Share

Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu
Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu
Penulis: Nietha_setiaji

Bab 1 Peristiwa mengerikan

Penulis: Nietha_setiaji
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Luna berusaha keluar dari air, arus yang begitu deras membuatnya kesulitan. Mulutnya ingin bersuara namun udara dingin membuatnya tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. Dia tercekam dalam ketakutan, merasakan tubuhnya begitu dingin dan hampir beku.

Dia berusaha berenang sekuat tenaga, mencari tepian dari lautan yang luas ini. Matanya sudah tidak dapat melihat dengan jelas, samar samar dia melihat ada bongkahan kayu yang cukup besar, dengan sisa sisa kekuatan dia berenang mendekati bongkahan kayu itu, memeluknya erat. Sepertinya ini adalah akhir dari hidupnya, dia sudah tidak sanggup lagi berenang ke tepian.

Dalam detik detik yang menegangkan ini, ingatannya mulai tergambar jelas mengenai peristiwa mengerikan yang telah menimpanya. Semua itu membuat semangat hidupnya padam, tidak ada harapan dan keinginan untuk hidup. Dia pasrah pada Tuhan jika memang hari ini adalah ajalnya, mati mengenaskan di tengah laut, sendiri, dalam kedinginan yang menusuk tulang, gelap dan sepi.

***

Tiga jam sebelum Luna terdampar di tengah laut.

Dia terlibat perkelahian dengan seorang pria yang tidak lain adalah suaminya sendiri, yaitu tuan muda Vero dari Berlian Grup, Grup terkaya yang menguasi berbagai industri di Jakarta, terutama dibidang perhotelan dan pariwisata, kota besar yamg begitu padat dan sibuk.

Luna marah dan tidak mampu menahan amarahnya mana kala dia mendapati suami yang begitu dia cintai telah berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sudah banyak yang telah dia korbankan, banyak sekali, namun selama sepuluh tahun pengorbanan dan pengabdian sebagai istri, seolah hanya sia sia saja, suami yang dia harapkan akan menjadi pemimpin bagi hidupnya hanya bisa memberikan duka dan lara.

Mereka terlibat dalam pertengkaran hebat, tuan muda Vero dengan penuh amarah memaki Luna begitu kasar, itu pertama kalinya Vero melakukannya atau lebih tepatnya dia sudah berhenti untuk berpura pura menjadi suami yang baik, setia dan penuh kasih.

Mereka bertengkar di sebuah jembatan yang menghubungkan antara dua kota, jembatan yang dibawahnya adalah sungai dengan arus yang begitu deras, mengalir hingga ke lautan yang jaraknya tidak terlalu jauh.

"Vero, kenapa kau menghianatiku, aku sudah memberikan semuanya selama sepuluh tahun pernikahan kita," ucap Luna seraya menangis.

"Itu karna kau tidak bisa memberikan keturunan untukku," ucap Vero dengan raut wajah yang begitu marah.

"Apa itu hanya kesalahanku? Kau tidak pernah berusaha lebih keras, kau tidak pernah mau mengunjungi dokter bersamaku," ucap Luna. Suaranya terdengar begitu lirih, diterpa angin malam yang dingin dan seolah menembus hingga ke tulang belulang di dalam tubuhnya.

"Sudahlah, ini adalah akhir dari hubungan kita, aku sudah tidak tertarik kepadamu," ucap  Vero dengan begitu kasar.

"Kau mencampakkan aku begitu saja?" tanya Luna dengan lelehan air mata yang tak juga berhenti menetes.

Dari dalam mobil hitam milik Vero, terlihat seorang wanita dan juga anak laki laki kecil, anak laki laki itu mengintip dari balik jendela mobil bagian belakang, dia memperhatikan semua yang terjadi dengan Luna dan juga Vero, walaupun angin menyamarkan semua hal yang mereka bicarakan.

"Ayah!" teriak anak laki laki yang berumur sekitar sepuluh tahun itu. Samar samar Luna mendengar suara itu, anak laki laki memanggil suaminya dengan sebutan ayah.

"Ayah? Apa kau memiliki anak dengan Rose?" tanya Luna dengan wajah yang penuh kesedihan bercampur dengan amarah, semakin lama semakin terkumpul di dalam dirinya.

"Itu bukan urusanmu Luna, mulai malam ini aku menceraikanmu!" ucap Vero yakin, lalu tanpa perduli Vero terlihat membalikkan badan dan pergi.

Dengan sigap Luna menarik tangan Vero, semua ini tidak adil untuknya, dia adalah istri yang menemani suaminya mengarungi betahun tahun waktu, harus dibuang begitu saja dengan alasan tidak bisa memberikan keturunan, ini sungguh sangat menyakitkan.

"Tidak Vero, kau tidak bisa melakukan ini kepadaku," ucap Luna yang terus berusaha mencegah kepergian Vero.

"Lepaskan aku Luna, aku sudah tidak menginginkanmu," ucap Vero yang terus berusaha untuk melepaskan Luna.

"Tidak Vero, kau tidak bisa melakukan ini," Luna masih berusaha keras, beberapa saat mereka terlibat dalam tarik menarik yang cukup sengit.

Dengan segala kekuatan, Vero mendorong tubuh Luna, hingga luna jatuh dari jembatan yang memiliki pagar yang tidak terlalu tinggi itu. Tubuhnya terjun bebas ke dalam sungai yang memiliki arus air yang begitu deras.

"Verooooo" teriak Luna yang semakin lama semakin mengecil suaranya dan hilang.

Vero mulai menyadari perbuatannya, ada rasa takut yang begitu mendalam di dalam hatinya, apa malam ini dia telah membunuh istrinya?

Gerimis mulai turun dari langit, seolah menambah suasana menjadi semakin dramatis. Vero mulai ketakutan, mulai berlari secepat mungkin meninggalkan tempat itu, tanpa melihat ke arah sungai di mana Luna terjatuh. Vero berlari ke arah mobilnya, membuka pintu mobil dengan begitu gugup. Semua kejadian itu disaksikan oleh seorang anak yang berada di dalam mobil itu, seorang anak yang berumur sekitar sepuluh tahun, bernama Noah, yang diakui Rose sebagai anaknya dan juga Vero.

Rose adalah sahabat karib Luna, mereka bersahabat sejak masih duduk di bangku kuliah. Luna tidak menyangka jika Rose akan melakukan hal sekejam itu, berselingkuh dengan suaminya, bahkan perselingkuhan itu berlangsung lebih dari sepuluh tahun, melebihi usia pernikahannya.

Tubuh Luna terjun bebas ke dalam sungai, diterima oleh air yang terasa begitu dingin menusuk kulit. Arus air yang begitu deras membuatnya tidak mampu berbuat banyak, tubuhnya hanyut, lalu terbawa arus sungai hingga berakhir di lautan lepas yang tidak jauh dari jembatan.

Luna menelan banyak air, namun kesadaran masih dimilikinya, dia masih bisa berusaha untuk berteriak berusaha meminta tolong, walau suara itu tidak mampu dikeluarkannya dari tenggorokan. Luna hanya bisa pasrah, berusaha berenang ke tepian hingga akhirnya menemukan balok kayu itu.

Beberapa saat tubuhnya terombang ambing, ketakutan sudah menjadi perasaan satu satunya, dia hanya pasrah, jika memang ini adalah akhir hidupnya. Dia akan meninggal sebagai seorang janda yang dicampakkan oleh suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain yang tidak lain adalah sabahatnya sendiri, memiliki anak dan mereka akan hidup bahagia setelah kepergiannya.

Semua orang akan melupakannya, mungkin sang mantan suami akan membuat karangan cerita mengenai kepergiannya, yang akhirnya hanya akan membuatnya meninggalkan kenangan buruk bagi orang orang yang pernah mengenalnya.

Luna hanya bisa pasrah, itu yang bisa dia lakukan. Dia sudah tidak lagi merasakan bagian tubuhnya yang terendam air, mungkin sebentar lagi bagian tubuh atasnyapun akan mengalami hal serupa.

Samar samar Luna melihat sorot lampu yang mengarah ke tubuhnya, sorot lampu kecil, berasal dari sebuah speedboat. Beberapa detik setelahnya tubuh Luna terasa diangkat dari dalam air oleh seseorang yang memiliki tenaga begitu besar, lalu dia kehilangan kesadaran.

Setelah sadar, dia mendapati tubuhnya sudah berganti pakaian dengan pakaian hangat, tertutup selimut tebal, di sebuah kamar yang nyaman. Luna yang masih begitu lemah hanya bisa menghela nafas lega, bersyukur Tuhan memberinya hidup kedua.

Samar samar dia melihat sosok yang sudah tidak asing lagi, dia adalah Radit, teman Luna sewaktu masih duduk di bangku kuliah, yang selalu menjadi sahabat setianya hingga saat ini. Ternyata yang menolongnya adalah Radit, pengacara ternama di kota Jakarta. Radit sahabat baiknya yang tidak berhenti mencintainya walaupun tidak pernah sedikitpun memiliki ambisi untuk memilikinya.

Sejak hari itu, Luna berniat untuk membalas dendam atas semua ketidak adilan yang menimpanya. Dia akan membuktikan kepada semua orang yang pernah meremehkannya, bahwa dia bukan wanita yang lemah, dia bukan benalu yang hanya hidup dari bayang bayang suaminya, dia bukan hanya sekedar pengurus rumah tangga yang pantas untuk direndahkan.

Sejak malam itu, tekat bulat Luna sudah terbentuk. Dendam membara terukir jelas di hati dan pikirannya. Dia hahya ingin membalas denda kepada mantan suaminya yang telah menceraikannya secara tidak hormat dan bukan hanya itu, yang juga nyaris menghilangkan nyawanya tanpa belas kasihan sedikitpun.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Oki Siritoiten
kalau jadi teman itu jangan merebut suaminya cukup menjadi teman ya terbIk buat teman
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 2 Pertemuan Pertama

    Luna adalah gadis cantik yang berasal dari keluarga sederhana, tinggal di salah satu kota di Jawa Tengah. Ayahnya hanya seorang petani sedangkan ibunya pengrajin batik dengan penghasilan kecil.Luna berhasil mendapatkan beasiswa, untuk belajar di Jakarta, fakultas Hukum, seperti cita citanya yang ingin menjadi seorang pengacara hebat, supaya dapat membantu masyarakat kecil yang membutuhkan bantuan hukum, tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun.Luna tidak perlu mengeluarkan biaya apapun, kuliah, tempat tinggal, biaya makan, semua ditanggung oleh Berlian Brup, perusahaan yang menyediakan program beasiswa. Bekerja sama dengan universitas tempat Luna mendapatkan beasiswa. Luna hanya perlu belajar giat, menjadi lulusan terbaik dan bekerja di berlian grup sebagai team hukum.

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 3 Perkenalan yang terencana

    Pak Tian dan Luna sudah berada di dalam kedai kopi ternama di kota Jakarta. Pak Tian beralasan ingin membahas mengenai masalah penting perusahaan. Mereka duduk di meja yang letaknya berada di ujung, menghadap ke arah jendela kaca depan."Luna, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan denganmu, namun sebelumnya, ada yang ingin saya tanyakan," ucap pak Tian dengan sangat hati hati."Iya pak, ada masalah apa? sepertinya cukup penting sampai sampai kita harus membicarakannya di sini," tanya Luna penasaran."Iya itu karna saya tidak ingin orang kantor mendengar apa yang kita bicarakan," ucap pak Tian serius. "Baiklah pak Tian," ucap Luna yang juga serius."Luna, saya ingin menanyakan sesuatu, apa kau sudah memiliki kekasih? Atau calon suami?" tanya pak Tian

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 4 Sebuah Rencana Terselubung

    Beberapa bulan sebelum pertemuan Vero dengan Luna, keluarga Hermansyah yang terdiri dari Presdir Dipo Hermansyah, Anna Hermansyah, Vero Hermansyah dan Jihan Hermansyah, mereka terlibat dalam rapat keluarga yang begitu serius."Vero, kau tau bukan, nenek divonis demensia, ayah hanya berpesan kepadamu, jika kita tidak bisa mendapat perawat yang tepat, kau harus mencari istri yang tepat, yang bisa merawat nenek dengan baik," ucap presdir Dipo yang merupakan ayah dari Vero Hermansyah. "Apa itu harus ayah, kita bisa mencari perawat terbaik untuk nenek," ucap Vero."Kau ingat tidak Vero, perawat yang terakhir lalai memberikan obat nenek, tertukar dengan obat ayahmu, apa kau mau kejadian seperti itu teruang lagi, orang lain tidak akan memiliki tanggung jawab ti

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 5 Pertemuan Keluarga

    Hari ini Vero berencana membawa Luna bertemu dengan keluarganya, ayah, ibu, adik dan juga neneknya, dalam acara makan malam yang hangat.Sejak pertemuan pertama mereka, Vero dan Luna sudah cukup sering berkomunikasi lewat pesan singkat maupun telephone, hubungan mereka mulai dekat dan cinta alami muncul di hati Luna dalam waktu yang begitu singkat. Pesona Vero sungguh mampu membius gadis pintar namun lugu itu. Mobil Vero berhenti di depan gerbang rumah kediaman keluarga Hermansyah. Rumah dua lantai dengan halaman yang cukup luas. Terdapat gerbang besi yang cukup tinggi dan juga pos penjagaan dengan dua orang satpam yang dengan sigap membuka pintu gerbang untuk majikannya. Hati Luna mulai berdegup kencang, dia menyadari bahwa dia berasal dari keluarga sederhana, dengan tiba tiba akan menjadi menantu dari keluarga kaya raya. Ada rasa takut terselip di hatinya, berusaha dia tahan sekuat mungkin. "Kau gugup?" tanya Vero. Luna menjawab pertanyaan itu dengan anggukan pelan."Tidak perlu

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 6 Sebuah Awal

    Luna, Vero dan Jihan berjalan ke arah ruang makan yang cukup luas itu. Ada meja kramik berukuran cukup besar dengan delapan buah kursi. "Ibu ini Luna," ucap Vero. "Luna ini Ibuku, yang di sana nenek Ellin dan ayah, kau sudah mengenalnya bukan," ucap Vero mengenalkan seluruh anggota keluarganya. Luna terlihat menyalami semuanya, mencium pipi ibu dan nenek Vero, tidak ada yang aneh, semua sepertinya menerima dengan tangan terbuka. "Ini calon istrimu Vero, cantik," ucap nenek Ellin. "Iya nenek, ini Luna," ucap Vero seraya tersenyum ke arah neneknya. "Duduklah, kita langsung makan saja, ibu sudah cukup lapar," ucap nyonya besar Anna. "Ini semua makanan kesukaan Vero dan ayahnya, ada udang asam manis, ikan bakar, soup daging, tumis jamur dan perkedel jagung kesukaan nenek," ucap nyonya Anna seraya menunjukkan beberapa jenis masakan yang sudah tersaji di atas meja. Cukup lengkap, seperti yang baru saja nyonya Anna sebutkan, ditambah dengan aneka buah segar, minuman hangat dan dingin,

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 7 Restu Penuh Kekhawatiran

    Kedua orang tua Luna sampai di Jakarta, menggunakan pesawat Elang Indonesia. Semua sudah disiapkan oleh keluarga Vero, Luna hanya tinggal menjalankan semuanya. Luna terlihat menunggu kedatangan orang tuanya di lobby bandara, lobby kedatangan penerbangan domestik.Luna melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya, segera mendekat, mencium tangan kedua orang tuanya dan memeluk mereka erat."Ayah ibu, bagaimana perjalannya?" tanya Luna setelah bertemu dengan kedua orang tuanya. "Nduk, sekaya apa calon suamimu ini, ibu sampai bingung dijemput orang orang berdasi tadi pagi," ucap ibu Luna dengan logat bahasa daerah yang cukup kental, mendengar itu Luna hanya tersenyum. "Biasa saja ibu, orang biasa seperti pada umumnya," ucap Luna."Bapak juga sampai deg degan, ini pertama kalinya bapak naik pesawat, enak ternyata, satu jam sampai," ucap ayah Luna seraya tersenyum. "Iya pak, setelah ini bapak bisa sering sering mengunjungi Luna di Jakarata," ucap Luna pada bapaknya yang masih takjub den

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 8 Menjelang Pertemuan Penting

    Menjelang Pertemuan PentingIbu dan ayah Luna kelur dari butik Rudy Hun, di belakang langkah mereka sudah ada Rury dan satu kariawan lain, mereka membawa kotak besar di tangan, kotak besar berwarna merah tua, berisi gaun yang baru saja dibeli dengan harg seratus juta."Gaun dan jas sudah kami masukkan ke dalam bagasi nona, semoga acara nona dan keluarga berjalan dengan lancar," ucap Rury seraya membungkukkan badan."Terimakasih," ucap Luna, juga membalas bungkukan badan Rury sebagai tanda penghormatan dan ucapan terimakasih.Ibu dan ayah Luna masuk ke dalam mobil, duduk dengan perasaan bingung dan heran."Luna, apa benar gaun itu seratus juta? di kampung bapak bisa membeli lima ekor sapi Luna, lima ekor," ucap ibu Luna seraya menggoyangkan lima jari tangan kanannya di depan wajah Luna."Tidak apa apa ibu, sesekali membeli pakaian yang berharga untuk ibu dan ayah, bukan menjadi masalah besar," ucap Luna."Itu menggunakan uangmu atau uang calon suamimu?" tanya ibu Luna menelisik."Calon

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 9 Pertemuan Keluarga

    "Luna bagaimana penampilan ayah?" tanya ayah Luna yang sudah berbalut jas mewah dan sisiran rambut rapi bergel. "Ayah, tampan sekali," ucap Luna memuji penampilan ayahnya. "Luna bagaimana dengan penampilan ibu?" tanya ibu Luna yang sudah terlihat begitu cantik dengan dress mahal buah karya desainer ternama Rudy Hun. Wajahnya terlihat segar atau bahkan lebih muda dari usianya, berkat keajaiban tangan Oci, make up artist ternama di Jakarta. "Ibu, wow, ibu seperti bidadari," ucap Luna. "Iya Luna, seumur hidup ayah baru kali ini melihat ibumu secantik itu," ucap ayah Luna memuji. "Ayah," ucap Ibu Luna kesal seraya mencubit perut ayah Luna dengan manja. "Ibu tidak cantik gitu maksudnya," lanjut ibu Luna. "Tidak ibu bukan begitu, ibu cantik dan ini lebih cantik," ucap ayah Luna meluruskan ucapannya. "Bagaimana, ayah dan ibu sudah siap?" tanya Luna. "Iya Luna, kita sudah siap," ucap ibu Luna. "Acara sebentar lagi akan dimulai, kita segera ke Hotel Graha," ucap Luna. "Luna, perias t

Bab terbaru

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 130 Semua Telah Berakhir

    Semua Telah BerakhirPersidangan Vero telah usai, dengan hasil yang sangat di luar dugaan, namun hal itu sebenarnya sudah sesuai dengan rencana Radit dan juga Laura. Tim pengacara Vero tidak menyangka, bahwa ibu Rahma, ibu dari wanita yang meninggal karena tenggelam dan jenazahnya dimakamkan atas nama Luna hadir, datang, memberikan kesaksian.Vero tidak bisa berkutik, dia menjadi orang satu satunya yang harus bertanggung jawab. Walaupun dia selalu menyatakan bahwa apapun yang dia lakukan dibawah tekanan Rose, namun semua itu tidak memiliki bukti yang kuat. Dia bisa saja menolak, bisa saja tidak menuruti apa yang Rose inginkan, untuk menyingkirkan Luna.Ditambah lagi dengan bukti rekaman CCTV juga tangkapan video amatir, itu semua cukup untuk mendakwa Vero dengan pasal pembunuhan berencana. Mungkin dia memang tidak memiliki niat, namun dari tangkapan video, Vero terlihat jelas jelas mendorong istrinya, Luna, hingga jatuh dari sungai. Bahkan ketika Luna meminta tolong, bergelantung di

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 129 Memperlihatkan Wajah Asli

    Memperlihatkan Wajah AsliTim pengacara bertemu dengan Vero di dalam sebuah ruangan pribadi.“Tuan, saya harap tuan jujur dan terbuka mengenai apa yang sebenarnya terjadi,” ucap salah seorang pengacara.“Jujur? Apa yang harus aku katakan,” ucap Vero kesal.“Tuan, jaksa memiliki saksi yang masih dirahasiakan, kami kesulitan mencari informasi, kami khawatir saksi itu akan memberatkan, sedangkan tuan bersikeras tidak mau menceritakan yang sebenarnya,” ucap pengacara.“Apa firma hukum loyal tergabung menjadi tim pengacara?” tanya Vero.“Iya tuan, tapi karena kegagalannya membantu nyonya Rose, firma hukum loyal memilih mengundurkan diri dari tim pengacara tuan muda,” ucap salah seorang pengacara dari ketiga orang pengacara yang ada di sana.“Rose? apa tidak salah. Dia memang istriku, tapi dia membunuh orang yang sangat aku sayangi. Bahkan jika dia mendapat hukuman mati, aku tidak akan menyesalinya,” ucap Vero.Vero terlihat diam, menunduk, seperti memikirkan sesuatu yang sangat penting.“R

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 128 Kepergian

    KepergianSetelah 8 jam.Dokter keluar dari ruang ICU, memberi kabar bahwa tuan Dipo tidak lagi bisa diselamatkan, semua alat hanya menunjang hidupnya, jika itu semua dilepas maka detak jantungnya akan berhenti.“Sebaiknya kita bicara di ruangan saya,” pinta dokter yang melihat nyonya Anna mulai histeris. Di sana masih dengan orang orang yang sama, nyonya Anna, jihan, Laura, Radit, tante Imelda dan juga nyonya Fuji. Mereka semua masih setia di sana.Nyonya Anna dan Jihan sudah berada di dalam ruangan dokter. Jantung mereka pun tidak baik baik saja, ada rasa khawatir juga ketakutan.“Dengan sangat menyesal kami harus menyampaikan ini,” ucap dokter.“Semua kami kembalikan kepada keputusan keluarga, kami sudah berusaha melakukan yang terbaik, kondisinya tidak juga stabil, kita tidak bisa melakukan apa apa,” ucap dokter.“Tidak dokter, tidak, selamatkan suami saya, tolong,” ucap nyonya Anna.“Kami sudah berusaha sebaik mungkin, maafkan kami,” ucap dokter.“Apa tidak bisa dioperasi?” tanya

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 127 Tuan Besar Dipo

    Tuan Besar DipoNyonya Anna terlihat menangis di depan ruang ICU, menangis sejadi jadinya, menunggu keadaan suaminya membaik.“Kenapa hal ini terjadi, Sayang, jangan seperti ini, jangan tinggalkan aku,” ucap nyonya Anna yang menjatuhkan diri di lantai, tepat di depan ruang ICU, bersandar tembok, seperti orang pada umumnya yang begitu resah ketika menunggu kabar mengenai keluarganya yang sedang dirawat.“Ibu,” teriak Jihan ketika melihat ibunya duduk bersimpuh.“Jihan, Jihan,” teriak nyonya Anna yang kemudian segera berdiri mencari putrinya itu.“Bagaimana keadaan ayah?” tanya Jihan.“Ibu tidak tahu, dokter belum memberitahu ibu bagaimana kabar ayahmu,” ucap nyonya Anna.“Ayah, kenapa hal ini bisa terjadi,” gumam Jihan yang kemudian berjalan mendekat ke arah kaca besar, masih tertutup tirai, dia tidak bisa melihat ayahnya dari luar.“Ayah,” ucap Jihan. Air mata Jihan meluncur hebat, deras, dia benar benar tidak bisa menahan diri, hatinya begitu sakit melihat kondisi keluarganya saat in

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 126 Kelegaan Laura

    Kelegaan LauraLaura dan Radit keluar dari ruang sidang, mereka terlihat senang dan puas dengan hasil sidang hari ini.“Ah, lega sekali, akhirnya Rose dijatuhi hukuman seumur hidup,” ucap Laura.“Aku tidak menyangka, ternyata Rose juga merupakan dalang dari kematian temanmu, bukan bunuh diri melainkan dibunuh,” ucap Laura seraya melihat ke arah Radit.“Aku juga tidak menyangka, Evan, dia orang yang sangat baik, wanita itu tega menghabisinya tanpa alasan yang jelas,” ucap Radit.“Oh iya di sebelah kantor pengadilan ada kafe minuman viral yang sedang ramai, mau ke sana?” tanya Radit.“Ayo, kita harus merayakan ini, ya walaupun ada kesedihan di dalamnya, namun kita wajib bernafas lebih baik,” ucap Laura seraya tersenyum.Laura dan Radit duduk di dalam kafe minuman pelangi yang sedang viral. Menurut informasi cafe sangat ramai, namun entah kenapa siang itu hanya ada mereka berdua.“Kau bilang ini kafe ini sedang hits, viral, namun kenapa sepi begini,” ucap Laura heran. Radit hanya terseny

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 125 Mendepak Rose Dari Kehidupan Keluarga Hermansyah

    Mendepak Rose Dari Kehidupan Keluarga HermansyahRadit dan Laura terlihat keluar dari kediaman keluarga Hermansyah.Di dalam kamar tuan Dipo, dia terlihat masih dalam posisi berbaring.“Aku akan menghentikan semua bantuan hukum terhadap wanita itu, dia bukan lagi bagian dari keluarga Hermansyah,” ucap tuan Dipo.“Iya, iya, ingat apa yang tadi dokter katakan, jangan banyak pikiran, tekan darahmu naik dan itu tidak baik untuk kesehatanmu,” ucap nyonya Anna.“Ya, mungkin sekarang Vero sudah tahu apa yang terjadi,” ucap tuan Dipo.Di Kantor polisi, Vero terlihat duduk di kursi, menunjukkan wajah yang begitu sedih.“Apa ini benar Mike?” tanya Vero pada sekretaris pribadinya.“Iya tuan, saya mendapatkan video itu dari tim pengacara yang membantu nyonya Rose,” ucap sekretaris Mike.“Kenapa dia bisa melakukan hal gila seperti itu, dia yang membunuh nenek? apa ini bisa aku terima? dia tahu betul bahwa aku sangat menyayangi nenek Ellin,” ucap Vero.“Hal ini akan memberatkan nyonya Rose tuan, m

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 124 Kabar Mengerikan

    Kabar MengerikanLaura dan Radit terlihat memasuki area pemakaman di mana nenek ellin disemayamkan. Tegap langkah Laura beriringan dengan segala perasaan mendalam yang dia rasakan. Dia mengingat ingat semua waktu yang dia lewati bersama dengan nenek Ellin, satu satunya orang yang menerima juga menghargainya dengan sangat tulus.Kasih dan penerimaan keluarga Hermansyah kepadanya hanya berupa cangkang. Di luar, terlihat seperti itu, namun sebenarnya dia lebih menjadi seorang asisten dalam rumah tangga Hermansyah. Dia memang duduk di meja makan yang sama, memakan makanan yang juga keluarga Hermansyah makan, namun dialah orang dibalik semua hidangan lezat itu. Mulai dari membeli bahan mentah, memasak, menyajikan juga membereskan.Bahkan dia juga harus membersihkan seisi rumah, selayaknya seorang asisten rumah tangga, dengan berbagai kritik ketika semua pekerjaannya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan tuannya. Dia bekerja dari fajar menyingsing, hingga matahari terbenam. Setiap hari ta

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 123 Laura Begitu Marah

    Laura Begitu MarahSekretaris Mimih terlihat sudah berada di rumah sakit, dia ingin segera memberitahu Laura mengenai video yang ditemukan.“Nona Laura pasti akan sangat sedih setelah melihat video ini,” ucap sekretaris Mimih sebelum masuk ke dalam ruang perawatan perawat Vanila.Sekretaris Mimih terlihatsw menarik nafas panjang.DI dalam ruang perawatan, terlihat Laura sedang berbincang dengan perawat Vanila.“Mimih kau sudah datang?” tanya Laura setelah melihat sekretaris Mimih masuk ke dalam ruang perawatan perawat Vanila.“No-nona,” ucap sekretaris Mimih terbata bata.“Ada apa? kenapa wajahmu seperti ada masalah?” tanya Laura yang menangkap ekspresi kesedihan di wajah sekretaris Mimih.“I-itu nona, meng-mengenai video yang tersimpan di penyimpan data milik perawat Vanila,” ucap sekretaris Mimih.“Pasti sudah melihat video itu ya?” tanya perawat Vanila lirih.“I-iya,” ucap sekretaris Mimih yang kemudian mendekat ke arah Laura dan perawat Vanila.“Ada apa?” tanya Laura penasaran.“I

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 122 Bukti Video Yang Menyesakkan

    Bukti Video Yang MenyesakkanSekretaris Mimih berhasil menemukan alamat kos perawat Vanila. Dia mencoba mencari pemilik kos itu atau yang tidak lain adalah ibu kos.“Saya ingin bertemu dengan ibu Endah,” ucap sekretaris Mimih pada seseorang yang dia temui di rumah kos itu.“Ibu Endah ada di rumahnya, di sana,” ucap wanita muda itu seraya menunjuk ke sebuah rumah yang ada di samping bangunan rumah kos.“Baiklah, terimakasih, saya akan mencari ibu Endah,” ucap sekretaris Mimih yang kemudian segera menuju ke rumah ibu Endah seperti yang sudah diinformasikan.Sekretaris Mimih terlihat berhenti di depan rumah pribadi ibu Endah.“Permisi, permisi,” teriak sekretaris Mimih. Beberapa saat dia menunggu, tidak ada orang yang keluar untuk menyambut kedatangannya sebagai tamu.“Ibu Endah, permisi,” ucap sekretaris Mimih.Sekitar lima menit, tidak ada tanda tanda orang yang keluar dari rumah itu.“Sepertinya tidak ada orang,” gumam sekretaris Mimih.Sekretaris Mimih melihat pagar tidak dikunci, la

DMCA.com Protection Status