Christina menatap Alaric dan Emily bergantian, lalu bertanya, “Apa ada sesuatu yang benar-benar buruk?”“Ya, itu tergantung caramu menyikapinya,” balas Alaric.Emily dan Alaric menunggu Christina siap mendengarkan karena wanita itu terlihat ragu.“Jika kamu tak yakin, lebih baik tak usah dengar. Jika kamu yakin, aku akan menceritakan tapi jangan pernah membahasnya di depan Gio,” ucap Alaric mencoba meyakinkan Christina.Christina terlihat ragu, hingga akhirnya menganggukkan kepala.“Aku ingin mendengarnya,” ucap Christina mencoba meyakinkan perasaannya sendiri. Bukankah dia sudah berusaha untuk mengenal lebih jauh, kenapa sekarang harus mundur.Emily melirik Alaric, melihat suaminya bersiap bicara.“Polisi di sana karena orang tua Gio ditahan atas kasus percobaan pembunuhan dan beberapa kasus lain,” ucap Alaric, “dia meninggal saat masih dalam status sebagai tahanan, karena itu polisi harus memiliki berkas kematiannya untuk laporan.”Christina sangat terkejut mendengar cerita Alaric s
Emily akhirnya sudah diperbolehkan pulang. Dia sudah sampai rumah bersama Alaric, tapi tetap harus di atas kursi roda karena dokter tidak menyarankan Emily banyak bergerak untuk sementara waktu.“Di mana Gio?” tanya Emily ke Alaric.“Mungkin di kamarnya,” jawab Alaric, “kamu mau menemuinya?” tanya Alaric kemudian.Emily mengangguk menjawab pertanyaan Alaric, hingga Mia datang menyambut mereka.“Kamu mau istirahat? Mama sudah meminta pelayan menyiapkan kamar di lantai bawah agar kamu tak perlu naik turun,” ucap Mia saat menyambut Emily.“Iya, terima kasih, Ma,” balas Emily, “tapi aku mau bertemu Gio dulu,” ucapnya kemudian.“Oh, dia ada di kamarnya. Sejak pagi tadi pulang dari pemakaman sampai sekarang, Gio tak mau keluar dari kamar. Bahkan tadi mau makan karena dibujuk Christina,” ujar Mia menceritakan apa yang terjadi.Emily terkejut mendengar cerita Mia, sudah sepeduli itu Christina terhadap Gio, apakah Christina akan mundur setelah tahu masa lalu Gio yang tadi diceritakan.Emily me
Nana mencemaskan Christina hingga memilih pergi ke kamar putrinya itu untuk melihat apakah terjadi sesuatu dengan Christina.“Chris, mama masuk ya.” Nana mengetuk pintu lalu meminta izin masuk sebelum membuka pintu.Terdengar suara Christina dari dalam mengizinkan, membuat Nana membuka pintu lalu masuk untuk menemui Christina.“Kamu tidak makan malam?” tanya Nana saat melihat Christina duduk di atas ranjang dengan laptop di pangkuan.Christina menutup laptop saat melihat sang mama datang. Matanya terlihat agak merah, membuka laptop sepertinya hanya alasan saja agar dia terlihat sibuk.“Aku baru selesai mengerjakan berkas,” jawab Christina lalu meletakkan laptop di kasur.Nana memperhatikan mata Christina yang agak merah, lalu duduk di tepian ranjang sambil memandang putrinya itu.“Apa ada masalah?” tanya Nana.Meski Christina terlihat baik-baik saja, tapi Nana tidak bisa mengabaikan mata Christina yang terlihat bengkak.“Tidak,” jawab Christina lalu memulas senyum.“Lalu, kenapa matam
Beberapa hari berlalu. Gio sudah merasa lebih baik setelah berusaha mengikhlaskan kepergian sang mama, apalagi Emily tak pernah membiarkan Gio merasa sendirian.Gio baru saja keluar kamar. Dia melihat Emily yang duduk di ruang keluarga sedang makan buah sambil menyaksikan acara televisi. Gio menghampiri Emily lalu duduk di samping sepupunya itu.“Buah.” Emily menoleh sambil menawari Gio buah.Gio tersenyum lalu mengambil potongan buah yang ditawarkan Emily.“Kamu sudah tidak ke kantor?” tanya Gio karena sudah seminggu semenjak Emily keluar dari rumah sakit, Emily terus berada di rumah.“Aku dipecat Papi,” jawab Emily lalu memasukkan potongan buah ke mulut.Gio menatap Emily dengan dahi berkerut halus.“Papi tidak mau ada apa-apa dengan calon cucunya, jadi dia memilih memecatku agar aku bisa fokus dengan kehamilanku,” ujar Emily lalu tersenyum karena tak marah sama sekali dengan keputusan sang papi.Gio mengangguk-angguk mendengar ucapan Emily, apa yang dikatakan ayah Emily memang bena
Christina berjalan masuk di restoran bersama seorang pria. Dia merangkul lengan pria itu sambil bercanda saat memasuki restoran.Hingga langkahnya terhenti ketika melihat Gio di sana. Dia tak melepas tangan pria yang bersamanya, tapi tetap tersenyum ke Gio.“Kamu sudah mulai bekerja?” tanya Christina saat berpapasan dengan Gio.Gio awalnya termangu karena melihat Christina, tapi langsung tersadar saat Christina menyapanya.“Iya, baru hari ini,” jawab Gio tak mungkin mengabaikan Christina.Christina mengangguk sambil memulas senyum, lalu menoleh ke pria yang bersamanya sudah menunggu.“Aku pergi dulu,” kata Christina.Gio hanya mengangguk membalas ucapan Christina, lalu membiarkan wanita itu pergi tanpa bertanya siapa pria yang bersama Christina.Lagi pula bukankah hak dia bertanya siapa yang bersama dengan Christina. Gio akhirnya memilih pergi dari restoran itu.Christina mendadak tegang setelah bertemu dengan Gio. Dia berjalan dengan ekspresi wajah panik.“Kenapa mukamu jadi tegang s
Hari itu Emily kedatangan Archie dan Alexi di rumah. Emily terlihat sangat senang karena kedua saudara jauhnya itu datang berkunjung.“Kenapa kamu duduk di kursi roda? Kamu tidak kenapa-napa, kan?” tanya Alexi terkejut melihat Emily di kursi roda.“Tidak kenapa-napa, aku menggunakan kursi roda untuk meminimkan gerakku dan tidak banyak berjalan,” jawab Emily sangat senang akhirnya bertemu Alexi.Saat menikah, Alexi sedang persiapan skripsi, sehingga tak bisa pulang untuk menghadiri pernikahan Emily dan Alaric.Alexi bernapas lega mendengar jawaban Emily, hingga tatapannya tertuju ke foto keluarga yang terpasang di ruang tamu.“Dia, saudara suamimu?” tanya Alexi sambil menunjuk ke foto Gio bersama Bobby dan yang lain.Emily menoleh ke arah Alexi menunjuk, lalu menjawab, “Iya, itu adik sepupu suamiku.”Emily memandang Alexi yang masih menatap foto itu, lalu bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba bertanya, apa kamu pernah bertemu dengannya?”Alexi menoleh Emily lalu menjawab, “Iya, kemarin di r
“Katanya kalian bertemu saat dia bersama Christina. Apa Christina tidak mengenalkannya kepadamu?” tanya Emily menjelaskan karena Gio tidak tahu.Ekspresi wajah Gio mendadak berubah setelah ingat pria yang bersama Christina. Dia akhirnya mencoba tak peduli.“Oh, pria itu.” Hanya itu yang diucapkan Gio.Emily dan yang lain memandang aneh ke Gio, hingga melihat Gio yang seperti tak acuh, lalu membalikkan badan untuk pergi ke kamar.“Memangnya Alexi siapa?” tanya Alaric.“Itu lho, anaknya Bibi Clara, yang ga bisa datang saat pernikahan kita karena dia masih di luar negeri lagi persiapan skripsi,” jawab Emily menjelaskan.“Oh, sepupumu. Adiknya Archie?” tanya Alaric memastikan.Gio tiba-tiba berhenti melangkah mendengar penjelasan Emily ke Alaric.“Sepupu?” Dalam batin Gio menyebut karena menebak.**Saat malam hari. Gio pergi ke pesta di sebuah hotel. Dia masuk ke ballroom hotel yang sudah banyak sekali tamu hadir di acara pesta itu.Gio menghampiri pemilik pesta untuk mengucapkan selamat
Christina melihat Gio yang hanya diam lalu terlihat membalikkan badan untuk pergi, hingga tatapannya tertuju ke pria yang tadi dipukul Gio. Pria itu terlihat ingin membalas Gio, tapi Christina dengan sigap meraih gelas lalu menyiramkannya ke wajah pria tadi.Gio terkejut karena pria itu disiram Christina. Dia menoleh ke Christina yang terlihat sangat kesal.“Lihat saja, aku akan melaporkanmu karena tindak pelecehan!” Christina sengaja bicara dengan lantang agar semua orang tahu kalau pria itu sudah berbuat tak senonoh.Pria itu gelagapan tersiram air. Dia mengusap wajah hingga menyadari jika banyak pasang mata yang melihatnya sekarang.Gio menatap Christina sekilas, menyadari jika wanita itu sudah bisa membela diri dan banyak orang melihat, membuat Gio memilih pergi.Christina masih begitu kesal karena pria itu berani menyentuhnya, tapi sekarang yang dipikirkannya malah perasaan Gio yang pergi begitu saja.Christina memilih menyu