Kejutan kedua dimulai. Di sore yang mendekati malam, April membawa Camilla bermain di kawasan pantai dengan mobil sport sewaan. Ya, April bilang bahwa mobil itu hanya sewaan, padahal itu adalah mobil hadiah dadakan dari Angga hari ini. Menyenangkan ketika sang kekasih dapat diandalkan dalam segala hal seperti Angga. Rasanya semua rencana April bisa berjalan lancar karena bantuan Angga yang maksimal. Walaupun Angga tidak sedang bersamanya, tapi Angga menemani aksi April di kejauhan. “Huaaaah! Sudah berapa lama aku mengurung diri di kantor menyebalkan itu?” teriak Camilla. “Kamu seperti sedang mendapatkan kebebasan?” tanya April. Wajahnya yang cantik dapat dilihat dari kejauhan bulan sekalipun. Hembusan angin yang menyingkirkan rambut halusnya dengan penuh. “Ya! Inilah kebebasan yang sesungguhnya,” jawab Camilla girang. Dia mengangkat selendangnya ke udara. Membuat angin meniup kencang selendangnya. Terlihat, bahwa dia sangat bahagia. Padahal kemalangan baru saja terjadi kemarin. A
“Benarkah? Bolehkah aku mendengar alasannya?” tanya April, berusaha meremehkan Camilla. “Buktinya, Leo tidak pernah meminta untuk bercerai denganku. Buktinya, dia memiliki empati saat aku disiksa oleh Ayah mertua. Dia, hanya dia yang membelaku dan berusaha melindungiku sampai berlutut dan bersujud. Dia mencintaiku!” jelasnya. Camilla yang terpancing karena sedari tadi mengusiknya sampai membuatnya masuk jebakan dan berbicara omong kosong. “Bodoh! Kamu adalah wanita paling bodoh yang aku temui di dunia ini. Aksi Leo yang membela istrinya bukan karena kamu adalah istrinya. Bukan juga karena dia mencintaimu, Camilla. Tapi itu naluri manusia! Begitulah rekasi manusia normal!” jelasnya. Camilla tampak masih kebingungan jadi April menjelaskannya lagi seperti ini, “Ah, kamu masih tidak mengerti juga ternyata. Begini, Camilla. Bahkan jika seekor Anjing dewasa sedang disiksa secara brutal oleh Ayahnya, Leo akan bertindak sama.” “Apa?! Kamu membuatku sama dengan Anjing?!” “Heh! Kamu ini b
April memiringkan kepalanya. Mengangkat satu simpul bibirnya. Menganggap Camilla remeh, karena tatapan yang menekan itu. Dia berjalan ke arah Camilla kemudian tangan kanan nya mampu mengepal keseluruhan rambut Camilla seolah terikat. KREK!“Aaaakk! Dasar wanita gila! Beraninya kau menyentuhku seperti itu?!” Camilla menatapnya dengan mata yang membelalak, sampai urat merah menampakan diri di bagian bola mata berwarna putih itu. KREK! April menariknya sekali lagi sampai Camilla mendongakan kepalanya. “Camilla, aku tahu kelemahanmu. Kamu tidak bisa hidup tanpa Leo, kan? Kamu pikir aku tidak tahu alasannya? Karena kamu yang lahir dalam darah Iblis ini baru pertama kali melihat pangeran berhati Malaikat. Karena itu, kamu ingin memilikinya, bahkan jika kamu harus mengorbankan apapun. Camilla, aku tidak pernah iri padamu sedikitpun. Karena aku tidka mau hidup dalam kekhawatiran selamanya. Kamu pikir hidupmu menyenangkan?” katanya. April menarik kepala Camilla dan mengarahkannya pada cerm
Walaupun jiwa memiliki dendam, tapi hidup harus terus berjalan, bukan? April tetap bekerja dengan normal. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa kemarin. Memeriksa berkas, mengatur acara dan meeting penting, juga bercanda ria bersama sekumpulan rekan kerjanya. Walau April menjadi sedikit terikat karena menjadi Sekretaris Angga sekarang. Seolah-olah Angga menyimpan matanya dimana-mana, mebuat April kurang bebas.“Maaf aku membuatmu sibuk,” kata Angga. Dia bahkan tidak bisa melepaskan pandangannya. April tetap menggemaskan bahkan ketika mengenakan kacamata kuno itu. Pesonanya bahkan menjadi lebih kuat. “Tidak apa-apa. Jadi berhenti menggangguku.” Namun pekerjaan ternyata semakin panjang sampai larut malam. Di kantor yang memiliki banyak kantai ini, ternyata hanya ada April, Angga dan satu penjaga malam. April meregangkan tubuhnya sampai menimbulkan suara. Angga merasa ngilu saat mendengar tubuh April yang kecil itu dapat mengeluarkan suara seperti itu. “Apa lihat-lihat?” kata April deng
Keesokan harinya, April menghubungi seseorang yang bertanggung jawab menjaga rumah yang mengurung Camilla. “Bagaimana kabarnya?” tanya April. “Sepertinya kondisi dia memburuk. Dia mulai berhalusinasi, tapi dia masih mengenalku dan sering menyebut nama Anda. Ah, saya juga sudah membujuk dia untuk makan. Tapi dia malah meminta nama Leo untuk menyelamatkannya,” katanya. April menyeringai. “Kalau begitu, katakan padanya untuk makan karena Leo akan menghampirinya. Berikan juga screenshot an yang akan aku kirim padamu. Perlihatkan secara gamblang agar dia percaya,” katanya. April menutup selulernya, damn lanjut mengirim screenshot pesan palsu antara April dan Leo. Yang intinya, isi dari screenshot an itu adalah ancaman dari Leo untuk April karena telah menculik Camilla. Sedikit lagi atas ketidakpuasan April, April ingin menguji Camilla lebih dalam lagi.Benar saja. Reaksi Camilla sesuai keinginan April. Dia girang dengan pesan palsu itu. “Hahaha!” Wanita malang itu verterak sampai tak
April dan Leo berbincang sangat bahagia. Saling melempar canda dan tawa, saling menyuapi makanan satu sama lain. Karena hanya ada satu lilin merah di tempat itu, sehingga menampilkan siluet tubuh mereka. Sungguh romantis. Sampai seseorang menggebrak pintu dengan kasar. “April, pulang!” tegasnya. Seperti gunung merapi yang meledak tiba-tiba dan menyemburkan lava yang sangat panas sehingga membuat semua orang terdekatnya takut. Kedatangan Angga membuat semua orang bergidik ngeri. Walau begitu, keindahan wajah Angga dan keributan ini membuat semua orang begitu penasaran. Sehingga tak sedikit orang di berbagai sudut kamar maupun orang yang menontonnya. “Saya peringatkan kalian semua! jika ada rumor tidak baik tentang calon istri saya, saya pastikan kalian tidak bisa keluar hidup-hidup dari sini!” ancamnya. Semua orang yang tadinya sudah pandai menutup diri dan hanya membuka mata dan telinga nya saja, kini mulai memberi tirai pada itu semua. Mereka, tahu seberapa besar pengaruh peng
Angga pun membawa April ke dalam mobil. Perasaan Angga kesal sekali dan sangat ingin marah padanya. Perihal semuanya yang telah terjadi hari ini. Ini seperti perselingkuhan. Setelah sudah beberapa jam Angga memutari kota agar dia bisa berbincang lebih banyak dengan April, akhirnya mulutnya berbicara juga dengan keberanian yang menipis. “Kamu ini anggap hubungan kita apa, April? Aku merasa dirugikan dari hubungan ini, tahu,” katanya dengan wajah tanpa ekspresi. Walau hatinya sakit sekali. Walau dia terus menerus menelan ketidakadilan hubungan ini. Angga merasa bahwa hubungan ini berat sebelah. Angga bertanya sekali lagi. “Aku tanya, kamu pegangan hubungan kita ini apa?” tegasnya. “Kita hanya partner. Partner yang membantu satu sama lain. Tidak lebih, dan tidak kurang,” katanya enteng. Angga membelalakan matanya. Dia terkejut, karena April mengatakan hal itu dengan ringan seolah-olah mereka tidak terjadi apa-apa. “April, apakah kamu sadar dengan yang kamu katakan?” katanya dengan
“Berhenti mengatakan omong kosong, Angga.” April turun dari kendaraan roda empat itu menuju rumahnya. Disusul oleh Angga di belakang yang terus mengoceh meminta penjelasan seolah-olah penjelasan dari April masih sangat kurang. “April, aku mohon. Katakan saja yang sebenarnya. Kau mencintaiku, kan?” kata Angga. Dia mengejar April kemanapun kaki kecil dan kurus itu melangkah. Karena ini adalah gambaran nyata, bahwa Angga setulus itu mencintai April. Dia akan mengikuti kemanapun April pergi. April masuk ke kamarnya. Membuka lemari baju, namun tangan yang besar dan kekar memblokir April. “Aku tidak mengerti denganmu, April. Aku sudah berusaha sejauh ini tapi kamu malah membohongi hatimu?” tanyanya. “Bohong apanya?! Aku berkata dengan sungguh-sungguh! Dari lubuk hatiku yang paling dalam. Dari perkataanku yang sangat berat untuk dikatakan, aku mengatakan yang sebenarnya, Angga. Aku sungguh tidak pernah menaruh rasa cinta sedikitpun padamu. Berhenti mengharapkan balasan yang sama, ketik