Share

Bab 4 Sebuah Rencana Terselubung

Penulis: Nietha_setiaji
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Beberapa bulan sebelum pertemuan Vero dengan Luna, keluarga Hermansyah yang terdiri dari Presdir Dipo Hermansyah, Anna Hermansyah, Vero Hermansyah dan Jihan Hermansyah, mereka terlibat dalam rapat keluarga yang begitu serius.

"Vero, kau tau bukan, nenek divonis demensia, ayah hanya berpesan kepadamu, jika kita tidak bisa mendapat perawat yang tepat, kau harus mencari istri yang tepat, yang bisa merawat nenek dengan baik," ucap presdir Dipo yang merupakan ayah dari Vero Hermansyah.

"Apa itu harus ayah, kita bisa mencari perawat  terbaik untuk nenek," ucap Vero.

"Kau ingat tidak Vero, perawat yang terakhir lalai memberikan obat nenek, tertukar dengan obat ayahmu, apa kau mau kejadian seperti itu teruang lagi, orang lain tidak akan memiliki tanggung jawab tinggi seperti halnya keluarga sendiri," ucap Anna Hermansyah yang merupakan ibu dari Vero dan Jihan. Nyonya besar di keluarga Dipo Hermansyah, nyonya besar yang bergelimang harta dari Berlian Grup, dalam keadaan tidurpun kekayaan mereka seolah semakin bertambah.

"Kenapa bukan ibu saja yang merawat nenek," ucap Jihan.

"Jihan, kau tau bukan, ibu sangat sibuk, banyak pertemuan yang harus ibu datangi, rapat mingguan, arisan dengan beberapa perkumpulan sosialita dan masih banyak lagi," ucap nyonya Anna seraya mengibaskan kipas bambu yang memiliki ukiran cantik juga taburan cat emas.

"Kenapa tidak kau saja?" ucap nyonya Anna yang melempar pertanyaan yang sama kepada Jihan yang merupakan putri kandungnya.

"Jihan? Ibu tidak salah, jihan masih kuliah, Jihan sibuk sekali, belum lagi harus pergi dengan teman teman, Jihan bisa gila jika harus merawat nenek," ucap Jihan dengan nada bicara yang manja namun sedikit ketus.

"Kakak saja, itu sudah keputusan yang tepat ayah, kakak harus mencari istri yang tepat!" lanjut Jihan yakin.

"Kenapa harus aku?" Vero terlihat pasrah namun juga ada sedikit rasa kurang nyaman dengan keputusan ayahnya.

"Vero, ayah sudah memikirkan hal ini, mencari menantu yang tepat itu adalah cara terbaik, carilah gadis yang sesuai kriteria itu, supaya dia bisa merawatmu juga nenek," ucap presdir Dipo.

"Ayah akan menyerahkan jabatan sebagai presdir, asal kau menikah dengan gadis yang tepat sesuai yang kami semua inginkan," lanjut presdir Dipo. Mendengar itu, mata Vero terlihat bulat penuh menatap ayahnya yang selama ini diketahu sama sekali tidak berminat untuk lengser dari jabatannya. Vero berfikir, jika dia menjadi presdir akan banyak sekali keuntungan yang didapat, dia bisa melakukan apa saja sesuai dengan cara dia bekerja dan mendapatkan apa saja yang dia inginkan, karna sebagai presdir dia bebas mengakses keuangan kantor tanpa harus melapor terlebih dahulu.

"Ayah serius?" tanya Vero.

"Tentu saja, itu sepadan, lagipula ayah sudah seharusnya pensiun, menikmati masa tua, melakukan hal hal yang menyenangkan, bersama teman teman, menikmati sisa usia dengan cara yang menyenangkan," ucap presdir Dipo.

"Baiklah ayah, aku setuju," ucap Vero yakin.

Sejak saat itu, mereka semua sibuk mencari calon istri yang tepat untuk Vero, untuk menjadi istrinya namun juga ada tugas lain yang terselubung, yaitu mengurus nenek Ellin yang merupakan ibu kandung presdir Dipo.

Nenek Ellin berusia sekitar delapan puluh tahun, mengidap Demensia sedang dan lebih banyak melakukan aktifitas di rumah. Demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari bagi penderitanya. Nenek Ellin membutuhkan perawatan khusus, karna kadang demensianya kambuh di saat yang tidak tepat, tiba tiba lupa dengan aktifitas yang sedang dijani dan akhirnya mengalami cidera karna hal tersebut.

"Ayah akan mulai mencari seseorang yang tepat untuk menjadi menantu di rumah ini," ucap presdir Dipo dengan yakin.

***

Di tempat kos Luna, dia terlihat memikirkan apa yang tuan Tian ucapkan, benarkah semua ini terjadi? Tidak ada angin tidak ada hujan tiba tiba dia akan dijadikan menantu oleh konglomerat yang memiliki anak pria tampan yang mingkin saja memiliki banyak penggemar dari kaum Hawa. Apa ini bukan mimpi? beberapa kali Luna memukul mukul pipinya.

"Au, sakit," ucap Luna setelah memukul pipinya yang ternyata masih merasakan sakit, itu tandanga dia masih berada di dunia nyata.

Luna terlihat berfikir keras, pria itu tampan, mapan, dari keluarga terpandang, jika bukan karna tuan Tian yang membuatnya bisa bertemu dengan Vero, untuk bermimpi saja sepertinya tidak akan mungkin, itu sangat mustahil baginya, mendekati pria kaya dan tampan itu.

Ada sedikit ketertarikan mulai timbul di dalam hati Luna, dia mulai menyukai Vero walaupun baru sekali bertemu. Kesan pertama itu sungguh melekat di dalam hatinya, dia mulai berfikir untuk menerima tawaran itu, menjadi menantu presdir Dipo.

Luna merasakan ada sesuatu yang aneh, namun perasaan itu berusaha dia tepis. Mungkin saja ini adalah jodoh terbaik yang dikirimkan Tuhan, itu yang Luna pikirkan. Dia terlihat bahagia, tersenyum sumringah seraya bernyanyi nyanyi kecil. Tuhan memberinya yang terbaik dari yang terbaik, itu fikirnya.

***

Pagi hari di kantor Firma milik tuan Tian, Luna terlihat datang lebih pagi, dia ingin segera menemui tuan Tian untuk memberikan kabar baik.

"Tu-tuan Tian," teriak Luna ketika melihat tuan Tian berjalan cepat menuju ke arah ruangannya.

"Iya Luna, ada apa?" tanya tuan Tian.

"Bisakah kita mengobrol sebentar," ucap Luna.

"Tentu, mari ke ruangan saya," ucap pak Tian seraya mengarahkan langkahnya ke ruangannya yang sudah bersih dan rapi.

Tuan Tian terlihat duduk di kursi kerjanya dan mempersilahkan Luna duduk.

"Silahkan Luna, apa yang ingin kau diskusikan dengan saya?" tanya pak Tian.

"Sa-saya sepertinya menerima tawaran itu pak," ucap Luna gugup.

"Luna, iya itu adalah jawaban yang saya harapkan, saya akan segera memberitahu presdir Dipo, untuk selanjutnya kalian bisa mendiskusikan hal ini secara pribadi," ucap pak Tian seraya tersenyum lebar.

"Pak Tian, apa bapak yakin keputusan yang saya ambil adalah benar? saya mengambil keputusan ini setelah kemarin saya sedikit mengobrol dengan Vero, sepertinya ada kecocokan diantara kita berdua, kita bisa membicarakan banyak hal," penjelasan Luna mengenai alasan keputusannya.

"Tenang saja Luna, keputusanmu sudah tepat. Siapa yang bisa menolak menjadi bagian dari keluarga Hermansyah, pemilik Berlian Grup yang kaya raya itu. Kau tidak akan merasakan kesulitan ekonomi, saya bisa menjamin itu," ucap pak Tian dengan begitu yakin.

"Saya lebih memikirkan mengenai perasaan saya pak, tapi tidak dipungkiri juga ada rasa ketertarikan secara personal kepada Vero, dia pria yang sepertinya baik dan pekerja keras," ucap Luna.

"Benar Luna, kau tidak salah. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk kehidupanmu,"

Pak Tian terlihat begitu bahagia mendengar kelutusan Luna, ini dikarenakan presdir Dipo secara pribadi meminta bantuan kepada pak Tian untuk membantunya membujuk Luna. Pekerjaan ini sudah terseleseikan, dengan hasil yang sesuai harapan.

Tuan Tian berencana untuk segera menghubungi presdir Dipo, mengabarkan mengenai hal baik ini. Semua ini akan memiliki imbas baik bagi tuan Tian, setidaknya dia mendapat kepercayaan yang lebih dari sebelumnya dari presdir Dipo, karna dia sudah berhasil membantunya.

Bab terkait

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 5 Pertemuan Keluarga

    Hari ini Vero berencana membawa Luna bertemu dengan keluarganya, ayah, ibu, adik dan juga neneknya, dalam acara makan malam yang hangat.Sejak pertemuan pertama mereka, Vero dan Luna sudah cukup sering berkomunikasi lewat pesan singkat maupun telephone, hubungan mereka mulai dekat dan cinta alami muncul di hati Luna dalam waktu yang begitu singkat. Pesona Vero sungguh mampu membius gadis pintar namun lugu itu. Mobil Vero berhenti di depan gerbang rumah kediaman keluarga Hermansyah. Rumah dua lantai dengan halaman yang cukup luas. Terdapat gerbang besi yang cukup tinggi dan juga pos penjagaan dengan dua orang satpam yang dengan sigap membuka pintu gerbang untuk majikannya. Hati Luna mulai berdegup kencang, dia menyadari bahwa dia berasal dari keluarga sederhana, dengan tiba tiba akan menjadi menantu dari keluarga kaya raya. Ada rasa takut terselip di hatinya, berusaha dia tahan sekuat mungkin. "Kau gugup?" tanya Vero. Luna menjawab pertanyaan itu dengan anggukan pelan."Tidak perlu

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 6 Sebuah Awal

    Luna, Vero dan Jihan berjalan ke arah ruang makan yang cukup luas itu. Ada meja kramik berukuran cukup besar dengan delapan buah kursi. "Ibu ini Luna," ucap Vero. "Luna ini Ibuku, yang di sana nenek Ellin dan ayah, kau sudah mengenalnya bukan," ucap Vero mengenalkan seluruh anggota keluarganya. Luna terlihat menyalami semuanya, mencium pipi ibu dan nenek Vero, tidak ada yang aneh, semua sepertinya menerima dengan tangan terbuka. "Ini calon istrimu Vero, cantik," ucap nenek Ellin. "Iya nenek, ini Luna," ucap Vero seraya tersenyum ke arah neneknya. "Duduklah, kita langsung makan saja, ibu sudah cukup lapar," ucap nyonya besar Anna. "Ini semua makanan kesukaan Vero dan ayahnya, ada udang asam manis, ikan bakar, soup daging, tumis jamur dan perkedel jagung kesukaan nenek," ucap nyonya Anna seraya menunjukkan beberapa jenis masakan yang sudah tersaji di atas meja. Cukup lengkap, seperti yang baru saja nyonya Anna sebutkan, ditambah dengan aneka buah segar, minuman hangat dan dingin,

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 7 Restu Penuh Kekhawatiran

    Kedua orang tua Luna sampai di Jakarta, menggunakan pesawat Elang Indonesia. Semua sudah disiapkan oleh keluarga Vero, Luna hanya tinggal menjalankan semuanya. Luna terlihat menunggu kedatangan orang tuanya di lobby bandara, lobby kedatangan penerbangan domestik.Luna melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya, segera mendekat, mencium tangan kedua orang tuanya dan memeluk mereka erat."Ayah ibu, bagaimana perjalannya?" tanya Luna setelah bertemu dengan kedua orang tuanya. "Nduk, sekaya apa calon suamimu ini, ibu sampai bingung dijemput orang orang berdasi tadi pagi," ucap ibu Luna dengan logat bahasa daerah yang cukup kental, mendengar itu Luna hanya tersenyum. "Biasa saja ibu, orang biasa seperti pada umumnya," ucap Luna."Bapak juga sampai deg degan, ini pertama kalinya bapak naik pesawat, enak ternyata, satu jam sampai," ucap ayah Luna seraya tersenyum. "Iya pak, setelah ini bapak bisa sering sering mengunjungi Luna di Jakarata," ucap Luna pada bapaknya yang masih takjub den

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 8 Menjelang Pertemuan Penting

    Menjelang Pertemuan PentingIbu dan ayah Luna kelur dari butik Rudy Hun, di belakang langkah mereka sudah ada Rury dan satu kariawan lain, mereka membawa kotak besar di tangan, kotak besar berwarna merah tua, berisi gaun yang baru saja dibeli dengan harg seratus juta."Gaun dan jas sudah kami masukkan ke dalam bagasi nona, semoga acara nona dan keluarga berjalan dengan lancar," ucap Rury seraya membungkukkan badan."Terimakasih," ucap Luna, juga membalas bungkukan badan Rury sebagai tanda penghormatan dan ucapan terimakasih.Ibu dan ayah Luna masuk ke dalam mobil, duduk dengan perasaan bingung dan heran."Luna, apa benar gaun itu seratus juta? di kampung bapak bisa membeli lima ekor sapi Luna, lima ekor," ucap ibu Luna seraya menggoyangkan lima jari tangan kanannya di depan wajah Luna."Tidak apa apa ibu, sesekali membeli pakaian yang berharga untuk ibu dan ayah, bukan menjadi masalah besar," ucap Luna."Itu menggunakan uangmu atau uang calon suamimu?" tanya ibu Luna menelisik."Calon

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 9 Pertemuan Keluarga

    "Luna bagaimana penampilan ayah?" tanya ayah Luna yang sudah berbalut jas mewah dan sisiran rambut rapi bergel. "Ayah, tampan sekali," ucap Luna memuji penampilan ayahnya. "Luna bagaimana dengan penampilan ibu?" tanya ibu Luna yang sudah terlihat begitu cantik dengan dress mahal buah karya desainer ternama Rudy Hun. Wajahnya terlihat segar atau bahkan lebih muda dari usianya, berkat keajaiban tangan Oci, make up artist ternama di Jakarta. "Ibu, wow, ibu seperti bidadari," ucap Luna. "Iya Luna, seumur hidup ayah baru kali ini melihat ibumu secantik itu," ucap ayah Luna memuji. "Ayah," ucap Ibu Luna kesal seraya mencubit perut ayah Luna dengan manja. "Ibu tidak cantik gitu maksudnya," lanjut ibu Luna. "Tidak ibu bukan begitu, ibu cantik dan ini lebih cantik," ucap ayah Luna meluruskan ucapannya. "Bagaimana, ayah dan ibu sudah siap?" tanya Luna. "Iya Luna, kita sudah siap," ucap ibu Luna. "Acara sebentar lagi akan dimulai, kita segera ke Hotel Graha," ucap Luna. "Luna, perias t

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 10 Malam Pertama

    Malam PertamaAyah dan ibu Luna kembali ke hotel lama mereka untuk mengambil beberapa barang, mereka akan tinggal selama dua hari ke depan di hotel Graha, lalu pulang ke kampung halaman. "Bu, saya kok heran ya, apa benar besan kita sekaya itu, lalu kenapa tidak ada ritual sebelum pernikahan, tidak ada lamaran atau setidaknya minta izin secara resmi untuk menikah," ucap ayah Luna di dalam kamar hotel di hotel Graha."Pak, jangan mikir yang aneh aneh, lihat, besan kita saja menyediakan kamar hotel semewah ini, mereka orang yang baik," ucap ibu Luna."Mungkin mereka orang orang sibuk, tidak punya waktu untuk hal begitu, kita berdoa saja untuk anak kita, dan satu lagi, bapak tahu uang bahar itu diberikan untuk kita semuanya, tiga ratus juta, bayangkan pak, bekerja seumur hidup saja belum tentu menghasilkan uang sebanyak itu," ucap ibu Luna."Lastri, aku khawatir," ucap pak Junaidi."Pak, sudahlah, kalau bapak khawatir terus, Luna tidak akan tenang," ucap ibu Luna."Bu, kau masih ingat pe

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 11 Tugas di Hari Pertama

    Tugas di Hari Pertama"Ting tong," suara bel pintu kamar berbunyi, Luna segera berdiri dan membuka pintu kamarnya."Jihan," bisik Luna lirih setelah mengetahu orang yang baru saja memencet bel pintu kamar adalah Jihan yang merupakan adik iparnya."Kakak memintaku menjemputmu," ucap Jihan, lalu dia masuk ke dalam kamar hotel Luna.Jiha terlihat melirik ke arah tempat tidur, hiasan bunga dan angsa putih masih terlihat rapi, dia mulai mengulaskan senyum sedikit sinis, lalu dia duduk di atas tempat tidur itu. Luna membuat kasur itu berantakan."Setidaknya tidak akan ada yang berpikir ke mana mana, ya, walaupun memang tidak terjadi apa apa di malam pertama kalian," ucap Jihan. Setelah mengatakan itu, Jihan melihat ada raut kesedihan di wajah Luna."Ah sudahlah, tidak perlu memikirkannya. Meluluhkan hati kakak memang cukup sulit tapi bukan berarti tidak mungkin, suatu saat kau akan mendapatkan hatinya, tenang saja," ucap Jihan berusaha menenangkan hati Luna."Kau bisa mengemasi barang, oh m

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   Bab 12 Makanan Yang Nikmat

    Makanan yang nikmatLuna bersiap untuk menyiapkan makan malam. Dia membuka lemari pendingin, ada cukup banyak sayur dan lauk beku, ini sangat lebih dari cukup untuk menyiapkan makanan enak dan sehat."Ok, bahan bahannya cukup banyak, aku akan membuat ini," ucap Luna seraya memgambil udang yang berukuran besar."Lalu ini," ucap Luna seraya mengambil sayuran, juga rumput laut."Ini juga," ucap Luna seraya mengambil sekotak telur, tahu juga tempe.Luna membawa semua bahan itu ke meja, menyiapkan bahannya, mengupas, mencuci lalu memotong. Memasak bukan menjadi masalah besar untuknya, karna dia cukuppandai memasak. Setelah satu jam, semua makanan siap. Soup rumput laut dengan wijen, telur gulung isi sayur, tempura udang, tahu dan tempe goreng."Semua siap, semoga mereka suka," ucap Luna, Luna jga menyiapkan untuk tukang kebun dan dua orang satpam."Makan malam selesei, aku akan membersihkan lantai dan menyiapkan meja," ucap Luna, lalu dia segera menuju ke arah kamar mandi, menyiapkan ala

Bab terbaru

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 130 Semua Telah Berakhir

    Semua Telah BerakhirPersidangan Vero telah usai, dengan hasil yang sangat di luar dugaan, namun hal itu sebenarnya sudah sesuai dengan rencana Radit dan juga Laura. Tim pengacara Vero tidak menyangka, bahwa ibu Rahma, ibu dari wanita yang meninggal karena tenggelam dan jenazahnya dimakamkan atas nama Luna hadir, datang, memberikan kesaksian.Vero tidak bisa berkutik, dia menjadi orang satu satunya yang harus bertanggung jawab. Walaupun dia selalu menyatakan bahwa apapun yang dia lakukan dibawah tekanan Rose, namun semua itu tidak memiliki bukti yang kuat. Dia bisa saja menolak, bisa saja tidak menuruti apa yang Rose inginkan, untuk menyingkirkan Luna.Ditambah lagi dengan bukti rekaman CCTV juga tangkapan video amatir, itu semua cukup untuk mendakwa Vero dengan pasal pembunuhan berencana. Mungkin dia memang tidak memiliki niat, namun dari tangkapan video, Vero terlihat jelas jelas mendorong istrinya, Luna, hingga jatuh dari sungai. Bahkan ketika Luna meminta tolong, bergelantung di

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 129 Memperlihatkan Wajah Asli

    Memperlihatkan Wajah AsliTim pengacara bertemu dengan Vero di dalam sebuah ruangan pribadi.“Tuan, saya harap tuan jujur dan terbuka mengenai apa yang sebenarnya terjadi,” ucap salah seorang pengacara.“Jujur? Apa yang harus aku katakan,” ucap Vero kesal.“Tuan, jaksa memiliki saksi yang masih dirahasiakan, kami kesulitan mencari informasi, kami khawatir saksi itu akan memberatkan, sedangkan tuan bersikeras tidak mau menceritakan yang sebenarnya,” ucap pengacara.“Apa firma hukum loyal tergabung menjadi tim pengacara?” tanya Vero.“Iya tuan, tapi karena kegagalannya membantu nyonya Rose, firma hukum loyal memilih mengundurkan diri dari tim pengacara tuan muda,” ucap salah seorang pengacara dari ketiga orang pengacara yang ada di sana.“Rose? apa tidak salah. Dia memang istriku, tapi dia membunuh orang yang sangat aku sayangi. Bahkan jika dia mendapat hukuman mati, aku tidak akan menyesalinya,” ucap Vero.Vero terlihat diam, menunduk, seperti memikirkan sesuatu yang sangat penting.“R

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 128 Kepergian

    KepergianSetelah 8 jam.Dokter keluar dari ruang ICU, memberi kabar bahwa tuan Dipo tidak lagi bisa diselamatkan, semua alat hanya menunjang hidupnya, jika itu semua dilepas maka detak jantungnya akan berhenti.“Sebaiknya kita bicara di ruangan saya,” pinta dokter yang melihat nyonya Anna mulai histeris. Di sana masih dengan orang orang yang sama, nyonya Anna, jihan, Laura, Radit, tante Imelda dan juga nyonya Fuji. Mereka semua masih setia di sana.Nyonya Anna dan Jihan sudah berada di dalam ruangan dokter. Jantung mereka pun tidak baik baik saja, ada rasa khawatir juga ketakutan.“Dengan sangat menyesal kami harus menyampaikan ini,” ucap dokter.“Semua kami kembalikan kepada keputusan keluarga, kami sudah berusaha melakukan yang terbaik, kondisinya tidak juga stabil, kita tidak bisa melakukan apa apa,” ucap dokter.“Tidak dokter, tidak, selamatkan suami saya, tolong,” ucap nyonya Anna.“Kami sudah berusaha sebaik mungkin, maafkan kami,” ucap dokter.“Apa tidak bisa dioperasi?” tanya

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 127 Tuan Besar Dipo

    Tuan Besar DipoNyonya Anna terlihat menangis di depan ruang ICU, menangis sejadi jadinya, menunggu keadaan suaminya membaik.“Kenapa hal ini terjadi, Sayang, jangan seperti ini, jangan tinggalkan aku,” ucap nyonya Anna yang menjatuhkan diri di lantai, tepat di depan ruang ICU, bersandar tembok, seperti orang pada umumnya yang begitu resah ketika menunggu kabar mengenai keluarganya yang sedang dirawat.“Ibu,” teriak Jihan ketika melihat ibunya duduk bersimpuh.“Jihan, Jihan,” teriak nyonya Anna yang kemudian segera berdiri mencari putrinya itu.“Bagaimana keadaan ayah?” tanya Jihan.“Ibu tidak tahu, dokter belum memberitahu ibu bagaimana kabar ayahmu,” ucap nyonya Anna.“Ayah, kenapa hal ini bisa terjadi,” gumam Jihan yang kemudian berjalan mendekat ke arah kaca besar, masih tertutup tirai, dia tidak bisa melihat ayahnya dari luar.“Ayah,” ucap Jihan. Air mata Jihan meluncur hebat, deras, dia benar benar tidak bisa menahan diri, hatinya begitu sakit melihat kondisi keluarganya saat in

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 126 Kelegaan Laura

    Kelegaan LauraLaura dan Radit keluar dari ruang sidang, mereka terlihat senang dan puas dengan hasil sidang hari ini.“Ah, lega sekali, akhirnya Rose dijatuhi hukuman seumur hidup,” ucap Laura.“Aku tidak menyangka, ternyata Rose juga merupakan dalang dari kematian temanmu, bukan bunuh diri melainkan dibunuh,” ucap Laura seraya melihat ke arah Radit.“Aku juga tidak menyangka, Evan, dia orang yang sangat baik, wanita itu tega menghabisinya tanpa alasan yang jelas,” ucap Radit.“Oh iya di sebelah kantor pengadilan ada kafe minuman viral yang sedang ramai, mau ke sana?” tanya Radit.“Ayo, kita harus merayakan ini, ya walaupun ada kesedihan di dalamnya, namun kita wajib bernafas lebih baik,” ucap Laura seraya tersenyum.Laura dan Radit duduk di dalam kafe minuman pelangi yang sedang viral. Menurut informasi cafe sangat ramai, namun entah kenapa siang itu hanya ada mereka berdua.“Kau bilang ini kafe ini sedang hits, viral, namun kenapa sepi begini,” ucap Laura heran. Radit hanya terseny

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 125 Mendepak Rose Dari Kehidupan Keluarga Hermansyah

    Mendepak Rose Dari Kehidupan Keluarga HermansyahRadit dan Laura terlihat keluar dari kediaman keluarga Hermansyah.Di dalam kamar tuan Dipo, dia terlihat masih dalam posisi berbaring.“Aku akan menghentikan semua bantuan hukum terhadap wanita itu, dia bukan lagi bagian dari keluarga Hermansyah,” ucap tuan Dipo.“Iya, iya, ingat apa yang tadi dokter katakan, jangan banyak pikiran, tekan darahmu naik dan itu tidak baik untuk kesehatanmu,” ucap nyonya Anna.“Ya, mungkin sekarang Vero sudah tahu apa yang terjadi,” ucap tuan Dipo.Di Kantor polisi, Vero terlihat duduk di kursi, menunjukkan wajah yang begitu sedih.“Apa ini benar Mike?” tanya Vero pada sekretaris pribadinya.“Iya tuan, saya mendapatkan video itu dari tim pengacara yang membantu nyonya Rose,” ucap sekretaris Mike.“Kenapa dia bisa melakukan hal gila seperti itu, dia yang membunuh nenek? apa ini bisa aku terima? dia tahu betul bahwa aku sangat menyayangi nenek Ellin,” ucap Vero.“Hal ini akan memberatkan nyonya Rose tuan, m

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 124 Kabar Mengerikan

    Kabar MengerikanLaura dan Radit terlihat memasuki area pemakaman di mana nenek ellin disemayamkan. Tegap langkah Laura beriringan dengan segala perasaan mendalam yang dia rasakan. Dia mengingat ingat semua waktu yang dia lewati bersama dengan nenek Ellin, satu satunya orang yang menerima juga menghargainya dengan sangat tulus.Kasih dan penerimaan keluarga Hermansyah kepadanya hanya berupa cangkang. Di luar, terlihat seperti itu, namun sebenarnya dia lebih menjadi seorang asisten dalam rumah tangga Hermansyah. Dia memang duduk di meja makan yang sama, memakan makanan yang juga keluarga Hermansyah makan, namun dialah orang dibalik semua hidangan lezat itu. Mulai dari membeli bahan mentah, memasak, menyajikan juga membereskan.Bahkan dia juga harus membersihkan seisi rumah, selayaknya seorang asisten rumah tangga, dengan berbagai kritik ketika semua pekerjaannya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan tuannya. Dia bekerja dari fajar menyingsing, hingga matahari terbenam. Setiap hari ta

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 123 Laura Begitu Marah

    Laura Begitu MarahSekretaris Mimih terlihat sudah berada di rumah sakit, dia ingin segera memberitahu Laura mengenai video yang ditemukan.“Nona Laura pasti akan sangat sedih setelah melihat video ini,” ucap sekretaris Mimih sebelum masuk ke dalam ruang perawatan perawat Vanila.Sekretaris Mimih terlihatsw menarik nafas panjang.DI dalam ruang perawatan, terlihat Laura sedang berbincang dengan perawat Vanila.“Mimih kau sudah datang?” tanya Laura setelah melihat sekretaris Mimih masuk ke dalam ruang perawatan perawat Vanila.“No-nona,” ucap sekretaris Mimih terbata bata.“Ada apa? kenapa wajahmu seperti ada masalah?” tanya Laura yang menangkap ekspresi kesedihan di wajah sekretaris Mimih.“I-itu nona, meng-mengenai video yang tersimpan di penyimpan data milik perawat Vanila,” ucap sekretaris Mimih.“Pasti sudah melihat video itu ya?” tanya perawat Vanila lirih.“I-iya,” ucap sekretaris Mimih yang kemudian mendekat ke arah Laura dan perawat Vanila.“Ada apa?” tanya Laura penasaran.“I

  • Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu   BAB 122 Bukti Video Yang Menyesakkan

    Bukti Video Yang MenyesakkanSekretaris Mimih berhasil menemukan alamat kos perawat Vanila. Dia mencoba mencari pemilik kos itu atau yang tidak lain adalah ibu kos.“Saya ingin bertemu dengan ibu Endah,” ucap sekretaris Mimih pada seseorang yang dia temui di rumah kos itu.“Ibu Endah ada di rumahnya, di sana,” ucap wanita muda itu seraya menunjuk ke sebuah rumah yang ada di samping bangunan rumah kos.“Baiklah, terimakasih, saya akan mencari ibu Endah,” ucap sekretaris Mimih yang kemudian segera menuju ke rumah ibu Endah seperti yang sudah diinformasikan.Sekretaris Mimih terlihat berhenti di depan rumah pribadi ibu Endah.“Permisi, permisi,” teriak sekretaris Mimih. Beberapa saat dia menunggu, tidak ada orang yang keluar untuk menyambut kedatangannya sebagai tamu.“Ibu Endah, permisi,” ucap sekretaris Mimih.Sekitar lima menit, tidak ada tanda tanda orang yang keluar dari rumah itu.“Sepertinya tidak ada orang,” gumam sekretaris Mimih.Sekretaris Mimih melihat pagar tidak dikunci, la

DMCA.com Protection Status