Share

Kabur

"Keponakanku tersayang juga salah satu korbanmu. Saya sudah mendengarnya hari ini. Bersama banyak bukti-bukti di dalamnya—"

"Wah!"

PROK! PROK! PROK!

Mahira menepuk telapak tangannya. Wajahnya kini lebih bersemangat dari sebelumnya. Seolah-olah dia sedang menemukan surga.

"Bagaimana bisa ekspresimu biasa saja seperti itu? Apakah Anda senang keponakan Anda mati? Apakah Anda tidak merasakan gejolak api lalu menyembur hebat ke arahku? Apa apaan ekspresimu itu? Dasar manusia kolot tidak menyenangkan! Apa jangan-jangan kematiannya adalah anugerah?" kata Mahira dengan ekspresi ngerinya.

Detektif itu terdiam sejenak. Dia ingin sekali marah melebihi apapun. Tapi dia sangat keras berusaha untuk menahannya.

"Keponakan saya sudah saya besarkan seperti anak saya sendiri. Sejak dia masih bayi, dia tinggal dengan saya karena kakak saya meninggal saat melahirkannya. Tentu saja saat tahu bahwa dia meninggal saya sangat sedih. Tentu saja saya juga marah mendengar fakta bahwa dia dibunuh olehmu. Ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status