Christina berjalan masuk di restoran bersama seorang pria. Dia merangkul lengan pria itu sambil bercanda saat memasuki restoran.Hingga langkahnya terhenti ketika melihat Gio di sana. Dia tak melepas tangan pria yang bersamanya, tapi tetap tersenyum ke Gio.“Kamu sudah mulai bekerja?” tanya Christina saat berpapasan dengan Gio.Gio awalnya termangu karena melihat Christina, tapi langsung tersadar saat Christina menyapanya.“Iya, baru hari ini,” jawab Gio tak mungkin mengabaikan Christina.Christina mengangguk sambil memulas senyum, lalu menoleh ke pria yang bersamanya sudah menunggu.“Aku pergi dulu,” kata Christina.Gio hanya mengangguk membalas ucapan Christina, lalu membiarkan wanita itu pergi tanpa bertanya siapa pria yang bersama Christina.Lagi pula bukankah hak dia bertanya siapa yang bersama dengan Christina. Gio akhirnya memilih pergi dari restoran itu.Christina mendadak tegang setelah bertemu dengan Gio. Dia berjalan dengan ekspresi wajah panik.“Kenapa mukamu jadi tegang s
Hari itu Emily kedatangan Archie dan Alexi di rumah. Emily terlihat sangat senang karena kedua saudara jauhnya itu datang berkunjung.“Kenapa kamu duduk di kursi roda? Kamu tidak kenapa-napa, kan?” tanya Alexi terkejut melihat Emily di kursi roda.“Tidak kenapa-napa, aku menggunakan kursi roda untuk meminimkan gerakku dan tidak banyak berjalan,” jawab Emily sangat senang akhirnya bertemu Alexi.Saat menikah, Alexi sedang persiapan skripsi, sehingga tak bisa pulang untuk menghadiri pernikahan Emily dan Alaric.Alexi bernapas lega mendengar jawaban Emily, hingga tatapannya tertuju ke foto keluarga yang terpasang di ruang tamu.“Dia, saudara suamimu?” tanya Alexi sambil menunjuk ke foto Gio bersama Bobby dan yang lain.Emily menoleh ke arah Alexi menunjuk, lalu menjawab, “Iya, itu adik sepupu suamiku.”Emily memandang Alexi yang masih menatap foto itu, lalu bertanya, “Kenapa kamu tiba-tiba bertanya, apa kamu pernah bertemu dengannya?”Alexi menoleh Emily lalu menjawab, “Iya, kemarin di r
“Katanya kalian bertemu saat dia bersama Christina. Apa Christina tidak mengenalkannya kepadamu?” tanya Emily menjelaskan karena Gio tidak tahu.Ekspresi wajah Gio mendadak berubah setelah ingat pria yang bersama Christina. Dia akhirnya mencoba tak peduli.“Oh, pria itu.” Hanya itu yang diucapkan Gio.Emily dan yang lain memandang aneh ke Gio, hingga melihat Gio yang seperti tak acuh, lalu membalikkan badan untuk pergi ke kamar.“Memangnya Alexi siapa?” tanya Alaric.“Itu lho, anaknya Bibi Clara, yang ga bisa datang saat pernikahan kita karena dia masih di luar negeri lagi persiapan skripsi,” jawab Emily menjelaskan.“Oh, sepupumu. Adiknya Archie?” tanya Alaric memastikan.Gio tiba-tiba berhenti melangkah mendengar penjelasan Emily ke Alaric.“Sepupu?” Dalam batin Gio menyebut karena menebak.**Saat malam hari. Gio pergi ke pesta di sebuah hotel. Dia masuk ke ballroom hotel yang sudah banyak sekali tamu hadir di acara pesta itu.Gio menghampiri pemilik pesta untuk mengucapkan selamat
Christina melihat Gio yang hanya diam lalu terlihat membalikkan badan untuk pergi, hingga tatapannya tertuju ke pria yang tadi dipukul Gio. Pria itu terlihat ingin membalas Gio, tapi Christina dengan sigap meraih gelas lalu menyiramkannya ke wajah pria tadi.Gio terkejut karena pria itu disiram Christina. Dia menoleh ke Christina yang terlihat sangat kesal.“Lihat saja, aku akan melaporkanmu karena tindak pelecehan!” Christina sengaja bicara dengan lantang agar semua orang tahu kalau pria itu sudah berbuat tak senonoh.Pria itu gelagapan tersiram air. Dia mengusap wajah hingga menyadari jika banyak pasang mata yang melihatnya sekarang.Gio menatap Christina sekilas, menyadari jika wanita itu sudah bisa membela diri dan banyak orang melihat, membuat Gio memilih pergi.Christina masih begitu kesal karena pria itu berani menyentuhnya, tapi sekarang yang dipikirkannya malah perasaan Gio yang pergi begitu saja.Christina memilih menyu
Gio bergeming mendengar ucapan Christina. Tentu saja dia tidak bisa menjawab pertanyaan wanita itu.“Aku tahu semuanya tentangmu, apa kamu pikir hanya dengan kata buruk, aku akan memandangmu sebelah mata? Jika kamu tak ingin aku memandangmu sebelah mata, jelaskan semuanya.”Christina kembali bicara karena Gio diam.Gio masih menatap Christina yang masih bicara.“Setidaknya, jika kamu tak yakin dengan dirimu sendiri, jangan mengajak orang lain untuk tak yakin akan tentangmu,” ucap Christina lagi dengan nada penekanan.Gio masih diam mendengar semua ucapan Christina yang terdengar sangat serius.Christina tiba-tiba memasang wajah kesal karena Gio hanya diam.“Kamu ini memang tidak berperikemanusiaan. Kakiku sakit karena hampir terkilir saat mengejarmu, tapi kamu sibuk dengan perspektifmu sendiri,” gerutu Christina dengan satu kaki agak nyeri.Gio sangat terkejut mendengar ucapan Christina, hingga langsung menunduk melihat kaki wanita itu.“Aku antar pulang,” ucap Gio pada akhirnya.“Tid
“Apanya yang mau diceritakan dan didengar tentang sebuah keburukan?” Gio menoleh Christina yang terlihat antusias ingin mendengarkan.“Ada kalanya keburukan harus didengar agar tidak salah persepsi, serta dijadikan bahan pertimbangan,” balas Christina tetap berharap Gio mau bercerita.Gio menatap Christina yang masih menunggu, hingga dia mengembuskan napas kasar.“Kamu pasti hanya mendengar setengah cerita tentang keburukanku. Aku yakin, jika kamu tahu keseluruhan cerita, kamu pasti akan mulai cemas dan kabur,” ucap Gio lalu tersenyum getir.“Kamu terlalu pesimis,” balas Christina.Gio melihat Christina yang terlihat kesal, lalu akhirnya berkata, “Seperti yang wanita tadi katakan, pernikahanku gagal karena ada wanita lain datang mengaku hamil anakku, tapi aku malah bersyukur karena tidak jadi nikah.”“Kenapa bersyukur?” tanya Christina penasaran.Gio menoleh lagi ke Christina lalu menjawab, “Karena mereka yang mengaku hamil anakku, ternyata tidak hamil anakku. Bukankah bagus aku tidak
Gio sudah sampai di rumah, baru sadar jika jasnya tadi masih dipakai Christina. Dia agak cemas jika Christina terkena masalah karena memakai jas pria, hingga Gio berniat menghubungi untuk bertanya kabar wanita itu.Namun, saat akan mendial nomor Christina, Gio ragu karena bingung.“Bagaimana kalau dia disidang karena membawa jas pria?”Gio mencemaskan Christina, tapi takut kalau menghubungi di saat yang tidak tepat.Gio hanya menatap sambil berpikir apakah harus menghubungi Christina, hingga saat dirinya sedang bingung, tiba-tiba Christina menghubungi membuatnya secara spontan menjawab panggilan itu.“Bagaimana kondisimu?” Gio langsung bertanya padahal Christina belum menjawab.Di rumah Christina. Wanita itu terkejut karena Gio langsung bertanya kondisinya. Dia tersenyum senang karena pria itu berinisiatif bertanya lebih dulu.“Sudah lumayan baik,” ucap Christina sambil duduk memangku bantal di ranjang.Christina mendengar suara helaan napas dari seberang panggilan.“Jasmu aku kembali
Christina diam memandang paper bag berisi jas milik Gio. Dia benar-benar kesal dengan ucapan sang papa yang melarangnya dekat dengan Gio.“Apa ini alasan Gio bersikap dingin? Dia takut dipandang sebelah mata dengan pemikiran orang tanpa fakta darinya?”Tiba-tiba pemikiran itu muncul di kepala, hingga membuat Christina semakin tak bisa jika harus menjauhi Gio. Christina berdiri ingin pergi mengantar jas Gio, tapi tiba-tiba ponselnya berdering lebih dulu, ada pesan dari Gio[Bagaimana kakimu?]Christina terkejut dan merasa seperti mimpi melihat pesan dari Gio. Dia buru-buru membalas pesan itu.[Sudah lebih baik. Tidak sesakit semalam.]Christina mengirim pesan balasan itu, lalu diam menunggu Gio membalas tapi tak kunjung membalas.“Padahal online dan sudah dibaca, tapi kenapa tidak membalas lagi?”Christina menunggu sambil cemberut, hingga akhirnya Gio kembali mengirim pesan.[Baguslah.]Satu kata tapi bisa membuat Christina senang dan tenang.[Kamu di kantor? Aku mau mengantar jasmu.]