Keesokan harinya, April menghubungi seseorang yang bertanggung jawab menjaga rumah yang mengurung Camilla. “Bagaimana kabarnya?” tanya April. “Sepertinya kondisi dia memburuk. Dia mulai berhalusinasi, tapi dia masih mengenalku dan sering menyebut nama Anda. Ah, saya juga sudah membujuk dia untuk makan. Tapi dia malah meminta nama Leo untuk menyelamatkannya,” katanya. April menyeringai. “Kalau begitu, katakan padanya untuk makan karena Leo akan menghampirinya. Berikan juga screenshot an yang akan aku kirim padamu. Perlihatkan secara gamblang agar dia percaya,” katanya. April menutup selulernya, damn lanjut mengirim screenshot pesan palsu antara April dan Leo. Yang intinya, isi dari screenshot an itu adalah ancaman dari Leo untuk April karena telah menculik Camilla. Sedikit lagi atas ketidakpuasan April, April ingin menguji Camilla lebih dalam lagi.Benar saja. Reaksi Camilla sesuai keinginan April. Dia girang dengan pesan palsu itu. “Hahaha!” Wanita malang itu verterak sampai tak
April dan Leo berbincang sangat bahagia. Saling melempar canda dan tawa, saling menyuapi makanan satu sama lain. Karena hanya ada satu lilin merah di tempat itu, sehingga menampilkan siluet tubuh mereka. Sungguh romantis. Sampai seseorang menggebrak pintu dengan kasar. “April, pulang!” tegasnya. Seperti gunung merapi yang meledak tiba-tiba dan menyemburkan lava yang sangat panas sehingga membuat semua orang terdekatnya takut. Kedatangan Angga membuat semua orang bergidik ngeri. Walau begitu, keindahan wajah Angga dan keributan ini membuat semua orang begitu penasaran. Sehingga tak sedikit orang di berbagai sudut kamar maupun orang yang menontonnya. “Saya peringatkan kalian semua! jika ada rumor tidak baik tentang calon istri saya, saya pastikan kalian tidak bisa keluar hidup-hidup dari sini!” ancamnya. Semua orang yang tadinya sudah pandai menutup diri dan hanya membuka mata dan telinga nya saja, kini mulai memberi tirai pada itu semua. Mereka, tahu seberapa besar pengaruh peng
Angga pun membawa April ke dalam mobil. Perasaan Angga kesal sekali dan sangat ingin marah padanya. Perihal semuanya yang telah terjadi hari ini. Ini seperti perselingkuhan. Setelah sudah beberapa jam Angga memutari kota agar dia bisa berbincang lebih banyak dengan April, akhirnya mulutnya berbicara juga dengan keberanian yang menipis. “Kamu ini anggap hubungan kita apa, April? Aku merasa dirugikan dari hubungan ini, tahu,” katanya dengan wajah tanpa ekspresi. Walau hatinya sakit sekali. Walau dia terus menerus menelan ketidakadilan hubungan ini. Angga merasa bahwa hubungan ini berat sebelah. Angga bertanya sekali lagi. “Aku tanya, kamu pegangan hubungan kita ini apa?” tegasnya. “Kita hanya partner. Partner yang membantu satu sama lain. Tidak lebih, dan tidak kurang,” katanya enteng. Angga membelalakan matanya. Dia terkejut, karena April mengatakan hal itu dengan ringan seolah-olah mereka tidak terjadi apa-apa. “April, apakah kamu sadar dengan yang kamu katakan?” katanya dengan
“Berhenti mengatakan omong kosong, Angga.” April turun dari kendaraan roda empat itu menuju rumahnya. Disusul oleh Angga di belakang yang terus mengoceh meminta penjelasan seolah-olah penjelasan dari April masih sangat kurang. “April, aku mohon. Katakan saja yang sebenarnya. Kau mencintaiku, kan?” kata Angga. Dia mengejar April kemanapun kaki kecil dan kurus itu melangkah. Karena ini adalah gambaran nyata, bahwa Angga setulus itu mencintai April. Dia akan mengikuti kemanapun April pergi. April masuk ke kamarnya. Membuka lemari baju, namun tangan yang besar dan kekar memblokir April. “Aku tidak mengerti denganmu, April. Aku sudah berusaha sejauh ini tapi kamu malah membohongi hatimu?” tanyanya. “Bohong apanya?! Aku berkata dengan sungguh-sungguh! Dari lubuk hatiku yang paling dalam. Dari perkataanku yang sangat berat untuk dikatakan, aku mengatakan yang sebenarnya, Angga. Aku sungguh tidak pernah menaruh rasa cinta sedikitpun padamu. Berhenti mengharapkan balasan yang sama, ketik
Perjalanan yang jauh dan membosankan. Tak ada ketenangan di hati sang wanita yang menipu dirinya sendiri itu. Duduk di sebuah kursi yang nyaman dengan bantuan empat kaki untuk sampai di tujuan. “Hari ini bulan sangat terang, ya. Apakah aku harus senang atau sedih? Apa aku telah mengatakan hal sangat salah padanya?” batin April. Mengingat kejadian sebelum ini, membuat April merasa terganggu. April sadar bahwa dia telah membohongi perasaannya berkali-kali. Bahkan tetap berbohong di depan Angga juga. “Sakit rasanya. Harus merelakan orang yang aku cintai, karena aku harus menyelamatkan dirinya dariku yang terkutuk ini,” batin April. Tak sadar air matanya menetes. Dia menundukan pandangannya. Mengeratkan pakaian yang menyelimuti kakinya era-erat. “Kenapa perasaan ini harus ada? Kenapa dia juga mencintaiku? Kenapa kami harus saling mencinta, jika pada akhirnya tidak akan bersatu?” katanya lagi, di dalam hati. “Sudah sampai,” kata seorang Sopir taksi online. April keluar sambil mengusa
Tomi bersama para jajarannya mengamuk. Satu masalah belum selesai ditambah masalah lagi. Terlebih pusat sebab dari masalah ini ada pada Camilla. Tepatnya di hari Halloween ini. Tomi dan keluarga besarnya beserta semua karyawannya terbiasa untuk memeriahkan acara Halloween. Namun karena ada masalah di Perusahaan dan pribadi, Tomi tidak ingin menyelenggarakan acara itu. “Pak, apakah Anda serius tidak ingin mengadakan acara Halloween? Mengingat Anda selalu menyukainya,” kata Sekretarisnya itu. “Dasar bodoh! Mana ada di situasi genting seperti ini, aku harus melakukan acara bodoh itu? Lagian jika Camilla dapat ditemukan, aku akan membuat kostum terbaik untuknya. Menyeramkan melebihi segalanya,” kata Tomi dengan nada marah. Tomi dengan segala kekejamannya, memiliki hobi yang tak kalah kejam juga. Di kantor, setiap acara Halloween diadakan, dia akan memilih satu stafnya untuk didandani secara khusus oleh tim pribadi Tomi. Biasanya, orang tersebut dipilih dari pemenang kostum Halloween
Beberapa bulan telah berlalu. Leo dinyatakan sembuh total dan pencarian Camilla dilakukan semakin dalam hari ini. Bahkan Camilla sudah masuk banyak koran dan berita. Sayangnya, kebencian masyarakat terlalu dalam padanya sehingga banyak orang yang tidak peduli dan malah mendoakan yang buruk. Sementara Leo yang sudah tak bersama istrinya selama tujuh bulan lebih itu merasa biasa saja. Hari demi hari, bulan demi bulan dia lewati, tak pernah dia tak memikirkan April, wanita yang benar-benar dia cintai. Hingga Leo dapat bertemu April setelah sekian lama hanya di kantor. Namun entah kenapa. Saat Leo ingin menyapa, April selalu berbalik arah dan malah menyudutkan tubuhnya pada Angga. Seperti sekarang di lift. Hanya ada Leo, April dan Angga. tak ada yang berani bicara. Bahkan setelah kejadian itu, Angga tak pernah bicara terkait pekerjaan sekalipun. begitupun dengan April, dia tak pernah menanyakan kabarnya. “Rasanya aku sudah tak memiliki siapapun jika seperti ini. Camilla memang pergi m
“Saya hamil! Saya hamil anak Leo, Tante!”“Apa kau bilang?! Dasar jalang terkutuk! Beraninya kau mendekati menantuku saat anakku sedang hilang. Lalu sekarang kau hamil?!” “Benar. Kutuk aku seperti itu. Dengan begitu, aku tidak akan menyesal telah datang kesini. Aku siap. Aku rela dibantah habis-habisan olehnya. Jika hanya dengan cara inilah, mereka akan terluka, seperti aku yang terluka karena mereka dulu,” katanya dalam hati. Pengakuan yang mengejutkan April hari ini. Dia memang sudah tidak waras. Satu detik selanjutnya, tidkaa da yang tahu tin dan apalagi yang akan membahayakan dirinya. Seolah-olah April memang sudah bosan hidup. Seakan-akan dia menyesal bahwa Angga telah menarik tubuhnya di jembatan dulu. Ini adalah bunuh diri. April sedang menyakiti dirinya sendiri walau terbungkus atas alasan dendam. Tapi April memang sedang melakukan kejahatan untuk dirinya sendiri. “Siapa namamu? Katakan! Karena kamu sudah datang jauh-jauh kemari, makan aku yang akan membantumu untuk meng