*** Hansen mengantarkan Sarah pulang ke apartemennya, meskipun awalnya wanita itu menolak. Namun, ia tidak membiarkannya pulang sendirian. Hansen masih terpaku pada kejadian malam di bar ketika Sarah dijebak, dan tidak bisa membiarkan Sarah sendirian.Mereka terdiam di dalam mobil, tidak banyak bicara. Sarah duduk di belakang kemudi bersama Hansen. Hansen terus fokus pada laptopnya, sangat serius saat bekerja. Sarah sekilas menoleh ke arah Hansen, dan dari samping, lelaki itu terlihat sangat memesona, dengan hidung mancung dan kulit putih serta rambut kecoklatannya. Hansen adalah tipe lelaki yang mudah disukai oleh perempuan mana pun.Sarah kembali melirik ke arah Hansen, saat lelaki itu asyik dengan pekerjaannya, dia berbalik menatap Sarah, dan mata mereka bertemu. Bola mata biru Hansen seolah membius siapa pun yang melihatnya, dan bulu mata lentik dan lebat menambah pesona pada keseluruhan penampilannya.Lelaki itu tampak sempurna, tak ada celah sedikit pun di wajahnya. Sarah meng
***"Kamu tak perlu bersusah-susah membalas Jasmine, karena dia sudah jatuh,” seru Bastian sambil menatap Zeline.“Maksud Kakak?” tanya Zeline tak mengerti.“Hansen sepertinya telah menanganinya,” jawab Bastian dengan senyum yang puas.“Hansen? Apa yang dia lakukan?” tanya Sarah penasaran.Bastian tersenyum tipis, lalu mengambil gadgetnya dan menunjukkan headline news yang sangat heboh hari ini. Sarah dan Zeline melihat layar gadget Bastian dengan serius, dan mata Sarah membulat sempurna setelah membaca dengan seksama.“Apa benar yang baru saja ditulis?” tanya Sarah, matanya penuh tanya.Bastian mengangguk, “Ini suruhan Hansen. Dia yang membayar media ini. Mudah bagi kita untuk mengatur berita yang kita inginkan dengan membayar media.”“Tapi apakah ini tidak terlalu berlebihan?” tanya Sarah pelan.Zeline menatap Sarah dengan ekspresi heran, bingung mengapa Sarah begitu peduli pada seseorang yang hampir saja melukai dirinya. “Ini masih hal yang wajar, dia masih bisa menghirup udara den
***Sarah membuka matanya dengan terkejut saat menyadari ada seseorang yang tidur di sampingnya. Lelaki itu tertidur dengan nyenyak, tangannya melingkar di pinggang Sarah.Sarah tidak tidur di kamar Shopia karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan dan dia tidak ingin mengganggu Shopia. Sebagai gantinya, dia tidur di kamar tamu. Awalnya, Zeline menyarankan agar Sarah tidur di kamar Kevin, tapi Sarah menolak karena belum nyaman tidur di kamar lelaki. Entah bagaimana, Kevin akhirnya bisa tidur di kamar bersamanya, meskipun dia telah mengunci pintunya. Sarah lupa bahwa Kevin adalah tuan rumah dan mudah bagi Kevin untuk membuka kunci kamar.Sarah tersenyum, melihat wajah lelaki yang telah ia rindukan. Dia bisa memandanginya tanpa ada batasan waktu atau jarak.Wajah Kevin sangat berwibawa, tapi saat matanya tertutup, dia terlihat seperti anak kecil yang lucu. Berbeda dengan ketika dia terjaga, wajahnya tegap dan dingin. Banyak orang yang menganggapnya menakutkan karena tidak ada se
***Akhirnya, Sarah datang ke kantor Kevin. Kantor itu memiliki banyak kenangan indah baginya, tempat di mana ia jatuh cinta pada bossnya sendiri. Cerita klasik yang sering muncul dalam novel atau drama, dan kini ia mengalami sendiri. Sungguh lucu.Sarah bersapa kepada para security dan karyawan yang tidak sengaja bertemu dengannya. Mereka masih mengingatnya, tentu saja. Siapa yang tidak mengenal Sarah, asisten pribadi CEO mereka. Gadis cantik dengan senyum yang tulus. Sarah disukai oleh para karyawan di sana, terutama karyawan pria. Namun, ada beberapa yang tidak menyukainya, kebanyakan perempuan yang iri padanya. Tapi Sarah tidak pernah mempermasalahkannya, ia acuh terhadap hal itu karena merasa tidak pernah merugikan siapapun.Nancy terkejut melihat Sarah datang ke kantor, dan ia langsung berlari menghampiri Sarah dan memeluknya."Mbak sangat merindukanmu, Sar," ucap Nancy sambil memeluk Sarah."Aku juga merindukanm Mbak Nancy, makanya aku mampir ke sini,” balas Sarah."Kamu semak
***"Sudah beberapa hari ini pesan maupun panggilan dari Sarah pada Kevin tak pernah digubris, kali ini ia memang salah. Menyakiti hati lelaki itu dan bodohnya lagi ia malah menyebut nama lelaki lain di hadapannya.Seharusnya ia sadar, bahwa harga diri lelaki itu tinggi. Seharusnya ia tak ceroboh mengatakan hal itu padanya. Sarah menghela nafas, sebentar lagi ia akan menghadiri acara amal yang diadakan oleh perusahaan Zeline. Sebenarnya ia merasa sangat malas untuk pergi, tapi bagaimanapun ia adalah karyawan terlebih lagi ia tak enak dengan Zeline jika tak datang.Sarah mematut diri di depan cermin, lalu ia pulas wajahnya dengan make up. Ia sapukan eyeshadow berwarna coral dan juga coklat, setelah memakai semuanya sentuhan akhir adalah memakai lipstik berwarna coral. Riasan alami yang semakin memancarkan kecantikannya. Untuk rambut, Sarah tak pernah neko-neko, setelah mencatok dan merapihkan rambutnya yang lurus dan hitam sampai sepinggang, ia membiarkannya tergerai dengan poni pendek
***Sarah menggeliatkan tubuhnya, ia sangat nyenyak dan ia merasa kepalanya sudah membaik. Perutnya sangat lapar, lalu ia lihat jam ditangannya dan waktu sudah malam. Pantas saja perutnya sangat lapar. Sebelum pergi, ia harus melihat kota Jakarta dari balkon kamar hotelnya, Sarah ingin selfie sesekali dengan latar kota Jakarta saat malam.Sarah bergegas menuju balkon kamar hotel, ia sedikit terkejut karena balkon terbuka. Padahal tadi ia sudah menutup pintu balkon dengan rapat, apa angin yang membuatnya terbuka. Sarah tak peduli, ia ke balkon dan sangat menikmatinya. Sungguh sangat indah.Sarah berdiri didepan balkon sambil memejamkan matanya, ia ingin merasakan hembusan angin malam yang menerpa tubuhnya itu.Saat memejamkan matanya, ada tangan yang melingkar di pinggangnya dari belakang Sarah tersentak, ia tak tahu ada orang lain dikamar, lalu parfum mahal yang maskulin menyadarkan siapa yang memeluknya.Lelaki itu mengecup puncak kepalanya dengan lembut, ia selalu merasa tenang saat
***Asap rokok yang pekat terus menghiasi kamar Hansen, sudah berapa batang rokok yang ia hisap sambil menatap potret Sarah yang sengaja dipajang di dinding kamarnya. Hansen terus menatap, sesekali meminum wine yang ada di tangan kanannya.Hati Hansen, entah kesekian kalinya, jatuh karena ulah perempuan itu. Ia tak tahu harus bagaimana, apakah ia harus terus mengejarnya atau harus menyerah. Hati dan pikirannya kacau, tak bisa berpikir jernih.Hansen menatap nanar potret itu, tersenyum menertawakan dirinya sendiri kenapa bisa lemah karena jatuh cinta pada Sarah.Ia tak tahu bagaimana bisa sampai seperti ini, bahkan merelakan gelar Duke yang ia impikan hanya demi seorang perempuan. Perempuan itu memang racun, bisa mematikan semuanya, termasuk akal sehatnya."Kamu membuatku gila, Sarah! Saat melihatmu kemarin, sungguh sulit bagiku untuk melupakanmu. Aku harus bagaimana? Melupakanmu? Aku tak mampu. Berhenti mencintaimu? Aku tak bisa! Jangan salahkan aku jika suatu saat aku bisa menjadi gi
***Disudut kamar yang berantakan, Jasmine terus saja mengacak-acak rambutnya. Semua barang yang ada di kamarnya tak luput dari lemparanannya. Jasmine merasa frustasi karena karirnya sebagai model hancur begitu saja. Namun, tidak hanya karirnya yang hancur, tapi juga kehidupan pribadinya mendapat hujatan dari publik. Ia ditolak oleh semua agensi model, bahkan agensi kecil pun tak mau menerimanya. Padahal, dulu ia sangat populer dan semua agensi selalu berusaha merekrutnya.Semua ini salah perempuan itu, pikir Jasmine. Ia tak habis pikir kenapa perempuan itu dilindungi oleh kedua lelaki yang sangat berkuasa. Apa kelebihan perempuan itu dibandingkan dengannya? Dirinya lebih cantik dan tak seorang pun akan mampu menahan pesona yang dimilikinya.Hidupnya hancur, dan ia tak bisa mengembalikannya seperti dulu. Jika ia hancur, perempuan itu juga harus ikut hancur bersamanya! Jasmine akan menyeret perempuan itu ke neraka bersamanya!Jasmine sudah jatuh saat ini, ia tak peduli jika dengan meny
***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena
***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu
***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai
***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo
***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar
***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da
***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah
***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean
***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In