terbalas dengan mudah. Di dalam hati, dia tahu ada rasa yang lebih dalam—sebuah cinta yang perlahan tumbuh terhadap Pendekar Naga Putih itu.Namun, Zhou Shen tetap memandang lurus pada tujuannya. Dia harus menemukan Paman Zhang, pria yang kini terungkap sebagai pembunuh orang tuanya. Kebencian yang membara di dalam dirinya membuatnya menolak untuk menyerah pada perasaan apa pun, termasuk cinta.Di aula besar kerajaan, Queen Savitri memanggil Zhou Shen dan menyerahkan Artefak Naga Waktu, sebuah artefak kuno yang mampu membuka portal waktu dan mengembalikan Zhou Shen ke masanya. "Dengan ini," ujar Savitri, suaranya bergetar, "kau bisa kembali dan menghadapi takdirmu di masa depan. Aku ingin kau tahu, Zhou Shen, aku akan selalu mendukungmu."Namun, Zhou Shen mengejutkan semua orang dengan keputusannya. "Aku tak bisa kembali s
Langit Shanxi memerah oleh api dan energi yang melesat dari pertarungan sengit antara naga merah Meraharani dan naga emas yang dikendarai Ryu Zhen. Namun, kekuatan gabungan naga Mongolia dan kehebatan Ryu Zhen perlahan memukul mundur para penjaga Shanxi. Meraharani terluka parah, sayapnya compang-camping, dan Arlang terempas ke tanah dengan raungan lemah.Zixuan berdiri di punggung Meraharani yang limbung, darah mengalir dari luka di lengannya. Napasnya berat, namun matanya tetap menatap Ryu Zhen yang bersiap mengakhiri perlawanan mereka."Ini akhirnya, Putri Zixuan," ujar Ryu Zhen, mengangkat pedangnya yang bercahaya emas. "Shanxi akan jatuh, dan kau akan menyaksikan kehancurannya!"Namun, sebelum pedangnya terayun, langit mendadak terbelah oleh kilatan cahaya putih. Dari celah dimensi yang terbuka di tengah angkasa, seekor naga putih raksasa muncul. Ia bergerak dengan kecepatan luar biasa, seperti bayangan yang tak dapat dilacak. Dengan raungan yang mengguncang bumi, naga itu mengha
Pemanah menarik busur mereka, api membara di ujung panah. Ketika pasukan musuh mendekat, aba-aba diberikan, dan panah-panah itu dilepaskan, melesat seperti hujan meteor ke arah barisan depan Mongolia. Suara panah menghantam perisai dan tubuh terdengar nyaring, namun pasukan musuh terus maju, tidak terhentikan.Di sisi lain, Zixuan mengeluarkan sesuatu dari kantong kecil di ikat pinggangnya—sebuah kristal berwarna biru kehijauan. Itu adalah Artefak Jiwa Langit, peninggalan kuno yang mampu memanggil kekuatan besar, tetapi dengan harga yang mahal."Aku tidak punya pilihan lain," gumamnya. Ia mengangkat kristal itu tinggi-tinggi, memusatkan energinya. Angin di sekitar Zixuan berputar kencang, rambutnya melayang, dan suara gemuruh datang dari dalam kristal itu. Cahaya biru terang meledak, menarik perhatian semua orang, termasuk Darjikhun.Di kejauhan, salah satu naga penjaga, seekor naga putih dengan tubuh yang ramping dan gerakan anggun, mendekati Zixuan. Namanya Arlang, naga angin yang d
Pertarungan di langit Shanxi dimulai dengan ledakan besar. Meraharani menerjang dengan kekuatan yang luar biasa, mulutnya terbuka, menyemburkan api merah menyala yang menembus langit kelabu. Naga hitam Mongolia menghindar dengan manuver tajam, sayapnya yang besar menciptakan pusaran angin yang membuat debu dan batu kecil beterbangan di bawah. Raungan mereka menggema, memenuhi udara dengan ketegangan dan kengerian.Di atas tembok kota, para pemanah Shanxi bersiap, busur mereka terangkat, ujung panah mengarah ke naga Mongolia. Perwira yang memimpin mereka, seorang pria dengan wajah keras dan mata tajam, berteriak, "Tunggu aba-aba dari Tuan Putri! Jangan tembak sebelum waktunya!"Di alun-alun, Zixuan memejamkan matanya sesaat, menghubungkan pikirannya dengan Meraharani. Ia tidak hanya memanggil naga itu, tetapi juga menyatukan tekad mereka. Suara Meraharani menggema dalam benaknya, tenang namun penuh kekuatan."Aku bersamamu, Zixuan. Kita tidak akan kalah."Di langit, naga hitam meluncur