Share

S2 : Sudah Lega

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-31 06:00:27

“Nanti malam Mami mengundangmu datang ke rumah,” ucap Vano saat makan siang bersama dengan Sabrina di luar.

Kondisi Sabrina sudah membaik setelah sakit dua hari, bahkan sekarang Sabrina sudah mulai bekerja lagi.

“Kenapa tiba-tiba mau mengajak makan malam?” tanya Sabrina merasa gugup, padahal Oma Aruna juga baik dan perhatian kepadanya.

Sabrina hanya merasa sungkan karena semua terasa mendadak.

Vano melihat Sabrina yang terlihat panik, hingga dia mengulum senyum karena ekspresi wajah Sabrina sangat menggemaskan.

“Bukan tiba-tiba, sebenarnya sejak kemarin-kemarin Mami minta agar aku mengajakmu ke rumah. Tapi karena kamu masih kerja siangnya, jadi aku memutuskan baru malam ini saja mengajakmu, apalagi besok hari sabtu,” ujar Vano menjelaskan.

Sabrina diam, dia hanya akan merasa canggung dan bingung harus bagaimana nantinya saat berhadapan dengan orang tua Vano.

“Ini hanya makan malam biasa, Sab.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
akhirnya Vano selsai jg dgn masalalunyaa
goodnovel comment avatar
wardah
akhirnya vano melepas kan yg menjadi ganjalan dihatinya rasanya plong ya van
goodnovel comment avatar
eva nindia
bner2 udh moveon yess ansel...... damai am masalalu itu plong yaaa heheh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Hanya Tanya

    “Bilang apa ke Kak Sabrina?” tanya Claudia setelah selesai makan bersama dengan Sabrina dan Vano.“Terima kasih Kak Sabrina dan Om Vano. Kyle suka,” ucap Kyle terlihat senang.Vano mengusap rambut Kyle dengan lembut sambil tersenyum.“Kami pergi dulu,” kata Claudia.“Iya,” balas Vano.“Hati-hati di jalan, Kyle.” Sabrina melambai ke Kyle.Kyle mengangguk sambil menggandeng tangan Claudia, mereka lantas pergi dari sana.Sabrina menatap Vano yang memiliki aura beda. Tidak seperti sebelumnya yang penuh kebencian saat memandang ke Claudia.“Sudah lega?” tanya Sabrina sambil menatap Vano.Vano menoleh Sabrina, lalu menganggukkan kepala.“Ya,” jawab Vano sambil mengangguk-anggukan kepala.“Ayo pergi!” ajak Sabrina sambil mengulurkan tangan.Vano tersenyum lalu menggapai tangan Sabrina, mereka meninggalkan tempat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Tamu Kurang Ajar

    Sabrina malah gelagapan mendengar ucapan Oma Aruna.“Mi.” Vano melihat Sabrina yang gugup, membuatnya memperingatkan sang mami lagi karena takut Sabrina tersinggung.“Mami jangan buru-buru, lagian sepertinya Sabrina dan Vano masih ingin menjalani semuanya secara alami. Iyakan?” tanya Emily agar Sabrina lebih nyaman.Sabrina memandang ke Emily, lalu membalas dengan senyuman.“Bukan buru-buru, hanya berharap.” Oma Aruna membalas ucapan Emily lalu menoleh ke Sabrina.“Kamu tidak marah mendengar ucapan bibi, kan?” tanya Oma Aruna karena sejak tadi Sabrina diam.Sabrina terkejut dan malah tidak enak hati karena pertanyaan Oma Aruna.“Tentu saja tidak, Bibi. Untuk apa marah? Lagi pula, namanya orang berharap itu boleh. Aku juga sering berharap akan sesuatu,” balas Sabrina untuk menyenangkan hati Oma Aruna.Oma Aruna langsung senang mendengar balasan Sabrina.Mereka mengobrol lagi membahas hal lain. Namun, Sabrina tiba-tiba ban

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Diminta Ganti Rugi

    Vano terdiam beberapa saat mendengar ucapan Sabrina. Mendadak hening dan canggung sesaat.Sabrina menggigit bibir bawahnya. Dia lupa soal siklus tamu bulannya dan tidak sadar kalau sudah waktunya menstruasi.“Aku antar kamu ke apartemen,” kata Vano.Sabrina menyilangkan kaki, sepertinya darah yang keluar sangat banyak.“Kalau aku jalan, takut ada yang menetes. Bagaimana ini?” tanya Sabrina bingung dan panik karena merasa aliran darah begitu deras.Vano melepas jasnya untuk menutupi bagian tubuh bawah Sabrina, tapi ditolak gadis itu.“Jangan, nanti jasmu terkena darah,” kata Sabrina.“Ini hanya jas, kena darah, kotor, tinggal buang. Takut apa, hm? Bukankah yang terpenting kamu tidak panik?” tanya Vano.“Bukan gitu, ditutup pun akan tetap menetes kalau aku jalan,” jawab Sabrina panik dan bingung.Vano menghela napas mendengar ucapan Sabrina. Dia lantas tetap mengi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-31
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Datang Terlambat

    Vano baru saja dari toilet saat melihat orang-orang berkerumun dengan gerak-gerik seperti panik. Saat itu dia melihat Sabrina yang berdiri bersama seorang pria, membuatnya terkejut karena baru menyadari kalau Sabrina sedang dalam bahaya.Vano mendekat untuk menyelamatkan, tapi saat sampai di sana, Vano melihat pria itu mengayunkan gelas pecah ke Sabrina.“Sabrina!” teriak Vano terkejut ketika gelas itu menggores lengan Sabrina sampai merobek pakaian hingga melukai kulit.Vano merangsek ke arah pria yang melukai Sabrina.Sabrina terjatuh karena terluka, hal itu membuat fokus pria yang melukainya pecah karena panik.Vano langsung mengayunkan kepalan tangan, dia menghantam wajah pria itu dengan satu pukulan keras sampai pria itu terjatuh menabrak meja.Setelah itu, pelayan dan pelanggan di sana meringkus pria itu, sedangkan Vano langsung berjongkok untuk membantu Sabrina.Lengan Sabrina berdarah karena tergores cukup dalam, m

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Pasal Berlapis

    Sabrina menatap Vano dan Emily bergantian, lalu menjawab, “Itu pamanku. Kekasih mamaku dulu.”“Mau apa lagi dia? Berani-beraninya sampai melukaimu!” amuk Vano yang terkejut dan kesal.“Apa dia ingin membawamu lagi biar bisa diberikan ke pria hidung belang? Kurang ajar sekali dia, hubungan darah tidak ada, tapi melakukan sesuatu seenaknya sampai melukai. Benar-benar tak bisa dibiarkan!” geram Emily karena sudah tahu apa yang pernah dilakukan pria itu ke Sabrina. Emily mendengar semuanya dari sang papi.Sabrina menatap Emily yang kesal, lalu wanita itu kembali bicara.“Kamu tenang saja, aku akan memastikan pria itu mendekam di penjara dalam waktu lama,” ucap Emily untuk menenangkan SabrinaSabrina mengangguk-angguk lemah mendengar ucapan Emily.“Terima kasih, Kak. Kakak sangat baik dan perhatian kepadaku,” ucap Sabrina.Vano dan Emily terkejut karena Sabrina sampai berkata demi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Kita Keluarga

    Vano benar-benar emosi. Dia sampai berpikir bagaimana bisa dulu mamanya Sabrina terjebak oleh pria bangsat seperti itu, padahal sudah punya suami baik dan kaya. Vano semakin bersyukur karena dulu bisa menyelamatkan Sabrina. Jika tidak, mungkin sampai sekarang Sabrina akan jadi wanita malam karena perbuatan pria itu. Sungguh Vano tak bisa membayangkannya. “Saya harap kasus penyerangan ini diproses bersama dengan kasus yang sekarang menjeratnya agar dia bisa dihukum lama. Kalau perlu membusuk di penjara juga tidak apa-apa!” geram Vano lalu melirik tajam ke paman Sabrina. “Anda tenang saja, kami akan melakukan yang terbaik,” ucap polisi. Vano menyerahkan bukti rekaman Cctv saat penyerangan terjadi, juga memberikan hasil pemeriksaan medis Sabrina. Setelah memastikan pria itu akan dipenjara dalam jangka waktu cukup lama karena pasal kejahatan berlapis, Vano dan Opa Ansel pun pergi dari kantor polisi. “Papi akan hubungi Pak Raditya. Bagaimanapun dia harus tahu soal kejadian yang menimp

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Perhatiannya Vano

    Sabrina terbangun karena lapar. Dia melihat Vano yang baru saja masuk kamar. “Kamu sudah bangun.” Vano langsung mendekat ke ranjang. Sabrina hendak bangun tapi kesusahan karena lengannya sakit. Vano dengan sigap membantu, lalu memastikan Sabrina duduk dengan nyaman. “Aku lapar,” ucap Sabrina karena siang tadi belum makan dan sudah ada tragedi yang membuatnya terluka. “Untung saja aku pesan makanan. Baru saja sampai dan kamu bangun. Biar aku ambilkan ke sini,” kata Vano hendak berdiri. “Aku makan di luar saja, tidak nyaman makan di sini,” kata Sabrina bersiap turun dari ranjang. Vano langsung membantu Sabrina turun dari ranjang karena lengan Sabrina yang terluka tidak bisa dibuat banyak gerak. Vano benar-benar perhatian ke Sabrina. Dia berjalan sambil memperhatikan Sabrina agar tak jatuh, padahal Sabrina bisa berjalan dengan baik karena lengannya saja yang sakit bukan seluruh tubuh. Sabrina sudah duduk di kursi meja makan. Vano membuka pembungkus makanan, lalu mengambil

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-01
  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Mau Diajak Pulang

    Sabrina mengajak Raditya duduk agar bisa mengobrol dengan nyaman. Vano juga ikut bersama keduanya tapi hanya menjadi pendengar saja.“Bagaimana kejadiannya sampai kamu diserang seperti itu?” tanya Raditya penasaran.Sabrina menceritakan dari awal dan akhir apa yang terjadi sampai membuatnya terluka.“Aku hanya masih nggak nyangka kalau dia masih dendam karena dulu aku kabur, Pa. Dia bilang dihajar habis-habisan dan ganti rugi, makanya begitu melihatku dia mau membawaku,” ujar Sabrina menjelaskan.“Dia sudah salah karena menjualmu, lalu dengan enaknya bilang dendam. Dia benar-benar harus diberi pelajaran!” geram Raditya karena pria itu sangat jahat.“Tapi Papa tidak usah terlalu cemas, sekarang pelakunya juga sudah ditangkap,” kata Sabrina menenangkan sang papa.Saat mereka masih mengobrol, terdengar suara bel yang membuat mereka menoleh ke pintu.“Biar aku lihat siapa yang datang,” kata Vano.Vano berdiri menuju pintu, lalu mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02

Bab terbaru

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Ekstra Part 2

    Vano baru saja selesai rapat saat membaca pesan dari Sabrina. Dia sangat terkejut membaca pesan dari Sabrina hingga terburu-buru meninggalkan tempat rapat begitu selesai, membuat semua orang sampai keheranan.Vano pergi ke rumah sakit. Dia mencari Sabrina di poliklinik, hingga bertemu dengan sang bibi.“Bi, Sabrina dan Mami ke sini?” tanya Vano.“Dia di ruang inap, tadi sudah diperiksa dan karena tekanan darahnya rendah serta dia pusing dan mual, jadi aku menyarankan untuk rawat inap,” jawab sang bibi.Vano sangat panik mendengar jawaban sang bibi.“Dia dirawat di ruang mana?” tanya Vano dengan wajah panik.Sang bibi tersenyum melihat kepanikan Vano, lalu memberitahu di mana Sabrina sekarang.Vano pergi ke ruang inap dengan terburu-buru, hingga akhirnya bertemu Sabrina yang berbaring lemas dengan selang infus terpasang di tangan.“Bagaimana kondisinya, Mi?” tanya Vano saat menghampiri Sabrina.“Dia baik, kamu jangan cemas,” jawab Oma Aruna.“Baik apanya, dia sampai dirawat seperti ini,

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Ekstra Part 1

    Sabrina duduk sambil menikmati cokelat hangat pagi itu, hingga satu tangannya yang bebas dari cangkir, digenggam sampai jemarinya bertautan dengan tangan lain. Sabrina menoleh Vano, melihat suaminya itu tersenyum sambil menggenggam erat tangannya. Vano duduk di samping Sabrina yang duduk di bangku panjang. Mereka berlibur di pantai, menikmati kebersamaan mereka setelah sah menjadi suami-istri. “Kamu tidak pesan kopi?” tanya Sabrina sambil menyandarkan kepala di pundak Vano. “Sudah, tinggal menunggu datang saja,” jawab Vano lalu memiringkan kepala hingga menyentuh kepala Sabrina. Keduanya saling bersandar satu sama lain, menatap hamparan pasir putih bersamaan dengan deburan ombak yang menghantam pantai. “Kamu yakin tidak masalah tinggal sama mami?” tanya Vano memastikan. Sabrina mengerutkan alis mendengar pertanyaan Vano. “Kenapa masih tanya lagi?” tanya Sabrina keheranan. Dia mengangkat kepala dari pundak Vano, lalu memandang suaminya itu. “Ya, aku hanya memastikan saja, takut

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Akhir

    “Nggak mau pulang. Mau bobok sama Om Vano!” Athalia merengek menolak pulang saat kedua orang tuanya mengajak selepas pulang setelah pesta. Vano hanya mengusap tengkuk melihat kelakuan absurd keponakan satunya itu. Alaric sampai pusing, kenapa anaknya sampai bandelnya seperti itu. “Pulang beli es krim, ya.” Emily membujuk agar Athalia mau pulang. “Nggak mau!” Athalia menolak sampai memeluk kaki Vano. Sabrina menahan tawa dengan kelakuan Athalia, lalu dia ikut membujuk. “Papa mau beli bunga sama balon, Thalia nggak mau ikut?” tanya Sabrina ke Athalia. Athalia langsung menoleh ke sang papa, hingga melihat ayah dan ibunya terkejut mendengar ucapan Sabrina. “Ah, benar. Papa dan mama mau beli bunga, kamu nggak mau ikut?” tanya Emily mengiakan ucapan Sabrina. Athalia tiba-tiba bangun dan melepas kaki Vano, kemudian menggandeng tangan ibunya. “Ayo! Nanti kamarku harus dikasih bunga-bunga,” celoteh Athalia. Alaric dan Emily lega karena Athalia mau dibujuk, akhirnya mereka mengajak p

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Hari Pernikahan

    Mereka masih menautkan bibir, sampai terlena hingga sejenak lupa akan status mereka sekarang.Sabrina melepas pagutan bibir mereka, lalu sedikit mendorong dada Vano agar menjauh darinya.“Airnya sudah panas,” ucap Sabrina sambil masih menunduk karena malu.Vano mematikan mesin pemanas air, lantas kembali memandang Sabrina.Sabrina menatap Vano, melihat wajah pria itu yang merah mungkin dia juga.“Sekadar ciuman boleh, tapi jangan melebihi batas,” ujar Sabrina mengingatkan.Vano langsung mengulum bibir sambil memulas senyum.“Aku tidak mau kita berhubungan sebelum menikah. Kamu paham maksudku, kan?” tanya Sabrina kemudian agar Vano tak salah paham dengan ucapannya.“Hm … ya, tentu,” balas Vano sedikit canggung karena dia terlalu impulsif. Dia tentunya takkan marah dengan keinginan Sabrina yang mencoba menjaga diri sampai mereka benar-benar sah menjadi suami istri.Van

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Jangan Khilaf

    Setelah bertunangan, Vano dan Sabrina sering menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Mereka jarang jalan di tempat umum karena Raditya melarang, pria tua itu takut kalau terjadi sesuatu lagi dengan Sabrina, padahal ada Vano yang menjaganya. Seperti hari ini, mereka berada di apartemen menonton film seolah berada di bioskop. Vano duduk sambil melingkarkan tangan di belakang pundak Sabrina, sehingga gadis itu bisa bersandar di dadanya. “Besok Mami mengajak fitting gaun untuk pernikahan kita,” ucap Vano sambil melihat ke film yang sedang mereka tonton. Sabrina sedang mengunyah snack, lalu menoleh ke kalender yang ada di meja hias. Tak terasa sudah dua bulan semenjak mereka bertunangan, pantas saja Oma Aruna sudah ingin melakukan fitting baju. “Iya,” balas Sabrina menoleh sekilas ke Vano. Mereka kembali fokus ke film, hingga ponsel Sabrina yang ada di meja berdering. Sabrina menegakkan badan, lalu mengambil benda pipih itu dan melihat sang papa yang menghubungi. “Papa telepon, aku

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Hari Pertunangan

    Hari pertunangan Sabrina dan Vano pun tiba. Pertunangan mereka diadakan di rumah Vano sesuai dengan kesepakatan Raditya dan Opa Ansel.Malam itu halaman samping rumah disulap menjadi tempat pesta untuk pertunangan yang terlihat romantis. Acara itu didatangi keluarga terdekat dan rekan kerja Sabrina di divisinya.“Rumah Pak Vano ternyata sangat besar,” celetuk salah satu staff yang datang.“Pastilah, perusahaannya saja besar. Lupa kalau dia anak pemilik perusahaan,” timpal yang lain.“Iya, lupa,” balas staff itu sampai membuat yang lain tertawa.Sabrina keluar bersama ayahnya memakai gaun elegan hingga membuatnya tampak begitu cantik.Vano sudah menatap tanpa berkedip saat melihat Sabrina. Dia tak menyangka kalau hari ini tiba lalu tinggal menunggu hari lain yang luar biasa tiba.Sabrina tersenyum saat melihat Vano menatapnya, hingga akhirnya mereka berdiri berhadapan untuk melakukan prosesi pertunan

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Mau Jadi Istri Kedua?

    Hari berikutnya, Vano masih menemani Sabrina di apartemen. Pagi itu bersama Sabrina di sofa untuk mengganti perban gadis itu.“Tahan bentar,” ucap Vano saat membersihkan luka Sabrina sebelum diperban lagi.Sabrina melirik ke lengannya. Dia agak meringis karena terasa sedikit perih.Vano membungkus luka itu lagi dengan perlahan setelah selesai dibersihkan.Sabrina menatap Vano yang serius mengganti perban, hingga dia bertanya, “Apa kamu yakin kalau keputusanmu ingin menikah tidak terburu-buru?”Sabrina merasa Vano mengatakan itu hanya spontan saja.Vano melirik Sabrina, lalu menjawab, “Kamu juga setuju, kan? Lalu kenapa sekarang tanya?”“Ya, aku hanya syok saja. Tidak menyangka kamu akan semudah itu bilang mau menikahiku,” balas Sabrina.“Aku serius mengatakan itu,” ucap Vano sambil merapikan perban yang baru saja selesai dipasang.Vano kini menatap Sabrina, memb

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Mau Diajak Pulang

    Sabrina mengajak Raditya duduk agar bisa mengobrol dengan nyaman. Vano juga ikut bersama keduanya tapi hanya menjadi pendengar saja.“Bagaimana kejadiannya sampai kamu diserang seperti itu?” tanya Raditya penasaran.Sabrina menceritakan dari awal dan akhir apa yang terjadi sampai membuatnya terluka.“Aku hanya masih nggak nyangka kalau dia masih dendam karena dulu aku kabur, Pa. Dia bilang dihajar habis-habisan dan ganti rugi, makanya begitu melihatku dia mau membawaku,” ujar Sabrina menjelaskan.“Dia sudah salah karena menjualmu, lalu dengan enaknya bilang dendam. Dia benar-benar harus diberi pelajaran!” geram Raditya karena pria itu sangat jahat.“Tapi Papa tidak usah terlalu cemas, sekarang pelakunya juga sudah ditangkap,” kata Sabrina menenangkan sang papa.Saat mereka masih mengobrol, terdengar suara bel yang membuat mereka menoleh ke pintu.“Biar aku lihat siapa yang datang,” kata Vano.Vano berdiri menuju pintu, lalu mel

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Perhatiannya Vano

    Sabrina terbangun karena lapar. Dia melihat Vano yang baru saja masuk kamar. “Kamu sudah bangun.” Vano langsung mendekat ke ranjang. Sabrina hendak bangun tapi kesusahan karena lengannya sakit. Vano dengan sigap membantu, lalu memastikan Sabrina duduk dengan nyaman. “Aku lapar,” ucap Sabrina karena siang tadi belum makan dan sudah ada tragedi yang membuatnya terluka. “Untung saja aku pesan makanan. Baru saja sampai dan kamu bangun. Biar aku ambilkan ke sini,” kata Vano hendak berdiri. “Aku makan di luar saja, tidak nyaman makan di sini,” kata Sabrina bersiap turun dari ranjang. Vano langsung membantu Sabrina turun dari ranjang karena lengan Sabrina yang terluka tidak bisa dibuat banyak gerak. Vano benar-benar perhatian ke Sabrina. Dia berjalan sambil memperhatikan Sabrina agar tak jatuh, padahal Sabrina bisa berjalan dengan baik karena lengannya saja yang sakit bukan seluruh tubuh. Sabrina sudah duduk di kursi meja makan. Vano membuka pembungkus makanan, lalu mengambil

DMCA.com Protection Status