Max memilih untuk keluar menemui sahabatnya di cafe guna menghindari perdebatanya dengan Jennifer. Dirinya merasa lelah, entah mengapa perdebatanya dengan Jennifer serasa menguras banyak tenaganya, dan saat kepulangan Lyra melihat apa dia tengah lakukan dengan Jennifer membuatnya sedikit merasa tidak nyaman."Ada apa, Max? Kenapa wajahmu terlihat muram seperti itu?" Diego mengeritkan dahi melihat sikap berbeda sang sahabat yang tidak seperti biasnya.Rio ikut melirik ke arah Max. "Sepertinya sesuatu sedang terjadi dengan hubungan, Max. Apa mungkin itu ada hubungannya demgan Jennifer dan pelayan itu?" tanya Rio membuat Max mendelik kesal. "Kalian berdua berhenti menduga-duga. Lebih baik kalian memesan minuman yang dapat membut sakit kepalaku menghilang." keluh Max terdengar kesal. Rio dan Diego saling menatap mendengar perkataan Max. Dimana Rio kemudian memberi isyarat mata kepada Diego untuk bertanya yang di balas Diego dengan mengedipkan bahunya."Dasar!"Melihat Diego tidak ingin
Lyra, yang sedang mengerjakan pekerjaan di dapur, terkejut mendengar suara pintu apartemen Max dibuka. Max berjalan pelan menghampiri Lyra didapur. "Lyra, apa yang kamu buat?" tanya Max, menoleh ke arah masakan yang sedang di buat Lyra.Di sana ada beberapa bahan masakan yang sedang dibuat oleh Lyra. Max melihatnya sedikit tersenyum tipis di wajahnya dam kembali menatap ke arah Lyra yang terlihat diam mengabaikannya.Lyra tidak tahu apa tujuan Max menghampirinya, saat sebelumnya mereka memiliki sedikit perselusihan. Namun, mengingat statusnya yang masih merupakan seorang pelayan, Lyra dengan enggan membalasnya."Ada apa, Lyra? tanya Max kembali, saat melihat Lyra masih belum menjawab pertanyaannya.Lyra terdiam sesaat sebelum membalas pertanyaan Max. "Makan malam, Tuan. Saya baru saja akan menyajikannya," balas Lyra tanpa menolehkan tatapannga melirik Max, Lyra hanya terus mengerjakn pekerjaanya.Max melihat Lyra yang tidak ingin melihatnya membuang nafas berat. "Lyra, ada yang ingi
Lyra bangun dipagi hari dan mempersiapkan sarapan pagi untuk Max, Matanya melirk ke arah jam yang ada di ponselnya melihat jika tidak lama lagi dirinya harus berangkat bekerja, segera Lyra mempercepat pekerjaannya.Saat tengah mempersiapkan sarapan, ingatannya kembali saat Max datang menghampirinya di dapur. Namun, bukan kejadian di mana Max datang menghampirinya yang buat Lyra kembali mengingatnya, melainkan saat di mana Jennifer ikut datang dan memberinya tatapan tidak suka dan meminta kepada Max untuk mengusirnya keluar dari apartemen. Lyra tidak tahu apa yang terjadi setelahnya dengan Max bersama dengan Jennifer, saat itu dirinya memilih untuk menghindar meninggalkan dapur tidak ingin ikut terlibat dalam perdebatan Max bersama dengan Jennifer.Namun, Lyra juga merasa lega dengan kedatangan Jennifer sehingga semalam Max tidak datang dan mengganggu tidurnya.Lyra tidak membuat banyak hidangan hanya beberapa sarapan yang disukai oleh Max yang Lyra buat. Segera Lyra menatanya dan mem
"Max, apa kamu bisa membawaku ikut ke perusahanmu, aku sedikit malas untuk tinggal sendirian di apartemen, Max," Jennifer yang duduk diatas tempat tidur memandang Max yang sedang merapikan penampilannya.Max melirik ke arah Jennifer dengan tatapan kesal. Namun, dirinya tidak mengatakan apapun, melihat itu Jennifer menggulurkan tangannya meraih Max yang berdiri di tidak jauh darinya. "Max, ayolah ajak aku untuk ikut ke perusahaanmu, aku merasa bosan jika harus sendirian di sini, Max," bujuk Jennifer kembali, namun kali ini Max segera menepis tangan Jennifer yang sedang meraih pakaian yang dia kenakan."Jennifer kamu tahu jika aku tidak bisa membawamu ke perusahaan bersamaku, di sana aku akan bekerja dan bukan untuk liburan ataupun menemanimu untuk bersantai, jadi mengertilah dan jangan meminta untuk aku mengajakmu ke sana," kekuh Max dengan jelas berharap setelah dia mengatakannya, Jennifer kekasihnya akan mengerti. Namun, sepertinya Jennifer tidak peduli sama sekali dengan penjelasan
Damian tidak lagi bertanya kepada Jennifer dan hanya melirik ke arah Lyra, sembari menyebutkan pesanan yang ingin dia inginkan.Damian ke mudian menoleh melihat Jennifer yang masih diam membungkam mulutnya."Jennifer," segera Damian memanggilnya yang membuat Jennifer menoleh mendengar panggilan Damian, yang membuatnya menatap tanya Damian. "Ada apa?" tanya Jennife dengan keluhan terlihat di wajahnya, yang tersenyum melihat raur wajah Jennifer."Jennifer, apa kamu tidak ingin memesan, pelayanan sudah menunggumu untuk mendengar 'kan pesananmu," ucap Damian, dimana Jennifer segera meletakkan ponselnya, sesaat diam tetapi sama sekali tidak ingin melirik ke arah Lyra yang berdiri diam di sampingnya.Setelah melihat beberapa tulisan menu yang tertera, Jennifer akhirnya memutuskan untuk kembali meletakkannya dan menatap Damian. "Aku akan memesan makanan yang sama denganmu," ujar Jennifer, kemudian kembali memainkan ponselnya. Lyra yang berdiri mendengarkam segera mencatatnya sebelum mening
"Lyra, apa yang kamu tunggu. Cepat bawakan pesanan pelanggan!" Suara Nisa rekan kerjanya, menyadarkan Lyra yang sedari tadi berdiri diam, terlihat melamun memikirkan sesuatu. "Ah, iya. Maaf, aku sedikit melamun tadi," ujar Lyra saat menyadari kesalahannya, Lyra juga membalas Nisa dengan senyum tipis di wajahnya, kemudian mengambil nampan berisikan makanan dan membawanya ke meja Jennifer.Nisa menyadari sesuatu hal aneh yang terlohat dari raut wajah Lyra yang berbeda segera mengulurkan tangan menahan Lyra, yang hendak melangkah dengan nampan yang ada di tangannya."Tunggu Lyra, ada seduatu yang ingin aku tanyakan kepadamu?" cegah Nisa, menatap dalam mata Lyra yang berdiri diam di depannya.Lyra yang menghentikan langkahnya tentu saja merasa bingung dengan apa yang ingin ditanyakan Nisa kepadanya."Katakanlah Nisa, apa yang ingin kamu tanyakan kepadaku," balas Lyra menunggu Nisa untuk segera mengatakan apa yang ingin dia katakan.Lyra hanya ingin segera menyelesaikan pekerjaannya agar
Lyra memilih pergi meninggalkan meja Jennifer, dan kembali menghampiri Nisa rekan kerjanya yang berdiri menatap tanya ke arahnya."Lyra, ada apa? Apa yang mereka permasalahkan sehingga mencari ribut denganmu?" Nisa dengan rasa penasaran ingin mengetahui apa yang membuat pelanggan yang dihadapi Lyra memberi keluhan, dan membuat beberapa pengunjung Cafe merasa terganggu dengan keributan yang terjadi Nisa tidak ingin jika keribut yang melibatkan Lyra akan membuat pelanggan Cafe merasa tidak nyaman, yang akan berdampak dan membuat Lyra mendapat teguran dari atasan mereka.Lyra membuang nafas berat, mendengar pertanyaan Nisa. "Aku tidak tahu Nisa, aku juga merasa tidak melakukan kesalahan apapun, makanan yang aku sajikan juga adalah permintaan dari mereka, tetapi wanita itu mengeluhkan makanan yang aku berikan kepadanya," Lyra menjelaskan, menurutnya kemarahan Jennifer tidaklah masuk akal.Lyra merasa keluhan yang diberikan Jennifer kepadanya, itu sebagai bentuk kesengajaan yang ingin men
"Ya sudah lebih baik kita melanjutkan pekerjaan, aku tidak ingin pak Arga melihat dan mengira jika kita sedang berbincang dan mengabaikan pekerjaan," ajak Lyra yang di angguki Nisa, yang ikut mengantarkan pesanan ke meja pelanggan."Lyra, apa yang sedang kamu perbincangkan dengan, Nisa?" Dewi salah satu pekerja di cafe yang sebelumnya mengajak Lyra untuk berkeliling, melihat Lyra yang semula berbincang dengan Nisa. Lyra melihat Dewi datang menghampirinya sesaat mengerutkan dahi memandang Dewi berjalan ke arahnya.Lyra mengangkat tatapannya menatap Dewi yang menghampirinya, kemudian melirik ke arah sekitar mencari keberadaan Nisa yang ternyata tidak ada di dekatnya."Kenapa Dewi? Apa ada yang salah jika aku berbicang dengan, Nisa?" Tanya Lyra dengan penasaran, merasa dirinya tidak melakukan kesalahan berbincang bersama dengan Nisa. "Ada banyak kesalahan, Lyra. Tapi aku tidak bisa mengatakannya disini, yang jelas aku meminta kepadamu untuk tidak terlalu akrab dengan, Nisa. Dia tidak se