แชร์

10. Apakah Ini Perangkapmu, Mas?

ผู้เขียน: CacaCici
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-12-11 07:27:34
"Kau bosan menikah denganku?" Suara Haiden begitu menusuk, menembus hingga ke tulang-tulang–membuat tubuh Lea menegang kaku serta panas pada bagian punggung.

Lea berdiri dari kursi, menatap campur aduk pada Haiden yang sudah menahan marah. Di satu sisi Lea menyesali ucapannya, tetapi di sisi lain dia ingin sekali berteriak 'ya tepat di depan wajah Haiden.

"Kau diam. Itu artinya benar," Haiden mendekati Lea, membuat perempuan itu semakin gugup tetapi rasanya juga ingin melawan secara bersamaan. "Katakan, bagian mana yang membuatmu bosan?"

Ketika Haiden berjalan mendekat, Lea bergerak mundur. Kepalanya tertunduk, tangannya meremas pinggiran dress yang dia kenakan. Selain takut, perasaan sedih kian menyelimuti hati.

Setelah Haiden melamarnya di Paris, pria ini selalu memanjakannya. Sikapnya sangat manis dan seperti seorang pria yang sangat menginginkan wanitanya. Akan tetapi kenapa setelah menikah semua terasa hambar? Kemana Haiden yang manis?

"Seingatku-- kau sangat ingin m
CacaCici

Gimana, MyRe? Masih sebel nggak sama Kak Deden? Semoga suka dengan Bab ini, MyRe. Dukung novel kita dengan vote, hadiah dan komentar manis yah … Love sekebun untuk kalian semua. IG:@deasta18

| 32
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (27)
goodnovel comment avatar
Novyta VY
Iya juga yaa,, apa obat yg diminumkan ke lea pas tidur?? Takut bgt gak sihh???
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huaaaa … makasih Kakaku sayang. Semoga bab selanjutnya juga menarik dan disukai oleh Kakak(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)ಥ⁠‿⁠ಥ
goodnovel comment avatar
CacaCici
Hihihi … baik, Kakku. Akan CaCi usahakan untuk up date yang banyak. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)(⁠✿⁠ ⁠♡⁠‿⁠♡⁠)
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Dekapan Dingin Suami Panas   11. Mengejar Impian

    Ketika sadar tangan kekar itu masih memegangnya, Lea langsung menoleh ke empunya. Haiden menunduk sedikit, menatap Lea yang mendongak padanya. Tatapan perempuan ini begitu cantik, air membuat bulu mata Lea terlihat lebih jelas. Apalagi pada bagian bulu mata bawah, sehingga mata bulat Lea terlihat jauh lebih cantik. Daya tarik istrinya sangat kuat, terlebih pada bagian mata Lea. Lea memilih memalingkan wajah, dia menenangkan diri–berusaha mengatur nafas karena oksigen yang saling berdesakan pada paru-parunya. Tiba-tiba saja Haiden menarik tubuh Lea, menggendongnya di depan dan melingkarkan kaki perempuan itu di pinggangnya. Lea kira pria ini akan membawanya ke pinggir, akan tetapi …- Cup' Haiden tiba-tiba mencium bibirnya, melumatnya cukup kasar dan penuh penuntutan. Lea tidak membalas sama sekali, terdiam dengan wajah memerah padam. "Kenapa kau tidak membalas ciumanku?" tanya Haiden dingin, melayangkan tatapan tajam pada Lea. Lea menoleh ke sana kemari, menatap bebe

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-12
  • Dekapan Dingin Suami Panas   12. Apa Rumah Tidak Nyaman Sweetheart?

    "J--JVM …," gumam Lea, mulai panik dan gugup. Jantungnya bahkan sudah berdebar sangat kencang. JVM itu perusahaan … suaminya. Ya Tuhan!! "Ada apa, Neng?" tanya Raja, memperhatikan wajah tegang perempuan cantik yang duduk di sebelahnya–kursi penumpang. Lea menggelengkan kepala, nyengir konyol pada bos-nya. "Hehehe … hanya sedikit gugup, Pak. Ma-makluk, Pak, katanya CEO-nya ganteng. Siapa tahu nanti kami bertemu dan jodoh. Ya kaaaaann …," canda Lea, akan tetapi buru-buru merapalkan doa yang berlawanan dari perkataannya barusan. 'Ja-jangan sampai, Ya Allah. Jangan sampai aku bertemu dengan Mas Deden. Maksudku seperti di novel-novel, Ya Allah. Tunggu dulu aku menjadi artis terkenal, baru identitas rahasiaku sebagai artis papan atas terbongkar di depan Mas Den. Ini masih awal, masa sudah ketahuan.' batin Lea, semakin panik bahkan berkeringat dingin ketika mereka telah sampai di depan gedung perusahaan JVM yang terlihat sangat besar dan menjulang tinggi. *** Lea merapatkan topi

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-12
  • Dekapan Dingin Suami Panas   13. Tidak Bersedia Lagi

    "Ekhem." Lea tiba-tiba berdehem, bergerak gelisah dan berusaha memutar otak supaya terhindar dari suaminya. "Meri ketumbar hei …," ucap Lea tiba-tiba, bernada dan dengan intonasi diimut-imutkan. Haiden menaikkan sebelah alis, masih duduk di kursi kekuasaannya. Jaraknya cukup jauh dari tempat istrinya berdiri, akan tetapi dia bisa mencium aroma tubuh istrinya yang khas. Dia sangat mengenali aroma ini, karena parfum tersebut adalah racikan Haiden sendiri--khusus untuk wanita bodohnya yang sangat suka berpetualang. Haiden menyender pada kursi, bersedekap dingin sembari mengamati perempuan yang menutupi wajah tersebut secara intens. Sebesar apapun usaha Lea menutupi wajahnya, Haiden tetap bisa mengenali, baik dari bentuk maupun aroma. Akan tetapi, Haiden memilih diam, mengamati sejauh mana perempuan ini akan bertindak absurd. "Meri ketumbar hei? Acha acha nehi nehi …-" Lea sejenak berhenti, gugup karena tatapan dingin Haiden. Tatapan suaminya seperti harimau yang mengintai mangsa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-12
  • Dekapan Dingin Suami Panas   14. Siaran Langsung yang Membuat Shock

    "Aku tidak bersedia," bantah Lea tiba-tiba, membuat Raja dan bahkan Citra menatap tak percaya padanya. Citra buru-buru menutupi keterkejutan dirinya dengan cara memasang ekspresi angkuh, dia menaikkan dagu kemudian menatap dingin pada Lea. "Angkuh sekali kamu menolak Tuanku. Jangan ge'er hanya karena Tuan ingin diwawancarai olehmu. Mungkin Tuan memilihmu mungkin karena kamu perempuan paling buruk. Tuan menghindari perempuan berpenampilan menarik karena tak ingin membuat orang-orang berasumsi buruk. Jadi tolong jangan ge'er." "Mulutmu kurang ajar juga yah." Lea menatap Citra dengan kesal, dia ingin sekali menampar perempuan itu. Akan tetapi tiba-tiba saja pintu ruangan Haiden terbuka, memperlihatkan Haiden yang langsung melayangkan tatapan dingin padanya. "Lima menit wawancara tidak dimulai, Medi Zone akan menanggung akibatnya," ucap Haiden datar, setelah itu kembali masuk dalam ruangannya. Sebelumnya menyempatkan diri untuk bersitatap dengan Lea. Lea langsung mengepalkan tan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-13
  • Dekapan Dingin Suami Panas   15. Memanfaatkan Kondisi Lea yang Mabuk

    Haiden mengatupkan rahang ketika menemukan istrinya yang sudah dalam keadaan mabuk. Sorot mata Haiden tajam, menusuk dan penuh kemarahan. Dengan aura gelap yang mengerikan, dia berjalan mendekati istrinya. Setelah berada di sebelah Lea, tangan Haiden mengepal kuat karena mencium aroma alkohol dari tubuh dan sekitar istrinya. Dia menahan marah, memilih meraih tubuh Lea, berniat membawanya. Akan tetapi tiba-tiba saja, Raja–bos istrinya, menahan tangan Haiden. "Jangan berani menyentuh anak ini. Dia tanggung jawabku … ayahnya-- aku." ucap Raja susah payah, memukul dada sendiri di akhir kalimat, menegaskan jika Lea memang putrinya. Raja berusaha untuk tetap sadar, walau pun pandangan sudah mengabur–tak mengenali orang yang ingin membawa pergi rekannya. "Aku suaminya," ucap Haiden singkat, menepis tangan bos istrinya kemudian memilih menggendong tubuh Lea. "Suami?" Lea bergumam pelan, kemudian senyum-senyum sendiri, sama sekali tak memberontak ketika Haiden mengendong tubuhnya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-13
  • Dekapan Dingin Suami Panas   16. Meminta Bantuan untuk Lari

    "Ini apa?" tanya Lea kembali. "Benda yang membuatmu bisa merasakan kenikmatan. Rasanya seperti permen. Kau mau, Wife?" tawar Haiden. Seakan-akan dia adalah om-om yang berniat menodai bocah dibawah umur. Lea dengan polos mengangguk, tersenyum lebar dan terlihat gembira. Pikir Lea, permen yang ukuran kecil saja sangat enak, apalagi ini-- ukuran jumbo. Wow! Kapan lagi Lea bisa mendapat lolipop ukuran besar seperti ini? Haiden terkekeh pelan, merasa gila tetapi sangat menikmati kejahatannya pada istrinya. Dia memanfaatkan kondisi Lea yang sedang mabuk. Dan ternyata mempermainkan Lea yang sedang mabuk jauh lebih menyenangkan dibandingkan saat -- Haiden memulai permainannya. Dia benar-benar menikmatinya karena Lea sangat patuh. Perempuan yang sedang dalam keadaan mabuk ini, bersedia melakukan apapun yang ia perintahkan. Walau pada akhirnya Lea menangis, merengek untuk dibiarkan tidur. "Aku sudah mengantuk. Aku tidak mau permen lagi. Aku mau tidur," keluh Lea, menangis layaknya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-13
  • Dekapan Dingin Suami Panas   17. Lea yang Kesepian

    "Kak Den, si-silahkan duduk. Anggap ru-rumah sendiri," ucap Ziea, sengaja supaya menghentikan Lea yang bisa saja akan mengatakan hal yang tidak-tidak. "Hah?" Lea terkejut dan reflek menoleh ke arah belakang. Dia semakin terkejut ketika mendapati suaminya berada tepat di belakangnya. Lea panik seketika, takut Haiden mendengar pembicaraannya dengan Ziea–di mana Lea berencana menghindari sang suami. Haiden menatap Lea sekilas kemudian beralih menatap adiknya. "Ini rumahku," ucapnya sedikit ketus, akibat kesal mendengar ucapan Lea dan adiknya. Azalea-nya berniat menghindarinya, heh?! "Ehehe … kukira rumahku, Kak." Ziea cengar-cengir. "Si-silahkan duduk, Kak," ucap Ziea kemudian, kembali mempersilahkan Haiden untuk duduk. Ziea cukup canggung karena ekpresi kesal kakaknya yang terlihat kentara. Pasti kakaknya marah karena mendengar penuturan Lea yang berniat menghindari Haiden. Haiden mengambil tempat, duduk di antara istri dan adiknya. Sedangkan Lea, dia tiba-tiba berdiri–satu de

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-14
  • Dekapan Dingin Suami Panas   18. Ayo Ke Pesta Lea

    Saat Lea membuka pintu–di mana maid terus mengikuti Lea, memohon supaya Lea tak pergi–Lea langsung mematung di ambang pintu. Mobil mewah yang biasa suaminya gunakan, ada di depan rumah–bersamaan dengan si empunya yang turun, Haiden Mahendra. Kening Haiden langsung mengerut, alis menekuk tajam dan ekspresi yang tak bersahabat terpasang jelas di wajah. "Kau mau kemana, Azalea?" dingin Haiden, segera menghampiri istrinya yang terlihat membeku di ambang pintu. Lea cengengesan, berdiri kaku dan kikuk. Saat Haiden di depannya, Lea buru-buru menyambar tangan pria itu–menyalam dan mencium punggung tangan sang suami. "Kau mau pergi ke mana?" tanya Haiden kembali, mengulangi pertanyaan sebelumnya. "Ke cafe, Mas. Malam ini cafe sedang ramai dan aku ingin ke sana untuk membantu," ucap Lea yang tak ingin berbohong karena dia rasa itu hal yang percuma. Berbohong atau tidak berbohong, tetap dia akan dimarahi oleh pria ini. "Masuk," titah Haiden, bernada bossy dan dingin. Lea menganggukkan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-14

บทล่าสุด

  • Dekapan Dingin Suami Panas   232. Ekstra Part (ZeeNdi Pradebut)

    "A-apa? Aku dijodohin sama Papa?" Kaget dan panik Nindi. "Udah. Kamu mandi dulu. Nanti Mama bicarain ke kamu." Setelah sampai di kamar putrinya, Lachi mendorong Nindi masuk ke dalam kamar–menyuruh putrinya untuk segera mandi. *** "Jadi bagaimana? Masih ingin menikahi putri Paman?" tanya Danzel, di mana saat ini dia sedang berbicara dengan anak dari salah satu temannya lamanya di dunia bisnis. Sejak dulu pemuda ini sudah mendatanginya dan mengatakan keinginannya untuk memperistri putranya. Dulu, Danzel menertawakan karena anak ini masih remaja labil. Tapi meski begitu, dia menganggukkan kepala–setuju jika pria ini menikahi putrinya di masa depan. Sejujurnya Danzel tak terlalu serius dan menganggap itu hanya candaan ssmata. Danzel merasa anak ini tak akan bertahan lama dalam rasa sukanya pada Nindi. Dari remaja hingga dewasa–tak mungkin pria ini tak menemukan perempuan lain di luaran sana. Intinya, Danzel tak yakin jika pemuda ini bertahan dalam hal menyukai putrinya. Namu

  • Dekapan Dingin Suami Panas   231. Ekstra Part (ZeeNdi pradebut)

    Saat ini Nindi berada di kontrakan kecil miliknya. Hidupnya berubah drastis setelah empat bulan terakhir ini. Dia menjalani hari-hari penuh dengan kekurangan, dia berusaha bertahan di era miskin yang melanda dirinya karena ingin hidup mandiri seperti ibunya saat muda dulu. Neneknya bilang ibunya seorang perempuan mandiri yang tak pernah mengandalkan kekayaan orangtuanya. Nindi yang selama ini berfoya-foya dengan uang ayahnya, merasa tersindir. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk hidup sendiri. Dia memisah dari keluarga Adam, mencari pekerjaan secara mandiri di perusahaan lain, dan berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan ekonomi yang serba kurang. Bagi Nindi ini cukup sulit karena dia terbiasa hidup penuh kemewahan. Namun, sejauh ini, Nindi menikmati kehidupan barunya. Derrttt'Nindi meraih handphone di atas meja nakas, samping ranjang kecil miliknya. Dia langsung mengangkat telepon dari sahabatnya, Clara. "Iya, Ra?" ucap Nindi, satu tangan menempelkan ponsel ke telinga, satu la

  • Dekapan Dingin Suami Panas   230. Extra Part (ZeeNdi Pra Debut)

    "Lihat penampilanmu sekarang, nggak terurus, buruk dan … harus aku akui, kamu jelek banget." "Yang penting aku masih hidup." "Iya, masalahnya, siapa yang mau pacaran sama kamu kalau kamu bentukannya begini, Nindi." Mendengar nama itu, seorang pria yang sedang menunggu pesanannya segera menoleh ke arah sumber suara tersebut. Dia bisa melihat dua perempuan sedang duduk bersama, satu perempuan berpenampilan rapi dan satu lagi terlihat seperti gembel. Perempuan gembel itu-- rambutnya berminyak, wajah kusam, pakaian tak disetrika, dan sandal jepit yang dia kenakan sudah diikat tali plastik. Sepertinya sandalnya putus, dan dia mengakalinya dengan tali plastik. Diam-diam pria itu mengambil potret si perempuan gembel tersebut, setelah itu mengamati potret yang ia ambil dengan sangat serius. Sejujurnya meskipun berpenampilan gembel, perempuan ini masih tetap cantik. Hanya saja-- bukankah perempuan ini berasal dari keluarga terpandang, kenapa penampilannya seperti gembel? Apa pamannya–a

  • Dekapan Dingin Suami Panas   229. Ending

    "Apa mereka sedang menggunjing istri yah?" timpal Ziea, membuat semua orang menoleh padanya. "Ahahah, tidak mungkin, Ziea." Serena tertawa dengan anggun, menatap lucu pada Ziea. "Positif thinking, pasti membahas mobil. Para pria kan suka begitu," tebak Lea, kali ini mendapat anggukkan dari yang lainnya karena itu masuk diakal dan mereka setuju. "Ah ya ampun!! Pria yang pake kemeja hitam, ganteng sekali." Lea senyum-senyum manis. "Kak Deden?" Ziea memicingkan mata, mendapat anggukan dari Lea. "Tampan kan?!" Lea menaik turunkan alis. "Aduh. Tobat, Lea, tobat! Kamu sudah tua, Sayang!" Ziea mengomeli Lea, tetapi Lea tidak peduli–tetap memuji ketampanan suaminya. "Ada Alana loh di sini. Kamu tidak malu?" "Enggak apa-apa, Aunty. Alana sudah biasa kok," jawab Alana santai. "Pantas anteng, ternyata sudah biasa." Serena tertawa kecil. "Itu adek Kak Zana kan?" bisik Kanza pelan pada Anna, menatap seorang pria yang baru masuk. Pria itu tinggi, berpenampilan rapi dan p

  • Dekapan Dingin Suami Panas   228. Obrolan Pria Es

    *** Ethan memasuki rumahnya dengan langkah cool. Hari ini dia pulang lebih cepat dari kantor karena orangtua dan mertuanya sayang ke rumah. Keluarga yang lain juga akan datang, untuk menjenguk Alana yang sedang hamil. Sebenarnya ini kebiasaan keluarga Mahendra yang sangat kekeluargaan. Namun, karena daddynya tak mau kalah dan pada akhirnya yang lain ikut-ikutan. Jadilah hari ini mereka semua datang ke rumah ini. Ah, kakaknya juga datang. Namun, Samuel lebih dulu sampai ke sini dibandingkan Ethan yang merupakan tuan rumah. "Nyonya ada di mana?" tanya Ethan pada salah satu maid, ketika maid itu tergesa-gesa keluar dari sebuah ruangan lalu memberi hormat padanya saat melewatinya. Maid tersebut terlihat panik, segera menyembunyikan buku nyonya-nya ke belakang tubuh. "Ah-- itu, Tuan, Nyonya di-di halaman belakang bersama keluarga." "Humm." Ethan berdehem singkat. "Apa yang kau sembunyikan? Perlihatkan sekarang!" titah Ethan kemudian. Maid tersebut dengan ragu memperlihatkan buku

  • Dekapan Dingin Suami Panas   227. Masa Lalu

    "Ngapain kamu ke sini?" tanya Alana, melayangkan tatapan tajam ke arah seorang laki-laki. Karena mendapat laporan dari maid–ada seorang pria di depan gerbang rumah, Alana langsung ke sana untuk memeriksa. Alana sejujurnya malas, akan tetapi dia tak ingin membuat keributan. Dia takut pria itu nekat ke dalam atau Ethan tiba-tiba pulang dan salah paham pada si pria itu. Jadi lebih baik Alana turun tangan. "Alana, akhirnya kau bersedia menemuiku." Pria itu begitu senang setelah melihat Alana datang. Dia tersenyum lebar, layaknya seseorang yang telah menemukan berlian langka di dunia. Pria itu mendekat tetapi Alana mundur. "Ck, kamu ngapain datang ke sini, Hendru?!" ketus Alana, menatap sinis dan tak suka pada Hendru. Alana sudah muak dengan Hendru karena pria ini sangat mengganggunya. Hendru meninggalkan kenangan buruk bagi Alana, tetapi pria ini muncul dengan gampangnya dihadapannya, tanpa merasa bersalah sedikit pun atau tak malu sama sekali. "Aku ingin meminta maaf pa

  • Dekapan Dingin Suami Panas   226. Berani Memanggil Mas

    Alana terdiam di depan pintu ruangan Ethan. Dia sudah membuat kopi untuk Ethan akan tetapi dia tak berani untuk mengantarnya akibat dia … memanggil Ethan dengan embel-embel 'mas. Dia melakukannya tanpa sadar dan sekarang dia sangat malu. "Tapi sepertinya Kak Ed juga tidak sadar kalau tadi aku memangilnya Mas," gumam Alana pelan, mengenal napas pela untuk menenangkan diri. Setelah itu, dia membuka pintu ruangan Ethan dan langsung masuk. "Ini kopinya, Kak," ucap Alana pelan, meletakkan kopi di dekat suaminya. Ethan mendongak, sejenak mengamati wajah cantik istrinya lalu tiba-tiba menyunggingkan smirk tipis. "Aku suka." Alana mengerutkan kening, "tapi Kak Ethan belum mencoba kopinya," jawabnya bingung. "Aku suka dipanggil mas olehmu," lanjut Ethan, berhasil membuat pipi Alana memerah dan terasa panas. 'Astaga, jadi Kak Ed sadar? Hah, kok jantungku berdebar-debar kencang? Apakah ini tanda-tanda …- tidak!' Alana langsung membalik tubuh, meletakkan tangan di dada untuk merasakan

  • Dekapan Dingin Suami Panas   225. Hal yang Aneh

    "Ugh, Kak Ethan sangat tampan!" gumam Alana pelan, senyum malu-malu ketika melihat suaminya turun dari mobil. Pipinya panas, menyembulkan semu merah yang mempercantik wajahnya. Melihat Ethan berjalan ke rumah, jantung Alana berdebar kencang. Dia segera beranjak dari sana, berjalan buru-buru dan kembali ke tempat semula. "Nyonya, ke-kenapa anda kembali ke sini? Nyonya tidak ingin menyambut Tuan yah?" tanya salah satu maid, cukup bingung karena Alana berlari kecil dari pintu utama. Bukankah seharusnya Alana membukakan pintu untuk suaminya dan menyambutnya? "Ekhm." Alana berdehem singkat, melirik maid dengan wajah datar, "untuk apa?""Jadi … kenapa kami disuruh memantau Tuan, Nyo-Nyonya?" bingung maid tersebut. "Ck." Alana berdecak, "kalian saja yang menyambutnya. Sana sana."Para maid segera beranjak dari sana, menyisakan Alana di ruangan tersebut. Alana meraih novel di atas meja kemudian menutup ke wajah, dia kembali tersenyum malu-malu–mengingat paras Ethan yang sangat tampan.

  • Dekapan Dingin Suami Panas   224. Kau Tidak dilepas Tetapi dijadikan Mainan

    Mata Tia melebar mendengarkan perkataan Ebrahim. Dia mulai panik dan muali takut. "Ta-tapi … Alana jahat padaku, dan Tuan Ethan melakukan hal buruk padaku, Tu-Tuan Ebrahim," ucap Tia dengan nada gemetar, "anda terkenal baik dan selalu berpihak pada kebenaran." "Dan kebenarannya, kau berencana mencelakai adikku. Aku berniat merebut suami adikku, dan kau menusuk adikku dari belakang," jawab Ebrahim santai, "sekarang kutanya padamu, kau ingin mati di tanganku atau tetap hidup lebih lama dalam lingkar penderitaan yang Ethan ciptakan untukmu." Deg deg deg' Mata Tia melebar, reflek mundur bahkan berakhir terjatuh ke lantai karena lemas dan drop mendengar ucapan Ebrahim. Dia kira dia selamat bila meminta bantuan Ebrahim, akan tetapi status hidupnya malah diperjelas–hanya sebatas mati dan menderita. "Ku sarankan kau memilih Ethan, siapa tahu kau berobat dan Ethan melepasmu," ucap Ebrahim dengan menyunggingkan smirk tipis. Dia sedang menjebak perempuan ini. Faktanya, sekalipun Tia berub

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status