"Keponakanku tersayang juga salah satu korbanmu. Saya sudah mendengarnya hari ini. Bersama banyak bukti-bukti di dalamnya—""Wah!" PROK! PROK! PROK! Mahira menepuk telapak tangannya. Wajahnya kini lebih bersemangat dari sebelumnya. Seolah-olah dia sedang menemukan surga. "Bagaimana bisa ekspresimu biasa saja seperti itu? Apakah Anda senang keponakan Anda mati? Apakah Anda tidak merasakan gejolak api lalu menyembur hebat ke arahku? Apa apaan ekspresimu itu? Dasar manusia kolot tidak menyenangkan! Apa jangan-jangan kematiannya adalah anugerah?" kata Mahira dengan ekspresi ngerinya. Detektif itu terdiam sejenak. Dia ingin sekali marah melebihi apapun. Tapi dia sangat keras berusaha untuk menahannya. "Keponakan saya sudah saya besarkan seperti anak saya sendiri. Sejak dia masih bayi, dia tinggal dengan saya karena kakak saya meninggal saat melahirkannya. Tentu saja saat tahu bahwa dia meninggal saya sangat sedih. Tentu saja saya juga marah mendengar fakta bahwa dia dibunuh olehmu. Ta
Butuh waktu sekitar dua minggu untuk menggiring opini publik terkait nama baik Camilla. Dimulai dari April yang menyebarkan kebaikan Camilla dari dulu sampai sekarang. Dengan menyewa buzzer untuk hal ini. Camilla kagum kepada April dengan usahanya. Hanya perlu mengumpulkan berbagai kegiatan amal yang terkumpul dari file milik Camilla walaupun dilakukan dengan terpaksa. Tapi hal itu terlihat berguna untuk posisi Camilla sekarang. Tak hanya itu, April dan para buzzer juga berpura-pura membuat postingan dan curhatan pengalaman Camilla yang baik hati. ***Di sebuah villa mewah, Camilla dan gadis penyelamat duduk bersebelahan. Yang mengejutkannya adalah, tidak disangka bahwa April tetap kabur ketika media mulai melambungkan namanya. Hanya karena Icha dan managernya sering meneror untuk meminta bantuan padanya. “Hah, telingaku sakit karena Icha dan Manager gila itu terus menghubungiku. Mereka meminta bantuan karena namanya hampir jatuh, gara-gara Mahira kriminal itu. Si Mahitra memang m
Alasan Camilla tertidur bukan karena kandungan teh yang diberi obat tidur oleh April. Atau teh yang sengaja mengandung racun berbahaya. Melainkan Camila yang mengonsumsi obat tidur itu sendiri, di hadapan April. Semua itu dia lakukan karena akhir-akhir ini dia tidak memiliki kualitas tidur yang baik. April meminta Leo untuk mengangkat tubuh Camilla di tempat tidur yang hangat. Walau sedari tadi, matanya terlihat curi-curi pandang kepada April. April menggubrisnya dengan satu jari berkuku merah yang digigit perlahan pada bibir mungilnya. Ya, sebut saja menggoda. “Hah! Camilla sudah tidur. Apakah kamu juga ingin tidur sekarang?” tanya Leo. Matanya mengatakan hal lain. Seperti berharap bahwa jawabannya sesuai keinginannya. “Belum. Aku masih ingin mencari udara segar,” jawab April sambil berjalan lebih dulu, meninggalkan Leo. Walaupun Leo bisa menyusulnya dengan dua langkah kakinya. Beruntung. Leo tersenyum hangat. Senyum kemenangan. Pria itu melangkahkan kakinya dua kali, untuk sampa
Semilir angin memaksa masuk pada jendela kamar tidur yang masih terbuka. Ini bukan villa, tapi hotel yang sengaja dipesan oleh Icha, wanita malam yang menculik pria mabuk. "Tidurkan dia disana," perintah wanita itu kepada pria yang lebih tua darinya, lengkap dengan jas hitam yang melekat ketat pada tubuhnya. "Apa yang akan Anda lakukan padanya?" tanya pria berotot itu dengan dingin. Sambil dua jari tangan kirinya menurunkan topi agar hanya setengah wajah yang tampak saat ini. BUGH! Icha menendang lutut pria itu. Sontak, pria tersebut hanya bisa meringis kesakitan, tanpa berkutip apapun setelahnya. Telinganya sudah bersiaga mendengar ocehan. Hatinya sudah siap menggelar karpet terluas. Karena setelah ini dia tau, akibat dari pertanyaan bodohnya. "Dasar bajingan gila! Bodoh! Tidak tahu diri! Miskin! Bagaimana orang rendahan sepertimu bertanya kepadaku tentang hal itu? Kamu tidak lebih dari sampah bagiku! Ingat! Kamu tidak berhak bertanya. Setelah kamu mendapatkan bayarannya, kamu h
Pagi menghampiri mereka lebih awal. Pasangan tak disengaja itu malah ditemukan dengan tak sengaja oleh Camilla. Setelah dia mendapatkan informasi dari seorang kenalannya subuh ini. Tentu saja bukan dari April. Tapi April adalah perantaranya. BRAK! “Apa yang sedang kalian lakukan disini?! Dasar wanita murahan! Bangun!” teriaknya kepada mereka yang lelap tertidur, bahkan mimpi indah sudah berjalan cukup panjang. Camilla berteriak seperti orang gila. Dia melempar banyak benda di hotel tersebut tanpa ampun pada lantai. Darahnya mendidih. Keinginannya sangat tinggi untuk membunuh Icha saat itu juga. Tapi dia masih memiliki perasaan yang luas untuk Leo. Walaupun kejadian hari ini membuat Camilla kecewa, tapi Camilla tidak berani melukai Leo. Rasa kecewa yang lebih besar bahkan masih membuat Camilla buta. Cinta yang begitu besar membuatnya seperti orang gila. Seberapa besarpun kesalahan Leo padanya, dia selalu memaafkan Leo. Tulus, mungkin orang akan menilainya seperti itu. Tapi sebagian
Teman bisa menjadi musuh, tapi musuh tidak tentu akan menjadi teman. Apalagi musuh tersebut memiliki dendam, seperti yang April sekarang. Perasaan dendam yang menyuntik pembuluh darahnya, mampu melebar kemana-mana. Dendam April tidak hanya untuk Tomi saja, tapi orang-orang di belakangnya juga. Seperti sekarang, yang dilakukan April sekarang, di tempat misi rahasia, ruang bawah tanah mewah. “Dokumen yang sudah di print. File dan backup an nya juga ada. Kamu tidak perlu khawatir.” Angga memberikan dokumen baru yang membuat April mengerutkan keningnya. “Sejak kapan aku meminta dokumen padamu? Memangnya penting banget, ya?” kata April sambil membaca lembar pertama dokumen tersebut. Sontak, April mengeluarkan bola matanya lebih lebar. Dia terkejut, pada isi dokumen tersebut. Sementara Angga tersenyum puas melihat ekspresi April. “Aku tahu bagaimana cara membuatmu senang,” kata pria itu sambil mengecup pi April tiba-tiba. Ya, bahkan kecupan manis dari CEO yang dicintai semua wanita i
PRANG!Suara guci yang baru dibeli terdengar nyaring saat dipecahkan dengan penuh amarah. Kondisi rumah yang selalu tertata rapi di pagi-pagi, dan akan berantakan di malam hari. Rumah yang hanya ditinggali oleh Icha dan satu pembantunya itu sangat berantakan, melebihi anak-anak yang mengacak mainnanya. Hal ini karena Icha yang kerap mengacak-acak rumahnya setiap meluangkan waktu dengan para sponsornya. Menukar tubuh indahnya hanya demi mendapatkan sponsor. Siapa yang ingin ini terjadi? Selain sponsor hidung belang itu. “Nona, a-apakah ada sesuatu yang ingin Anda makan?” tanya seorang pembantu di luar kamar Icha itu. Berusaha mengetuk beberapa kali agar mendapat jawaban. Selebihnya, pembantu tersebut takut jika Icha dalam bahaya disana. Sudah lama sang Ibu tidak pernah menjenguknya. Icha menganggap Bibi, yang merupakan pembantu di rumahnya adalah orang tuanya. Tapi tetap saja, sikap dia selalu merepotkan. Icha membuka pintu kamarnya … “Ck! Tidak mau! Bersihkan saja tempat ini da
“Hah, ternyata dia hidup dengan sangat menyedihkan juga,” kata April dengan suara yang kecil. Di sebuah tempat mereka menjalankan misinya, April dan Angga sedang melihat rekaman secara langsung dari psikolog yang menangani Icha itu. April yang dulu memiliki rasa empati yang tinggi dan terkadang mengalah pada nasib dan takdir, juga kepada orang lain, kini dia juga tidak sepenuhnya bisa sangat jahat sampai tak menyisakan rasa iba pada penjahat itu. PUK!“Jangan ragu. Lakukan saja. Ingat, disini kamu adalah korban dan kamu menegakan keadilan dengan cara seperti yang kamu katakan,” ungkap Angga berusaha mengingatkan gadis itu yang hampir lengah karena rasa empatinya yang tidak bisa hilang sepenuhnya itu. ***Tiga hari telah sudah berlalu. kondisi Icha semakin buruk. Drama yang diperankan juga memiliki rating yang rendah. Lawan main Icha juga mulai membencinya karena kasus Mahira yang menyeret dirinya.Terlebih di media sosia sudah cukup banyak orang yang menyebar ulang catatan yang per