Share

11. Mengejar Impian

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 10:45:14
Ketika sadar tangan kekar itu masih memegangnya, Lea langsung menoleh ke empunya.

Haiden menunduk sedikit, menatap Lea yang mendongak padanya. Tatapan perempuan ini begitu cantik, air membuat bulu mata Lea terlihat lebih jelas. Apalagi pada bagian bulu mata bawah, sehingga mata bulat Lea terlihat jauh lebih cantik. Daya tarik istrinya sangat kuat, terlebih pada bagian mata Lea.

Lea memilih memalingkan wajah, dia menenangkan diri–berusaha mengatur nafas karena oksigen yang saling berdesakan pada paru-parunya.

Tiba-tiba saja Haiden menarik tubuh Lea, menggendongnya di depan dan melingkarkan kaki perempuan itu di pinggangnya. Lea kira pria ini akan membawanya ke pinggir, akan tetapi …-

Cup'

Haiden tiba-tiba mencium bibirnya, melumatnya cukup kasar dan penuh penuntutan. Lea tidak membalas sama sekali, terdiam dengan wajah memerah padam.

"Kenapa kau tidak membalas ciumanku?" tanya Haiden dingin, melayangkan tatapan tajam pada Lea.

Lea menoleh ke sana kemari, menatap bebe
CacaCici

Kalau menurut MyRe, Lea cocokan menjadi artis film fantasi kolosal/kerajaan atau artis film Shaun the Sheep atau artis sinetron India favorit Mak Lea? IG Author:@deasta18

| 13
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (17)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Huhuhu … kalau hantunya pensiun, hantunya bakalan hidup lagi nggak, Kak?(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
goodnovel comment avatar
Poe3
kayakny lebih cocok maen film horor si lea, jamin tu hantu pada pensiun dini ...
goodnovel comment avatar
CacaCici
Hihihi … betul, Kak. Lea cocoknya meranin film kolosal, Lea jadi siluman naga yang diincar oleh pangeran yang terkutuk yah kan, Kak. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dekapan Dingin Suami Panas   12. Apa Rumah Tidak Nyaman Sweetheart?

    "J--JVM …," gumam Lea, mulai panik dan gugup. Jantungnya bahkan sudah berdebar sangat kencang. JVM itu perusahaan … suaminya. Ya Tuhan!! "Ada apa, Neng?" tanya Raja, memperhatikan wajah tegang perempuan cantik yang duduk di sebelahnya–kursi penumpang. Lea menggelengkan kepala, nyengir konyol pada bos-nya. "Hehehe … hanya sedikit gugup, Pak. Ma-makluk, Pak, katanya CEO-nya ganteng. Siapa tahu nanti kami bertemu dan jodoh. Ya kaaaaann …," canda Lea, akan tetapi buru-buru merapalkan doa yang berlawanan dari perkataannya barusan. 'Ja-jangan sampai, Ya Allah. Jangan sampai aku bertemu dengan Mas Deden. Maksudku seperti di novel-novel, Ya Allah. Tunggu dulu aku menjadi artis terkenal, baru identitas rahasiaku sebagai artis papan atas terbongkar di depan Mas Den. Ini masih awal, masa sudah ketahuan.' batin Lea, semakin panik bahkan berkeringat dingin ketika mereka telah sampai di depan gedung perusahaan JVM yang terlihat sangat besar dan menjulang tinggi. *** Lea merapatkan topi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Dekapan Dingin Suami Panas   13. Tidak Bersedia Lagi

    "Ekhem." Lea tiba-tiba berdehem, bergerak gelisah dan berusaha memutar otak supaya terhindar dari suaminya. "Meri ketumbar hei …," ucap Lea tiba-tiba, bernada dan dengan intonasi diimut-imutkan. Haiden menaikkan sebelah alis, masih duduk di kursi kekuasaannya. Jaraknya cukup jauh dari tempat istrinya berdiri, akan tetapi dia bisa mencium aroma tubuh istrinya yang khas. Dia sangat mengenali aroma ini, karena parfum tersebut adalah racikan Haiden sendiri--khusus untuk wanita bodohnya yang sangat suka berpetualang. Haiden menyender pada kursi, bersedekap dingin sembari mengamati perempuan yang menutupi wajah tersebut secara intens. Sebesar apapun usaha Lea menutupi wajahnya, Haiden tetap bisa mengenali, baik dari bentuk maupun aroma. Akan tetapi, Haiden memilih diam, mengamati sejauh mana perempuan ini akan bertindak absurd. "Meri ketumbar hei? Acha acha nehi nehi …-" Lea sejenak berhenti, gugup karena tatapan dingin Haiden. Tatapan suaminya seperti harimau yang mengintai mangsa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Dekapan Dingin Suami Panas   14. Siaran Langsung yang Membuat Shock

    "Aku tidak bersedia," bantah Lea tiba-tiba, membuat Raja dan bahkan Citra menatap tak percaya padanya. Citra buru-buru menutupi keterkejutan dirinya dengan cara memasang ekspresi angkuh, dia menaikkan dagu kemudian menatap dingin pada Lea. "Angkuh sekali kamu menolak Tuanku. Jangan ge'er hanya karena Tuan ingin diwawancarai olehmu. Mungkin Tuan memilihmu mungkin karena kamu perempuan paling buruk. Tuan menghindari perempuan berpenampilan menarik karena tak ingin membuat orang-orang berasumsi buruk. Jadi tolong jangan ge'er." "Mulutmu kurang ajar juga yah." Lea menatap Citra dengan kesal, dia ingin sekali menampar perempuan itu. Akan tetapi tiba-tiba saja pintu ruangan Haiden terbuka, memperlihatkan Haiden yang langsung melayangkan tatapan dingin padanya. "Lima menit wawancara tidak dimulai, Medi Zone akan menanggung akibatnya," ucap Haiden datar, setelah itu kembali masuk dalam ruangannya. Sebelumnya menyempatkan diri untuk bersitatap dengan Lea. Lea langsung mengepalkan tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dekapan Dingin Suami Panas   15. Memanfaatkan Kondisi Lea yang Mabuk

    Haiden mengatupkan rahang ketika menemukan istrinya yang sudah dalam keadaan mabuk. Sorot mata Haiden tajam, menusuk dan penuh kemarahan. Dengan aura gelap yang mengerikan, dia berjalan mendekati istrinya. Setelah berada di sebelah Lea, tangan Haiden mengepal kuat karena mencium aroma alkohol dari tubuh dan sekitar istrinya. Dia menahan marah, memilih meraih tubuh Lea, berniat membawanya. Akan tetapi tiba-tiba saja, Raja–bos istrinya, menahan tangan Haiden. "Jangan berani menyentuh anak ini. Dia tanggung jawabku … ayahnya-- aku." ucap Raja susah payah, memukul dada sendiri di akhir kalimat, menegaskan jika Lea memang putrinya. Raja berusaha untuk tetap sadar, walau pun pandangan sudah mengabur–tak mengenali orang yang ingin membawa pergi rekannya. "Aku suaminya," ucap Haiden singkat, menepis tangan bos istrinya kemudian memilih menggendong tubuh Lea. "Suami?" Lea bergumam pelan, kemudian senyum-senyum sendiri, sama sekali tak memberontak ketika Haiden mengendong tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dekapan Dingin Suami Panas   16. Meminta Bantuan untuk Lari

    "Ini apa?" tanya Lea kembali. "Benda yang membuatmu bisa merasakan kenikmatan. Rasanya seperti permen. Kau mau, Wife?" tawar Haiden. Seakan-akan dia adalah om-om yang berniat menodai bocah dibawah umur. Lea dengan polos mengangguk, tersenyum lebar dan terlihat gembira. Pikir Lea, permen yang ukuran kecil saja sangat enak, apalagi ini-- ukuran jumbo. Wow! Kapan lagi Lea bisa mendapat lolipop ukuran besar seperti ini? Haiden terkekeh pelan, merasa gila tetapi sangat menikmati kejahatannya pada istrinya. Dia memanfaatkan kondisi Lea yang sedang mabuk. Dan ternyata mempermainkan Lea yang sedang mabuk jauh lebih menyenangkan dibandingkan saat -- Haiden memulai permainannya. Dia benar-benar menikmatinya karena Lea sangat patuh. Perempuan yang sedang dalam keadaan mabuk ini, bersedia melakukan apapun yang ia perintahkan. Walau pada akhirnya Lea menangis, merengek untuk dibiarkan tidur. "Aku sudah mengantuk. Aku tidak mau permen lagi. Aku mau tidur," keluh Lea, menangis layaknya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dekapan Dingin Suami Panas   17. Lea yang Kesepian

    "Kak Den, si-silahkan duduk. Anggap ru-rumah sendiri," ucap Ziea, sengaja supaya menghentikan Lea yang bisa saja akan mengatakan hal yang tidak-tidak. "Hah?" Lea terkejut dan reflek menoleh ke arah belakang. Dia semakin terkejut ketika mendapati suaminya berada tepat di belakangnya. Lea panik seketika, takut Haiden mendengar pembicaraannya dengan Ziea–di mana Lea berencana menghindari sang suami. Haiden menatap Lea sekilas kemudian beralih menatap adiknya. "Ini rumahku," ucapnya sedikit ketus, akibat kesal mendengar ucapan Lea dan adiknya. Azalea-nya berniat menghindarinya, heh?! "Ehehe … kukira rumahku, Kak." Ziea cengar-cengir. "Si-silahkan duduk, Kak," ucap Ziea kemudian, kembali mempersilahkan Haiden untuk duduk. Ziea cukup canggung karena ekpresi kesal kakaknya yang terlihat kentara. Pasti kakaknya marah karena mendengar penuturan Lea yang berniat menghindari Haiden. Haiden mengambil tempat, duduk di antara istri dan adiknya. Sedangkan Lea, dia tiba-tiba berdiri–satu de

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Dekapan Dingin Suami Panas   18. Ayo Ke Pesta Lea

    Saat Lea membuka pintu–di mana maid terus mengikuti Lea, memohon supaya Lea tak pergi–Lea langsung mematung di ambang pintu. Mobil mewah yang biasa suaminya gunakan, ada di depan rumah–bersamaan dengan si empunya yang turun, Haiden Mahendra. Kening Haiden langsung mengerut, alis menekuk tajam dan ekspresi yang tak bersahabat terpasang jelas di wajah. "Kau mau kemana, Azalea?" dingin Haiden, segera menghampiri istrinya yang terlihat membeku di ambang pintu. Lea cengengesan, berdiri kaku dan kikuk. Saat Haiden di depannya, Lea buru-buru menyambar tangan pria itu–menyalam dan mencium punggung tangan sang suami. "Kau mau pergi ke mana?" tanya Haiden kembali, mengulangi pertanyaan sebelumnya. "Ke cafe, Mas. Malam ini cafe sedang ramai dan aku ingin ke sana untuk membantu," ucap Lea yang tak ingin berbohong karena dia rasa itu hal yang percuma. Berbohong atau tidak berbohong, tetap dia akan dimarahi oleh pria ini. "Masuk," titah Haiden, bernada bossy dan dingin. Lea menganggukkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Dekapan Dingin Suami Panas   19. Bidadari di Pesta Pengusaha

    "Tapi kamu ikut lah ke pesta, Neng. Bapak tak ada teman, sekalian ini peluang untukmu bertemu dengan banyak orang penting." Lea mengaruk rambut, tak tahu harus menjawab apa. Dia ingin mengiyakan tetapi dia takut Haiden tak membolehkan. Namun, kasihan juga pada Raja, yang sepertinya menginginkan Lea ikut ke pesta itu. "Orang cantik itu harus dipamerkan. Apalagi kamu, yang cantiknya unik," ucap Raja, terus merayu Lea supaya bersedia ikut ke pesta. "Alah, Bos." Lea mengibas tangan di depan wajah, "masih ingat aku kata-kata si maling ayam–sekretaris Tuan Haiden. Dia bilang aku ini jelek, makanya Tuan ingin diwawancarai olehku," lanjut Lea, memutar bola mata jengah. Mengingat ucapan sekretaris suaminya tersebut, Lea sebenarnya cukup kepikiran. Apa dia memang jelek karena Haiden memang tak pernah mengajaknya keluar berdua. Semenjak menikah, Haiden tak pernah berkencan dengannya. Bahkan identitas Lea sebagai istri pria itu disembunyikan. Lea tiba-tiba murung, mungkin benar jika dia je

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15

Bab terbaru

  • Dekapan Dingin Suami Panas   87. Suami Jahat

    "Siapa yang kau sebut keong racun, Azalea?" Haiden menatap istrinya dengan sebelah asli terangkat. "My fans, Mas. Aku kan calon artis yang gagal. So-- penggemarku yang belum move on, tiba-tiba mengajak ketemuan. Trus aku bil--" Ucapan Lea langsung berhenti, Haiden tiba-tiba mencubit bibirnya dan cukup kuat, "aaaah … Mas!" ringis Lea, menepuk tangan Haiden yang mencubit pipi lalu melayangkan tatapan sebal pada pria itu. "Siapa yang belum move on padamu? Bagas? Parhan? Atau masih ada nama yang belum pernah kau sebut?" kesal Haiden, setengah marah akan tetapi kelakuannya membuat Lea geleng-geleng kepala. Haiden menyingkap baju Lea kemudian menenggelamkan wajah pada perut istrinya yang masih rata. Dia mencium gemas perut Lea lalu menggigitnya berulang dan secara pelan. 'Bagas yang suka Ziea pun tak bisa menyelamatkanku dari kecemburuan nih banteng.' batin Lea, menatap suaminya lalu berusaha menjauhkan kepala Haiden dari perutnya. "Fansku perempuan, bukan Bagas atau Farhan. Mas men

  • Dekapan Dingin Suami Panas   86. Antara Kebutuhan Pribadi dan Anak

    "Tu-Tuan." Haiden menatap maid dengan tampang muka penuh tanda tanya. Dia telah pulang kerja dan baru sampai di rumah, bahkan masih di ambang pintu. Namun, tiba-tiba tiga maid berlari terburu-buru kepadanya. Firasat Haiden menjadi tak enak, dia takut terjadi sesuatu pada istrinya. "Di mana Nyonya HaiLe?" Haiden langsung menanyakan istrinya, karena pikirannya langsung kepada istrinya. Ketika maid mendatanginya, Haiden seketika mencemaskan istrinya. "Di-di dapur basah, Tuan," jawab salah satu maid. "Nyonya memasak?" Wajah Haiden mulai terlihat marah. Meskipun dia tidak ingin anak, akan tetapi bukan berati dia membiarkan anak itu dalam keadaan buruk. Jika anak itu kenapa-napa, jelas Lea yang akan menanggung sakit dari semuanya. Oleh sebab itu, Haiden begitu overprotektif pada kehamilan Lea. Dia sudah memerintahkan pada maid supaya tidak membiarkan Lea untuk memasak. Yah, walau Haiden kurang rela sebab dia sangat suka masakan istrinya, akan tetapi dia terpaksa demi kebaikan Lea dan

  • Dekapan Dingin Suami Panas   85. Oleh-oleh yang tak diinginkan

    Tiada angin tiada hujan, Melody ingin bertemu dengannya? [Oke.] Lea membalas pelan tersebut, setelah itu Lea dilanjutkan langkahnya–memasuki sebuah toko es krim karena dia sedang sangat ingin memakan es krim. "Es krim rasa bon cabe level 50 satu yah, Bang," ucap Lea pada penjaga kasir, membuat kasir tersebut melongo–mata melotot dan mulut menganga. "Mohon maaf, Kak. Tetapi …-" Lea langsung memotong, "kalau rasa bon cabe tidak ada, rasa bon utang juga enggak apa-apa. Yang penting pedes."Kasir tersebut semakin dibuat pusing, hanya bisa menggaruk tengkuk karena tak tahu cara menghadapi makhluk cantik tetapi aneh tersebut. Hampir saja pria ini berniat menggombali perempuan cantik dengan mata bulat yang indah. Namun, dia mengurungkan niat karena reflek trauma oleh permintaan aneh si cantik yang terasa seperti makhluk alien. ***[Kapan kamu datang? Ini sudah sore.]Lea tersenyum manis, kemudian membalas pesan dari Melodi. [Sabar, Kak sayang. Ini saya lagi di jalan. Tapi macet.] Lea me

  • Dekapan Dingin Suami Panas   84. Dia Ingin Bertemu

    "Azalea, waktunya makan," ucap Haiden, akan tetapi melayangkan tatapan penuh peringatan pada adiknya. Lea menoleh cepat pada Haiden, dia cukup terkejut karena Haiden mendadak ada di sana. Lea memperlihatkan cengiran kemudian segera bangkit. "Mama dan Papa masih di sini kan?" tanya Lea saat akan beranjak dari sana. "Humm." Haiden menganggukkan kepala, mengusap pucuk kepala Lea saat perempuan itu akan lewat. Melihat Lea pergi, Ziea buru-buru menyusul. Dia menerobos untuk keluar akan tetapi Haiden menghadangnya. "Kak Deden, aku ingin lewat." Ziea mengerucutkan bibir, menatap mendongak pada kakaknya yang berdiri di depannya–menghadangnya. "Ember sekali mulutmu," marah Haiden, melayangkan tatapan tajam pada Ziea. "Bagiamana jika Azalea menghindariku setelah ini, Bocah?!" Ziea menggaruk pipi yang tak gatal, hanya kikuk bercampur gugup karena dimarahi oleh kakaknya. "Mana mungkin! Lea ke Kakak kan cinta mati." "Naif!" dengkus Haiden, menyentil cukup kuat kening adiknya. "Tutup

  • Dekapan Dingin Suami Panas   83. Kisah Ebrahim yang Terdahulu

    Setelah Lea keluar dari ruangan tersebut–di mana Haiden masih di sana, mengobrol dengan orangtua angkat Lea dan orangtuanya. Kini Lea berada di ruangan lain, bersama Ziea. Sedangkan bayi Ziea–si kembar Razie dan Zira, bersama dengan daddynya, Reigha. Saat ini mereka bercerita, lebih tepatnya Ziea yang menceritakan keluarganya. Awal mula, Lea bertanya pada Ziea mengenai Ebrahim, karena dulu Haiden pernah bilang padanya jika suatu saat mereka punya anak, maka Haiden ingin namanya adalah Ebrahim. Sejujurnya, Ziea sudah pernah menceritakan pasal siapa Ebrahim pada Lea, namun kurang rincih. Skalian Lea menanyakan kenapa suaminya–Haiden, bisa mode iblis. Pasti ada alasannya bukan? "Ebrahim itu nama adiknya Daddy dan aunty Keena. Dia si bungsu dan kesayangan keluarga ini. Seperti yang pernah ku beritahu padamu, Uncle Ebrahim telah meninggal dan menyisakan duka dan trauma di keluarga kami." Ziea menjeda sejenak, sedangkan Lea mendengar secara serius, "Sebenarnya, Kakek Jay itu punya tangan

  • Dekapan Dingin Suami Panas   82. Bertemu Mama Papa

    Lea diam-diam ke lantai bawah, dia pusing karena lama terkurung dalam kamar. Sedangkan Haiden, suaminya tertidur sangat pulas, dan oleh sebab itu Lea bisa diam-diam keluar. "Pak Rekq," ucap Lea, terkejut melihat pria yang membantunya selama penculikan ada di rumahnya. "Halo, Nona Lea. Senang bisa bertemu denganmu lagi." Rekq membungkuk hormat pada Lea, tak lupa sebuah senyuman manis menyungging di bibir. "Iya. Terimakasih untuk bantuannya, Pak Rekq," Lea mendekat lalu tersenyum balik pada Rekq. Saat itu dia belum sempat berterimakasih pada Rekq, dan untungnya mereka bertemu di sini. "Terimakasih kembali juga pada Nona. Jika bukan karena Nona, mungkin saya dan beberapa maid itu, sudah tak ada di dunia ini," jawab Rekq dengan begitu manis dan sopan. Tak ada rasa apapun selain hormat yang dia miliki pada perempuan ini. Yang membuat Rekq sangat salut pada Lea adalah karena keteguhannya dalam menjaga kehormatannya selama penculikan. Lea tidak tahu siapa suaminya yang sebenarnya di

  • Dekapan Dingin Suami Panas   81. Dengarkan Nasehat Rekq

    "Lalu apa yang kalian banggakan sedangkan kalian tak memiliki peran di keluarga Mahendra?" terang Denis, menatap para kerabat mertua putrinya dengan mimik muka tak bersahabat. Jelas ada pancaran kemarahan yang terlihat nyata karena dia tak menyangka putrinya difitnah oleh keluarga ini. Lea baru selamat dari kasus penculikan, bisa dikatakan kondisi putrinya belum baik-baik saja. Namun, mereka sangat keji dengan melempar ucapan jahat pada Lea. "Yang kami katakan fakta. Dan … bagiamana mungkin Lea lebih baik dari kami?" Ernio, suami Selly, melayangkan tatapan sinis pada Denis. "Jika bukan karena Ziea, memangnya putri yang kau banggakan tersebut memangnya bisa apa? Dia saja menikah dengan Haiden kami karena permintaan Ziea." "Kalian orang yang selalu merasa paling tahu." Kenzie angkat bicara, "fakta dan kebenarannya-- Ziea punya ide untuk bisnis cafenya karena melihat kemampuan Lea dalam memasak. Salah besar jika kalian mengira Lea mendapatkan pekerjaan karena diberi oleh Ziea, dia be

  • Dekapan Dingin Suami Panas   80. Sosok yang dirindukan Lea

    "Dan-- ja-jangan-jangan anak yang Lea kandung adalah anak Orion," cicit Selly pelan, cukup takut pada Haiden. Akan tetapi tatapan Kenzie juga mengerikan, membuatnya terpaksa bersuara. Nanda cengang mendengar ucapan tante dari Haiden. Bagaimana bisa dia berpikir demikian? "Kau yakin telah membawa otakmu sebelum datang ke sini?" Kenzie mengernyit, kesal mendengar ucapan iparnya. Bagaimana bisa dia berpikir anak yang Lea kandung milik Orion, sedangkan Lea diculik baru beberapa hari lalu. "Bi-bisa saja. Orion bertemu dengan Lea saat Haiden dan Lea berbulan madu, bukan?" Selly mencari pembenaran dan alasan lain. Intinya dia ingin membuat Lea hina dihadapan Kenzie dan Moza. Kenzie memijat pelipis, sakit kepala karena mendengar ucapan Selly. Tadi, menantunya difitnah hamil karena insiden penculikan, sekarang pindah karena bulan madu Haiden dan Lea. Semakin mereka ingin menjatuhkan Lea, semakin mereka terlihat blunder. "Kau juga ingin mati sepertinya!" geram Haiden. Syur' Tuk' Na

  • Dekapan Dingin Suami Panas   79. Air Es untuk Memadamkan Api

    "Ck." Haiden berdecak pelan, berkacak pinggang sembari memperhatikan istrinya yang sedang berbaring lemah di atas ranjang. Hari ini Haiden berniat ke kantor. Dia sudah rapi dengan setelah jas mahal. Dia terlihat mendekati kata 'sempurna melalui pancaran pesona dan karismanya. Haiden bahkan telah ada dalam mobil–akan berangkat ke kantor. Namun, maid berlari panik. Maid tersebut mengejar mobil yang akan keluar dari pekarangan rumah untuk menghentikan mobil yang membawa tuannya. Haiden menyuruh Nanda berhenti lalu menghampiri maid, di mana maid melapor secara tergesa-gesa, mengatakan kalau sang nyonya pingsang. Untungnya nyonya mereka pingsang dalam keadaan duduk di sofa, sehingga kecemasan mereka tak berkali-kali lipat. Sekarang Lea sudah diperiksa oleh dokter, kondisinya sangat memprihatinkan. Fisik Lea sangat lemah, begitu juga dengan kandungannya. Namun, dokter mengatakan supaya Haiden tidak khawatir berlebihan. Beberapa wanita hamil mengalami hal seperti ini--mudah drop dan j

DMCA.com Protection Status