April dan Leo berbincang sangat bahagia. Saling melempar canda dan tawa, saling menyuapi makanan satu sama lain. Karena hanya ada satu lilin merah di tempat itu, sehingga menampilkan siluet tubuh mereka. Sungguh romantis. Sampai seseorang menggebrak pintu dengan kasar. “April, pulang!” tegasnya. Seperti gunung merapi yang meledak tiba-tiba dan menyemburkan lava yang sangat panas sehingga membuat semua orang terdekatnya takut. Kedatangan Angga membuat semua orang bergidik ngeri. Walau begitu, keindahan wajah Angga dan keributan ini membuat semua orang begitu penasaran. Sehingga tak sedikit orang di berbagai sudut kamar maupun orang yang menontonnya. “Saya peringatkan kalian semua! jika ada rumor tidak baik tentang calon istri saya, saya pastikan kalian tidak bisa keluar hidup-hidup dari sini!” ancamnya. Semua orang yang tadinya sudah pandai menutup diri dan hanya membuka mata dan telinga nya saja, kini mulai memberi tirai pada itu semua. Mereka, tahu seberapa besar pengaruh peng
Angga pun membawa April ke dalam mobil. Perasaan Angga kesal sekali dan sangat ingin marah padanya. Perihal semuanya yang telah terjadi hari ini. Ini seperti perselingkuhan. Setelah sudah beberapa jam Angga memutari kota agar dia bisa berbincang lebih banyak dengan April, akhirnya mulutnya berbicara juga dengan keberanian yang menipis. “Kamu ini anggap hubungan kita apa, April? Aku merasa dirugikan dari hubungan ini, tahu,” katanya dengan wajah tanpa ekspresi. Walau hatinya sakit sekali. Walau dia terus menerus menelan ketidakadilan hubungan ini. Angga merasa bahwa hubungan ini berat sebelah. Angga bertanya sekali lagi. “Aku tanya, kamu pegangan hubungan kita ini apa?” tegasnya. “Kita hanya partner. Partner yang membantu satu sama lain. Tidak lebih, dan tidak kurang,” katanya enteng. Angga membelalakan matanya. Dia terkejut, karena April mengatakan hal itu dengan ringan seolah-olah mereka tidak terjadi apa-apa. “April, apakah kamu sadar dengan yang kamu katakan?” katanya dengan
“Berhenti mengatakan omong kosong, Angga.” April turun dari kendaraan roda empat itu menuju rumahnya. Disusul oleh Angga di belakang yang terus mengoceh meminta penjelasan seolah-olah penjelasan dari April masih sangat kurang. “April, aku mohon. Katakan saja yang sebenarnya. Kau mencintaiku, kan?” kata Angga. Dia mengejar April kemanapun kaki kecil dan kurus itu melangkah. Karena ini adalah gambaran nyata, bahwa Angga setulus itu mencintai April. Dia akan mengikuti kemanapun April pergi. April masuk ke kamarnya. Membuka lemari baju, namun tangan yang besar dan kekar memblokir April. “Aku tidak mengerti denganmu, April. Aku sudah berusaha sejauh ini tapi kamu malah membohongi hatimu?” tanyanya. “Bohong apanya?! Aku berkata dengan sungguh-sungguh! Dari lubuk hatiku yang paling dalam. Dari perkataanku yang sangat berat untuk dikatakan, aku mengatakan yang sebenarnya, Angga. Aku sungguh tidak pernah menaruh rasa cinta sedikitpun padamu. Berhenti mengharapkan balasan yang sama, ketik
Perjalanan yang jauh dan membosankan. Tak ada ketenangan di hati sang wanita yang menipu dirinya sendiri itu. Duduk di sebuah kursi yang nyaman dengan bantuan empat kaki untuk sampai di tujuan. “Hari ini bulan sangat terang, ya. Apakah aku harus senang atau sedih? Apa aku telah mengatakan hal sangat salah padanya?” batin April. Mengingat kejadian sebelum ini, membuat April merasa terganggu. April sadar bahwa dia telah membohongi perasaannya berkali-kali. Bahkan tetap berbohong di depan Angga juga. “Sakit rasanya. Harus merelakan orang yang aku cintai, karena aku harus menyelamatkan dirinya dariku yang terkutuk ini,” batin April. Tak sadar air matanya menetes. Dia menundukan pandangannya. Mengeratkan pakaian yang menyelimuti kakinya era-erat. “Kenapa perasaan ini harus ada? Kenapa dia juga mencintaiku? Kenapa kami harus saling mencinta, jika pada akhirnya tidak akan bersatu?” katanya lagi, di dalam hati. “Sudah sampai,” kata seorang Sopir taksi online. April keluar sambil mengusa
Tomi bersama para jajarannya mengamuk. Satu masalah belum selesai ditambah masalah lagi. Terlebih pusat sebab dari masalah ini ada pada Camilla. Tepatnya di hari Halloween ini. Tomi dan keluarga besarnya beserta semua karyawannya terbiasa untuk memeriahkan acara Halloween. Namun karena ada masalah di Perusahaan dan pribadi, Tomi tidak ingin menyelenggarakan acara itu. “Pak, apakah Anda serius tidak ingin mengadakan acara Halloween? Mengingat Anda selalu menyukainya,” kata Sekretarisnya itu. “Dasar bodoh! Mana ada di situasi genting seperti ini, aku harus melakukan acara bodoh itu? Lagian jika Camilla dapat ditemukan, aku akan membuat kostum terbaik untuknya. Menyeramkan melebihi segalanya,” kata Tomi dengan nada marah. Tomi dengan segala kekejamannya, memiliki hobi yang tak kalah kejam juga. Di kantor, setiap acara Halloween diadakan, dia akan memilih satu stafnya untuk didandani secara khusus oleh tim pribadi Tomi. Biasanya, orang tersebut dipilih dari pemenang kostum Halloween
Beberapa bulan telah berlalu. Leo dinyatakan sembuh total dan pencarian Camilla dilakukan semakin dalam hari ini. Bahkan Camilla sudah masuk banyak koran dan berita. Sayangnya, kebencian masyarakat terlalu dalam padanya sehingga banyak orang yang tidak peduli dan malah mendoakan yang buruk. Sementara Leo yang sudah tak bersama istrinya selama tujuh bulan lebih itu merasa biasa saja. Hari demi hari, bulan demi bulan dia lewati, tak pernah dia tak memikirkan April, wanita yang benar-benar dia cintai. Hingga Leo dapat bertemu April setelah sekian lama hanya di kantor. Namun entah kenapa. Saat Leo ingin menyapa, April selalu berbalik arah dan malah menyudutkan tubuhnya pada Angga. Seperti sekarang di lift. Hanya ada Leo, April dan Angga. tak ada yang berani bicara. Bahkan setelah kejadian itu, Angga tak pernah bicara terkait pekerjaan sekalipun. begitupun dengan April, dia tak pernah menanyakan kabarnya. “Rasanya aku sudah tak memiliki siapapun jika seperti ini. Camilla memang pergi m
“Saya hamil! Saya hamil anak Leo, Tante!”“Apa kau bilang?! Dasar jalang terkutuk! Beraninya kau mendekati menantuku saat anakku sedang hilang. Lalu sekarang kau hamil?!” “Benar. Kutuk aku seperti itu. Dengan begitu, aku tidak akan menyesal telah datang kesini. Aku siap. Aku rela dibantah habis-habisan olehnya. Jika hanya dengan cara inilah, mereka akan terluka, seperti aku yang terluka karena mereka dulu,” katanya dalam hati. Pengakuan yang mengejutkan April hari ini. Dia memang sudah tidak waras. Satu detik selanjutnya, tidkaa da yang tahu tin dan apalagi yang akan membahayakan dirinya. Seolah-olah April memang sudah bosan hidup. Seakan-akan dia menyesal bahwa Angga telah menarik tubuhnya di jembatan dulu. Ini adalah bunuh diri. April sedang menyakiti dirinya sendiri walau terbungkus atas alasan dendam. Tapi April memang sedang melakukan kejahatan untuk dirinya sendiri. “Siapa namamu? Katakan! Karena kamu sudah datang jauh-jauh kemari, makan aku yang akan membantumu untuk meng
“Angga? Kenapa kamu bisa disini?” tanya April. “Karena aku tidak akan meninggalkanmu, dalam keadaan apapun,” jawabnya yang membuat hati April terenyuh. “CEO? Kau Angga?” tanya Lucy. Dulu, Lucy memiliki cita-cita yang sangat besar, yaitu menikahkan Camila dengan Angga. Tapi terlalu sulit karena mereka bagaikan bumi dan langit. Namun sekarang, Lucy sedang menyaksikan Angga yang menggendong tubuh April dengan bayi yang terkandungnya. “Tante, jika Tante mengatakan pembicaraan Anda dengan April, maka suami Anda—”“Sa-saya mengerti, Pak Angga.” Lucy yang sangar seperti kucing besar yang mengamuk, kini hanya bisa menunduk takut seperti anak kucing yang malang. Angga membawa April pergi dari rumah itu. “April, aku harap kamu tidak kelelahan. Kamu harus menjaga kesehatanmu, ya. Ah, maaf karena aku marah kemarin-kemarin, ya. Setelah kamu mengungkapkan isi hatimu yang sebenarnya, aku jadi kalang kabut. Tidak tahu harus bersikap bagaimana agar kamu nyaman denganku. Jadi aku malah banyak dia
“Jacob! Tunggu aku!” teriak seorang anak perempuan yang cantik dan imut. “Tidak mau! Pergi, kamu!” Jacob mendorong tubuh anak perempuan seusianya di sekolah.Tapi anak perempuan tersebut tidak menangis walaupun Jacob mendorongnya keras. Dia berusaha untuk bangkit dengan coklat yang terbungkus rapi di sebuah tupperware. “Aku tahu dia akan melemparnya. Jadi aku yang cantik ini memiliki ide untuk membungkus dengan rapat agar tak jatuh,” gumam anak perempuan itu. “Jacob!” panggilnya lagi. Jacob terus berlari ke arah Ibunya—April. “Mama!” rengeknya. Dua memeluk tubuh April yang sedang menggendong Hailey Endaru—Adik Jacob.“Kenapa, sayang? Itu temanmu, kan? Kenapa sikapmu seperti itu kepada teman?” tanya April. Jacob malah menggerakkan pundaknya enggan dengan mulut yang cemberut. “Hai, kamu menyukai anakku?” tanya Angga kepada anak perempuan itu. Anak perempuan itu mengangguk dengan semangat. “Aku menyukai Jacob, Om. Aku mau memberikan cokelat ini tapi Jacob malah berlari. Ini cokla
“April!” lirihnya. Bahkan seorang Angga yang tidak takut apapun memiliki ketakutan akan istrinya yang meninggalkannya selama ini. Bahkan Angga yang pernah menjadi relawan di suatu Negara yang terdapat genosida itu tidak bisa dipungkiri, jika matanya enggan terbuka untuk melihat mata istri yang tertutup. Dengan keberanian yang tersisa, Angga menandatangani dokumen itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Di tidak bisa berpikir jernih. Dia hancur, melebihi apapun. “Wanita yang kudapatkan dengan penuh perjuangan agar tidak pergi, tapi kenapa dia malah tetap pergi dengan cara yang lain?” batin Angga. April sudah merasakan firasatnya dari awal. Sejak April memaksa untuk mengantarnya ke makam orang tuanya ternyata saat itulah April tahu dirinya akan menyusul pergi orang tuanya. “Sabar, Nak. Jangan seperti ini. Kasihan anakmu,” ucap Haira. Haira tak bisa menahan air matanya. Pasalnya, dia tahu seberapa besar cinta Angga kepada April.Dia juga terkejut, jika April yang dikenal
Kandungan April sudah menginjak sembilan bulan. Mungkin hanya menghitung hari April melahirkan. April memiliki permintaan sebelum dia melahirkan. Dia ingin pergi ke makam orang tuanya. Angga sudah meminta April untuk pergi saat sudah melahirkan beberapa bulan saja, tapi April bersikeras untuk pergi ke makam orang tuanya hari ini. Tak mau tahu, Angga pun menuruti keinginan April itu. Sekarang, April sudah berada di depan makam mereka. April cukup kuat melangkah dengan perut besarnya. Sementara Angga memayungi tubuh April yang terkena sengatan matahari. “Ayah, Ibu … Maaf karena telat datang kemari. Terakhir kali sebelum aku menikah, ya. Aku datang kemari bersama suamiku lagi. Lihatlah, dia rela memberikan payungnya padahal dia juga kepanasan seperti itu. Mirip sekali dengan Ayah. Aku tidak akan berlama-lama, Ayah. Aku hanya ingin memberikan bunga ini untuk kalian.”April menyimpan buket yang memiliki warna yang sama dengan buket di makam Ibunya. “Aku ingin mengatakan secara langsun
Momen romantis setelah pernikahan. Angga dan April memiliki hari libur, jadi mereka fokus untuk menghabiskan waktu di rumah April. Mereka masih tinggal di kawasan yang masih memiliki hawa penuh dendam itu.“Angga, temani aku ke ruang bawah tanah, yu,” pintanya. “Dengan senang hati, Tuan Putri,” balas Angga sambil mengecup punggung tangan April. April dan Angga akhirnya masuk ke tempat yang buat itu. Tempat dimana hawa dendam lebih kuat. Tempat yang menyimpan memori kenangan yang buruk. “Apa yang ingin kau lakukan di tempat ini?” tanya Angga. “Aku merasa sesak dengan ruangan ini. Informasi penting tentang orang yang kubalas, lalu foto-foto yang tidak ingin aku lihat juga masih ada. Aku ingin mencabut semua foto tu dan membakarnya. Lalu aku tidak mau melihat satu barang ini di rumahku lagi. Bagaimana jika kita menyingkirkan semuanya?” tanya April. Angga mengerti karena sejak awal, April tidak menyukai tempat ini. Tempat ini memang sangat mendukung untuk misi April, tapi tempat ini
Air susu dibalas dengan air tuba. Perilaku tak terpuji Toni itu akhirnya mendapatkan balasan yang setimpal walau tak perlu merenggut nyawa. Tapi hukuman ini angkah pantas bagi Tomi. Perusahaan bangkurut seecpat mengedipkan magta. Meski begitu, perusahaan ini diambil alih oleh April. Meski dia harus memulainya lagi dari nol, tapi April tidak ragu untuk menarik banyak saham, karena sejak awal, perusahaan ini memanglah milik Ayahnya. “Bersama dokumen rahasia ini, akan membangun kembali perusahaan yang Ayah bangun dengan susah payah sampai meninggalkan nyawa pada Pria tua bengis sepryi dia,” gummanya smabik emlikhta Tomi yang sednag diseret oleh Petugas Kepolisian. Di luar Perusahaan yang bangkrut ini, terdapat banyak media TV Swasta maupun Negeri yang mengolok-olok Tomi dengan senjaya miliknya. Entah itu ponsel, mic, atau mulut para wartawan yang pedas. “Pak Tomi, apakah Anda menyesal telah membunuh banyak orang?”“Pak Tomi, apakah Anda tidak memiliki niatan untuk minta maaf?”“Untu
Setelah mengadakan pernikahan, pasangan pengantin baru biasanya akan melakukan malam pertama. Walaupun ini bukan pertama kalinya, tapi ini akan menjadi waktu mereka menghabiskan malam pertama dengan keadaan sadar.April memakai pakaian yang menampilkan lekuk tubuh langsingnya. Paha yang mulus sangat terekspos. Dadanya yang terbelah menjadi bagian yang indah juga pasti tidak akan berhenti ditatap oleh Angga. “Hah, tenanglah. Aku tidak boleh gugup seperti ini. Aku yakin bisa melakukannya dengan baik dan cepat,” gumamnya sambil menganggukan kepalanya dengan percaya diri. “Eh, cepat? T-tapi dia selalu melakukan pemanasan dengan lama sekali. Tidak tidak! Jangan takut. Setidaknya, dia hanya akan melakukannya satu sekali.”KLEK!Angga membuka pintu kamar itu tanpa mengetuk dulu. Dia datang dengan handuk kimononya. Belahan dadanya sangat terekspos di tempat yang memiliki cahaya yang terang ini.“Pakaian itu sangat cocok untukmu,” kata Angga dengan tengil. Dia bahkan memberikan satu kedipan m
Langit yang membiru berubah menjadi gelap. Dia menunjukan kemeriah bintang yang mati jutaan tahun yang lalu dan bersinar di waktu yang tepat. Sinar bulan menerangi alam semesta ini. Alam pun mendukung kemeriahan pernikahan April dan Angga. Sorak sorai suara ratusan manusia yang berbahagia di pernikahan dua insan ini. Mereka bernyanyi di atas alunan piano yang menyejukan. Siang tadi, mereka sudah melakukan akad nikahnya dan sekarang sudah sah menjadi suami istri. Sedangkan malam ini merupakan acara jamuan penting bersama keluarga, kerabat dan sahabat terdekat. April dan Angga beberapa kali melangkah pada tamu yang menghadiri acaranya. “Se-selamat atas pernikahan kalian, ya. Aku turun bersukacita,” kata Sekretaris Zayn kepada dua insan itu. “Terima kasih. Kau carilah jodoh supaya hidupmu tidak melulu monokrom seperti itu,” balas Angga dengan candaanya.Orang yang mendengarnya antara harus tertawa atau terkejut. Pasalnya, Angga bukanlah orang yang bisa bercanda seperti itu di depan
Pernikahannya semakin dekat dan April ingin memberitahu orang-orang terdekatnya mengenai hari bahagianya. Termasuk Leo. Dia pergi sendirian untuk menemui leo di daerah pegunungan yang terdapat panti asuhan. Akses menuju ke tempat itu cukup mudah. Suasananya yang masih asri dan hawa dingin di pagi hari. Ya, April sengaja datang lebih pagi untuk menemui Leo. Setidaknya, dia ingin berlama-lama bersama orang yang cukup berjasa untuk hidupnya. Saat kaki menapak tanah yang lembab. April menemukan pria dengan bentuk tubuh yang dikenainya. Pria itu mengenakan pakaian yang tipis dengan wara yang sudah pudar. “Leo!” panggilnya dengan suara yang lantang. Semnetara Leon yang sedang mengaikan paaian anak-anak itu tampak mengenali suara yang tidak bisa dia lupakan. “Suara itu …” Leo membalikan badannya dengan wajah yang pucat dan lingkar hitam di bawah matanya. “Leo!” April berlari ke arahnya. Dia memeluk tubuh yang kehilangan banyak otot itu. Pelukan yang erat, dan inilah yang paling Leo rin
“Sayang, apakah kamu siap?” tanya Angga yang dibalas dengan anggukan gadis cantik ini. Mereka sudah berada di depan rumah orang tua Angga. Walaupun Angga sering tampil rapi dengan jas hitamnya, tapi kini dia ingin tampil lebih bebas untuk menyesuaikan pakaian April. Sedangkan April terlihat anggun dengan gaun merah mudanya. Riasan tipis yang memuat wajahnya fresh juga membuat Apri lebih cantik. Angga memberikan tangannya agar tanga April dapat menggandengnya. “Aku siap,” jawabnya sambil melempar senyum yang lebih lebar. Inilah, senyum yang tidak pernah April tunjukan pada siapapun setelah kematian orang tuanya. Akhirnya, pria pembernai ini dapat membangunka senyumyang sudah lama tidur itu. “Ayah, Ibu. Kami datang,” ucap mereka dengan kompak. Mereka memeluk satu sama lain. Apalagi kehadiran April sudah sangat ditunggu-tunggu. “Ibu rindu sekali kepada kalian. Apakah kalian sangat sibuk sampai sudah lama tidak menemui Ibu? Bercanda hahaha. Meski begitu, Ibu sudah membuatkan masak