Share

Dalam Genggaman Tiran Tampan
Dalam Genggaman Tiran Tampan
Penulis: Dama Mei

Bab 1 Pesta Mewah

Penulis: Dama Mei
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-20 22:24:36

Bab 1 Pesta Mewah

Belle Monaghan berdiri di sudut ruangan, mengenakan gaun hitam sederhana. Mungkin cocok dengan perannya sebagai seorang asisten eksekutif. Bukan sebagai seorang tamu yang datang menikmati kemewahan malam ini. 

Belle menarik napas dalam-dalam, mencoba mengatasi rasa gugup. Dia tidak terbiasa berada di tengah keramaian seperti ini. Tempat orang-orang kaya dan berpengaruh saling memamerkan status mereka.

Namun, sebagai asisten eksekutif Nate Whitmore—COO perusahaan tempat Belle bekerja, dia harus bertahan. Tugasnya adalah memastikan segala kebutuhan atasannya, Nate, terpenuhi sepanjang malam.

Nate—pria berusia tiga puluhan dengan senyum percaya diri, berdiri beberapa meter darinya. Pria itu sedang berbincang dengan seorang investor potensial. Sesekali Nate melirik ke arah Belle, memberinya isyarat saat dia membutuhkan sesuatu.

Belle melangkah mendekat dengan iPad di tangan. Dia mencatat jadwal dan rincian percakapan yang harus dia ingat untuk dilaporkan pada Nate nanti.

“Pak Whitmore, minuman Anda,” ucap Belle sambil menyerahkan segelas anggur merah pada Nate.

"Terima kasih, Belle," jawab Nate singkat sebelum kembali fokus pada pembicaraannya.

"Belle," Nate memanggil dengan suara keras, melambai ke arah Belle dari sisi ruangan.

Belle nyaris tidak sempat menarik napas panjang sebelum Nate Whitmore memanggilnya lagi. Belle berdiri di dekat meja prasmanan yang penuh dengan makanan mahal, tetapi jelas hidangan itu bukan untuknya.

“Ya, Pak?” Belle mendekat.

"Aku butuh daftar investor dari proposal yang aku kirimkan minggu lalu," kata Nate cepat. "Dan ... minumanku sudah hampir habis. Jangan sampai kosong lagi,"

"Baik, saya akan segera mengurusnya," jawab Belle.

"Dan, Belle … “

Belum selesai Belle mencatat instruksi pertama, Nate kembali memanggilnya.

“Cari tahu apa yang disukai Nyonya Goldstein. Dia tampaknya terkesan dengan portofolio kita, tapi aku ingin tahu apa yang benar-benar memikatnya. Bicara dengan asistennya jika perlu," pinta Nate cepat.

Belle mengangguk lagi, menahan desahannya. Dia berjalan cepat ke arah bar untuk mengambil minuman baru untuk Nate. Lalu mulai mengetuk iPad di tangannya, mencari informasi investor yang Nate minta. Malam ini Belle merasa seperti pelayan pribadi, bukan asisten eksekutif yang seharusnya diberi tanggung jawab yang lebih profesional.

 "Oh, dan satu hal lagi, Belle,” seru Nate ketika Belle mendekat dengan segelas minuman di tangan. “Pastikan kursiku dipesan untuk sesi presentasi besok pagi. Aku tidak ingin duduk di belakang,"

"Baik, Pak Whitmore," ulang Belle, menambahkan tugas itu ke daftar panjangnya.

Setelah menyerahkan minuman, Belle menghela napas pelan ketika Nate berpaling darinya. Sekilas, Belle melihat bayangannya di salah satu cermin besar di ballroom. Wajahnya tampak lelah. Tapi dia harus tetap bertahan, demi membantu perekonomian keluarganya yang kacau akibat ayahnya yang kalah bertaruh.

***

Belle menyandarkan punggung ke sofa di ruang belakang. Mencoba mengistirahatkan kakinya yang mulai pegal setelah berjam-jam berdiri dan mondar-mandir memenuhi perintah Nate Whitmore.

Dia membuka botol air mineral yang ditemukannya di meja kecil di sudut ruangan dan meneguknya pelan. Kemudian Belle menghela napas cukup keras. Cara yang dia lakukan untuk melepas penat.

“Aku tidak paham kenapa kita masih repot mengadakan acara seperti ini,” Suara seorang pria terdengar jelas dari balik pintu yang sedikit terbuka.

“Ya, benar,” Tambah suara wanita. “Tapi paling tidak, kita bisa melihat siapa yang benar-benar layak untuk berada di sisi kita dan siapa yang cuma beban,”

Belle menegakkan tubuh, alisnya bertaut. Rasa ingin tahunya mendorong Belle untuk diam di tempat. Telinganya tajam menangkap setiap kata.

“Orang-orang kelas bawah itu … ” Suara pria lain menyela, kali ini lebih lantang. “Mereka memang diciptakan hanya untuk bekerja keras. Mereka tidak lebih dari alat untuk melayani kita, para konglomerat. Tanpa kita, mereka tidak akan tahu apa yang harus dilakukan dengan hidup mereka,”

Tawa pecah, menciptakan gema menyakitkan di telinga Belle. Dadanya terasa panas, dan genggaman tangannya pada botol air semakin kuat.

“Oh, jangan lupakan asisten-asisten yang selalu melayani di acara seperti ini,” Wanita itu melanjutkan. “Lihat saja mereka, sibuk berlari ke sana kemari seperti semut. Mereka bahkan tidak sadar betapa menyedihkan mereka,”

“Betul sekali,” Pria pertama menyahut dengan nada angkuh. “Orang-orang seperti itu tidak punya tempat di dunia kita. Mereka hanya layak berada di pojokan, menunggu perintah,”

Belle tidak bisa menahan diri lagi. Tubuhnya menegang dan matanya menatap tajam ke arah pintu yang sedikit terbuka. Setelah merapikan gaunnya, dia berdiri. Dengan langkah yang mantap, Belle melangkah ke arah pintu.

***

Di dalam ruangan, empat pria dan satu wanita langsung menoleh ketika pintu terbuka. Percakapan mereka berhenti seketika dan beberapa dari mereka tampak terkejut.

“Belle?” Nate Whitmore adalah yang pertama berbicara. Dia memandang Belle dengan dahi berkerut.

Belle menatap Nate dengan dingin, lalu mengarahkan pandangannya ke seluruh ruangan. “Saya tidak bermaksud mengganggu, tapi saya kebetulan mendengar pembicaraan kalian semua,”

Wanita di antara mereka, mendengus pelan. “Lalu?” Dia memandang Belle dari atas sampai bawah. “Kau asisten siapa?”

Belle tidak menjawabnya langsung. Sebaliknya, dia menatap ke arah Nate. “Pak Whitmore, saya ingin bertanya satu hal,” ujar Belle. “Apakah Anda juga setuju dengan pendapat bahwa orang-orang seperti saya, yang bekerja keras untuk Anda, hanyalah alat untuk melayani Anda?”

Ruangan itu menjadi sunyi. Nate tampak canggung. Dia bahkan sedikit memalingkan wajah, enggan menatap Belle.

“Kau benar-benar berani, ya?” Salah satu pria dengan tubuh paling besar, bersuara. Dia berjalan mendekati Belle.

Ketika jarak mereka dekat, Belle bisa melihat betapa jauhnya perbedaan tinggi mereka. Pria itu menunduk menatap Belle, sambil menyeringai.

“Apakah ucapan kami keliru? Pentingkah untuk orang-orang sepertimu?” tanya pria itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 2 Kalangan Bawah

    Bab 2 Kalangan Bawah“Siapa kau?” tanya pria itu dengan suara berat.Pria itu tinggi. Dengan setelan hitam yang sempurna membungkus tubuhnya. Matanya yang tajam seperti menyelidik ke dalam jiwa Belle. Aura kekuasaan dan dominasi memancar dari setiap gerakan pria itu.“Saya Isabella Monaghan. Asisten Pak Whitmore,” jawab Belle polos. Seperti anak kecil ketika berhadapan dengan pria tinggi itu. “Dan Anda siapa?”Pria itu tersenyum tipis. “Apa Nate tidak bilang padamu tentang aku?” Dia kemudian melirik Nate. “Perkenalkan, aku Dante Hudson. Sudah tahu?”Belle menelan ludah. Dia tidak tahu siapa Dante Hudson. Yang dia tahu, Dante pasti sama saja dengan Nate dan orang-orang kaya lain. “Tentu saja,” jawab Belle, tidak ingin terintimidasi. “Anda adalah orang kaya yang merasa berhak memandang rendah orang-orang seperti saya,”Dante mendekati Belle perlahan, postur tubuhnya tegap seperti seorang raja. “Keberanianmu itu menarik. Tapi jadi bodoh jika tidak digunakan pada tempatnya,” Belle menga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 3 Beban

    Belle berdiri diam sejenak. Matanya terpaku pada Vicky yang masih memasang ekspresi puas. Cairan sampanye yang dingin dan lengket mengalir di kulit Belle. Punggungnya panas. Rasanya Belle ingin meledak, menangis karena malu. Namun dia tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan orang-orang itu.Belle memutuskan untuk segera memutar tubuh dan berjalan cepat menuju pintu keluar. Kepalanya tertunduk, sedikit berlari agar segera bebas dari mereka.Begitu Belle keluar dari aula itu dan menemukan sudut sunyi di lorong belakang, dia berhenti. Kemarahan, penghinaan, dan rasa sakit bercampur menjadi satu dalam dadanya. Dia merasa seperti tak mampu bernapas.“Kenapa harus seperti ini?” gumamnya pelan di antara isak tangisnya.Belle baru saja melangkah pergi dari sudut lorong, mencoba menghapus sisa air mata dengan tangan. Namun, cairan lengket dari sampanye di gaunnya membuat semua menjadi tidak nyaman.“Sepertinya kau membutuhkan ini,”Sebuah suara lembut memecah keheningan. Belle menghentik

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 4 Peringatan Kecil

    Bab 4 Peringatan KecilDante duduk di kursi besar di ujung ruangan, memandang gelas kristalnya dengan tatapan menggelap. Di dalam pikirannya, perkataan Belle terus terulang. Seperti gema yang tak mau hilang.“Itu lebih dari cukup dibandingkan Anda yang memiliki kekayaan … tapi saya yakin … itu bukan hasil kerja keras Anda sendiri,”Kata-kata itu membakar ego Dante. Wanita itu, seorang rendahan, berani menghinanya. Di depan teman-temannya. Dalam mimpi terburuk Dante sekalipun, itu semua tidak pernah terbayangkan.Lex yang sedang berbincang dengan Nate dan Jamie, melirik ke arah Dante. Dia menyadari perubahan hati pria itu.“Apa kau ingin membunuh seseorang, Dan?” tegur Lex sambil menepuk bahu Dante.Dante mendongak, menatap Lex dengan mata yang penuh amarah. “Wanita itu harus diberi pelajaran. Siapa dia hingga berani menamparku seperti itu?”Vicky yang duduk di dekat mereka mendengus, menuangkan anggur ke gelasnya. “Dia memang tidak bisa dibiarkan,” sahutnya.James Calloway—Jamie yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 5 Hujan Pertama

    Dante menegakkan tubuhnya, melipat tangan di dada. “Kenapa sekarang kau diam? Mana keberanianmu?” tantangnya. “Bukankah, orang-orang sepertimu harus mempunyai prinsip?”Belle tidak bergerak. Dia mengepalkan tangan erat, mencoba menahan amarahnya sendiri. Bukan berarti dia tidak berani melawan Dante, namun posisinya kini tidak bagus. Karyawan lain memasang telinga begitu tajam, menguping pembicaraan Dante dan Belle.“Kalau Anda datang ke sini untuk mengancam saya, maaf, saya sedang sibuk,” ucap Belle pelan. Mendongak untuk menatap langsung ke mata Dante. “Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan,”Dante tertawa kecil, nadanya penuh ejekan. “Sibuk? Dengan pekerjaan kecilmu ini?” oloknya. Dia bahkan melempar catatan di meja Belle. “Kau harus tahu satu hal, Monaghan. Aku bisa menendangmu sekarang juga dari perusahaan,”Belle mengangkat dagunya pelan. Jika bukan karena dia menghargai karyawan lain, Belle pasti sudah melawan. “Silahkan, Pak Hudson,” gumamnya pelan. Cukup untuk didengar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 6 Dunia Sendiri

    Di sekitar meja, para anggota The Dominion Club duduk menikmati malam dengan minuman di tangan masing-masing. Dante duduk di ujung meja. Posturnya santai tetapi auranya tetap mendominasi. Dia mengetukkan jari di sisi gelas anggurnya. Tatapannya tajam saat mengamati setiap orang di ruangan itu.“Jadi,” Dante memulai, suaranya rendah tetapi menarik perhatian semua orang. “Apa yang kalian lakukan tadi malam?”Percakapan ringan sebelumnya langsung terhenti. Semua orang tahu bahwa Dante bukan tipe yang melontarkan pertanyaan remeh semacam itu.Lex tertawa kecil, mengangkat gelasnya. “Aku? Aku sibuk mengurus acara amal perusahaan. Jangan tanya berapa banyak foto yang harus kuambil bersama orang-orang yang bahkan tidak kukenal,” kelakarnya.Jamie menyusul dengan cerita tentang koleksi mobil barunya, tetapi Dante tidak terlihat tertarik. Matanya bergerak ke arah Eddie, yang duduk di ujung lain meja dengan ekspresi tenang.“Eddie,” panggil Dante. “Apa yang kau lakukan semalam?”Semua mata di r

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 7 Tidak Pantas

    Vicky tersenyum puas, memainkan ponselnya sambil melihat unggahan forum itu. “Bagaimana?” tanyanya, menatap Lex. “Cukup untuk ‘peringatan kecil’, kan?”Lex menyeringai. “Sempurna,” balasnya. “Meski aku tidak yakin berita seperti ini akan berdampak besar?”“Tentu saja!” sahut Vicky cepat. “Orang rendahan seperti dia, akan menganggap gosip ini seperti aib,”Lex manggut-manggut dengan bibir melengkung. Dia tidak mengerti tentang pertikaian sesama wanita. “Dan, bagaimana menurutmu?” Lex kini memusatkan perhatian pada Dante.Dante yang duduk di sudut dengan tatapan gelap, tidak mengatakan apa-apa. Meski ini sesuai dengan rencananya untuk mengintimidasi Belle, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.“Aku mau semua beres. Jangan sampai nama kita dibawa,”“Tentu saja tidak, Dan! Kau tahu betapa jeniusnya Vicky, kan?” Lex melirik Vicky sambil menyeringai. Lalu keduanya saling adu kepalan tangan. Cara kerja otak Lex dan Vicky memang hampir sama.***Di meja kopi, sekelompok karyawan tertawa k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 8 Seharusnya Marah

    Langit sore tampak kelabu. Angin dingin menyapu atap gedung Hudson Group. Di sudut yang sepi, Belle duduk dengan lutut ditekuk. Memeluk dirinya sendiri. Pipinya basah oleh air mata yang tak henti-hentinya mengalir.Gosip kejam di kantor, Nate yang memintanya mengundurkan diri dan reputasinya yang tercoreng membuatnya merasa seolah-olah sedang dihakimi. Dia tidak tahu bagaimana harus menghadapi keluarganya di rumah.Namun, suara langkah kaki di belakangnya membuat Belle mengangkat kepala. Belle menghapus air mata dengan cepat dan bangkit berdiri.“Maaf, aku tidak tahu ada orang di sini,”Belle menoleh dan melihat seorang pria berdiri beberapa langkah darinya. Eddie. Dengan jaket kulit hitam dan senyum yang samar, dia terlihat begitu tenang. Hampir seperti tidak nyata.“Maaf, aku akan pergi,” tukas Belle. Mengemasi tasnya.“Tidak masalah,” sahut Eddie.Ucapan itu membuat langkah Belle terhenti.“Aku melihatmu menangis dari jauh,” kata Eddie. “Kupikir kamu butuh seseorang untuk diajak bi

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 9 Pengakuan

    Malam itu juga Belle berdiri di depan The Dominion Club, sebuah bangunan megah dengan lampu-lampu kristal. Pintu masuknya dijaga oleh dua pria berseragam. Keduanya memandang Belle dengan tatapan penuh curiga. Belle menarik napas panjang, membenahi blazer tipis yang dia kenakan. Ini bukan tempatnya, dia tahu itu. Tapi dia tidak peduli.“Maaf, Nona. Ini tempat khusus untuk anggota dan tamu undangan,” Salah satu penjaga menghentikannya.Belle menatap penjaga itu dengan mata melotot. “Aku di sini untuk bertemu Dante Hudson,” katanya dengan suara ketus.Penjaga itu mengerutkan dahi, tampak ragu. “Nama Anda?”“Belle. Bilang itu,”Setelah jeda singkat, penjaga itu berbicara melalui earpiece-nya. Beberapa saat kemudian, dia membuka pintu.“Silahkan masuk, Nona Belle,”Belle melangkah masuk. Musik jazz lembut mengalun dan kelompok-kelompok kecil orang berpakaian mahal mengobrol sambil menikmati minuman mereka. Namun, perhatian Belle hanya tertuju pada satu orang: Dante.Di tengah ruangan, Dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24

Bab terbaru

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 54 Sedang Terluka

    Belle duduk di sudut kamar, memeluk kedua lututnya sambil menatap kosong ke luar jendela. Langit senja yang seharusnya indah terasa kelabu di matanya.Semuanya terjadi begitu cepat. Terlalu rapi. Terlalu sempurna untuk disebut sebagai kebetulan. Namun, siapa yang membenci keluarganya sampai tega menghancurkan mereka seperti ini?Tanpa sadar, air mata Belle kembali mengalir. "Apakah ini hukuman darimu, Dante?" isaknya.Belle menggigit bibirnya. Dia tahu Dante pria yang kejam, tapi... tidak mungkin Dante tega menghancurkan hidupnya sampai seperti ini, kan? Tapi siapa lagi yang bisa melakukannya?Di luar, Eddie masih berdiri di depan rumah Belle. Dia tahu wanita itu sedang terluka. Tetapi Belle terlalu keras kepala untuk membiarkan siapa pun masuk ke dalam dinding pertahanannya.“Apa benar ini ulahmu, Dan?” gumam Eddie, mendongak menatap rumah Belle.***Malam itu, Eddie langsung menghubungi seseorang yang selama ini menjadi "telinga dan mata" Dominion Club di balik layar, Alexander Har

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 53 Datang Padaku

    Sofia berdiri dengan wajah tegang sambil menyerahkan sebuah map tebal berisi semua informasi tentang Belle. Evelyn duduk di kursi beludru berwarna gading, dengan secangkir teh di tangan. Wanita itu tampak tenang."Sudah kau dapatkan semuanya?" tanya Evelyn tanpa menoleh.Sofia mengangguk sambil meletakkan map itu di meja. "Semua yang Anda minta,”Evelyn meletakkan cangkir tehnya dan membuka map itu perlahan.Di sana ada foto Belle yang tersenyum lembut di depan toko bunga miliknya, Emily's Garden. Foto keluarganya. Foto bengkel kecil milik Patrick, ayahnya. Bahkan informasi tentang Belle yang sempat putus kuliah karena ibunya sakit keras juga ada di dalam laporan itu.Evelyn tersenyum miring.“Dia menyedihkan… tapi justru itu yang membuat Dante begitu terikat padanya," gumam Evelyn sambil membolak-balik halaman."Saya juga menemukan sesuatu yang... menarik, Nyonya," ujar Sofia.Sofia menarik napas dalam, lalu menyerahkan sebuah amplop lain yang berisi foto-foto lama."Isabella pernah

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 52 Titik Lemah

    Eddie memperhatikan Belle yang sejak tadi diam dan terus melirik ke arah Dante. mendekatkan wajahnya ke Belle. “Apa kau ingin pergi dari sini?”Belle tersentak. "Hah? Tidak... Aku baik-baik saja."Eddie tersenyum kecil. "Kalau begitu... ayo berdansa," ajak Eddie, menarik tangan Belle menuju lantai dansa.Belle terkejut. "Eddie, aku—"Tapi Eddie sudah terlanjur menarik tangan Belle ke tengah lantai dansa. Dan Belle tidak bisa menolak lagi.Dante yang sejak tadi memperhatikan mereka dari kejauhan, matanya semakin gelap saat melihat Eddie memeluk pinggang Belle dan mulai berdansa. Dante meremas gelas wine di tangannya hingga retak.Lex bersandar di bar dengan gelas

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 51 Malam yang Panjang

    Dante dan Evelyn tiba di pesta eksklusif yang diadakan oleh salah satu anggota The Dominion Club. Di sebuah ballroom mewah dengan dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan malam kota yang berkilauan.Evelyn mengenakan gaun hitam sederhana, tanpa banyak detail berlebihan. Tetapi caranya melangkah dengan penuh percaya diri membuat semua orang di ruangan itu terdiam. Bahkan para wanita sosialita yang selama ini memuja Dante.Evelyn bukan sekadar wanita cantik. Dia berbahaya. Elegan, cerdas, dan tak terjamah.Dante yang berdiri di samping Evelyn dalam setelan jas hitam, terlihat semakin dingin dan tak tersentuh. Namun di balik matanya yang tajam, ada kekacauan berkecamuk di hatinya. Sejak Belle menolaknya, Dante kehilangan arah.Lex dan Jamie yang memperhatikan dari

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 50 Pernikahan Bisnis

    "Belle, kau sakit?" tanya Emily khawatir.“Tidak, Mom... Aku hanya... lelah,” jawab Belle dengan suara parau. Dia tidak ingin bangun. Tidak ingin menghadapi dunia setelah kejadian semalam.Ibunya membuka pintu dan melangkah masuk. Dengan lembut, Emily duduk di tepi ranjang dan mengelus rambut putrinya."Kau tidak perlu memaksakan diri untuk ke toko hari ini," ucap Emily lembut. "Kalau kau butuh waktu untuk sendiri, istirahatlah," Meski tidak terlalu tahu apa yang terjadi, namun Emily bisa menebak jika ini ada hubungannya dengan kisah cinta anaknya.“Terima kasih, Mom,” bisik B

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 49 Pelarian

    “Tidak!” Belle berkata dengan suara bergetar. “Kau … kau sudah milik orang lain. Aku tidak mungkin—”"Siapa yang memberitahumu?" sambar Dante, cukup terkejut."Apakah itu penting?" Belle menatapnya penuh luka. "Kau pikir aku ini apa? Tempat pelarian saat kau bosan dengan wanita kaya pilihan keluargamu?"Dante mendekat, tetapi Belle melangkah mundur.“Kau salah paham,” terang Dante."Tidak ada yang perlu dijelaskan," Belle memotong. “Harusnya memang sejak awal aku mengerti, dunia kita terlalu berbeda,”Dante terdiam. Rahangnya mengeras menahan emosi yang bergejolak. Sementara Belle menahan air matanya yang hampir jatuh.

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 48 Jatuh Cinta

    Eddie bersandar di ambang pintu toko bunga milik Belle, memperhatikan wanita itu yang sibuk merangkai bunga. Jari-jari Belle yang lentik dengan cekatan memilih kelopak demi kelopak, mengatur warna, tekstur, dan aroma dengan keahlian yang membuat Eddie terpesona.Cahaya matahari sore membiaskan sinar keemasan yang membingkai sosok Belle dengan indah. Eddie merasa hatinya menghangat hanya dengan melihat Belle begitu damai di tengah kesibukannya.“Kenapa kau terus menatapku seperti itu?” tanya Belle tanpa menoleh.Eddie tersenyum kecil, lalu mendekat. “Karena aku suka melihatmu bekerja. Kau terlihat... hidup,”Belle terkekeh pelan, tapi wajahnya sedikit memerah. “Aku hanya merangkai bunga, Eddie,”

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 47 Ada di Hidupnya

    Dante melangkah keluar dari Dominion Club, menyusul Eddi yang keluar lebih dulu. Udara malam yang dingin menyambut mereka. Tetapi ketegangan di antara dua pria itu jauh lebih menusuk.Dante berhenti di tangga depan club, menyalakan rokoknya dengan gerakan santai, tetapi matanya tetap tajam seperti biasa."Jadi ... dia benar-benar calon istrimu?" tanya Eddie tanpa basa-basi, matanya menatap lurus ke depan.Dante menghela napas pelan, menghembuskan asap rokoknya ke udara. "Valeria yang mengatur ini. Aku hanya mengikutinya,”Eddie mendengus sinis. “Mengikuti? Sejak kapan kau menuruti ucapan Valeria?” ejeknya.Dante menegang. Mata gelapnya beralih ke Eddie dengan tatapan tajam, tetapi Eddie tidak gentar. M

  • Dalam Genggaman Tiran Tampan   Bab 46 Kebencian Vicky

    Sofia—asisten Evelyn, berdiri dengan ekspresi serius. Di tangannya terdapat sebuah folder hitam tebal berisi informasi yang baru saja dikumpulkan tentang Dante Hudson.“Ini semua tentang Dante Hudson, dan wanita yang Anda tanyakan, Nyonya” ucap Sofia sambil menyerahkan folder itu pada Evelyn.Evelyn menerima folder tersebut dan membukanya dengan penuh rasa ingin tahu. Matanya tajam menelusuri setiap lembar informasi yang telah dikumpulkan Sofia.“Isabella Monaghan … “ Evelyn membaca nama itu dengan nada meremehkan. “Si gadis toko bunga yang berhasil membuat pria seperti Dante Hudson jatuh cinta?”Sofia mengangguk pelan. “Sepertinya Dante Hudson terobsesi padanya. Berdasarkan catatan yang berhasil saya kumpulkan, Dant

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status