Share

Dark Secret of Lady CEO
Dark Secret of Lady CEO
Author: Kennie Re

Trigger

Author: Kennie Re
last update Last Updated: 2021-09-25 21:11:30

    "Jadi selama ini kau mendekatiku karena ini, Abby?" serang Zachary bergetar. Tangannya memegang setumpuk kertas yang Abigail tahu benar apa isi di dalam file itu. Tanpa perlu bertanya lagi, ia tahu dirinya sedang dalam masalah.

    Dari mana pria itu menemukan benda itu? Benda yang selama ini ia sembunyikan dan simpan dengan aman. Seharusnya tak ada seorang pun yang bisa menemukannya. Tapi mengapa ...?

    "A-apa yang kau katakan, Zac?" Abigail berusaha menyembunyikan ekspresinya. Ia kaget, jelas. Namun, jika Zachary membaca pikirannya dan mengetahui yang pernah ia rencanakan, maka habislah ia. 

    Sekian lama ... Sekian lama Abigail menyembunyikan dan menyimpan semua ini dengan sangat hati-hati. Ia bahkan ingin mengubur apa pun yang telah ia lakukan sejak awal karena menyadari, Zachary atau siapa pun tidak punya andil atas penderitaan yang ia alami selama ini.

    Semua ini adalah tanggung jawab Garry Emerson. Pria tua serakah itulah yang seharusnya menerima balasan.

    Ia bahkan sudah terlanjur mencintai Zachary dan berniat membangun keluarga yang bahagia, seperti yang diinginkan pamannya, bahkan mungkin mendiang ayahnya.

    "Kau tidak perlu lagi berpura-pura, Abigail. Aku sudah membaca semuanya. J-jadi selama ini ... apa yang telah kita lalui selama ini ...." Kalimatnya terhenti. Abigail mendekat demi menenangkan suaminya yang mulai kalut.

    Ia yakin Zachary sedang mabuk sehingga meracau dan apa yang ia bicarakan tak bisa dipertanggung jawabkan.

    Tidak, tidak! Abigail sangat tahu bahwa apa yang dikatakan suaminya itu adalah sebuah kebenaran. Dulu, semuanya memang hanya kepalsuan. Ia memang mempermainkan pria itu demi dendamnya. Namun, kini semua berbeda. Jauh berbeda.

    "Zac, Zac ... sayang! Hey, dengarkan aku. Apa pun yang kau temukan, apa pun yang kau dengar dan kau lihat itu bukan hal yang sebenarnya. M-mari kita bicara, sayang," ajak Abigail, masih dengan suara bergetar. Tangannya berguncang, tetapi sekuat tenaga berusaha ia tenangkan sendiri.

   

    Ia kini sedang menenangkan dua jiwa yang sakit. Jiwa Zachary—suaminya, juga jiwanya sendiri. Ia sakit, sejak lama. Ia sadari itu. Bahkan dulu ia tak mampu mengendalikan kemarahan dan dendam yang telah disimpannya sejak dulu.

    Namun, kini semuanya telah berubah. Ia bahkan tak menyadari kapan perasaan itu hilang dan berganti perasaan baru yang telah ia janjikan untuk ia pupuk agar tetap bersemi.

    Perasaan yang mulai tumbuh, cinta untuk Zachary—yang sebelumnya hanyalah kepalsuan demi tercapai tujuannya.

    Zachary menghentakkan tubuh dan menepis tangan Abigail hingga wanita itu tersungkur. Ia memekik dan memegangi perutnya yang sesaat terasa nyeri.

    "Zac ... kumohon ...." Ia masih meratap dan memohon. Namun, pria itu bergeming, hanya mengusap wajahnya dengan kasar lalu menghempaskan kertas yang sedari tadi berada dalam genggamannya hingga berserakan di lantai.

    "Apa yang ingin kau jelaskan tentang itu, Abby? Jawab aku!!!"

    Abigail berusaha bangkit meski perutnya masih terasa nyeri.

    "Karena itu, ayo kita bicara, Zac. Aku mencintaimu, tak mungkin menyakitimu."

    "Oh, benarkah?!" tanya pria itu, mendekat pada istrinya, menatap wajah cantik yang semakin memancarkan pesonanya. Ia selamanya yang tercantik bagi Zachary.

    Wanita teristimewa dalam hidupnya. Ia bahkan rela menukar apa pun demi kebahagiaan wanita itu. Namun, apa yang ia ketahui beberapa jam lalu membuatnya teramat sakit dan patah hati.

    "BENARKAH?!" bentaknya. Abigail mulai tak sanggup menahan gejolak hebat dalam dadanya. Ia ingin sekali memeluk tubuh pria itu dan menenangkannya, tetapi menatap matanya saja Zachary sudah enggan.

    Pria itu jelas sudah sangat membencinya.

    "Benar, sayang. Aku tidak pernah mengkhianatimu. A-aku mencintaimu. Aku mencintaimu." Tubuh Abigail bergetar hebat. Berusaha memeluk Zachary yang pada mulanya meronta dan mencoba melepaskan dekapan wanita yang sangat ia cintai itu.

    Bahkan dengan kemarahan yang sebesar gunung, perasaan cinta itu tetap ada. Ia marah, karena mengetahui cintanya yang itu hanyalah permainan bagi Abigail.

    "Aku mohon, Zac," pintanya, berbisik lirih di telinga pria itu. Tubuh mereka sama-sama bergetar. Zachary dengan kemarahannya pada Abigail, sementara Abigail dengan kemarahan pada dirinya sendiri.

    Tangan Zachary merogoh meja dan laci kerjanya. Ia membiarkan Abigail tetap membungkus tubuh pria itu dengan rengkuhan hangatnya.

    Zachary menemukan apa yang ia cari. Benda yang selama ini ia simpan dan ia bawa kemana pun. Ia kini menggenggam benda itu erat-erat.

    "Kau bilang ... kau mencintaiku?' tanya pria itu dingin. Abigail mengangguk.

    "Aku sangat mencintaimu, Zac. Tak pernahkah aku mengatakannya?" tanya Abigail, perlahan tangannya mulai membelai punggung suaminya. "Bahkan ... ada sesuatu yang ingin sekali kusampaikan padamu."

    Deru nafas Zachary masih tak beraturan, tetapi ia berusaha menahan semua emosi dan melepaskannya di saat yang tepat. Ia ingin melakukan ini, ingin mengakhiri segalanya. Jika perlu antara mereka berdua tak 'kan ada satu pun yang merasa kehilangan.

    "Jika kau mencintaiku mengapa kau lakukan semua ini Abby? Mengapa kau melakukannya selama ini?" keluh Zachary tergugu. Abigail tak mampu menahan lagi. Air matanya berderai. Setelah sekian lama, ia akhirnya menangis.

    Bukan karena tertangkap basah telah melakukan perbuatan yang kejam pada Zachary, melainkan karena ia merasakan sakit yang dirasakan suaminya itu.

    "Maafkan aku, Zac ... sungguh maafkan aku. Itu semua terjadi jauh sebelum hari ini. Jauh sebelum pernikahan kita. Jauh sebelum ...." Kalimatnya terhenti. Siapkah ia mengatakannya saat ini, saat situasi sedang sepanas ini?

    "Sebelum apa?" tanya Zachary.

    Abigail hanya terdiam. Berusaha mencari jawaban yang tepat untuk menenangkan singa yang tak henti mengamuk.

    "Katakan, sebelum apa?" desaknya kemudian berbalik dan menatap ke dalam mata wanita cantik itu.

    Bulu mata lentiknya basah terkena air mata. Namun, Zachary kini tak tahu apakah itu air mata yang sesungguhnya ataukah lagi-lagi air mata palsu demi menjeratnya.

    "Katakan, Abby ...," ucapnya lagi lebih lembut, tetapi wanita itu justru menunduk menyembunyikan wajahnya.

    Raut wajah Zachary kini terliha tak sabar. Ia merasa Abigail sedang mempermainkannya. Darahnya mendidih, ia sudah cukup menahan sejak tadi.

    "Katakan, Abby!!!"

    "Aku sudah mengatakannya, Zac! Aku sudah mengatakan aku mencintaimu. Aku ingin kita seperti dulu. Aku ingin cintamu tetap sama seperti dulu. Aku, kau, dan anak kita. Kau mau, kan?!" pinta wanita itu. Namun, Zachary seolah tak mendengar apa yang diucapkan wanita itu.

    "Jika kau mencintaiku, ikutlah denganku," ajak Zachary. Matanya menatap ke arah wanita itu dengan tatapan kosong.

    "Ke mana?" tanya Abigail.

    Perlahan Zachary mengangkat tangan yang sejak tadi ia sembunyikan di balik punggung. Menggengam sebuah pistol yang siap untuk melesatkan timah panas kapan pun pelatuknya ia tarik. Siap untuk mengambil nyawa wanita itu kapan saja.

    Abigail terbelalak, sorot matanya menyiratkan ketakutan. Ia tak pernah takut akan kematian. Bahkan hingga hari ini. Ia hanya takut salah satu dari mereka akan menyesali hari ini selamnya.

    "Z-Zac ... a-apa yang kau lakukan? T-tolong turunkan senjata itu."

    Pria itu mendengkus. "Jadi kau takut mati? Kau bilang mencintaiku tapi tak ingin ikut denganku ke neraka?" racaunya.

    Abigail bergerak perlahan. Ia tak mungkin bisa menghindar andai pria itu nekat menarik pelatuknya. Namun, ia mungkin bisa mencegah itu terjadi. Hanya, ia tak tahu bagaiamana caranya.

    "S-sayang, kumohon ...." Tangis Abigail mulai pecah. Ada hal yang harus ia katakan pada pria itu. Bahkan andai tak 'kan ada lagi waktu untuknya setidaknya ia sudah menyampaikan apa yang seharusnya diketahui pria itu.

    "Zac ...."

    Sebuah gedoran di pintu ruang kerja Zachary memecah ketegangan antar mereka berdua. Seseorang sepertinya tak sabar telah diabaikan oleh keduanya.

    Dengan sekali tendang, pintu yang terbuat dari kayu pohon oak itu terbuka. Menampakkan pemandangan yang tak ingin dilihat oleh siapa pun.

    Gin berdiri terpaku menatap dua orang yang mematung di tempat. Abigail dengan tangan kosong berdiri tak jauh dari hadapan Zachary yang memegang sebuah pistol. Tangannya terlihat bersiap untuk menarik pelatuk.

    Tanpa banyak bicara Gin menerjang kakak iparnya itu dan berusaha merebut pistol dari tangannya.

    Pergulatan sengit terjadi antara kedanya. Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Salah satu dari mereka bisa saja menjadi korban timah panas itu. Gin masih berusaha merebut benda dalam genggaman Zachary.

    "Kumohon hentikan, kalian berdua. HENTIKAN!" pekik Abigail berusaha menghentikan pergumulan antara adik dan suaminya. Tak ada satu pun di antara mereka yang berniat untuk berhenti.

    DORR! DORR!

    Entah apa yang menggerakkan jemari Zachary hingga pelatuk itu benar-benar menembakkan timah panas secara tak beraturan. Di antara mereka tak ada yang menyadari di mana benda itu bersarang. Hingga salah satu dari mereka limbung dan terjatuh di lantai.

        ***

Related chapters

  • Dark Secret of Lady CEO   Memories

    TIGA TAHUN SEBELUMNYA (FLASHBACK) Sebuah sedan berwarna silver berhenti tepat di sebuah bangunan yang terlihat lama tak ditinggali. Halaman depan dipenuhi daun kering yang berserakan. Pagarnya yang hanya sebatas lutut orang dewasa sudah berkarat dan tidak tegak lagi. Wanita bersetelan jas hitam turun dan berjalan memasuki pekarangan rumah dikawal dua orang dengan pakaian yang hampir serupa. Salah satunya membuka pagar dan mempersilahkan wanita bertubuh jenjang itu untuk berjalan di depan. Sampai di ambang pintu, seorang wanita setengah baya tergopoh-gopoh menyambutnya. "Silahkan masuk, Abby," ucap wanita itu. Gadis itu mengangguk kemudian melangkah perlahan, sekilas mengedar pandangan pada seisi ruangan yang ia lewati. Masih sama seperti sebelumnya, delapan belas tahun yang lalu. Terasa kosong. Hanya t

    Last Updated : 2021-09-25
  • Dark Secret of Lady CEO   New Family

    "Adelaide, apa yang terjadi pada Papa?" tanya Abigail pada asisten rumah tangga keluarga Anderson. Adelaide, wanita berusia empat puluh lima tahun itu, memeluk Abigail dengan erat seolah ingin melindungi gadis itu. Abigail menatap nanar pada tubuh ayahnya yang terbaring dengan berbagai peralatan penyokong. Ia masih terpejam, entah kapan akan terbangun. Gadis itu selalu memanjatkan doa untuk kesembuhan pria kesayangannya. Melihat apa yang dilalui pria itu, ia seolah ikut merasakan sakit yang ayahnya rasakan. "Dia akan baik-baik saja, sayang. Aku berjanji." Namun, janji itu tak dapat ia penuhi. Karena selanjutnya James tak pernah sama lagi. Ia menjadi sosok yang berbeda, tak lagi mampu melakukan segala yang dulu pernah dan sering dilakukannya. Ia hanya terbaring, kadang matanya terpejam. Di lain waktu ia membuka mat

    Last Updated : 2021-09-25
  • Dark Secret of Lady CEO   New Life

    Alex dan Alona mengemasi barang-barang penting yang mereka miliki termasuk milik Abigail. Dengan bergegas menata segala yang mereka butuhkan saja, agar tak perlu membawa barang terlalu banyak. Mereka saling bertatapan sebelum kemudian Alex mengangguk pada Alona sebagai tanda ia boleh membangunkan Abigail yang kini masih lelap. Wanita itu, dengan langkah perlahan menghampiri Abigail yang masih pulas. Wajahnya sungguh damai. Alona mengusap bulir yang tertahan di pelupuk matanya sebelum kemudian mendekat pada keponakannya itu. Abigail mengusap mata saat Alona tiba di kamarnya. Wanita itu duduk di sisi ranjang dan menyentuh tangan Abigail. "Abby ... bersiaplah, kita akan pergi dari sini," ucap wanita itu, setengah berbisik, tak ingin membuat keponakannya terkejut. Baru beberapa hari ia berada di rumah ini dan harus pe

    Last Updated : 2021-09-25
  • Dark Secret of Lady CEO   Tough

    Abigail sudah duduk di teras depan rumah, ketika paman dan bibinya mencari keberadaannya. Ia menikmati embusan angin yang lembab serta cahaya mentari pagi yang hangat. Perlahan Alex dan Alona duduk di dekat gadis yang sedang duduk di atas kursi ayunan yang bergoyang perlahan. Alona menyentuh jemari Abigail, membuat gadis itu tersadar akan kedatangan dua orang terkasihnya. Perlahan ia membuka mata demi manatap kedua orang tua barunya itu. "Abby sayang, Hari ini Paman akan menemui seorang pengacara yang telah ditunjuk oleh ayahmu untuk mengurus segala aset yang ia tinggalkan untukmu. Apakah kau siap untuk menemuinya hari ini? JIka kau ingin menggulur waktu, Paman akan sampaikan padanya," tutur Alex, dengan sangat hati-hati, khawatir jika sampai mengusik ketenangan gadis remaja itu. Bisa saja Abigail merasa terusik karena ingin hidup tenang tanpa gangguan apapun yang berhubungan dengan ayahnya. Namun, denga

    Last Updated : 2021-10-31
  • Dark Secret of Lady CEO   Walk Out

    Abigail tersadar dari lamunannya sesaat. Ingatannya sempat kembali pada masa dimana ia akhirnya menyandang namanya yang sekarang. Pada mulanya ia tidak terima melepaskan nama keluarganya, tetapi ia kemudian sadar bahwa itulah cara Alex untuk menjauhkan dirinya dari bahaya. Abigail meraih blazer merah dari balik pintu kemudian memakai sembari melangkah tergesa keluar dari kantornya. Ia sudah membuat janji dengan Mr.Thompson untuk membicarakan tentang misinya. Tidak, ia tidak mengatakan pada dektektif itu detail tujuannya mencari tahu identitas rival bisnis James, ayahnya. Ia hanya akan menyampaikan alasan yang berhubungan dengan bisnis. Saat mobilnya tiba di halaman parkir L'Restaurante, sudah terlihat dari kejauhan sosok Mr.Thompson yang duduk di sudut ruangan dekat dengan jendela besar. Mungkin agar mempermudah dirinya mengawasi sekitar. Tak mas

    Last Updated : 2021-11-01
  • Dark Secret of Lady CEO   Rival

    Abigail masih duduk menghadap layar laptop, mengawasi pergerakan indeks saham untuk beberapa anak perusahaannya. Ia berharap kali ini akan kembali memenangkan beberapa perusahaan incarannya. Ia ingin menanamkan aset di perusahaan pertambangan. Prospek yang cukup bagus dan potensial. Sesekali ia menghubungi Tamara, sekretarisnya untuk melakukan pemeriksaan secara manual dengan menghubungi perusahaan miliknya. Beberapa hari ini akan menjadi hari paling menegangkan baginya dan juga seluruh karyawan perusahaannya. Tak lama ponselnya berdering. Nama Alona tertera di sana. Panggilan rutin yang selalu dilakukan bibinya terlebih setiap kali perusahaan mereka ikut dalam trading besar seperti saat ini. “Halo, Bi,” sapa Abigail, tanpa mengalihkan mata elangnya dari layar. “Kau jangan hanya duduk di depan layar, jangan lupakan perutmu. Bibi tidak mau sampai asam lambungmu kambuh lagi. Siapa nanti yang akan mengurus jika kau sakit?” “Iya, Bi ... aku tahu. Kami sedang bersaing ketat dan ak

    Last Updated : 2021-11-04
  • Dark Secret of Lady CEO   The Game Begin

    Abigail dan pria berkumis tebal dengan jas kulit berwarna coklat membungkus tubuhnya, kini tengah duduk di tempat yang sama seperti beberapa waktu sebelumnya. Mereka memutuskan untuk bertemu setiap dua minggu sekali untuk menyetorkan informasi yang ia dapatkan kepada Abigail. Terlebih setelah kekalahan Abigail dalam perang bisnis beberapa waktu lalu, Mr. Thompson kebetulan mengikuti juga perkembangan berita tersebut, membuatnya tak sabar untuk menyampaikan hasil investigasinya. Senyum terulas di sisi wajah Abigail. Lipstik merah menyala yang terpoles di bibirnya menambah kesan dominan dan mungkin antagonis bagi sebagian besar orang yang tidak mengetahui latar belakang gadis itu. Informasi yang ia dapat dari Mr. Thompson cukup sebagai penunjuk arah baginya. Hanya tinggal menyusun rencana untuk langkah selanjutnya. Sepeninggal Mr. Thompson, Abigail mengambil ponsel, kemudian menekan nomor pria itu dan menunggu jawaban dari seberang. Ia membenarkan duduk, melipat kaki dengan anggu

    Last Updated : 2021-11-05
  • Dark Secret of Lady CEO   Another Rival

    Setelah pertemuannya dengan Zachary beberapa kali, Abigail mulai menemukan ritme dan siasat untuk menaklukkan pria itu. Terakhir kali mereka bertemu, Abigail sudah bisa melihat ada ketertarikan di mata pria itu. Kali ini saatnya ia membalas kebaikan Zachary. Ia berencana mengundang pria itu untuk makan malam, ia yang akan menjamu sendiri tamu istimewanya, bahkan mempersiapkan segala bahan yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan ikan paus, ia harus menyiapkan jala yang besar. Bahkan bila perlu, ia akan menggunakan peledak untuk menghancurkannya mangsanya. Apa pun akan ia lakukan demi lancarnya misi balas dendam ini. Abigail berjalan santai mendorong keranjang belanjaan dan memilih bahan yang ia butuhkan. Hingga tak sengaja ia berpapasan dengan seseorang. Seolah takdir memiliki kehendak yang sama, Zachary kini berdiri di hadapan Abigail nyaris tertabrak kereta belanja milik gadis itu. “Whoa ... lihat jalan–“ Zachary membulatkan mata saat melihat siapa yang berada di depannya sekaran

    Last Updated : 2021-11-06

Latest chapter

  • Dark Secret of Lady CEO   Rencana yang Gagal

    Belum pukul lima bahkan, tetapi Zachary sudah berada di ruangan Abigail sekarang. Duduk dengan manis memerhatikan gadis yang akan segera menjadi kekasihnya itu kini tengah bergulat dengan setumpuk berkas. Belum lagi beberapa map yang dibawa oleh Zachary sore ini.“Seriously, you gonna be killing me, Zac! Berkas ini … file bulan lalu, kan? Mengapa baru diserahkan hari ini?” tanya Abigail, sembari menatap pria di hadapannya dengan sorot tajam.“Sidney yang menyimpannya. Kupikir ia telah menyerahkan padamu. Sepertinya ia memang tak ingin jika aku bertemu denganmu, karena itu ia menyembunyikan file itu,” terang pria itu, berharap mendapat pemakluman dari gadis di hadapannya“Hmm … gadis itu cukup berbahaya, rupanya. Aku jadi takut.”Zachary bangkit dari tempatnya, menuju ke tempat di mana Abigail duduk, ia kemudian berjongkok dan meraih jemari gadis itu untuk diremasnya lembut.“Sekarang ia tak akan ada di sekeliling kita lagi, Abby. Sekarang hanya ada aku dan kau.”“Ke mana lainnya?” tan

  • Dark Secret of Lady CEO   Memperjuangkan Keadilan

    Abigail duduk di depan meja kerjanya, menghadap pada tumpukan berkas dan laptop yang masih menyala. Kemarin ia tak langsung datang pada Zachary meski demi mengabarkan tentang berakhirnya hubungan dirinya dan Ashton. Seperti yang selalu ia katakan, ia hanya ingin melampiaskan dendnya pada keluarga Emerson, jadi apa pun yang terjadi pada Zachary, tak akan pernah penting bagi gadis itu. Satu pria yang dicintai Abigail, hanyalah Ashton. Ia tak pernah memikirkan pria lain. Meski terkadang ada desir aneh muncul di hatinya setiap memikirkan Zachary, dengan cepat ia singkirkan semua itu. Zachary hanyalah sarana. Meski mungkinnia tak bersalah, tetapi tetap saja salah ketika ia terlahir dari keluarga Emerson. Terlebih ia merupakan putra dari Garry Emerson, pria yang telah menghancurkan keluarganya juga kebahagiaannya. Pria yang telah membuat dirinya dan Gin menjadi yatim piatu, memisahkan dirinya dan Gin sekian lama. Ia tak mungkin bisa memaafkan sikap pria itu dan apa yang telah ia lakuka

  • Dark Secret of Lady CEO   Perpisahan

    Abigail berlari sekuat yang ia mampu demi mengejar Ashton yang mungkin saja sudah naik ke pesawat. Ia masih berharap pria itu sedang menanti di lounge, menunggu kedatangannya setidaknya untuk sekedar ciuman selamat tinggal. Namun, ketika tiba di bandara, ia hanya mendulang kekecewaan lantaran tak menemukan Ashton di mana pun. Ia nyaris meninggalkan bandara saat kemudian peia itu berdiri tepat di hadapannya. "Abby-bear ... apa yang kau lakukan di sini?a apakah kau ingin ikut—" Abigail menggeleng cepat. "Uhm ... tidak. Ya, sebenarnya aku sangat ingin ikut bersamamu, Ash. Namun, kau tahu, kan kalau aku masih memiliki tanggung jawab atas apa yang telah kumulai?" "Kau benar." Ashton mengangguk sembari mengulas senyum pedih. Ini sungguh perpisahan terpahit yang pernah ia rasakan. Ia tak menyangka jika dirinya harus berakhir sendiri lagi, meninggalkan Abigail dengan mimpi yang tak pernah terwujud. Mimpinya untuk menikahi satu-satunya wanita yang ia cintai di dunia ini setelah ibunya. Ki

  • Dark Secret of Lady CEO   Langkah Cepat

    Abigail tengah menikmati sarapan bersama Gin, saat terdengar suara bel. Salah seorang asisten rumah tangga tergopoh membuka pintu dan disusul suara langkah kaki mendekat, serta kehadiran seorang pria berambut sewarna tembaga. Sorot matanya tampak cerah dan bersinar seketika tatkala menemukan gadis tercintanya yang tengah meneguk jus di tangannya. "Hey, Zac. Kemarilah, bergabung bersama kami." Abigail membuka piring di atas meja tepat di sampingnya, kemudian salah seorang pelayan menuangkan jus ke dalam gelasnya, lalu menyajikan sepiesi pancake. "Apa hang membawamu kemari sepagi ini?" tanya Abigail, setelah Zachary mulai menikmati sarapannya. "Oh, maaf ... habiskan dulu sarapanmu, kita bicara nanti." Abigail mengulas senyum, yang sesungguhnya tak ingin ia sunggingkan. Bagaimana tidak, dirinya tengah patah hati karena kepergian Ashton, dan sekarang harus beramah tamah dengan pria yang merupakan sasaran dari misinya, sungguh itu membuatnya hak bers

  • Dark Secret of Lady CEO   Menuntaskan Rencana

    Ashton terenyak kala mendengar apa yang baru saja diucapkan kekasihnya. Ia beringsut bangkit dan duduk menghadap pada Abigail yang duduk bersandar pada tepian ranjang. "Kau tidak serius mengatakan itu, kan, Abby?" tanya pria itu lagi, berusaha meyakinkan diri bahwa Abigail saat ini mungkin tengah mengerjainya, seperti apa yang biasa dilakukan gadis itu. Namun, tak ada jawaban dari Abigail, ia tetap bergeming dengan ekspresi penuh kesedihan. "Maafkan aku, Ash. Aku tak ingin kita mengakhiri hubungan ini. Kau tahu, aku hanya ... maukah kau mendengarkanku dulu?" Abigail membenarkan selimut yang menutupi dadanya, kemudian meraih jemari kekasihnya, kemudian mengecupnya. "Masih ada beberapa hal yang harus kulakukan, Ash. Demi kedua orang tuaku dan adikku." Ashton mengerutkan dahinya kala mendengar perkataan Abigail. "Apa itu? Mungkin aku bisa membantumu, agar segalanya bisa lebih cepat selesai, dan kita bisa segera menikah." Gadis itu menggeleng.

  • Dark Secret of Lady CEO   Refusal

    Sidney membelalakkan maniknya kala mendengar kalimat yang dengan ringannya diloloskan oleh Zachary. Ia tak menyangka bahwa kisah cintanya harus berakhir begitu menyedihkan. Sbeelumnya, belum pernah ada yang mencampakkannya seperti ini. Ia termasuk wanita paling didambakan oleh beberapa pria di kampus bahkan di dunia bisnis. Mungkin. Sampai akhirnya Zachary, dan beberapa pria mengetahui kualitas Abigail yang jelas tak hanya mengandalkan kecantikan luar saja, melainkan juga kecerdasan yang berhasil membuat pria sekelas Zachary dan Ashton bisa begitu bertekuk lutut. Itu salah satunya yang membuat Sidney sangat tidak menyukai gadis itu. Ia hampir saja mengetahui banyak hal mengenai kisah hidup Abigail, jika tidak dihalangi oleh seorang pria dan wanita misterius yang ia tidak ketahui. Tepat saat dirinya datang berkunjung ke unit rehabilitasi kejiwaan di mana Selena dirawat. Salah seorang perawat bersedia memberi keterangan mengenai Abigail, tetapi seorang pria yang tidak ia kenali memin

  • Dark Secret of Lady CEO   Break Up

    Zachary tak mampu menahan reaksinya akan perkataan Abigail. Mengapa ia harus kaget? Bukankah sejak awal hal itu yang menjadi permasalahan antara dirinya dan Zachary? Bahwa Abigail merasa menjadi wanita murahan karena ia bersedia saja tidur dengan pria itu sementara pria itu jelas sudah memiliki kekasih. Zachary yang selalu datang pada Abigail dan berakhir dengan hubungan panas, pada akhirnya akan selalu kembali lagi pada Sidney dan mungkin akan mengulang apa yang dilakukannya dengan Abigail. Sungguh sangat tak adil bagi Abigail, bukan? Wajar, jika lantas ia meminta apa yang seharusnya menjadi haknya. Zachary mengangguk paham. Ia kemudian membiarkan salah satu jemarinya membelai lembut wajah mulus Abigail, yang berhasil membuat gadis itu kesulitan untuk bernapas. Karena hanya dengan seperti itu saja mampu menyentuh sisi hati yang terdalam dari gadis itu. "Bagaimana dengan calon tunanganmu? juga rencana pertunangan yang hanya tinggal menghitung waktu .

  • Dark Secret of Lady CEO   I'll be Yours

    "Jadi begitu? Kau melupakanku dan tidak mengundangku?" tanya seorang gadis yang jelas kedatangannya selalu membuat suasana Abigail memburuk seketika. Untuk apa ia datang jika dirinya tidak diundang? Tentu saja, untuk menyusul kekasihnya. Abigail menghentikan apa yang sedang ia lakukan. "Sedang apa kau di sini, Sidney? Kau tidak diundang." Gadis itu berbalik demi menghadapi gadis cantik yang sejak tadi berada di balik punggungnya. "Oh, begitu, ya? Lalu, mengapa kau mengundang Zachary? Bukankah ia adalah rival bisnismu? Atau ... jangan-jangan kalian ada hubungan di balik puinggungku." "Mengapa pikiranmu selalu mengarah ke sana? Apakah kau punya bukti?" Sungguh, andai ia tidak sedang mengatur taktik lain, saat ini juga ia akan mengiyakan tudingan Sidney itu. Bukankah ia dan Zachary memang ada hubungan? Bahkan hubungan terlarang. Hmm ... bagaimana sebutan yang sesuai untuk hubungan mereka? Karena keduanya bahkan tidak berteman. "Aku akan buktikan it

  • Dark Secret of Lady CEO   Negosiasi dalam cinta

    "Aku menginginkan hatimu, Abby ... aku ingin tempat di sana, yang tidak terjamah oleh siapa pun, dan hanya untukku saja." Zachary mengulang kalimatnya yang tentu saja membuat Abigail terdiam sekarang. Apa yang harus ia katakan, jika apa yang diminta Zachary adalah hal yang jelas sulit untuk ia kabulkan. Menang. Ia menang, kan, sekarang? Ia sudah berhasil membuat Zachary begitu mendambakannya. Begitu menginginkannya, bahkan rela melakukan apa pun. Begitu yang pria itu katakan tadi, kan? Lalu apa lagi? Bukankah ini saatnya menjadikan Zachary hancur berkeping-keping untuk menghancurkan Emerson? Tidak. Bagi Abigail, ini belum saatnya. Membuat Zachary begitu gila, ternyata bukan akhir dari semuanya. Dendam ini membuat Abigail lebih gila lagi. Ia menginginkan lebih. Ia mau yang lain lagi. Ia ingin membuat luka lain yang lebih lebar menganga di hati Zachary, membuatnya gila, hancur, tak berdaya, agar ia lebih puas. Dendam ini membuat Abigail menggila. Membuatnya kecanduan ketika seg

DMCA.com Protection Status