Di subuh hari, April membuka matanya. Hening sekali. Hanya ada dirinya dan Leo. Tangannya melingkari pinggang April yang kecil. Lalu, dia juga menyandaran kepalanya pada dada April. "Sesaknya. Aku benar-benar tidak nyaman harus melakukan ini," batinnya. Leo seperti pria yang tidak tidur berhari-hari. Wajahnya yang lelah, seolah-olah terbayar atas kejadian semalam. "Hah! Barang itu … Aku harus mencarinya." Setelah kejadian semalam, April memberikan obat tidur yang larut dalam segelas air untuk Leo. Buktinya, Leo sekarang belum juga bangun. Ini adalah kesempatan untuk April, mencari barang berharga yang dimaksud oleh Camilla. Dengan cepat dan teliti, dia mencari barang berharga itu di beberapa laci kamarnya. "Ketemu!" April akhirnya menemukan barang berharga itu. Dia segera memasukannya pada tas miliknya. Tak lupa, dia juga menghapus sidik jarinya dan mengganti dengan sidik jari Camilla. TOK! TOK! "Leo! Apakah kamu ada di dalam? Maaf karena aku datang pagi sekali. Ada yang ingin
Kejutan kedua dimulai. Di sore yang mendekati malam, April membawa Camilla bermain di kawasan pantai dengan mobil sport sewaan. Ya, April bilang bahwa mobil itu hanya sewaan, padahal itu adalah mobil hadiah dadakan dari Angga hari ini. Menyenangkan ketika sang kekasih dapat diandalkan dalam segala hal seperti Angga. Rasanya semua rencana April bisa berjalan lancar karena bantuan Angga yang maksimal. Walaupun Angga tidak sedang bersamanya, tapi Angga menemani aksi April di kejauhan. “Huaaaah! Sudah berapa lama aku mengurung diri di kantor menyebalkan itu?” teriak Camilla. “Kamu seperti sedang mendapatkan kebebasan?” tanya April. Wajahnya yang cantik dapat dilihat dari kejauhan bulan sekalipun. Hembusan angin yang menyingkirkan rambut halusnya dengan penuh. “Ya! Inilah kebebasan yang sesungguhnya,” jawab Camilla girang. Dia mengangkat selendangnya ke udara. Membuat angin meniup kencang selendangnya. Terlihat, bahwa dia sangat bahagia. Padahal kemalangan baru saja terjadi kemarin. A
“Benarkah? Bolehkah aku mendengar alasannya?” tanya April, berusaha meremehkan Camilla. “Buktinya, Leo tidak pernah meminta untuk bercerai denganku. Buktinya, dia memiliki empati saat aku disiksa oleh Ayah mertua. Dia, hanya dia yang membelaku dan berusaha melindungiku sampai berlutut dan bersujud. Dia mencintaiku!” jelasnya. Camilla yang terpancing karena sedari tadi mengusiknya sampai membuatnya masuk jebakan dan berbicara omong kosong. “Bodoh! Kamu adalah wanita paling bodoh yang aku temui di dunia ini. Aksi Leo yang membela istrinya bukan karena kamu adalah istrinya. Bukan juga karena dia mencintaimu, Camilla. Tapi itu naluri manusia! Begitulah rekasi manusia normal!” jelasnya. Camilla tampak masih kebingungan jadi April menjelaskannya lagi seperti ini, “Ah, kamu masih tidak mengerti juga ternyata. Begini, Camilla. Bahkan jika seekor Anjing dewasa sedang disiksa secara brutal oleh Ayahnya, Leo akan bertindak sama.” “Apa?! Kamu membuatku sama dengan Anjing?!” “Heh! Kamu ini b
April memiringkan kepalanya. Mengangkat satu simpul bibirnya. Menganggap Camilla remeh, karena tatapan yang menekan itu. Dia berjalan ke arah Camilla kemudian tangan kanan nya mampu mengepal keseluruhan rambut Camilla seolah terikat. KREK!“Aaaakk! Dasar wanita gila! Beraninya kau menyentuhku seperti itu?!” Camilla menatapnya dengan mata yang membelalak, sampai urat merah menampakan diri di bagian bola mata berwarna putih itu. KREK! April menariknya sekali lagi sampai Camilla mendongakan kepalanya. “Camilla, aku tahu kelemahanmu. Kamu tidak bisa hidup tanpa Leo, kan? Kamu pikir aku tidak tahu alasannya? Karena kamu yang lahir dalam darah Iblis ini baru pertama kali melihat pangeran berhati Malaikat. Karena itu, kamu ingin memilikinya, bahkan jika kamu harus mengorbankan apapun. Camilla, aku tidak pernah iri padamu sedikitpun. Karena aku tidka mau hidup dalam kekhawatiran selamanya. Kamu pikir hidupmu menyenangkan?” katanya. April menarik kepala Camilla dan mengarahkannya pada cerm
Walaupun jiwa memiliki dendam, tapi hidup harus terus berjalan, bukan? April tetap bekerja dengan normal. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa kemarin. Memeriksa berkas, mengatur acara dan meeting penting, juga bercanda ria bersama sekumpulan rekan kerjanya. Walau April menjadi sedikit terikat karena menjadi Sekretaris Angga sekarang. Seolah-olah Angga menyimpan matanya dimana-mana, mebuat April kurang bebas.“Maaf aku membuatmu sibuk,” kata Angga. Dia bahkan tidak bisa melepaskan pandangannya. April tetap menggemaskan bahkan ketika mengenakan kacamata kuno itu. Pesonanya bahkan menjadi lebih kuat. “Tidak apa-apa. Jadi berhenti menggangguku.” Namun pekerjaan ternyata semakin panjang sampai larut malam. Di kantor yang memiliki banyak kantai ini, ternyata hanya ada April, Angga dan satu penjaga malam. April meregangkan tubuhnya sampai menimbulkan suara. Angga merasa ngilu saat mendengar tubuh April yang kecil itu dapat mengeluarkan suara seperti itu. “Apa lihat-lihat?” kata April deng
Keesokan harinya, April menghubungi seseorang yang bertanggung jawab menjaga rumah yang mengurung Camilla. “Bagaimana kabarnya?” tanya April. “Sepertinya kondisi dia memburuk. Dia mulai berhalusinasi, tapi dia masih mengenalku dan sering menyebut nama Anda. Ah, saya juga sudah membujuk dia untuk makan. Tapi dia malah meminta nama Leo untuk menyelamatkannya,” katanya. April menyeringai. “Kalau begitu, katakan padanya untuk makan karena Leo akan menghampirinya. Berikan juga screenshot an yang akan aku kirim padamu. Perlihatkan secara gamblang agar dia percaya,” katanya. April menutup selulernya, damn lanjut mengirim screenshot pesan palsu antara April dan Leo. Yang intinya, isi dari screenshot an itu adalah ancaman dari Leo untuk April karena telah menculik Camilla. Sedikit lagi atas ketidakpuasan April, April ingin menguji Camilla lebih dalam lagi.Benar saja. Reaksi Camilla sesuai keinginan April. Dia girang dengan pesan palsu itu. “Hahaha!” Wanita malang itu verterak sampai tak
April dan Leo berbincang sangat bahagia. Saling melempar canda dan tawa, saling menyuapi makanan satu sama lain. Karena hanya ada satu lilin merah di tempat itu, sehingga menampilkan siluet tubuh mereka. Sungguh romantis. Sampai seseorang menggebrak pintu dengan kasar. “April, pulang!” tegasnya. Seperti gunung merapi yang meledak tiba-tiba dan menyemburkan lava yang sangat panas sehingga membuat semua orang terdekatnya takut. Kedatangan Angga membuat semua orang bergidik ngeri. Walau begitu, keindahan wajah Angga dan keributan ini membuat semua orang begitu penasaran. Sehingga tak sedikit orang di berbagai sudut kamar maupun orang yang menontonnya. “Saya peringatkan kalian semua! jika ada rumor tidak baik tentang calon istri saya, saya pastikan kalian tidak bisa keluar hidup-hidup dari sini!” ancamnya. Semua orang yang tadinya sudah pandai menutup diri dan hanya membuka mata dan telinga nya saja, kini mulai memberi tirai pada itu semua. Mereka, tahu seberapa besar pengaruh peng
Angga pun membawa April ke dalam mobil. Perasaan Angga kesal sekali dan sangat ingin marah padanya. Perihal semuanya yang telah terjadi hari ini. Ini seperti perselingkuhan. Setelah sudah beberapa jam Angga memutari kota agar dia bisa berbincang lebih banyak dengan April, akhirnya mulutnya berbicara juga dengan keberanian yang menipis. “Kamu ini anggap hubungan kita apa, April? Aku merasa dirugikan dari hubungan ini, tahu,” katanya dengan wajah tanpa ekspresi. Walau hatinya sakit sekali. Walau dia terus menerus menelan ketidakadilan hubungan ini. Angga merasa bahwa hubungan ini berat sebelah. Angga bertanya sekali lagi. “Aku tanya, kamu pegangan hubungan kita ini apa?” tegasnya. “Kita hanya partner. Partner yang membantu satu sama lain. Tidak lebih, dan tidak kurang,” katanya enteng. Angga membelalakan matanya. Dia terkejut, karena April mengatakan hal itu dengan ringan seolah-olah mereka tidak terjadi apa-apa. “April, apakah kamu sadar dengan yang kamu katakan?” katanya dengan
“Jacob! Tunggu aku!” teriak seorang anak perempuan yang cantik dan imut. “Tidak mau! Pergi, kamu!” Jacob mendorong tubuh anak perempuan seusianya di sekolah.Tapi anak perempuan tersebut tidak menangis walaupun Jacob mendorongnya keras. Dia berusaha untuk bangkit dengan coklat yang terbungkus rapi di sebuah tupperware. “Aku tahu dia akan melemparnya. Jadi aku yang cantik ini memiliki ide untuk membungkus dengan rapat agar tak jatuh,” gumam anak perempuan itu. “Jacob!” panggilnya lagi. Jacob terus berlari ke arah Ibunya—April. “Mama!” rengeknya. Dua memeluk tubuh April yang sedang menggendong Hailey Endaru—Adik Jacob.“Kenapa, sayang? Itu temanmu, kan? Kenapa sikapmu seperti itu kepada teman?” tanya April. Jacob malah menggerakkan pundaknya enggan dengan mulut yang cemberut. “Hai, kamu menyukai anakku?” tanya Angga kepada anak perempuan itu. Anak perempuan itu mengangguk dengan semangat. “Aku menyukai Jacob, Om. Aku mau memberikan cokelat ini tapi Jacob malah berlari. Ini cokla
“April!” lirihnya. Bahkan seorang Angga yang tidak takut apapun memiliki ketakutan akan istrinya yang meninggalkannya selama ini. Bahkan Angga yang pernah menjadi relawan di suatu Negara yang terdapat genosida itu tidak bisa dipungkiri, jika matanya enggan terbuka untuk melihat mata istri yang tertutup. Dengan keberanian yang tersisa, Angga menandatangani dokumen itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Di tidak bisa berpikir jernih. Dia hancur, melebihi apapun. “Wanita yang kudapatkan dengan penuh perjuangan agar tidak pergi, tapi kenapa dia malah tetap pergi dengan cara yang lain?” batin Angga. April sudah merasakan firasatnya dari awal. Sejak April memaksa untuk mengantarnya ke makam orang tuanya ternyata saat itulah April tahu dirinya akan menyusul pergi orang tuanya. “Sabar, Nak. Jangan seperti ini. Kasihan anakmu,” ucap Haira. Haira tak bisa menahan air matanya. Pasalnya, dia tahu seberapa besar cinta Angga kepada April.Dia juga terkejut, jika April yang dikenal
Kandungan April sudah menginjak sembilan bulan. Mungkin hanya menghitung hari April melahirkan. April memiliki permintaan sebelum dia melahirkan. Dia ingin pergi ke makam orang tuanya. Angga sudah meminta April untuk pergi saat sudah melahirkan beberapa bulan saja, tapi April bersikeras untuk pergi ke makam orang tuanya hari ini. Tak mau tahu, Angga pun menuruti keinginan April itu. Sekarang, April sudah berada di depan makam mereka. April cukup kuat melangkah dengan perut besarnya. Sementara Angga memayungi tubuh April yang terkena sengatan matahari. “Ayah, Ibu … Maaf karena telat datang kemari. Terakhir kali sebelum aku menikah, ya. Aku datang kemari bersama suamiku lagi. Lihatlah, dia rela memberikan payungnya padahal dia juga kepanasan seperti itu. Mirip sekali dengan Ayah. Aku tidak akan berlama-lama, Ayah. Aku hanya ingin memberikan bunga ini untuk kalian.”April menyimpan buket yang memiliki warna yang sama dengan buket di makam Ibunya. “Aku ingin mengatakan secara langsun
Momen romantis setelah pernikahan. Angga dan April memiliki hari libur, jadi mereka fokus untuk menghabiskan waktu di rumah April. Mereka masih tinggal di kawasan yang masih memiliki hawa penuh dendam itu.“Angga, temani aku ke ruang bawah tanah, yu,” pintanya. “Dengan senang hati, Tuan Putri,” balas Angga sambil mengecup punggung tangan April. April dan Angga akhirnya masuk ke tempat yang buat itu. Tempat dimana hawa dendam lebih kuat. Tempat yang menyimpan memori kenangan yang buruk. “Apa yang ingin kau lakukan di tempat ini?” tanya Angga. “Aku merasa sesak dengan ruangan ini. Informasi penting tentang orang yang kubalas, lalu foto-foto yang tidak ingin aku lihat juga masih ada. Aku ingin mencabut semua foto tu dan membakarnya. Lalu aku tidak mau melihat satu barang ini di rumahku lagi. Bagaimana jika kita menyingkirkan semuanya?” tanya April. Angga mengerti karena sejak awal, April tidak menyukai tempat ini. Tempat ini memang sangat mendukung untuk misi April, tapi tempat ini
Air susu dibalas dengan air tuba. Perilaku tak terpuji Toni itu akhirnya mendapatkan balasan yang setimpal walau tak perlu merenggut nyawa. Tapi hukuman ini angkah pantas bagi Tomi. Perusahaan bangkurut seecpat mengedipkan magta. Meski begitu, perusahaan ini diambil alih oleh April. Meski dia harus memulainya lagi dari nol, tapi April tidak ragu untuk menarik banyak saham, karena sejak awal, perusahaan ini memanglah milik Ayahnya. “Bersama dokumen rahasia ini, akan membangun kembali perusahaan yang Ayah bangun dengan susah payah sampai meninggalkan nyawa pada Pria tua bengis sepryi dia,” gummanya smabik emlikhta Tomi yang sednag diseret oleh Petugas Kepolisian. Di luar Perusahaan yang bangkrut ini, terdapat banyak media TV Swasta maupun Negeri yang mengolok-olok Tomi dengan senjaya miliknya. Entah itu ponsel, mic, atau mulut para wartawan yang pedas. “Pak Tomi, apakah Anda menyesal telah membunuh banyak orang?”“Pak Tomi, apakah Anda tidak memiliki niatan untuk minta maaf?”“Untu
Setelah mengadakan pernikahan, pasangan pengantin baru biasanya akan melakukan malam pertama. Walaupun ini bukan pertama kalinya, tapi ini akan menjadi waktu mereka menghabiskan malam pertama dengan keadaan sadar.April memakai pakaian yang menampilkan lekuk tubuh langsingnya. Paha yang mulus sangat terekspos. Dadanya yang terbelah menjadi bagian yang indah juga pasti tidak akan berhenti ditatap oleh Angga. “Hah, tenanglah. Aku tidak boleh gugup seperti ini. Aku yakin bisa melakukannya dengan baik dan cepat,” gumamnya sambil menganggukan kepalanya dengan percaya diri. “Eh, cepat? T-tapi dia selalu melakukan pemanasan dengan lama sekali. Tidak tidak! Jangan takut. Setidaknya, dia hanya akan melakukannya satu sekali.”KLEK!Angga membuka pintu kamar itu tanpa mengetuk dulu. Dia datang dengan handuk kimononya. Belahan dadanya sangat terekspos di tempat yang memiliki cahaya yang terang ini.“Pakaian itu sangat cocok untukmu,” kata Angga dengan tengil. Dia bahkan memberikan satu kedipan m
Langit yang membiru berubah menjadi gelap. Dia menunjukan kemeriah bintang yang mati jutaan tahun yang lalu dan bersinar di waktu yang tepat. Sinar bulan menerangi alam semesta ini. Alam pun mendukung kemeriahan pernikahan April dan Angga. Sorak sorai suara ratusan manusia yang berbahagia di pernikahan dua insan ini. Mereka bernyanyi di atas alunan piano yang menyejukan. Siang tadi, mereka sudah melakukan akad nikahnya dan sekarang sudah sah menjadi suami istri. Sedangkan malam ini merupakan acara jamuan penting bersama keluarga, kerabat dan sahabat terdekat. April dan Angga beberapa kali melangkah pada tamu yang menghadiri acaranya. “Se-selamat atas pernikahan kalian, ya. Aku turun bersukacita,” kata Sekretaris Zayn kepada dua insan itu. “Terima kasih. Kau carilah jodoh supaya hidupmu tidak melulu monokrom seperti itu,” balas Angga dengan candaanya.Orang yang mendengarnya antara harus tertawa atau terkejut. Pasalnya, Angga bukanlah orang yang bisa bercanda seperti itu di depan
Pernikahannya semakin dekat dan April ingin memberitahu orang-orang terdekatnya mengenai hari bahagianya. Termasuk Leo. Dia pergi sendirian untuk menemui leo di daerah pegunungan yang terdapat panti asuhan. Akses menuju ke tempat itu cukup mudah. Suasananya yang masih asri dan hawa dingin di pagi hari. Ya, April sengaja datang lebih pagi untuk menemui Leo. Setidaknya, dia ingin berlama-lama bersama orang yang cukup berjasa untuk hidupnya. Saat kaki menapak tanah yang lembab. April menemukan pria dengan bentuk tubuh yang dikenainya. Pria itu mengenakan pakaian yang tipis dengan wara yang sudah pudar. “Leo!” panggilnya dengan suara yang lantang. Semnetara Leon yang sedang mengaikan paaian anak-anak itu tampak mengenali suara yang tidak bisa dia lupakan. “Suara itu …” Leo membalikan badannya dengan wajah yang pucat dan lingkar hitam di bawah matanya. “Leo!” April berlari ke arahnya. Dia memeluk tubuh yang kehilangan banyak otot itu. Pelukan yang erat, dan inilah yang paling Leo rin
“Sayang, apakah kamu siap?” tanya Angga yang dibalas dengan anggukan gadis cantik ini. Mereka sudah berada di depan rumah orang tua Angga. Walaupun Angga sering tampil rapi dengan jas hitamnya, tapi kini dia ingin tampil lebih bebas untuk menyesuaikan pakaian April. Sedangkan April terlihat anggun dengan gaun merah mudanya. Riasan tipis yang memuat wajahnya fresh juga membuat Apri lebih cantik. Angga memberikan tangannya agar tanga April dapat menggandengnya. “Aku siap,” jawabnya sambil melempar senyum yang lebih lebar. Inilah, senyum yang tidak pernah April tunjukan pada siapapun setelah kematian orang tuanya. Akhirnya, pria pembernai ini dapat membangunka senyumyang sudah lama tidur itu. “Ayah, Ibu. Kami datang,” ucap mereka dengan kompak. Mereka memeluk satu sama lain. Apalagi kehadiran April sudah sangat ditunggu-tunggu. “Ibu rindu sekali kepada kalian. Apakah kalian sangat sibuk sampai sudah lama tidak menemui Ibu? Bercanda hahaha. Meski begitu, Ibu sudah membuatkan masak